Meski mampu mendeteksi sinyal pembalikan dengan baik, namun harmonic pattern ternyata memiliki jebakan yang patut diwaspadai oleh trader. Apa saja itu?
Ada banyak jenis pola candlestick yang biasa digunakan trader untuk menganalisa chart. Salah satunya yang paling populer adalah harmonic pattern. Jika diteliti lebih jauh, harmonic pattern ini membentuk pola geometri dengan nilai spesifik yang bisa diukur menggunakan alat bantu (tools) seperti fibonacci retracement. Pola geometri inilah yang disebut harmonic pattern. Nama-nama dari harmonic pattern biasanya menggunakan nama binatang seperti butterfly (kupu-kupu), crab (kepiting), dan bat (kelelawar).
Pola Harmonic pattern lazim digunakan trader sebagai alat bantu untuk mngidentifikasi perubahan arah pada level penting yang bernama potential reversal zone atau PRZ. Sehingga, dengan memahami pola ini trader akan sangat terbantu dalam mengantisipasi potensi pembalikan arah di level harga tertentu.
Meski dianggap memiliki akurasi baik, harmonic pattern ternyata juga memiliki "jebakan" yang patut diwaspadai. Nah, di artikel ini penulis akan membahas seputar jebakan - jebakan harmonic pattern yang perlu Anda ketahui. Apa saja itu?
1. Terlalu Banyak Pola Harmonic
Faktanya, harmonic pattern memang memiliki banyak kombinasi yang sangat bervariasi. Kaki-kaki yang membentuk pola harmonic mempunyai rasio fibonacci yang hampir mirip satu dengan yang lain. Jika hanya ada satu atau dua pola harmonic, mungkin saja trader lebih mudah menghapalkan rasio fibonaccinya.
Namun, saat ini ada lebih dari setengah lusin pola harmonic yang telah diketahui, mulai dari bat, butterfly, gartley, AB=CD, dst. Bagi trader pemula, tentu menghapalkan rasio fibonacci dan bentuk-bentuk harmonic pattern yang terlalu banyak akan sangat membigungkan. Oleh karena itu, hal ini membuat trader lebih sulit untuk mempelajari, mengingat dan mengidentifikasi pola ini bila tanpa menggunakan software atau indikator khusus.
Baca juga: 7 Indikator Ampuh Untuk Trading
2. Sinyal Berlawanan
Jebakan pola harmonic pattern berikutnya adalah menghasilkan sinyal trading yang berlawanan arah. Ini adalah hambatan yang kerap dialami oleh pemula pada saat baru belajar pola ini. Pola harmonic yang terbentuk dalam beberapa time frame, mungkin akan memberikan sinyal yang berlawanan. Tentu, itu akan sangat membingungkan terutama untuk pemula.
Sebagai contoh, grafik USD/JPY di bawah ini menunjukkan pola bearish harmonic pada time frame 15 menit (M15); namun sebaliknya, justru muncul pola harmonic bullish di time frame 30 menit (M30).
Dalam keadaan seperti ini, trader berpengalaman mungkin tidak akan kebingungan dalam mengidentifikasi pola yang harus diikuti dan tidak. Sebaliknya, bagi trader pemula yang belum sepenuhnya paham, tentu fenomena ini akan terlihat akan sangat membingungkan.
3. Potensi Terkena Stop Loss Sangat Besar
Dalam trading forex, peranan stop loss sangat krusial untuk meminimalisir kerugian besar saat harga bergerak di luar skenario trading. Karena pola ini berfokus untuk mencari pembalikan harga, ada kalanya reversal tidak terjadi dan harga justru menyentuh area stop loss.
Solusinya, Anda perlu memahami bagaimana pola harmonic bekerja sehingga false signal (sinyal palsu) dapat diminimalisir dengan baik. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui level-level terbaik untuk meletakkan stop loss. Idealnya, stop loss dipasang jangan telalu sempit ataupun lebar. Stop loss sempit tentu akan mudah tersentuh saat harga berkonsolidasi di level entry. Sebaliknya, stop loss yang telalu lebar tentu menawarkan risk/reward yang lebih kecil.
Baca juga: Risk And Reward Ratio Dalam Trading Forex
4. Memprediksi Ekstensi Kaki pada Pola Tertentu
Meskipun harmonic pattern secara umum dianggap memiliki aturan trading yang tetap, namun di beberapa pola tertentu hal seperti itu tidak berlaku. Pada beberapa harmonic pattern, kaki-kaki yang membentuk pola tersebut bisa memiliki ekstensi.
Sebagai contoh, pada pola AB=CD, panjang kaki CD bisa 1.27 atau 1.618 dari panjang kaki AB. Hal ini membuat trader pengguna pola ini harus memprediksi ekstensi berapa pola yang akan terbentuk. Dalam kondisi seperti ini, trader profesional berpengalaman akan menghitung kemungkinan panjang kaki CD dengan mempelajari kaki BC. Bagi pemula, detail-detail yang terlalu rumit seperti ini akan membuat pengambilan keputusan menjadi kurang baik.
5. Time Frame
Konsep trading pola harmonic terfokus pada rasio fibonacci antara ayunan harga (price swings). Konsep ini tidak ada aturan baku seputar time frame yang cocok dan tidak untuk digunakan dalam trading. Tidak dijelaskan pula berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk pola harmonic. Hal ini menimbulkan kebingungan dan perlu pengujian lebih lanjut agar dapat memahami detail-detailnya.
Selain itu, pola harmonic ternyata tidak cocok digunakan pada time frame pendek seperti H1 dan M15. Lazimnya, pola harmonic lebih cocok digunakan pada time frame yang lebih tinggi seperti Daily ke atas. Oleh karena itu, sebagian besar pengguna pola harmonic adalah swing trader yang menahan posisi hingga berhari-hari.
Baca juga: Swing Trading, Strategi Forex Ideal Untuk Profit Maksimal
6. Murni Teknikal
Asumsi dasar yang digunakan kebanyak trader teknikal adalah menganalisa pergerakan masa lampau untuk memproyeksikan harga di masa mendatang. Konsep ini dikenal dengan istilah history repeats itself atau kejadian di masa lampau akan berulang. Sama halnya dengan pengguna harmonic pattern ini, trader akan menganalisa pola yang muncul sebagai acuan entry.
Metode ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun kelemahannya, jika faktor fundamental suatu aset atau instrumen berubah, maka secara otomatis pola harmonic menjadi gagal. Seorang trader forex yang profesional tentunya akan melibatkan faktor fundamental dalam pertimbangan pengambilan keputusan.
Trader akan jauh lebih baik jika memahami analisa fundamental, kemudian dikombinasikan dengan analisa harmonic pattern. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan memiliki dasar yang jelas. Meskipun pergerakan harga dalam jangka pendek tidak selalu dapat dijelaskan melalui data ekonomi atau secara fundamental. Namun, entry posisi hanya berdasarkan analisa teknikal tanpa konfirmasi lanjutan bukan merupakan keputusan yang bijak.
7. Pola Bisa Berubah-Ubah
Tidak ada jaminan bahwa sebuah pola harmonic akan terbentuk sesuai harapan. Misalnya saja, salah satu kaki dapat memanjang sehingga pola harmonic menjadi gagal. Selain itu, pola tersebut bisa juga berubah ke pola baru.
Asumsikan bahwa pola gartley sedang berkembang dan mulai terbentuk di grafik harga. Untuk pola gartley sempurna, kaki AB harus sama dengan kaki CD. Namun, kemiringan CD mungkin tidak sama dengan kemiringan AB. Swing high terakhir adalah pada titik X.
Pola gartley harus mempunyai titik B dan titik D yang tidak melebihi X sedangkan titik C tidak boleh melebihi titik A. Jika titik D melebihi X, artinya pola gartley gagal terbentuk. Pola tersebut dapat berubah menjadi pola butterfly. Kemungkinan perubahan ini akan membuat trader pemula menjadi dilema.
Baca juga: Kupas Tuntas Trading dengan Butterfly Harmonic Pattern
8. Masalah Pada Potential Reversal Zone (PRZ)
PRZ atau titik pembalikan pola harmonic biasanya terdiri dari beberapa rasio fibonacci. Masalahnya, level yang ditunjukkan oleh rasio fibonacci ini mungkin memiliki lebar lebih dari 50 pips.
Misalnya, rasio yang terdapat pada PRZ pola gartley adalah 0.786 XA, 1,27 BC, dan 1,618 BC. Selain itu, ada juga level dimana AB=CD berakhir di PRZ. Oleh karena itu, sangat tidak direkomendasikan agar trader langsung mengambil order limit pada harga PRZ. Trader perlu memantau pembentukan dari harga tertinggi dan harga terendah untuk mengambil posisi buy atau sell.
Hal inilah yang membuat proses trading menggunakan pola harmonic menjadi menjadi kompleks. Selain itu, banyak detail-detail yang harus diketahui sebelum akhirnya memutuskan masuk market. Sehingga ini mungkin akan membuat sebagian trader enggan memilih pola ini sebagai acuan.
9. Grafik Terlalu Ramai
Bagi beberapa trader mungkin enggan memiliki tampilan chart yang ramai atau penuh dengan coret-coretan. Untuk trader yang tidak ingin chart analisanya terlihat ramai, mungkin pola harmonic sangat kurang direkomendasikan. Sebagai contoh, Anda bisa lihat gambar di bawah ini.
Bagi beberapa trader, garis-garis ini justru akan menyulitkan trader dalam melihat arah tren harga saat ini. Selain itu, terlalu banyak garis juga membuat perhatian atau fokus trader teralihkan dari level-level penting. Kebanyak trader berpengalaman akan lebih menyarankan trader pemula agar trading dengan grafik yang simpel dan mudah dipahami.
Baca juga: Teknik Entry Trading dengan Pola Fibonacci Gartley
10. Banyak Pola Baru Bermunculan
Faktor berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa pola harmonic terus mengalami perkembangan. Alhasil, mulai banyak bermunculan varian-varian baru. Awalnya, pola harmonic hanya terdiri dari 4 varian saja yaitu gartley, butterfly, crab, dan bat. Namun saat ini, setidaknya ada lebih dari enam macam dengan berbagai variasinya.
Meski memiliki banyak variasi, namun secara keseluruhan hanya memiliki perbedaan sedikit dari empat pola harmonic utama. Banyaknya pola baru ini, tentu akan semakin menambah kompleksitas dari penggunaan pola harmonic.
Kesimpulan
Dengan mengetahui jebakan - jebakan pada harmonic pattern, tentu Anda akan mendapatkan gambaran lebih luas seputar kelebihan dan kekurangan dari pola ini. Agar berhasil menggunakan pola ini, Anda perlu mempelajari detail-detail penting serta perbedaan kinerja dari setiap varian harmonic pattern. Hanya berbekal pengetahuan-pengetahuan dasar saja tentu belum cukup bisa mengantarkan Anda pada kesuksesan.
Selain itu, kompleksitas dari harmonic pattern mungkin membuat pola ini tidak cocok untuk trader yang tidak terbiasa dengan analisa yang sedikit rumit dengan menyertakan banyak coretan-coretan pada chart. Namun, bagi Anda yang tertarik menggunakan pola ini, silahkan simak selengkapnya di Cara Menggunakan Harmonic Pattern untuk Trader Pemula.