Mulai dari Chart Pattern hingga Ongoing Price Action, berikut cara menentukan take profit yang bisa menjadi solusi ampuh untuk keuntungan optimal.
Salah satu teknik yang paling sering dilupakan oleh trader adalah cara menentukan take profit. Hal ini sering terjadi karena 3 pola pikir seperti ini:
- Berpikir bahwa posisi masuk trading adalah segalanya.
- Ketika terjadi margin call karena mengabaikan stop loss, akhirnya membuat trader hanya fokus pada stop loss.
- Perasaan frustasi ketika melihat floating loss membuat trader buru-buru menutup posisi dalam keadaan rugi.
Tanpa pengetahuan bagaimana cara menentukan take profit, seorang trader tidak akan pernah bisa untung. Ini adalah topik yang sangat penting dalam trading. Berikut cara-cara teknikal untuk take profit yang terbagi dalam 3 kategori.
DI
|
Daftar Isi |
1. Menentukan Target dengan Limit Order
Cara paling cepat untuk menentukan take profit adalah langsung menentukan target harga dengan limit order. Lalu bagaimana kita bisa menentukan target harga agar bisa untung maksimal? Ada 5 cara teknikal yang bisa digunakan untuk menentukan take profit.
Chart Pattern Target Projection
Teknik ini menggunakan chart pattern klasik sebagai dasar. Dua jenis chart pattern target projection dalam trading yaitu pola penerusan dan pola pembalikan. Meskipun gambar setiap chart pattern berbeda, namun metode penentuan target harga untuk take profit hampir sama.
Gambar di atas adalah contoh langkah menentukan take profit menggunakan pola triangle. Pastikan seberapa tinggi pola terbentuk dalam chart, lalu gunakan tinggi tersebut untuk mengukur target harga dari poin breakout.
Fibonacci Extension
Teknik ini juga disebut dengan istilah golden ratio atau sering dianggap sebagai rasio angka Tuhan. Maka, tak heran bila banyak trader menggunakan metode ini untuk menentukan take profit. Apalagi, sekarang penggunaan Fibonacci Extension telah dipermudah dengan adanya software menggambar otomatis di aplikasi-aplikasi trading.
Ada 2 langkah menggunakan metode ini, yaitu:
- Identifikasi pergerakan tren yang signifikan. Pada contoh gambar di atas, terlihat bahwa terjadi pergerakan tren bullish.
- Menentukan target harga menggunakan rasio 0.382 dan 0.618 sebagai take profit 1 dan 2.
Untuk penggunaan metode ini, identifikasi pergerakan tren sangatlah penting. Jadi, tentukanlah pergerakan harga yang paling jelas terlihat dalam chart.
Past Swing Pivots
Teknik ini menggunakan tren di masa lalu untuk menentukan target harga take profit dari pembalikan tren yang sedang terjadi. Dengan ini, trader dapat menentukan area support dan resisten secara efektif. Secara umum, penentuan target harga bearish menggunakan swing low dan target harga bullish dengan swing high.
Di atas merupakan contoh untuk target bearish. Dengan menggunakan swing low, area support yang telah terlihat sebelumnya bisa digunakan sebagai target take profit potensial. Namun sayangnya, area support dan resisten terdekat cenderung dijadikan target harga take profit paling aman.
Price Channel Projection
Metode price channel terdiri dari 2 garis sejajar. Penentuan price channel berdasarkan terbentuknya garis sejajar tersebut.
- Bila garis membentuk arah tren ke atas, disebut bull price channel.
- Namun, jika garis membentuk arah tren ke bawah, disebut bear price channel.
- Sedangkan bila garis membentuk arah horizontal, maka disebut trading range.
Penggunaan price channel untuk menentukan take profit bisa dilihat seperti contoh chart di atas.
- Gambarlah garis tren ke atas dengan acuan 2 swing low.
- Kemudian buatlah garis sejajar dari swing high yang terbentuk.
Perlu diingat bahwa sesuai dengan berjalannya market, maka garis channel bisa semakin naik atau turun sesuai dengan tren. Hal ini membuat target take profit bisa berubah-ubah. Dalam hal ini, take profit bisa ditentukan dari posisi harga ketika menyentuh garis price channel.
Time Target
Ini adalah cara menentukan take profit yang paling berbeda. Meskipun berbeda, menentukan take profit menggunakan waktu sangat krusial bagi trader harian.
Day trader biasanya butuh kemampuan mengukur prospek keuntungan dengan risiko kerugian karena keterbatasan waktu. Biasanya, penurunan nilai harga semakin cepat ketika mendekati batas waktu tertentu. Jadi sebelum mendekati akhir sesi trading, day trader biasanya akan menutup posisi-posisi yang masih terbuka
Baca juga: 4 Waktu Trading Yang Paling Tidak Tepat Untuk Bermain Forex
2. Trailing Stop Loss
Ada beberapa trader lebih suka melihat floating mereka selalu bergerak profit. Biasanya, mereka akan tetap mengamankan floating profit mereka dengan cara trailing stop loss. Fungsi dari cara ini adalah mengunci profit dengan stop loss dan membiarkan floating profit bergerak terus hingga harga menyentuh stop loss.
Namun, penggunaan trailing stop loss cukup rumit. Jika meletakkan trailing stop loss terlalu dekat dengan posisi entry, maka akan berisiko sering loss. Begitu juga bila terlalu jauh, maka akan berisiko kehilangan sebagian besar profit potensial. Inilah beberapa cara teknikal terbaik yang bisa digunakan untuk penggunaan trailing stop loss dalam menentukan take profit.
Parabolic SAR
Nama J. Welles Wilder sudah cukup terkenal dengan indikator ADX dan RSI yang ia ciptakan. Karena ADX untuk mengetahui tren dan RSI mengklarifikasi momentum, maka cukup mengejutkan bila ia juga menciptakan indikator untuk penggunaan trailing stop loss.
Dari nama indikator Parabolic SAR (Stop and Reverse), sudah jelas bahwa Wilder menggunakan ini juga untuk berganti posisi trading (dari buy ke sell atau sebaliknya) ketika harga telah bergerak menyentuh trailing stop. Bagaimanapun, fokus penggunaan trailing stop adalah mengunci keuntungan dari floating profit.
Pada gambar di atas, indikator ini akan menunjukkan titik-titik di bawah candlestick untuk tren bullish dan di atas candlestick untuk tren bearish. Ketika pembalikan akan terjadi, maka titik-titik pada indikator tersebut akan semakin mendekati harga market.
Baca juga: 7 Indikator Ampuh Untuk Trading
Chandelier Stop
Mengingat bahwa sebagian instrumen trading memiliki volalitas harga yang berbeda-beda, penggunaan trailing stop perlu jarak yang cukup untuk mengantisipasi pullback atau koreksi harga yang kecil. Chandelier Stop menggunakan konsep dasar dari indikator Average True Range (ATR), salah satu indikator ciptaan dari Wilder juga untuk alasan ini.
Secara garis besar, indikator ini mengukur volalitas harga menggunakan jarak rata-rata tiap candlestick dan menyesuaikan celah yang ada. Gambar di atas dapat menjelaskan penggunaan sederhana dari indikator tersebut.
New Trading Signal
Ide dasar dari trailing stop dengan metode teknikal ini tergantung dari candlestick yang terbentuk untuk penentuan arah tren. Lihat contoh gambar di bawah ini. Perlu diingat bila bentuk candlestick masih menunjukkan kemungkinan arah tren lanjutan, maka candlestick tersebut dapat digunakan sebagai penempatan trailing stop selanjutnya.
3. Ongoing Price Action
Menempatkan stop loss untuk mengunci profit sembari menunggu harga menuju target bisa membuat trader merasa aman bila sewaktu-waktu harga market berubah arah.
Reversal Signal
Ini adalah salah satu cara menentukan take profit paling sering digunakan.
- Ambil posisi buy saat terbentuk candlestick bullish, take profit ketika muncul candlestick bearish.
- Ambil posisi sell saat terbentuk candlestick bearish, take profit ketika muncul candlestick bullish.
Baca juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal
Teknik ini membutuhkan kegesitan dan kecepatan dalam mengambil keputusan. Seringkali, metode ini menyebabkan para trader keluar dari market terlalu cepat hingga membatasi profit terlalu kecil. Ini terjadi karena market kerap membentuk pola candlestick palsu, sehingga para trader tertipu untuk take profit dini.
Pada contoh di atas, terjadi candlestick bearish engulfing untuk posisi sell. Kemudian, take profit ketika terjadi candlestick bullish engulfing.
Climatic Move
Strategi ini merupakan pola pembalikan sebagai isyarat menentukan take profit. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam penggunakan teknik ini, yaitu:
- Panjang rentang candlestick.
- Kecepatan pergerakan harga.
- Penambahan ekstrem volume.
Gambar di atas menunjukkan contoh bagaimana menentukan take profit dengan menggunakan teknik ini:
- Buka posisi sell ketika terbentuk candlestick bearish reversal.
- Harga jatuh drastis.
- Penambahan volume tiba-tiba.
- Lakukan take profit.
Manakah Cara Take Profit Terbaik?
Dari berbagai cara menentukan take profit di atas, manakah yang terbaik? Jawabannya tergantung dari beberapa faktor pengaruh untuk menentukan itu.
1. Gaya Trading (Tren atau Range)
Tentukan lebih dulu gaya trading yang ingin dikuasai. Bila hendak menggunakan gaya trading berdasarkan tren dan membiarkan floating profit terus berjalan, gunakan metode trailing stop loss. Untuk gaya trading range scalping, tentukan take profit dengan target, karena trailing stop loss pada gaya ini dapat menyebabkan potensi profit tidak konsisten.
2. Batasan Waktu Trading
Menentukan batasan waktu trading juga dapat mempengaruhi kunci kesuksesan trading. Target take profit ini akan menguntungkan bagi day trader, karena jarak antar waktu tiap sesi dapat dijadikan acuan untuk menentukan potensi profit. Namun bila untuk trader yang tidak terbatas oleh waktu, maka penggunaan trailing stop loss lebih disarankan.
3. Tidak Ada Take Profit Sempurna
Mencoba mencari cara menentukan take profit paling sempurna justru akan membahayakan trader. Perlu disadari bahwa kesempurnaan buka posisi dan take profit di market itu tidak ada. Trading tidak butuh kesempurnaan, tapi butuh konsistensi profit.