Perubahan ekspektasi hawkish RBA setelah CPI hari Rabu juga menjadi penyangga penurunan AUD, 1 hari, #Forex Fundamental   |   AUD/USD berbalik naik setelah pejabat Fed memberikan petunjuk tentang penundaan pada pertemuan FOMC bulan Juni, 1 hari, #Forex Fundamental   |   AUD/USD dibuka dengan penurunan sebesar -0.20%, jauh dari level terendah intraday, 1 hari, #Forex Teknikal   |   First Digital meluncurkan stablecoin berbasis Dolar bernama FDUSD. Koin ini dirilis pada jaringan Ethereum dan BNB, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Game Metaverse Another World yang akan segera diluncurkan mengusung fitur baru bagi pengguna untuk membawa avatar NFT mereka ke dunia Metaverse, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Nilai Litecoin menurun sebesar 2.62% menjadi $89.76. Namun dalam jangka panjang, kripto ini masih menguat 4.62% jelang pengurangan supply token, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Ethereum tergelincir ke $1866 menyusul penurunan yang terjadi pada BTC, 1 hari, #Kripto Teknikal   |   Bitcoin merosot di bawah kisaran $27,000 dan membentuk penurunan selama 4 hari beruntun, 1 hari, #Kripto Teknikal   |   Komentar dari pejabat Fed yang menyarankan penundaan suku bunga pada bulan Juni membantu EUR/USD pullback, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Minat risiko pasar terpukul oleh rilis data PMI China yang mengecewakan, sehingga mata uang berisiko tinggi seperti EUR, GBP, AUD, dan NZD berjatuhan, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/USD dibuka dengan penurunan sebesar 0.44%, jauh dari level terendah intraday di 1.0635, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CAD telah membentuk pola Double Top setelah pelemahan di bawah level 1.3568, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CAD bertahan di level 1.3560 meski GDP Kanada tumbuh 0.8% secara kuartalan, lebih baik dari perkiraan 0.4%, 1 hari, #Forex Fundamental   |   PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) telah menyerap Rp90 miliar dari dana anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1.2 triliun untuk 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) merilis laporan keuangan kuartal I/2023. Penjualan neto turun 13.31% menjadi Rp396.89 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia
Selengkapnya

3 Macam Manajemen Risiko Terbaik Menurut MIFX

Evan 30 Jan 2023
Dibaca Normal 6 Menit
forex > broker > belajar >   #manajemen-risiko   #mifx
Tanpa adanya penerapan manajemen risiko yang baik, cepat atau lambat Anda akan kesusahan meraih profit konsisten dari trading. Berikut adalah beberapa macam manajemen risiko terbaik menurut broker MIFX.
DI

Mungkin Anda sering mendengar pengalaman trader yang rugi banyak di awal, lalu menjadi takut dan langsung berhenti trading. Dalam pasar forex, tak ada ilmu pasti yang bisa 100 persen memprediksi pergerakan harga dengan benar. Mungkin Anda bisa mengklaim punya strategi trading ampuh atau menggunakan analisa tepercaya, namun seampuh dan sebaik-baiknya suatu sistem, pasti ada potensi kesalahan prediksi yang bisa membuat loss.

Kejadian loss besar biasanya disebabkan karena tidak adanya risk management atau manajemen risiko yang baik. Banyak trader profesional selalu menyarankan pemula untuk mempelajari dan menerapkan manajemen risiko yang baik. Menurut broker MIFX, manajemen risiko adalah salah satu kunci sukses trading. Kenapa? Sebab tanpa adanya penerapan manajemen risiko yang baik, cepat atau lambat Anda akan gagal meraih profit konsisten dari trading.

Baca Juga: Belajar Menjadi Trader yang Sukses Profit Konsisten

Masih ingat dengan kisah pengalaman buruk Bill Lipschutz, salah satu trader terbaik peraih penghargaan Trader Monthly Hall of Fame? Meski di awal kisah Lipschutz sukses mengembangkan dana $12 ribu menjadi $250 ribu, ia sempat lalai dalam menjaga manajemen risiko yang sudah diasahnya dan ia mengalami kerugian hingga seluruh uang tersebut hampir habis. Beruntung Lipschutz menyadari kesalahannya tersebut dan langsung kembali fokus pada pengendalian risiko. Berkat kedisiplinan trading dalam manajemen risiko, Lipschutz berhasil mengembalikan kerugian, bahkan ia juga mendapatkan profit lebih besar dari sebelumnya.

Manajemen Risiko Terbaik MIFX

 

Beberapa Macam Manajemen Risiko Terbaik Ala MIFX

Belajar dari pengalaman loss Bill Lipschutz, dapat disimpulkan bahwa mau Anda sudah berpengalaman sekalipun, jangan pernah sekali-kali melupakan manajemen risiko bila tidak ingin bangkrut. Lantas, apa saja macam dan cara menerapkan manajemen risiko yang baik? Untuk menjawab hal tersebut, broker MIFX memiliki beberapa macam manajemen risiko terbaik, serta cara penerapan yang bisa Anda coba lakukan ketika merencanakan strategi trading. Berikut penjelasan lengkapnya:

 

Stop Loss atau Cut Loss

Teknik yang paling mudah dilakukan untuk menekan risiko kerugian adalah dengan Cut Loss atau Stop Loss. Sebelum melakukan transaksi dan memasangnya stop loss, tentukan dulu besaran risiko per transaksi. Batas kerugian per transaksi yang disarankan adalah 0.5% hingga 2% dari saldo akun Anda.

Lalu, bagaimana cara menutup kerugian 0.5% hingga 2% itu? Nah, ketika Anda menentukan besaran risiko tadi, jangan lupa untuk menentukan juga potensi keuntungan yang bisa didapatkan. Istilah populernya adalah Risk and Reward Ratio. Pastikan ukuran Risk and Reward Ratio (RRR) ini sebanding dengan persentase kemenangan dari strategi trading Anda.

Semisal, Anda memiliki modal $1000. Dengan batas kerugian per transaksi 1% dan RRR 1:2, maka sekali buka posisi Anda hanya boleh merugi $10, serta displin ambil profit sebesar $20 saja. Jadi, meskipun persentase kemenangan per bulan dari strategi hanya 35% dan kemungkinan loss 65%, Anda masih bisa mendapatkan hasil akhir $50 per bulan.

Setelah menghitung potensi profit maupun kerugian, Anda bisa menentukan batas kerugian dan keuntungan dengan fitur Stop Loss, serta Take Profit yang tersedia di platform Metatrader ataupun MIFX Mobile App. Dengan menggunakan fitur ini, transaksi Anda akan tertutup secara otomatis jika harga menyentuh batas Stop Loss maupun Take Profit.

Baca Juga: Awas 3 Kesalahan Fatal Memasang Stop Loss Dan Take Profit

 

Switching

Teknik Switching muncul dari kelebihan forex yang memiliki peluang trading dua arah. Cara kerja teknik ini adalah dengan mengubah posisi trading dari buy ke sell, ataupun sebaliknya.

Misalnya, Anda sudah membuka posisi buy, tentu yang diharapkan adalah harga akan menguat agar bisa mendapatkan profit. Namun, ternyata harga tidak bergerak naik sesuai analisa Anda, bahkan justru turun hingga 2%. Di saat hal ini terjadi, Anda harus menutup posisi buy dan membuka posisi sell sebagai kompensasi kerugian dari transaksi sebelumnya, sekaligus mengejar potensi profit yang baru.

Selain itu, teknik Switching juga memerlukan kecepatan ekskusi yang cepat tanpa delay atau requote. Sebab kondisi requote berisiko membuat Anda tidak mendapatkan posisi Switching yang optimal. Melihat kebutuhan tersebut, broker MIFX berani menjamin bahwa kecepatan eksekusinya tidak akan mengalami requote, sehingga Anda dapat lebih nyaman dalam melakukan teknik Switching.

Baca Juga: Cara Menghindari Requote Broker Forex

Meksi demikian, teknik switching sebenarnya tidak cocok bagi pemula, sebab membutuhkan analisis yang matang dan penuh keyakinan. Jika Anda memang tidak yakin transaksi kedua akan menghasilkan profit yang bisa menutup kerugian dari transaksi pertama, cukup lakukan cut loss saja tanpa Switching.

 

Cost Averaging

Teknik yang terakhir adalah Cost Averaging. Teknik ini berangkat dari pendapat bahwa harga pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah untuk selamanya. Dengan teknik Cost Averaging, Anda harus membuka posisi trading secara berkala dan konsisten hanya pada satu arah saja. Pada akhirnya, Anda akan mendapatkan peluang profit dan risiko loss rata-rata atau average.

Cost Averaging merupakan teknik yang cukup ekstrim. Kenapa disebut ekstrim? Karena pada dasarnya teknik ini mencoba untuk melawan arah pergerakan harga atau counter trend di area Support dan Resistance. Ini berbeda dengan kedua teknik sebelumnya yang termasuk following trend.

Baca Juga: Mengenal Gaya Trading Follow Trend Dan Counter Trend

Selain itu, terkadang teknik Cost Averaging juga dapat memaksa Anda order dan membuka banyak posisi transaksi, tergantung dari banyaknya area Support atau Resistance yang tertembus. Dengan trading di broker MIFX, Anda bisa menggunakan teknik Cost Averaging tanpa takut dibatasi jumlah maksimal order terbuka selama margin masih mencukupi.

Teknik ini lebih disarankan untuk trader yang memiliki dana cukup besar untuk trading, sebab teknik Cost Averaging tidak menggunakan Stop Loss. Selain itu, perhatikan dan perhitungkan margin ketika melakukan teknik ini, jangan sampai Anda kehabisan margin hingga tidak bisa membuka posisi baru lagi.

 

Kesimpulan

Di antara tiga macam teknik di atas, teknik Stop Loss merupakan yang paling mudah untuk diterapkan oleh trader pemula. Sedangkan teknik Switching dan Cost Averaging lebih disarankan untuk trader lebih berpengalaman, terutama Cost Averaging yang membutuhkan modal besar. Namun karena MIFX telah menyediakan ukuran lot mikro, tentu kebutuhan modal besar tersebut bisa diperkecil 10 kali lipat, dibandingkan broker lainnya yang masih menggunakan lot mini. Anda bisa mencoba ketiga teknik tersebut tanpa risiko dengan menggunakan akun demo MIFX.

Tak hanya itu, jika Anda menghidupkan fitur high leverage MIFX, trading menggunakan modal kecil bisa terasa seperti modal besar. Dengan leverage sebesar 1:500 akan membuat modal Anda memiliki kekuatan transaksi 500 kali lipat lebih besar. Semisal modal Anda adalah $100, maka fitur high leverage akan membuat $100 tersebut memiliki kekuatan transaksi seperti modal $50 ribu.

 

Bila Anda tidak mau repot menghitung dan menentukan risiko secara manual, broker MIFX juga telah menyediakan fitur yang dapat membantu perhitungan manajemen risiko secara otomatis, yaitu Signal Trading. Dengan informasi penentuan letak Stop Loss dan Take Profit yang dikirimkan melalui notifikasi, Anda tidak perlu repot memperhatikan dan menganalisa pasar setiap saat. Pelajari selengkapnya di artikel berjudul, "Cara Meningkatkan Peluang Cuan dengan Trading Signal MIFX".

Terkait Lainnya
 
Perubahan ekspektasi hawkish RBA setelah CPI hari Rabu juga menjadi penyangga penurunan AUD, 1 hari, #Forex Fundamental

AUD/USD berbalik naik setelah pejabat Fed memberikan petunjuk tentang penundaan pada pertemuan FOMC bulan Juni, 1 hari, #Forex Fundamental

AUD/USD dibuka dengan penurunan sebesar -0.20%, jauh dari level terendah intraday, 1 hari, #Forex Teknikal

First Digital meluncurkan stablecoin berbasis Dolar bernama FDUSD. Koin ini dirilis pada jaringan Ethereum dan BNB, 1 hari, #Kripto Fundamental

Game Metaverse Another World yang akan segera diluncurkan mengusung fitur baru bagi pengguna untuk membawa avatar NFT mereka ke dunia Metaverse, 1 hari, #Kripto Fundamental

Nilai Litecoin menurun sebesar 2.62% menjadi $89.76. Namun dalam jangka panjang, kripto ini masih menguat 4.62% jelang pengurangan supply token, 1 hari, #Kripto Fundamental

Ethereum tergelincir ke $1866 menyusul penurunan yang terjadi pada BTC, 1 hari, #Kripto Teknikal

Bitcoin merosot di bawah kisaran $27,000 dan membentuk penurunan selama 4 hari beruntun, 1 hari, #Kripto Teknikal

Komentar dari pejabat Fed yang menyarankan penundaan suku bunga pada bulan Juni membantu EUR/USD pullback, 1 hari, #Forex Fundamental

Minat risiko pasar terpukul oleh rilis data PMI China yang mengecewakan, sehingga mata uang berisiko tinggi seperti EUR, GBP, AUD, dan NZD berjatuhan, 1 hari, #Forex Fundamental

EUR/USD dibuka dengan penurunan sebesar 0.44%, jauh dari level terendah intraday di 1.0635, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD telah membentuk pola Double Top setelah pelemahan di bawah level 1.3568, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD bertahan di level 1.3560 meski GDP Kanada tumbuh 0.8% secara kuartalan, lebih baik dari perkiraan 0.4%, 1 hari, #Forex Fundamental

PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) telah menyerap Rp90 miliar dari dana anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1.2 triliun untuk 2023, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) merilis laporan keuangan kuartal I/2023. Penjualan neto turun 13.31% menjadi Rp396.89 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Halo! Barusan ane baca 3 manajemen risiko dari MIFX, dan ada satu cara menarik yang disebut teknik switching. Jadi, teknik ini muncul karena forex punya peluang trading dua arah. Jadi dikatakan klu cara kerjanya sprti kita ubah posisi trading dari buy ke sell, atau sebaliknya. Contohnya, misalnya lo udah buka posisi buy, dan lo berharap harganya naik supaya bisa dapetin profit. Tapi nyatanya, harganya malah turun sampe 2% dari analisa lo. Nah, pas hal ini terjadi, lo harus nutup posisi buy dan buka posisi sell sebagai ganti rugi dari transaksi sebelumnya, dan sekaligus ngejar potensi profit yang baru. Nah, dari penjelasan artikel itu, ane merasa teknik switching ini mirip banget sama hedging. Jadi, apakah hedging dan switching itu sama atau beda ya? Ane butuh penjelasannya dong.
 Harry |  25 May 2023
Halaman: Macam Manajemen Risiko Terbaik Menurut Mifx
Aldi: Gw coba jelasin sesuai gaya bahasa gw ya gan! Risk management (manajemen risiko): Risk management berfokus pada upaya mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan risiko dalam trading. Tujuannya adalah untuk membatasi potensi kerugian dan melindungi modal trading. Dalam risk management, trader mengambil langkah-langkah untuk mengelola risiko dengan mengatur ukuran posisi, menentukan stop loss, dan memperhatikan rasio risiko-keuntungan. Risk management membantu menjaga kestabilan modal dan melindungi trader dari kerugian besar. Money management (manajemen uang): Money management berkaitan dengan pengelolaan modal secara keseluruhan. Ini ngelibatin pengaturan alokasi modal, penggunaan leverage, pengelolaan ukuran posisi, dan pengendalian emosi dlm mengambil keputusan . Money management membantu trader dlm memaksimalkan penggunaan modal , menghindari risiko berlebihan, dan memastikan keberlanjutan trading jangka panjang. Dengan kata lain, risk management berfokus pada pengelolaan risiko individu dalam trading, sedangkan money management melibatkan pengelolaan secara lebih luas terkait penggunaan dan alokasi modal secara keseluruhan.
 Dion |  25 May 2023
Halaman: Penyebab Eksekusi Trading Plan Gagal Menurut Mifx
Triputra: Leverage itu kayak fitur paling andalannya broker di trading Forex. Jd, bayangin kamu bisa ngendalikan posisi perdagangan dengan modal yng kecil banget, tapi tetap dapet keuntungan gede. Misalnya, kamu punya modal Rp 500.000 dan pake leverage 1:100, berarti kamu bisa ngendaliin posisi senilai Rp 50.000.000 (500.000 x 100). Jadi, sebenernya leverage ini bikin modal kamu keliatan gede banget di pasar. Tapi, inget juga, risikonya juga lebih besar, bro. Kalo keadaannya bagus, keuntungan yang kamu dapet juga bisa gede banget. Tapi kalo pasarnya nggak berpihak, kerugian juga bisa nambah sesuai dengan rasio leverage yang kamu pake. Pake sistem mekanisme modal Rp 500.000 sama leverage tinggi, artinya kamu bisa ngendaliin posisi yang lebih besar. Tapi tetep aja, kamu harus hati-hati, bro. Leverage bisa bikin untung, tapi juga bisa bikin rugi. Jadi, penting banget buat ngertiin risikonya dan punya manajemen risiko yang baik. KLu misalkan bahasa gue agak sulit dimenegerti, bisa dibaca mengenai leverage disini : Cara Trading Aman Dengan Leverage Forex Yang Tinggi.
 Octa |  26 May 2023
Halaman: Karakteristik Eurusd Menurut Mifx
Alex: Bro, mengenai pertanyaanmu, kalo lu mau naikin risk/reward ratiomu jadi 2:4, itu boleh banget, apalagi kalo menurut lu risk/reward ratiomu sekarang terlalu deket dengan batas risiko yang udah lu tentuin. Jadi, kalo lu punya risk/reward ratio 2:4, itu artinya target profit (take profit) lu bakal dua kali lipat lebih gede dari risiko (stop loss) yang lu ambil. Misalnya, kalo risiko lu cuma 3 pips, berarti target profitnya jadi 6 pips. Dengan ngatur risk/reward ratio yang lebih gede gini, lu bisa ngasih sedikit ruang lebih buat pergerakan harga sampe nyampe target profit sebelum nyampe stop loss. Tapi tetep, penting buat dipertimbangkan kekuatan sinyal trading yang lu pake dan analisis teknis yang mateng buat pastiin kalo strategi lu masih cocok sama kondisi pasar. Tapi inget ya, gak ada risk/reward ratio yang jaminan selalu untung terus atau konsisten. Setiap strategi trading punya plus dan minusnya sendiri. Jadi penting buat terus ngetes dan evaluasi strategi lu, dan jangan lupa jaga manajemen risiko yang baik. Khusus buat lu yang pemula, saran gue tetep mulai dengan risiko yang lebih rendah dulu dan hati-hati ngetes strategi tradingmu. Ingat, trading itu punya risiko, jadi penting buat punya rencana yang matang dan ikutin prinsip manajemen risiko yang bener buat melindungin modal lu.
 Putra |  26 May 2023
Halaman: Teknik Mengatur Risiko Trading Ala Broker Finex
Bayu: Tentu, bro! Ada beberapa broker yang aturannya bikin ribet buat scalping. Mereka membatasi atau malah melarang praktik scalping. Alasannya bisa beragam, mulai dari risiko eksekusi sampe kebijakan manajemen risiko yang mereka terapin. Tapi ga semua broker ngelarang scalping. Malah lbh banyak broker yang nyantumin blh scalping dan malah nunjukin kondisi trading yang oke buat strategi itu. Nah, buat yang doyan scalping, biasanya mereka lebih suka pilih broker yang memperbolehkan praktik ini. Nah, soal keamanan, broker yang melarang scalping gak langsung berarti gak aman, bro. Keamanan broker itu liat dari reputasinya, kepatuhan sama peraturan, perlindungan dana nasabah, dan pelayanan yang mereka kasih. Jadi, kalo broker yang melarang scalping itu tetep memenuhi standar keamanan dan reputasi yang baik, tetep aja bisa dibilang aman. Kalo broker melarang scalping, biasanya itu dijelasin di syarat dan ketentuannya. Mereka bisa punya aturan kayak waktu minimum yang harus dilewatin sebelum tutup posisi, atau batasan buat jumlah transaksi dalam periode waktu tertentu. Alasannya mungkin berhubungan sama kebijakan manajemen risiko mereka atau kondisi pasar yang mereka hadapin. Selain itu, kayak yang kamu bilang, ada peraturan dan pembatasan yang beda-beda di setiap negara buat praktik trading tertentu. Misalnya, di Amerika Serikat, scalping seringkali dilarang atau dibatasi sama peraturan dari Securities and Exchange Commission (SEC) dan National Futures Association (NFA).
 Adri |  28 May 2023
Halaman: Perbandingan Finex Dan Javafx Untuk Scalping
Gordon: Halo, emang ada beberapa perbedaan yg siginifikan antara modal besar dan modal kecil dan biasanya meliputi hal2 sperti ini: Kemampuan Diversifikasi: Yakni, kita memiliki lbh banyak fleksibilitas dalam melakukan diversifikasi investasi. Jd kita bisa membeli sejumlah besar aset atau saham yg berbeda untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan, dmana di modal kecil, kemampuan ini terbatas krna kendala modal. Potensi Keuntungan: Tentu aja, modal yg lebih besar memberikan kamu potensi keuntungan yang lebih besar. Sbagaimana kita bsa mengentry posisi dalam size llbh besar tnpa kendala modal yg ga bsa dilakuin di modal kecil. Pengelolaan Risiko: Nah, ini adalah dampak pling gede mnrt saya. Jadi, dngn modal besar, kita memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola risiko. kita bisa memilih untuk menggunakan strategi manajemen risiko yg lbh beresiko, seperti penggunaan stop-loss orders yg agak rendah ato tinggi. Namun, dengan modal kecil, kita harus ekstra hati2 dalam mengelola risiko dan mempertimbangkan strategi trading yg sesuai dengan modal yg dimiliki. Biaya Trading: Dan yg terakhir ini di bbrpa broker itu diterapkan, dmana broker mungkin menawarkan komisi trading yg lebih rendah atau spread yg lebih kecil untuk trader dengan modal besar. Jdi emang ada beberapa perbedaan siginfikan, tpi ga berarti modal kecil ga bsa berkembang ya! Klu nerapin tips dari Didimax dan displin, maka modal kecil bsa berkembang lho, soo, happy trading gan
 Desmond |  28 May 2023
Halaman: Cara Jitu Trading Dengan Modal Kecil Ala Didimax

Komentar[21]    
  Juno Fernandes   |   30 Jan 2023

Mohon maaf kalau agak menyinggung ya. Sebenarnya saya sendiri ga gitu kenal dengan dunia Forex dan kebetulan lingkungan sekitar saya menganggap bahwa Forex itu lebih mirip judi dibandingkan "berdagang". Sebenarnya saya sendiri kurang setuju dengan pendapat ini tetapu belum memiliki argumen kuat untuk mematahkan hal tersebut. Nah, saya kebetulan juga membaca artikel anda dan melihat penerapan Risk/Reward Ratio atau yang singkat RRR yang menurut saya sangat menarik. Dan saya memiliki beberapa pertanyaan seputar hal tersebut

Pertanyaan saya adalah :
1. Dari penjelasan anda saya bisa menyimpulkan bahwa Risk Reward Ratio itu membatasi kerugian sekali dan berharap keuntungan 2 kali lipat. Apakah RRR memiliki cara kerja seperti itu dan dengan tujuan apa? Karena kalau tanpa tujuan untuk apa rasanya seperti judi dimana berusaha menghemat kerugian dan disaat yang tepat langsung all in untuk profit maksimal, contoh : permainan kartu remi (P***r).

2. Anda memberikan contoh RRR dengan modal $1000. Bagaimana bila RRR dengan modal yang kecil, apakah masih berlaku rugi sekali dan untung 2 kali lipat (1:2)?

  Wendel Stefanus   |   30 Jan 2023

Juno Fernandes: Gan untuk Risk reward ratio bisa dibaca di artikel ini : Risk and Reward Ratio

Mohon dibaca artikelnya baik baik biar makin paham dengan dunia Forex

Untuk pertanyaan gw jawab satu-satu ya :

  • 1. Risk reward ratio bukan diciptakan atau diterapkan untuk tujuan seperti yang agan kira tetapi lebih ke membatasi kerugian yang dialami dan memaksimalkan profit. Justru bila tidak menerapkan Risk Reward Ratio maka menciptakan perasaan spekulasi yang mengarah ke judi seperti : ketika floating loss, akan ada perasaan buat nahan floating loss terus agar berharap harga bergerak ke arah profit lagi dan ketika profit berharap bisa profit sebanyak mungkin. Padahal, pasar Forex memiliki volatilitas tinggi sehingga bila tidak di pelajari dengan baik maka ketika profit bisa mengarah ke rugi begitu juga sebaliknya bahkan ga jarang rugi semakin rugi. Nah dengan adanya Risk Reward Ratio, maka agan dibatasi kerugiannya dan dibatasi juga profit agar ga kebablasan atau telat take profit.
  • 2. Untuk modal kecil tentu dapat memakai ratio 1:2, contohnya misalkan trading dengan Rp 500.000 (minimum deposit di MIFX : Baca trading condition MIFX disini), kita konversi dulu ke USD, misalkan $1 = 15.000 maka dapat deposit $30. Kemudian dengan kondisi minimal kerugian kita maksimalkan 2% dengan ratio 1:2, maka batas kerugian adalah $0.6 dan keuntungan $1.2. (lot di MIFX adalah 0.01 lot, dimana 1 pips = $0.1)
  Rendra   |   30 Jan 2023

Juno Fernandes: Sebetulnya Forex sendiri memiliki arti perdagangan mata uang dimana produk yang dibeli dan dijual adalah mata uang. Dan pada dasarnya sama dengan perdagangan tradisional lainnya. Nah cuma dikarenakan yang diperdagangkan uang, maka banyak yang salah kaprah tentang Forex.( Baca : Apa itu Trading? Cara Main dan Mengatasi Resikonya)

Menurut pandangan gw, dalam perdagangan ada saat dimana anda tiba-tiba profit besar dan ada juga saat dimana anda tiba-tiba ngerugi. Dan dalam perdagangan juga ada yang namanya mengurangi resiko seperti stok dikurangi, menjual produk lama dengan diskon, ataupun jual rugi agar modal tidak habis. Dalam Forex juga seperti itu, seperti mengurangi trading, stop loss/take profit dan Risk reward Ratio (3 hal ini merupakan langkah dari Money management : 5 dasar money management)

Nah gw sering ngartiin Risk Reward Ratio ini lebih seperti ngejual rugi 1 produk tetapi produk lain gw jual agak tinggi dengan tujuan ngetutupin kerugian produk lain tetapi masih untung meski agak tipis.

  Isnaya   |   2 Feb 2023

Juno Fernandes: ente hidup itu jg udh judi kali. kalo semua yg dibilang tdk pasti hasilnya itu judi, ya mau usaha apapun itu judi. ente cuma bisa berusaha pake analisa, teknikal, dll, hasil mah kagak ada yang tau. dagang toko klontongan jga gitu, ente kalo mau laris bisa pake marketing iklan kek, atau promo, hasilnya apakah pasti, ya kagak. jadi kalo mau ngomong judi atau kagak, hidup itu sudah suatu perjudian.

  Luffy   |   22 Apr 2023

Juno Fernandes: Risk Reward Ratio ibarat kalao dalam perdagangan itu adalah seperti ini, misalkan elo buka toko pakaian, ada 2 jenis misalkan baju kaos dan kemeja. Dimana baju kaos ternyata kurang laku sedangkan baju kemeja ternyata lebih laku. Agar menghabiskan baju kaos, elo jual rugi Rp 5000 misalnya dan kemeja denngan menaikkan untung jadi Rp 10.000 per pcs. Nah ini yang dimaksudkan dngn risk reward ratio. Sehingga bila terjual 1 kaos dan 1 kemeja, elo masih untung Rp 5.000, dan bila 2 kaos dan 1 kemeja terjual ya elo masih ga rugi.

DAn esensial dari risk reward ratio sebetulnya ya itu tadi cuma emang dalam Forex rassanya berbeda kan, teatpi intinya sbnrnya sama aja. Elo buka traidng posisi jual di EUR/USD berrti elo jual EURO buat dapat USD, sdngkn buka posisi buy brrti elo beli EURO dengan USD. Ini bukan perjudian yaa!

  Aswin Tris   |   30 Jan 2023

mau nanya dong, sebenarnya turun 2% dalam investasi dan trading apakah udah termasuk gede. Seperti yang tertulis diartikel dalam sesi swithcing dimana harga katanya turun 2% sehingga langsung tutup posisi kemudian buka posisi berlawanan. Nah bukankah 2% yang dicontohkan kalau pakai logika itu kecil. Misalkan jumlah 100, kepakai 2% berarti kepakai 2 aja dan masih ada sisa 98 kan?

Nah, bukankah penurunan terasa ga terlalu drastis. Beda dengan penurunan 10% kan?

Mohon penjelasannya!! Terima Kasih!!

  Setya   |   30 Jan 2023

Aswin Tris: Besar pak, dalam investasi turun 1% saja udah lumayan terasa. Persentase disini bukan berdasarkan uang bapak tetapi melainkan level harga.

Misalkan trading EUR/USD dengan level 1.1000 dengan posisi buy/Long dimana ketika level EUR/USD naik, maka bapak memperoleh keuntungan. Tetapi ternyata harga turun 2% dari level tadi sehingga harga menjadi 1.0780. Kerugian bapak alami berapa? Tinggal dikurangi 1.1000-1.0780 = 0.0022 atau 22 pips. Maka floating loss yang dialami adalah sebesar 22 pips atau kalau 1 pips = $10 dalam akun standard, maka rugi udah mencapai $220!!

  Mona   |   30 Jan 2023

Aku masih kurang ngeh dengan batasan kerugian yang disarankan. apkah memang sekecil itu antara 0.5%-2%? Misalkan saya deposit 1 juta atau $100, berarti bila menerapkan batasan 0.5% misalnya. Berarti maksimal rugi yang dapat aku tanggung adalah $0.5 dong. Kalau menerapkan 2% aja berarti $2 aja. Terus apakah memang mungkin bisa menerapkan trading seperti itu karena misalkan aku mematuhi batasan aku, berarti kalau aku trading sekali aja misalnya dan langsung rugi sebesar itu, maka trading aku langsung dihentikan kan?

Jadi menurut aku, pembatasan resiko tersebut agak kecil.

  Jordan   |   31 Jan 2023

Mona: Batasan kerugian yang memang disarankan adalah 0.5%-2% sesuai dengan kemampuan uang kakak. Dalam forex bukan seberapa banyak trading yang dilakukan tetapi melainkan profit yang dihasilkan dalam sekali trading. Nah dalam hal ini batasan kerugian yang diterapkan adalah pembatasan trading juga sehingga modal ga akan cepat habis, dan dengan batasan kerugian bisa memberi kesempatan untuk melakukan evaluasi trading.

Contoh saja misalkan kakak deposit $100, katakanlah batasan kerugian yang diambil adalah 2%, maka dalam trading sehari itu ga boleh lebih dari $2. Nah, kakak pasti akan mencari cara bagaimana agar menghindari rugi $2, yakni dengan cara meminimalisir volume trading dengan cuma 0.1 lot saja serta menerapkan risk reward juga. Bayangkan saja bila sehari kakak bisa rugi sampai $20 kan tidak worth it dan pasti lebih milih sehari loss $2 sehingga modal ga cepat abis dan banyak kesempatan untuk trading lagi.

Lebih jelas lagi kakak baca artikel ini tentang money management, menurut saya itu penting sekali dalam basic trading Forex (Contoh Money Management Yang Baik)

  Moreno   |   31 Jan 2023

Saya sempat browsing di website ini tentang MIFX atau Monex. Terus menemukan bahwa minimal deposit Rp 500.000 untuk trading. Dan menurut artikel tersebut, jumlah deposit yang ditetapkan oleh MIFX memang paling rendah diantara broker lain. Untuk broker lain, minimal deposit mencapai $100 hingga ada yang $300 dan memang MIFX adalah broker paling ramah untuk pemula. Selain itu MIFX juga ada menawarkan volume trading micro yakni 0.01 lot.

Nah, terus saya membaca di artikel ini dan menemukan ada beberapa macam manajemen resiko untuk trading dengan tujuan mengurangi resiko loss. Nah, apakah dengan deposit RP 500.000 ini bisa menggunakan tips manajemen seperti yang tertulis di artikel? Sedangkan contoh artikel diatas menggunakan modal $1,000 dimana beda jauh dengan minimal deposit di MIFX, takutnya penerapan manajemen resiko diatas ga cocok.

  Hengki   |   31 Jan 2023

Moreno: cocok aja kok gan @Moreno tapi limited banget. Untuk deposit Rp 500.000 bisa kok bahkan untuk Rp 100.000 juga bisa karena memang mengatur batas rugi berdasarkan persentase. Kalau Rp 500.000 berarti Loss ga boleh lebih dari Rp 10.000 gan misalkan ambil risk 2%. Untuk menghindari rugi Rp 10.000 atau kalau di convert ke USD jadinya $0.6, cara satu-satunya ada ngurangin trading volume jadi 0.01 lot, dimana 0.01 lot memiliki pergerakan 1 pip sebesar $0.1.

Tapi sekali lagi memang limited banget tapi bukan berarti ga mungkin ya gan. Dan untuk lebih bisa menerapkan metode ini, saya rasa enakan deposit sampai 1 juta keatas kalau emang udah memiliki pengalaman trading.

  Charles   |   31 Jan 2023

Gw sering ngalamin ini saat trading (gw menggunakan akun demo), jadi pas gw setting Stop Loss dan Take Profit, gw sering tidak mendapatkan profit dibandingkan kalau ga pake settingan stop loss dan take profit, sebenarnya loss ini lebih condong ke karena stop loss sih. Ya, gw kan sebenanrnya mencoba menerapkan RRR seperti yang artikel diatas contohkan cuma gimana ya, keseringan loss dan rasanya stop loss nya ga ngena aja. Kalau setting ke agak dekat dengan harga yang ditrading, loss memang bisa ditekan tapi ternyata harga dengan cepat bergerak ke arah profit.

Sedangkan kalau setting Stop Loss agak jauh dari harga trading, malah lossnya besar dan sering banget setelah beberapa lama langsung nyentuh stop loss. 2 cara yang gw pakai itu ujung-ujungnya kasih loss lebih besar dan lebih sering pula.

Apa ada tips dan trik untuk menempatkan Stop Loss?

  Mudini   |   31 Jan 2023

Charles: Bantu jawab gan, untuk menentukan Stop Loss itu ga sembarangan. Kalau sembarang maka akan terjadi kerugian persis seperti yang agan katakan. Ada beberapa cara untuk nentuin level stop loss dan Take Profit, disimak aja beberapa artikel dan forum Inbizia dibawah ini :

Semoga membantu, dan bila bingung bisa ditanyakan di forum juga ya..karena cara masang SL bisa berbeda antara 1 trader dengan trader lainnya

  Wilson   |   22 Apr 2023

Ada ga tips and trick untuk memasang SL dengan teapt utk pemula yang modal pas pasan? Soalnya klu via Support Resistance rasanya SL nya kejauhan dan resiko yang ditanggung lumyan bsar. SEdangkan klu make risk/reward ratio, rsanya klu persentase rugi di pips yg agak ketat biasanya sering kejadian SL ditempatin terlalu dekat shngga cepat tertutup posisinya. Jadi nya ane agak bingug menentukan SL dan biasa malah ga masang aja dan menjaga chart aja daripada pusing sndiri ane.

Mohon bntuan dan penejlasannya! Makasih!

  Sanjaya   |   22 Apr 2023

Eh klu dibaca2 lagi mengenai cost averaging kok agak mirip dengan strategy hedging ya? dan klu cost averaging diterapkan, diaktakan kan agak maksa buat buka beberapa kali trading ya. Terus ada istilah dia kyk melawan arah ato counter trend gitu. Dan dngn bgitu modal yg disiapkan harus lebh besar dong, karna libatin posisi buka yg bnyk. Terus klu buka posisi bnyk, brrti cost averagin memperhatikan spread yg ditawarkan broker ga, terus cocok ga buat pemula?

Terus aku mau tanya juga bagaimana bisa tau klu arah akan balik dari trend yg ada ato counter trend? Psti ada cara untuk mengetahuinya kan?

  Auba   |   28 Apr 2023

Sanjaya: Cost averaging itu bukan sama dengan hedging ya. Cost averaging itu dilakukan dengan membeli lagi pada saat harga turun supaya rata-rata harga beli lebih murah. Beda dengan hedging, hedging itu dilakukan dengan membuka posisi lain yang lawan dengan posisi awal, jadi kalau salah satu posisi rugi, posisi lain bisa untung buat ngeimbangin.

Iya, cost averaging bisa memerlukan membuka posisi trading lebih banyak, jadi bisa lebih mahal buat bayar biaya transaksinya. Tapi enggak selalu melawan tren loh, kadang bisa dilakukan pas harga turun di tren naik atau pas harga naik di tren turun. Cost averaging juga lebih aman daripada hedging.

Untuk tahu arah tren atau counter trend, banyak faktor yang bisa mempengaruhi harga, seperti berita, indikator teknikal, atau sentimen pasar. Tapi enggak ada yang pasti bisa ngasih tahu kapan tren bakal berubah arah atau balik. Jadi penting buat belajar dulu dasar-dasar analisis teknikal dan fundamental sebelum coba strategi cost averaging atau strategi lainnya.

  Galuh   |   13 May 2023

Halo, saya tertarik dengan manajemen resiko cost averaging yang menurut saya cukup rumit untuk dilakukan tetapi sepertinya memiliki peluang menimalisir resiko yang bakal terjadi. Saya sedikit bingung mengenai penjelasan dari cost averaging itu sendiri. Jadi, saya ingin mengajukan pertanyaan :

  • Apa kelebihan teknik Cost Averaging dan apakah teknik ini cocok untuk semua jenis aset dalam trading?
  • Apakah teknik Cost Averaging lebih cocok digunakan oleh trader pemula atau trader berpengalaman?
  • Apa saja risiko yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik Cost Averaging dan
  • apakah teknik ini cocok untuk digunakan dalam kondisi pasar yang volatil atau stabil?
  Dion   |   20 May 2023

Galuh: Gue jawab dngn list jga ya gan!

Kelebihan Cost Averaging:

  • Menyebarkan risiko: Dengan membeli aset dalam jumlah yang sama secara teratur, elo bisa mengurangi risiko harga yang naik turun tiba-tiba.
  • Mengurangi stress, hal ini dikarenakan elo hanya perlu terus beli aset pada interval yang sudah ditentukan.
  • Dalam jangka panjang, Cost Averaging cenderung memberikan hasil yang lebih stabil karena pembelian rata-rata aset.

Apakah cocok utk pemula atau yang berpengalaman?

keduanya cocok! Hal ini dikarenakan pemula bsa mulai invest dngn jumlah yang tetap di tiap periode. Sedangkan trader berpengalaman bsa menggunakan teknik ini utk manajemen resiko seperti yg dipaparkan di artikel

Risiko dalam Cost Averaging:

Meunurut saya, resiko cost averaging adalah ketika salah memilih sbuah aset, dan itu bsa berdampak pada kerugian baik waktu maupun materi. Shngga ga bsa smbrng memilih aset untuk cost averaging

Digunakan di pasar volatile atau stabil?

Bisa keduanya. Cost averaging itu seperti menabung di suatu asset shngga bla terjadi penurunan harga, kita baru membeli aset tsb bgitu jga sbliknya. Shngga volatile atao ga itu ga ada hubungannya

  Harry   |   25 May 2023

Halo! Barusan ane baca 3 manajemen risiko dari MIFX, dan ada satu cara menarik yang disebut teknik switching. Jadi, teknik ini muncul karena forex punya peluang trading dua arah. Jadi dikatakan klu cara kerjanya sprti kita ubah posisi trading dari buy ke sell, atau sebaliknya.

Contohnya, misalnya lo udah buka posisi buy, dan lo berharap harganya naik supaya bisa dapetin profit. Tapi nyatanya, harganya malah turun sampe 2% dari analisa lo. Nah, pas hal ini terjadi, lo harus nutup posisi buy dan buka posisi sell sebagai ganti rugi dari transaksi sebelumnya, dan sekaligus ngejar potensi profit yang baru.

Nah, dari penjelasan artikel itu, ane merasa teknik switching ini mirip banget sama hedging. Jadi, apakah hedging dan switching itu sama atau beda ya? Ane butuh penjelasannya dong.

  Gordon   |   26 May 2023

Harry: Halo! Untuk Hedging dan teknik switching sebenarnya memiliki perbedaan dalam penggunaan dan tujuannya.

Hedging merupakan strategi yang digunakan untuk melindungi posisi trading dari risiko pergerakan harga yang tidak diinginkan. Dlm hedging, trader membuka 2 posisi berlawanan pda instrumen yng sama sebagai bentuk perlindungan. Misalnya, trader buka posisi buy dan posisi sell pda pasangan mata uang yng sama. Tujuannya adalah untuk melindungi modal dri potensi kerugian jka pergerakan harga tidak sesuai dengan prediksi.

Di sisi lain, teknik switching lebih berkaitan dengan mengubah arah posisi trading berdasarkan analisa dan pergerakan harga yng terjadi. Misalnya, jika trader memiliki posisi buy dan harga mlai bergerak turun secara signifikan, trader kemudian menutup posisi buy tersebut dan membuka posisi sell sebagai gantinya. Dengan demikian, trader berharap dapat memanfaatkan pergerakan harga yang berlawanan untuk mendapatkan keuntungan baru.

Semoga membantu ya!

  Hanif   |   30 May 2023

Dikatakan klu , teknik switching sebenarnya tidak cocok bagi pemula, sebab membutuhkan analisis yg matang dan penuh keyakinan. Dan disaranakan klu emang ga yakin transaksi kedua akan menghasilkan profit yg bisa menutup kerugian dr transaksi pertama, cukup lakukan cut loss saja tanpa Switching.

Nah,, kelemahan dari cut loss dibandingkan switching itu ada ga ya? Kmudian cut loss itu kan artinya dari kita yg langsung ngenutup posisi biar mencegah lbh dalam lgi kerugian krna stop loss kejauhan. Misalkan teknik analisa kita dah teapt gitu, klu dibandingkan, antara stop loss dan cut loss, manakah yg mngkn lbh ramah buat pemula? selain perbadingan dri switching yaa. Mohon bntuannya, makasih!