EUR/USD berusaha keras untuk melanjutkan kenaikan hari Selasa, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling pertahankan penguatan di tengah membaiknya prospek ekonomi, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Indeks sentimen bisnis IFO Jerman lebih jauh membaik ke level 89.4 di April Dibandingkan Prakiraan 88.9, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS mengkonsolidasi penurunan menjelang data tingkat menengah, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berencana akan membagikan dividen sebesar Rp8.06 triliun atau setara Rp69.3 per saham dari laba bersih tahun buku 2023, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membagikan dividen final sebesar Rp 165 per saham untuk tahun buku 2023. , 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.28%, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 2.75%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2.15%, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pagi ini sebesar 0.64% ke 7,156, 9 jam lalu, #Saham Indonesia

3 Macam Manajemen Risiko Terbaik Menurut MIFX

Evan 30 Jan 2023
Dibaca Normal 6 Menit
forex > broker > belajar >   #manajemen-risiko   #mifx
Tanpa adanya penerapan manajemen risiko yang baik, cepat atau lambat Anda akan kesusahan meraih profit konsisten dari trading. Berikut adalah beberapa macam manajemen risiko terbaik menurut broker MIFX.

Manajemen Risiko Terbaik MIFX

Mungkin Anda sering mendengar pengalaman trader yang rugi banyak di awal, lalu menjadi takut dan langsung berhenti trading. Dalam pasar forex, tak ada ilmu pasti yang bisa 100 persen memprediksi pergerakan harga dengan benar. Mungkin Anda bisa mengklaim punya strategi trading ampuh atau menggunakan analisa tepercaya, namun seampuh dan sebaik-baiknya suatu sistem, pasti ada potensi kesalahan prediksi yang bisa membuat loss.

Kejadian loss besar biasanya disebabkan karena tidak adanya risk management atau manajemen risiko yang baik. Banyak trader profesional selalu menyarankan pemula untuk mempelajari dan menerapkan manajemen risiko yang baik. Menurut broker MIFX, manajemen risiko adalah salah satu kunci sukses trading. Kenapa? Sebab tanpa adanya penerapan manajemen risiko yang baik, cepat atau lambat Anda akan gagal meraih profit konsisten dari trading.

Masih ingat dengan kisah pengalaman buruk Bill Lipschutz, salah satu trader terbaik peraih penghargaan Trader Monthly Hall of Fame? Meski di awal kisah Lipschutz sukses mengembangkan dana $12 ribu menjadi $250 ribu, ia sempat lalai dalam menjaga manajemen risiko yang sudah diasahnya dan ia mengalami kerugian hingga seluruh uang tersebut hampir habis. Beruntung Lipschutz menyadari kesalahannya tersebut dan langsung kembali fokus pada pengendalian risiko. Berkat kedisiplinan trading dalam manajemen risiko, Lipschutz berhasil mengembalikan kerugian, bahkan ia juga mendapatkan profit lebih besar dari sebelumnya.

Baca Juga:

Managing Risks in Forex Trading

 

Beberapa Macam Manajemen Risiko Terbaik Ala MIFX

Belajar dari pengalaman loss Bill Lipschutz, dapat disimpulkan bahwa mau Anda sudah berpengalaman sekalipun, jangan pernah sekali-kali melupakan manajemen risiko bila tidak ingin bangkrut. Lantas, apa saja macam dan cara menerapkan manajemen risiko yang baik? Untuk menjawab hal tersebut, broker MIFX memiliki beberapa macam manajemen risiko terbaik, serta cara penerapan yang bisa Anda coba lakukan ketika merencanakan strategi trading. Berikut penjelasan lengkapnya:

 

Stop Loss atau Cut Loss

Teknik yang paling mudah dilakukan untuk menekan risiko kerugian adalah dengan Cut Loss atau Stop Loss. Sebelum melakukan transaksi dan memasangnya stop loss, tentukan dulu besaran risiko per transaksi. Batas kerugian per transaksi yang disarankan adalah 0.5% hingga 2% dari saldo akun Anda.

Lalu, bagaimana cara menutup kerugian 0.5% hingga 2% itu? Nah, ketika Anda menentukan besaran risiko tadi, jangan lupa untuk menentukan juga potensi keuntungan yang bisa didapatkan. Istilah populernya adalah Risk and Reward Ratio. Pastikan ukuran Risk and Reward Ratio (RRR) ini sebanding dengan persentase kemenangan dari strategi trading Anda.

Semisal, Anda memiliki modal $1000. Dengan batas kerugian per transaksi 1% dan RRR 1:2, maka sekali buka posisi Anda hanya boleh merugi $10, serta displin ambil profit sebesar $20 saja. Jadi, meskipun persentase kemenangan per bulan dari strategi hanya 35% dan kemungkinan loss 65%, Anda masih bisa mendapatkan hasil akhir $50 per bulan.

Setelah menghitung potensi profit maupun kerugian, Anda bisa menentukan batas kerugian dan keuntungan dengan fitur Stop Loss, serta Take Profit yang tersedia di platform Metatrader ataupun MIFX Mobile App. Dengan menggunakan fitur ini, transaksi Anda akan tertutup secara otomatis jika harga menyentuh batas Stop Loss maupun Take Profit.

Baca Juga:

Real Stories: Forex Broker Experiences

 

Switching

Teknik Switching muncul dari kelebihan forex yang memiliki peluang trading dua arah. Cara kerja teknik ini adalah dengan mengubah posisi trading dari buy ke sell, ataupun sebaliknya.

Misalnya, Anda sudah membuka posisi buy, tentu yang diharapkan adalah harga akan menguat agar bisa mendapatkan profit. Namun, ternyata harga tidak bergerak naik sesuai analisa Anda, bahkan justru turun hingga 2%. Di saat hal ini terjadi, Anda harus menutup posisi buy dan membuka posisi sell sebagai kompensasi kerugian dari transaksi sebelumnya, sekaligus mengejar potensi profit yang baru.

Selain itu, teknik Switching juga memerlukan kecepatan ekskusi yang cepat tanpa delay atau requote. Sebab kondisi requote berisiko membuat Anda tidak mendapatkan posisi Switching yang optimal. Melihat kebutuhan tersebut, broker MIFX berani menjamin bahwa kecepatan eksekusinya tidak akan mengalami requote, sehingga Anda dapat lebih nyaman dalam melakukan teknik Switching.

Baca Juga: Cara Menghindari Requote Broker Forex

Meksi demikian, teknik switching sebenarnya tidak cocok bagi pemula, sebab membutuhkan analisis yang matang dan penuh keyakinan. Jika Anda memang tidak yakin transaksi kedua akan menghasilkan profit yang bisa menutup kerugian dari transaksi pertama, cukup lakukan cut loss saja tanpa Switching.

 

Cost Averaging

Teknik yang terakhir adalah Cost Averaging. Teknik ini berangkat dari pendapat bahwa harga pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah untuk selamanya. Dengan teknik Cost Averaging, Anda harus membuka posisi trading secara berkala dan konsisten hanya pada satu arah saja. Pada akhirnya, Anda akan mendapatkan peluang profit dan risiko loss rata-rata atau average.

Cost Averaging merupakan teknik yang cukup ekstrim. Kenapa disebut ekstrim? Karena pada dasarnya teknik ini mencoba untuk melawan arah pergerakan harga atau counter trend di area Support dan Resistance. Ini berbeda dengan kedua teknik sebelumnya yang termasuk following trend.

Selain itu, terkadang teknik Cost Averaging juga dapat memaksa Anda order dan membuka banyak posisi transaksi, tergantung dari banyaknya area Support atau Resistance yang tertembus. Dengan trading di broker MIFX, Anda bisa menggunakan teknik Cost Averaging tanpa takut dibatasi jumlah maksimal order terbuka selama margin masih mencukupi.

Teknik ini lebih disarankan untuk trader yang memiliki dana cukup besar untuk trading, sebab teknik Cost Averaging tidak menggunakan Stop Loss. Selain itu, perhatikan dan perhitungkan margin ketika melakukan teknik ini, jangan sampai Anda kehabisan margin hingga tidak bisa membuka posisi baru lagi.

Baca Juga:

Margin Call: What Is It and How Does It Affect My Trading?

 

Kesimpulan

Di antara tiga macam teknik di atas, teknik Stop Loss merupakan yang paling mudah untuk diterapkan oleh trader pemula. Sedangkan teknik Switching dan Cost Averaging lebih disarankan untuk trader lebih berpengalaman, terutama Cost Averaging yang membutuhkan modal besar. Namun karena MIFX telah menyediakan ukuran lot mikro, tentu kebutuhan modal besar tersebut bisa diperkecil 10 kali lipat, dibandingkan broker lainnya yang masih menggunakan lot mini. Anda bisa mencoba ketiga teknik tersebut tanpa risiko dengan menggunakan akun demo MIFX.

Tak hanya itu, jika Anda menghidupkan fitur high leverage MIFX, trading menggunakan modal kecil bisa terasa seperti modal besar. Dengan leverage sebesar 1:500 akan membuat modal Anda memiliki kekuatan transaksi 500 kali lipat lebih besar. Semisal modal Anda adalah $100, maka fitur high leverage akan membuat $100 tersebut memiliki kekuatan transaksi seperti modal $50 ribu.

 

Bila Anda tidak mau repot menghitung dan menentukan risiko secara manual, broker MIFX juga telah menyediakan fitur yang dapat membantu perhitungan manajemen risiko secara otomatis, yaitu Signal Trading. Dengan informasi penentuan letak Stop Loss dan Take Profit yang dikirimkan melalui notifikasi, Anda tidak perlu repot memperhatikan dan menganalisa pasar setiap saat. Pelajari selengkapnya di artikel berjudul, "Cara Meningkatkan Peluang Cuan dengan Trading Signal MIFX".

Terkait Lainnya
 
EUR/USD berusaha keras untuk melanjutkan kenaikan hari Selasa, 4 jam lalu, #Forex Teknikal

Pound Sterling pertahankan penguatan di tengah membaiknya prospek ekonomi, 4 jam lalu, #Forex Teknikal

Indeks sentimen bisnis IFO Jerman lebih jauh membaik ke level 89.4 di April Dibandingkan Prakiraan 88.9, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

Dolar AS mengkonsolidasi penurunan menjelang data tingkat menengah, 4 jam lalu, #Forex Teknikal

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berencana akan membagikan dividen sebesar Rp8.06 triliun atau setara Rp69.3 per saham dari laba bersih tahun buku 2023, 9 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membagikan dividen final sebesar Rp 165 per saham untuk tahun buku 2023. , 9 jam lalu, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.28%, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 2.75%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2.15%, 9 jam lalu, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pagi ini sebesar 0.64% ke 7,156, 9 jam lalu, #Saham Indonesia

Haskel, BoE: Persistensi inflasi akan dipengaruhi oleh ketatnya pasar tenaga kerja, 1 hari, #Forex Fundamental

GBP/USD dapat menarik pembeli setelah melewati level 1.2400, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD melemah dekat 1.3700 saat dolar AS tergelincir, 1 hari, #Forex Teknikal

AUD/USD tampak tidak berkomitmen, tetap bergantung pada dinamika harga USD, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Halo gue coba berikan tanggapan yaa! Buat minimal 75 pips sehari tuh gak gampang, tapi bisa dicoba day trading atau scalping. Cari momen-momen bagus buat entry dan exit, pakai Price Action, support dan resistance, serta pola candlestick. Jangan terlalu fokus sama target harian, tapi lebih pentingnya, kuasai analisis teknikal dan manajemen risiko dengan baik.

Sbnrnyua EUR/USD tuh pasangan yang oke, lumayan stabil dan bisa diprediksi shgga cocok banget utk trader pemula. Jadi, coba pakai metode itu buat analisis. Sebelum main pakai uang sungguhan, pastiin loh udah paham betul tentang trading dan latih skill di akun demo dulu. Pilih broker yang tepercaya dan cocok buat modal kamu, kayak MIFX, bisa jadi pilihan terbaik. Ingat, trading ada risikonya, jadi main dengan bijaksana dan gak ambil resiko yang gak bisa ditanggung ya! Semangat dan good luck, bro!

 Andi |  3 Aug 2023
Halaman: Karakteristik Eurusd Menurut Mifx

Nadeo : Kedua broker yg loe sebutkan memiliki perbedaan kecil dalam leverage. Jadi ibarat beda 100 kali lipat saja shngga dari sisi resiko itu sama2 memiliki resiko leverage yang cukup besar. Utk preferensi broker mana yg terbaik, gue ga bsa saranin yaa. Coba deh utk perhatiin, ada faktor lain ga yg bsa mengurangi biaya trading ato membantu proses trading loe misalkan seperti spread, komisi, jenis akun, layanan pelanggan, dan fitur platform yg harus dipertimbangkan. Sebelum memilih, pastikan loe memahami dengan baik aturan dan biaya trading dari kedua broker.

Dalam memilih leverage, penting untuk memahami bahwa tingginya leverage bisa meningkatkan potensi keuntungan, tetapi juga risiko kerugian. Jika loe pemula, lebih baik memulai dengan leverage yg lebih rendah dan fokus pada pembelajaran serta manajemen risiko yg baik. Dalam trading, keselamatan modal lebih penting daripada potensi keuntungan besar.

Baca Juga:

 Suliman |  30 Aug 2023
Halaman: Membandingkan Biaya Trading Maxco Dan Javafx

Zorro: Simplenya gini gan, gue bantu jawab ya!

  • Yg pertama, trading dengan target harga: Ini cocok untuk trader yg ingin memiliki rencana yang lebih pasti dan mengukur potensi keuntungan dan risiko secara lebih konservatif. Target harga digunakan untuk ngambil keputusan trading dan manajemen risiko.
  • Trading tanpa Target Harga (Open-ended): Beberapa trader lebih suka tidak memiliki target harga yg pasti dan mungkin memilih utk membiarkan posisi terbuka dngnn harapan bahwa harga akan trus bergerak sesuai tren. Ini mungkin lebih sesuai utk trader jangka panjang atau swing trading.

So, kseimpulannya, scalper umumnya memiliki target harga yg sangat singkat dan sangat spesifik. Mereka sering menetapkan target keuntungan kecil dan keluar dari posisi mereka begitu target tercapai. Jadi, target harga dapat sangat penting dalam trading scalping. But ini back to trader masing2 ya, apakah ingin trading dngn target harga or not, ini up to trader serta trading plan yg udah direncakana masing2

 Foden |  17 Oct 2023
Halaman: Kupas Tuntas Pola Quasimodo Bersama Broker Hsb

Yg gue tau sejauh ini, klo kita trading mata uang ato Forex itu pastinya berbeda dngn trading Emas secara CFD. Nah, di MIFX kan terdapat 3 jenis akun yakin Ultra Low, Standard, dan Profesional yaa... Jd ini yg agak bingung bagi gue nih. gue kan berencana trading tetapi dgn instrument Forex krna emang rata2 yg gue baca baik di artikel maupun buku, smua nganjurin utk memulai trading dngn Forex ntah itu dngn pasangan mata uang kyk EUR/USD hingga mata uang lain yg mssh termasuk Major Pair. Sedangkan utk trading emas itu sndiri jga agak berbeda karakteristik dngn Forex. Kira2 ada ga solusi, dari ketiga akun yg disediakan ama MIFX, ada ga yg cocok utk trading Forex dan jga emas? Soalnya mnrt gue, klo kita buka akun yg berbeda hnya karna beda instrument akan agak ribet dan ga tau cafra monitor trading kita. Terima kasih dan ditggu saran dari suhu2 ya, Grazie!

 Vito |  18 Oct 2023
Halaman: Manakah Akun Mifx Yang Cocok Untuk Trading Emas

Izin brtnyaa. Ane ini prnh bngt ngikut2 smcam sinyal trading gitu. Jdi terdapat preferensi entry level, take profit, serta stop loss yang tercantum pada tiap instrumen dan itu exactly same with daily top mover. Ane kan bru pemula, shngga ane ya ikut 100% preferensi yg disediakan oleh trading sinyal. Tetapi mostly ya, preferensi tsb lbh bnyk salahnya dibandingkan bnrnyaa. Kira2 apakah preferensi di daily top mover itu bsa 100% kita ikutin?

Selain itu ingin bertanya, apa bedanya antara daily top mover dngn trading sinyal pd umumnya? Kmudian di MIFX sndiri, selain fasilitas daily top mover, kira2 ada fasilitas yg memudahkan trader utk belajar dan ngeksekusi trading Forex ga?

Mohon bntuannya! Terima kasih!

 Ghani |  19 Oct 2023
Halaman: Panduan Trading Dengan Daily Top Mover Di Mifx

Celine: Sebagai seorang pemula, punya trading plan yang bagus itu wajib, Bro/Sis! Trading plan ini penting banget buat ngatur target, manajemen risiko, dan biar nggak asal-asalan trading. Berikut beberapa alasan kenapa rencana trading itu penting:

  • Tujuan dan Fokus: Dengan trading plan, kita bisa tentuin tujuan trading kita. Entah itu buat jangka pendek atau panjang. Dengan tujuan yang jelas, kita bisa stay fokus sama strategi kita dan ngecek apakah kita mencapai tujuan itu.

  • Manajemen Risiko: Dalam trading plan, kita bisa atur berapa risiko yang siap kita hadapin di tiap transaksi. Termasuk nentuin berapa modal yang kita rela untuk kita risikoin dalam setiap trade dan sampai mana kita bakal cut loss kalau trading kita lagi minus.

  • Strategi Trading: Kita harus punya strategi trading yang jelas di trading plan. Ini termasuk masuk dan keluar dari pasar, strategi manajemen posisi, sama indikator yang bakal kita gunain. Trading plan membantu kita buat nggak trading cuma berdasarkan emosi doang.

  • Disiplin dan Konsistensi: Trading plan juga bantu kita buat tetep disiplin dan konsisten. Kita bisa ngikutin aturan dan strategi kita tanpa diganggu sama emosi yang bikin kita nggak jelas.

  • Evaluasi dan Pembelajaran: Trading plan juga ngejelasin gimana kita bakal ngevaluasi kinerja kita. Dengan memantau dan ngecek tiap trade, kita bisa belajar dari kesalahan dan perbaiki strategi kita seiring waktu.

 Liam |  20 Oct 2023
Halaman: Penyebab Eksekusi Trading Plan Gagal Menurut Mifx

Komentar[31]    
  Juno Fernandes   |   30 Jan 2023

Mohon maaf kalau agak menyinggung ya. Sebenarnya saya sendiri ga gitu kenal dengan dunia Forex dan kebetulan lingkungan sekitar saya menganggap bahwa Forex itu lebih mirip judi dibandingkan "berdagang". Sebenarnya saya sendiri kurang setuju dengan pendapat ini tetapu belum memiliki argumen kuat untuk mematahkan hal tersebut. Nah, saya kebetulan juga membaca artikel anda dan melihat penerapan Risk/Reward Ratio atau yang singkat RRR yang menurut saya sangat menarik. Dan saya memiliki beberapa pertanyaan seputar hal tersebut

Pertanyaan saya adalah :
1. Dari penjelasan anda saya bisa menyimpulkan bahwa Risk Reward Ratio itu membatasi kerugian sekali dan berharap keuntungan 2 kali lipat. Apakah RRR memiliki cara kerja seperti itu dan dengan tujuan apa? Karena kalau tanpa tujuan untuk apa rasanya seperti judi dimana berusaha menghemat kerugian dan disaat yang tepat langsung all in untuk profit maksimal, contoh : permainan kartu remi (P***r).

2. Anda memberikan contoh RRR dengan modal $1000. Bagaimana bila RRR dengan modal yang kecil, apakah masih berlaku rugi sekali dan untung 2 kali lipat (1:2)?

  Wendel Stefanus   |   30 Jan 2023

Juno Fernandes: Gan untuk Risk reward ratio bisa dibaca di artikel ini : Risk and Reward Ratio

Mohon dibaca artikelnya baik baik biar makin paham dengan dunia Forex

Untuk pertanyaan gw jawab satu-satu ya :

  • 1. Risk reward ratio bukan diciptakan atau diterapkan untuk tujuan seperti yang agan kira tetapi lebih ke membatasi kerugian yang dialami dan memaksimalkan profit. Justru bila tidak menerapkan Risk Reward Ratio maka menciptakan perasaan spekulasi yang mengarah ke judi seperti : ketika floating loss, akan ada perasaan buat nahan floating loss terus agar berharap harga bergerak ke arah profit lagi dan ketika profit berharap bisa profit sebanyak mungkin. Padahal, pasar Forex memiliki volatilitas tinggi sehingga bila tidak di pelajari dengan baik maka ketika profit bisa mengarah ke rugi begitu juga sebaliknya bahkan ga jarang rugi semakin rugi. Nah dengan adanya Risk Reward Ratio, maka agan dibatasi kerugiannya dan dibatasi juga profit agar ga kebablasan atau telat take profit.
  • 2. Untuk modal kecil tentu dapat memakai ratio 1:2, contohnya misalkan trading dengan Rp 500.000 (minimum deposit di MIFX : Baca trading condition MIFX disini), kita konversi dulu ke USD, misalkan $1 = 15.000 maka dapat deposit $30. Kemudian dengan kondisi minimal kerugian kita maksimalkan 2% dengan ratio 1:2, maka batas kerugian adalah $0.6 dan keuntungan $1.2. (lot di MIFX adalah 0.01 lot, dimana 1 pips = $0.1)
  Rendra   |   30 Jan 2023

Juno Fernandes: Sebetulnya Forex sendiri memiliki arti perdagangan mata uang dimana produk yang dibeli dan dijual adalah mata uang. Dan pada dasarnya sama dengan perdagangan tradisional lainnya. Nah cuma dikarenakan yang diperdagangkan uang, maka banyak yang salah kaprah tentang Forex.( Baca : Apa itu Trading? Cara Main dan Mengatasi Resikonya)

Menurut pandangan gw, dalam perdagangan ada saat dimana anda tiba-tiba profit besar dan ada juga saat dimana anda tiba-tiba ngerugi. Dan dalam perdagangan juga ada yang namanya mengurangi resiko seperti stok dikurangi, menjual produk lama dengan diskon, ataupun jual rugi agar modal tidak habis. Dalam Forex juga seperti itu, seperti mengurangi trading, stop loss/take profit dan Risk reward Ratio (3 hal ini merupakan langkah dari Money management : 5 dasar money management)

Nah gw sering ngartiin Risk Reward Ratio ini lebih seperti ngejual rugi 1 produk tetapi produk lain gw jual agak tinggi dengan tujuan ngetutupin kerugian produk lain tetapi masih untung meski agak tipis.

  Isnaya   |   2 Feb 2023

Juno Fernandes: ente hidup itu jg udh judi kali. kalo semua yg dibilang tdk pasti hasilnya itu judi, ya mau usaha apapun itu judi. ente cuma bisa berusaha pake analisa, teknikal, dll, hasil mah kagak ada yang tau. dagang toko klontongan jga gitu, ente kalo mau laris bisa pake marketing iklan kek, atau promo, hasilnya apakah pasti, ya kagak. jadi kalo mau ngomong judi atau kagak, hidup itu sudah suatu perjudian.

  Luffy   |   22 Apr 2023

Juno Fernandes: Risk Reward Ratio ibarat kalao dalam perdagangan itu adalah seperti ini, misalkan elo buka toko pakaian, ada 2 jenis misalkan baju kaos dan kemeja. Dimana baju kaos ternyata kurang laku sedangkan baju kemeja ternyata lebih laku. Agar menghabiskan baju kaos, elo jual rugi Rp 5000 misalnya dan kemeja denngan menaikkan untung jadi Rp 10.000 per pcs. Nah ini yang dimaksudkan dngn risk reward ratio. Sehingga bila terjual 1 kaos dan 1 kemeja, elo masih untung Rp 5.000, dan bila 2 kaos dan 1 kemeja terjual ya elo masih ga rugi.

DAn esensial dari risk reward ratio sebetulnya ya itu tadi cuma emang dalam Forex rassanya berbeda kan, teatpi intinya sbnrnya sama aja. Elo buka traidng posisi jual di EUR/USD berrti elo jual EURO buat dapat USD, sdngkn buka posisi buy brrti elo beli EURO dengan USD. Ini bukan perjudian yaa!

  Aswin Tris   |   30 Jan 2023

mau nanya dong, sebenarnya turun 2% dalam investasi dan trading apakah udah termasuk gede. Seperti yang tertulis diartikel dalam sesi swithcing dimana harga katanya turun 2% sehingga langsung tutup posisi kemudian buka posisi berlawanan. Nah bukankah 2% yang dicontohkan kalau pakai logika itu kecil. Misalkan jumlah 100, kepakai 2% berarti kepakai 2 aja dan masih ada sisa 98 kan?

Nah, bukankah penurunan terasa ga terlalu drastis. Beda dengan penurunan 10% kan?

Mohon penjelasannya!! Terima Kasih!!

  Setya   |   30 Jan 2023

Aswin Tris: Besar pak, dalam investasi turun 1% saja udah lumayan terasa. Persentase disini bukan berdasarkan uang bapak tetapi melainkan level harga.

Misalkan trading EUR/USD dengan level 1.1000 dengan posisi buy/Long dimana ketika level EUR/USD naik, maka bapak memperoleh keuntungan. Tetapi ternyata harga turun 2% dari level tadi sehingga harga menjadi 1.0780. Kerugian bapak alami berapa? Tinggal dikurangi 1.1000-1.0780 = 0.0022 atau 22 pips. Maka floating loss yang dialami adalah sebesar 22 pips atau kalau 1 pips = $10 dalam akun standard, maka rugi udah mencapai $220!!

  Mona   |   30 Jan 2023

Aku masih kurang ngeh dengan batasan kerugian yang disarankan. apkah memang sekecil itu antara 0.5%-2%? Misalkan saya deposit 1 juta atau $100, berarti bila menerapkan batasan 0.5% misalnya. Berarti maksimal rugi yang dapat aku tanggung adalah $0.5 dong. Kalau menerapkan 2% aja berarti $2 aja. Terus apakah memang mungkin bisa menerapkan trading seperti itu karena misalkan aku mematuhi batasan aku, berarti kalau aku trading sekali aja misalnya dan langsung rugi sebesar itu, maka trading aku langsung dihentikan kan?

Jadi menurut aku, pembatasan resiko tersebut agak kecil.

  Jordan   |   31 Jan 2023

Mona: Batasan kerugian yang memang disarankan adalah 0.5%-2% sesuai dengan kemampuan uang kakak. Dalam forex bukan seberapa banyak trading yang dilakukan tetapi melainkan profit yang dihasilkan dalam sekali trading. Nah dalam hal ini batasan kerugian yang diterapkan adalah pembatasan trading juga sehingga modal ga akan cepat habis, dan dengan batasan kerugian bisa memberi kesempatan untuk melakukan evaluasi trading.

Contoh saja misalkan kakak deposit $100, katakanlah batasan kerugian yang diambil adalah 2%, maka dalam trading sehari itu ga boleh lebih dari $2. Nah, kakak pasti akan mencari cara bagaimana agar menghindari rugi $2, yakni dengan cara meminimalisir volume trading dengan cuma 0.1 lot saja serta menerapkan risk reward juga. Bayangkan saja bila sehari kakak bisa rugi sampai $20 kan tidak worth it dan pasti lebih milih sehari loss $2 sehingga modal ga cepat abis dan banyak kesempatan untuk trading lagi.

Lebih jelas lagi kakak baca artikel ini tentang money management, menurut saya itu penting sekali dalam basic trading Forex (Contoh Money Management Yang Baik)

  Moreno   |   31 Jan 2023

Saya sempat browsing di website ini tentang MIFX atau Monex. Terus menemukan bahwa minimal deposit Rp 500.000 untuk trading. Dan menurut artikel tersebut, jumlah deposit yang ditetapkan oleh MIFX memang paling rendah diantara broker lain. Untuk broker lain, minimal deposit mencapai $100 hingga ada yang $300 dan memang MIFX adalah broker paling ramah untuk pemula. Selain itu MIFX juga ada menawarkan volume trading micro yakni 0.01 lot.

Nah, terus saya membaca di artikel ini dan menemukan ada beberapa macam manajemen resiko untuk trading dengan tujuan mengurangi resiko loss. Nah, apakah dengan deposit RP 500.000 ini bisa menggunakan tips manajemen seperti yang tertulis di artikel? Sedangkan contoh artikel diatas menggunakan modal $1,000 dimana beda jauh dengan minimal deposit di MIFX, takutnya penerapan manajemen resiko diatas ga cocok.

  Hengki   |   31 Jan 2023

Moreno: cocok aja kok gan @Moreno tapi limited banget. Untuk deposit Rp 500.000 bisa kok bahkan untuk Rp 100.000 juga bisa karena memang mengatur batas rugi berdasarkan persentase. Kalau Rp 500.000 berarti Loss ga boleh lebih dari Rp 10.000 gan misalkan ambil risk 2%. Untuk menghindari rugi Rp 10.000 atau kalau di convert ke USD jadinya $0.6, cara satu-satunya ada ngurangin trading volume jadi 0.01 lot, dimana 0.01 lot memiliki pergerakan 1 pip sebesar $0.1.

Tapi sekali lagi memang limited banget tapi bukan berarti ga mungkin ya gan. Dan untuk lebih bisa menerapkan metode ini, saya rasa enakan deposit sampai 1 juta keatas kalau emang udah memiliki pengalaman trading.

  Charles   |   31 Jan 2023

Gw sering ngalamin ini saat trading (gw menggunakan akun demo), jadi pas gw setting Stop Loss dan Take Profit, gw sering tidak mendapatkan profit dibandingkan kalau ga pake settingan stop loss dan take profit, sebenarnya loss ini lebih condong ke karena stop loss sih. Ya, gw kan sebenanrnya mencoba menerapkan RRR seperti yang artikel diatas contohkan cuma gimana ya, keseringan loss dan rasanya stop loss nya ga ngena aja. Kalau setting ke agak dekat dengan harga yang ditrading, loss memang bisa ditekan tapi ternyata harga dengan cepat bergerak ke arah profit.

Sedangkan kalau setting Stop Loss agak jauh dari harga trading, malah lossnya besar dan sering banget setelah beberapa lama langsung nyentuh stop loss. 2 cara yang gw pakai itu ujung-ujungnya kasih loss lebih besar dan lebih sering pula.

Apa ada tips dan trik untuk menempatkan Stop Loss?

  Mudini   |   31 Jan 2023

Charles: Bantu jawab gan, untuk menentukan Stop Loss itu ga sembarangan. Kalau sembarang maka akan terjadi kerugian persis seperti yang agan katakan. Ada beberapa cara untuk nentuin level stop loss dan Take Profit, disimak aja beberapa artikel dan forum Inbizia dibawah ini :

Semoga membantu, dan bila bingung bisa ditanyakan di forum juga ya..karena cara masang SL bisa berbeda antara 1 trader dengan trader lainnya

  Galih   |   5 Apr 2023

yeah, semua dalam artikel ini sangat bermanfaat sekali menurut ku, apalagi untuk para trader pemula yang masih belajar trading. Strategi ini dapat Anda lakukan meskipun Anda belum memulai trading forex, maupun saat loe telah berada di dalam posisi nyangkut saat melakukan trading forex. Dengan memahami berbagai teknik atau strategi yang dapat Anda lakukan dalam menjalankan aktivitas trading, semoga dapat memberi manfaat bagi keseharian lo menjalankan trading forex.

Namun ada baiknya jika kita tau bagaimana mengelola risiko. Trading forex memang penuh tantangan. Ada kalanya harga bergerak melenceng dari analisis, sehingga Anda pun tidak yakin apakah harus menutup order dalam kondisi rugi. Bagaimana kalau setelah Anda close order, harga malah berubah arah? Kalau tidak close, bagaimana kalau harga tidak kunjung berbalik arah dan Anda malah rugi besar?

  Totok   |   5 Apr 2023

Manajemen risiko yaitu salah satu pilar paling penting dalam trading forex. Seorang trader harus memikirkan hal ini sebelum memulainya. Hal ini bukanlah soal berapa keuntungan yang bisa Anda capai, namun berapa lama Anda mampu bertahan di pasar forex yang sangat kompetitif.
Seringkali kita melihat contoh kasus di mana seorang trader yang memiliki strategi trading yang bagus. Meskipun begitu, transaksi yang ia lakukan bukannya untung, namun malah merugi. Hal ini hanya bisa terjadi apabila seorang trader memiliki pengelolaan uang yang buruk. Sayangnya, sedikit

sekali trader yang menyadari akan pentingnya manajemen risiko ini, terutama trader pemula, yah termasuk saya juga yang hanya mengetahui sekila tentang majemen risiko.

Memang kadang kadang trader kerap lalai dan tidak menghiraukan manajemen risiko dalam trading. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa trading forex memiliki risiko yang terbilang tinggi, tapi jika kita mengendalikan risiko tersebut (potensi loss). Maka, bisnis online yang satu ini sangatlah menguntungkan dibandingkan dengan bisnis online lainnya. Untuk Pemula seperti aku, Berapa modal yang dibutuhkan untuk trading di MFIX?

  Daniel   |   6 Apr 2023

Mari kita menyampingkan terlebih dulu soal pendidikan trading Anda, dan fokus hanya pada berapa modal yang dibutuhkan untuk trading. Pendidikan trading seperti seminar, belajar dari buku atau langsung ke trader profesional biasanya tidak gratis. Untungnya, di internet ada banyak sekali website yang memberikan pelatihan trading forex secara gratis. Yang penting, Anda mau meluangkan waktu untuk mempelajarinya.

Saat ini MIFX menyediakan 4 jenis Akun Live dengan minimal deposit yang berbeda, yaitu Rp500.000 untuk Akun Live Ultra Low dan Akun Live Standard, Rp250.000.000 untuk Akun Live Pro, dan Rp1.000.000 untuk Akun Live Multilateral. menurut saya ini merupakan julah yang relatif bagus untuk deposit dalam broker.

Setelah akun MIFX lo aktif, lo akan diminta untuk melakukan deposit. Namun, kendala deposit seringkali terjadi. Oleh karena itu, bisanya broker akan informasikan solusi kendala error dan ketentuan yang berlaku pada saat proses top up/deposit melalui Virtual Account maupun Manual Transfer ke rekening terpisah MIFX.

Kalo dari sisi guw, gw menyarankan tidak trading forex dengan modal kecil. Hal ini dikarenakan volatilitas atau dinamisnya pergerakan harga yang ada di pasar forex. Jika Anda tidak memiliki “ketahanan dana”, bukan tidak mungkin seluruh modal akan habis. Sudah kita ketahui bersama bahwa tidak sedikit jumlahnya bisnis yang terpaksa gulung tikar dikarenakan tidak memiliki modal yang cukup. Hal ini pun berlaku sama dengan bisnis trading yang dijalankan. Jika lo belum memiliki modal yang cukup, jangan khawatir. lo bisa menabung dulu.

  Arya   |   6 Apr 2023

Manajemen risiko yaitu salah satu pilar paling penting dalam trading forex. Seorang trader harus memikirkan hal ini sebelum memulainya. Hal ini bukanlah soal berapa keuntungan yang bisa kamu capai, namun berapa lama kamu mampu bertahan di pasar forex yang sangat kompetitif. Dalam transaksi forex memang tak bisa dipungkiri ada kalanya harga bergerak tidak mengikuti analisis yang kita lakukan adalah mengetahui strategi dalamtrading.

yeah walaupun kita bisa mengenali risiko, namun tidak bisa strategi, bukankan itu sama saja. bahkan kita nggk bisa action kalo gitu mah ya. jika kamu tau tolonga bantu menjelaskan, Strategi menejemen risiko jika trejadi kerugian. apa yang harus trader lakukan gitu, agar kerugiannya tidak terlalu dalam, terima kasih.

  Petrik   |   7 Apr 2023

Dalam hal ini, ada beberapa strategi yang dapat kita lakukan. yang pertama yaitu bertahanlah. Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa seberapapun jatuh suatu harga bergerak, pada suatu saat akan kembali ke harga di mana kita mengambil posisi transaksi. Jangan sekali-kali menggunakan strategi ini jika uang yang Anda miliki sangat terbatas. Banyak sekali trader yang mengalami kebangkrutan karena menggunakan strategi ini. Adalah lebih baik bila kita menerima kekalahan dan mencoba mengambil posisi transaksi yang baru.

yang paling saya recomendasikan adalah, Strategi Stop Loss And Switch atau juga kita kenal sebagai Cut and Switch, yaitu strategi untuk menerima kekalahan sekaligus untuk membuka posisi transaksi yang baru. Strategi ini kita lakukan dengan harapan untuk bisa mendapatkan profit yang bisa menutup kerugian yang kita alami sebelumnya.

Contohnya, bila kita membuka posisi Buy JPY/USD pada harga 116,00 dan ketika harga saat ini 115,50, maka kita akan segera menutup transaksi kita dan membuka transaksi baru. Yaitu transaksi jual pada harga 115,52 dan mengharapkan harga akan terus bergerak turun, sehingga kita bisa mendapatkan profit.

  Wilson   |   22 Apr 2023

Ada ga tips and trick untuk memasang SL dengan teapt utk pemula yang modal pas pasan? Soalnya klu via Support Resistance rasanya SL nya kejauhan dan resiko yang ditanggung lumyan bsar. SEdangkan klu make risk/reward ratio, rsanya klu persentase rugi di pips yg agak ketat biasanya sering kejadian SL ditempatin terlalu dekat shngga cepat tertutup posisinya. Jadi nya ane agak bingug menentukan SL dan biasa malah ga masang aja dan menjaga chart aja daripada pusing sndiri ane.

Mohon bntuan dan penejlasannya! Makasih!

  Sanjaya   |   22 Apr 2023

Eh klu dibaca2 lagi mengenai cost averaging kok agak mirip dengan strategy hedging ya? dan klu cost averaging diterapkan, diaktakan kan agak maksa buat buka beberapa kali trading ya. Terus ada istilah dia kyk melawan arah ato counter trend gitu. Dan dngn bgitu modal yg disiapkan harus lebh besar dong, karna libatin posisi buka yg bnyk. Terus klu buka posisi bnyk, brrti cost averagin memperhatikan spread yg ditawarkan broker ga, terus cocok ga buat pemula?

Terus aku mau tanya juga bagaimana bisa tau klu arah akan balik dari trend yg ada ato counter trend? Psti ada cara untuk mengetahuinya kan?

  Auba   |   28 Apr 2023

Sanjaya: Cost averaging itu bukan sama dengan hedging ya. Cost averaging itu dilakukan dengan membeli lagi pada saat harga turun supaya rata-rata harga beli lebih murah. Beda dengan hedging, hedging itu dilakukan dengan membuka posisi lain yang lawan dengan posisi awal, jadi kalau salah satu posisi rugi, posisi lain bisa untung buat ngeimbangin.

Iya, cost averaging bisa memerlukan membuka posisi trading lebih banyak, jadi bisa lebih mahal buat bayar biaya transaksinya. Tapi enggak selalu melawan tren loh, kadang bisa dilakukan pas harga turun di tren naik atau pas harga naik di tren turun. Cost averaging juga lebih aman daripada hedging.

Untuk tahu arah tren atau counter trend, banyak faktor yang bisa mempengaruhi harga, seperti berita, indikator teknikal, atau sentimen pasar. Tapi enggak ada yang pasti bisa ngasih tahu kapan tren bakal berubah arah atau balik. Jadi penting buat belajar dulu dasar-dasar analisis teknikal dan fundamental sebelum coba strategi cost averaging atau strategi lainnya.

  Galuh   |   13 May 2023

Halo, saya tertarik dengan manajemen resiko cost averaging yang menurut saya cukup rumit untuk dilakukan tetapi sepertinya memiliki peluang menimalisir resiko yang bakal terjadi. Saya sedikit bingung mengenai penjelasan dari cost averaging itu sendiri. Jadi, saya ingin mengajukan pertanyaan :

  • Apa kelebihan teknik Cost Averaging dan apakah teknik ini cocok untuk semua jenis aset dalam trading?
  • Apakah teknik Cost Averaging lebih cocok digunakan oleh trader pemula atau trader berpengalaman?
  • Apa saja risiko yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik Cost Averaging dan
  • apakah teknik ini cocok untuk digunakan dalam kondisi pasar yang volatil atau stabil?
  Dion   |   20 May 2023

Galuh: Gue jawab dngn list jga ya gan!

Kelebihan Cost Averaging:

  • Menyebarkan risiko: Dengan membeli aset dalam jumlah yang sama secara teratur, elo bisa mengurangi risiko harga yang naik turun tiba-tiba.
  • Mengurangi stress, hal ini dikarenakan elo hanya perlu terus beli aset pada interval yang sudah ditentukan.
  • Dalam jangka panjang, Cost Averaging cenderung memberikan hasil yang lebih stabil karena pembelian rata-rata aset.

Apakah cocok utk pemula atau yang berpengalaman?

keduanya cocok! Hal ini dikarenakan pemula bsa mulai invest dngn jumlah yang tetap di tiap periode. Sedangkan trader berpengalaman bsa menggunakan teknik ini utk manajemen resiko seperti yg dipaparkan di artikel

Risiko dalam Cost Averaging:

Meunurut saya, resiko cost averaging adalah ketika salah memilih sbuah aset, dan itu bsa berdampak pada kerugian baik waktu maupun materi. Shngga ga bsa smbrng memilih aset untuk cost averaging

Digunakan di pasar volatile atau stabil?

Bisa keduanya. Cost averaging itu seperti menabung di suatu asset shngga bla terjadi penurunan harga, kita baru membeli aset tsb bgitu jga sbliknya. Shngga volatile atao ga itu ga ada hubungannya

  Harry   |   25 May 2023

Halo! Barusan ane baca 3 manajemen risiko dari MIFX, dan ada satu cara menarik yang disebut teknik switching. Jadi, teknik ini muncul karena forex punya peluang trading dua arah. Jadi dikatakan klu cara kerjanya sprti kita ubah posisi trading dari buy ke sell, atau sebaliknya.

Contohnya, misalnya lo udah buka posisi buy, dan lo berharap harganya naik supaya bisa dapetin profit. Tapi nyatanya, harganya malah turun sampe 2% dari analisa lo. Nah, pas hal ini terjadi, lo harus nutup posisi buy dan buka posisi sell sebagai ganti rugi dari transaksi sebelumnya, dan sekaligus ngejar potensi profit yang baru.

Nah, dari penjelasan artikel itu, ane merasa teknik switching ini mirip banget sama hedging. Jadi, apakah hedging dan switching itu sama atau beda ya? Ane butuh penjelasannya dong.

  Gordon   |   26 May 2023

Harry: Halo! Untuk Hedging dan teknik switching sebenarnya memiliki perbedaan dalam penggunaan dan tujuannya.

Hedging merupakan strategi yang digunakan untuk melindungi posisi trading dari risiko pergerakan harga yang tidak diinginkan. Dlm hedging, trader membuka 2 posisi berlawanan pda instrumen yng sama sebagai bentuk perlindungan. Misalnya, trader buka posisi buy dan posisi sell pda pasangan mata uang yng sama. Tujuannya adalah untuk melindungi modal dri potensi kerugian jka pergerakan harga tidak sesuai dengan prediksi.

Di sisi lain, teknik switching lebih berkaitan dengan mengubah arah posisi trading berdasarkan analisa dan pergerakan harga yng terjadi. Misalnya, jika trader memiliki posisi buy dan harga mlai bergerak turun secara signifikan, trader kemudian menutup posisi buy tersebut dan membuka posisi sell sebagai gantinya. Dengan demikian, trader berharap dapat memanfaatkan pergerakan harga yang berlawanan untuk mendapatkan keuntungan baru.

Semoga membantu ya!

  Hanif   |   30 May 2023

Dikatakan klu , teknik switching sebenarnya tidak cocok bagi pemula, sebab membutuhkan analisis yg matang dan penuh keyakinan. Dan disaranakan klu emang ga yakin transaksi kedua akan menghasilkan profit yg bisa menutup kerugian dr transaksi pertama, cukup lakukan cut loss saja tanpa Switching.

Nah,, kelemahan dari cut loss dibandingkan switching itu ada ga ya? Kmudian cut loss itu kan artinya dari kita yg langsung ngenutup posisi biar mencegah lbh dalam lgi kerugian krna stop loss kejauhan. Misalkan teknik analisa kita dah teapt gitu, klu dibandingkan, antara stop loss dan cut loss, manakah yg mngkn lbh ramah buat pemula? selain perbadingan dri switching yaa. Mohon bntuannya, makasih!

  Leandro   |   19 Jul 2023

Min, ini aku kan masih pemula. Ingin bertanya mengenai perbedaan antara stop loss. Jd, aku pernah ada pengalaman mengenai stop loss, jadi aku kan masang stop loss di setiap posisi trading yg aku buka, Cuma karna aku buka posisi bnyk dan kebetulan bnyk yg dalam posisi floating loss, itu ngebuat modal yg ada itu jadi berkurang banyak (margin aku).

Dan tiba2 aja nihh, posisi yg aku buka itu tertutup semua secara otomatis. Dan menyisakan 1 posisi aja. Yg jadi pertanyaan, apakah broker bsa menggeser SL yg udah aku buat, kmudian mengapa bisa terjadi hal kyk gini? Apakah ada beda antara kasus yg aku ceritakan dngn Stop Loss?

  Liko Cahyadi   |   21 Jul 2023

Kyknya elo kena stop out ato istilah cut otomatis dri broker. Jd dalam aturan broker, biasanya ada penetapan dmana margin kita hrs berada di level persentase berapa. Jika dibawah aturan mereka maka mereka akan langsung otomatis tutup posisi trading sampe modal yg ada itu diatas level persentase yg ditetapkan. Biasanya kan ada tuhh broker dngn margin call berapa persen dan cut out berapa persen. DI broker MIFX sndiri itu margin callnya 100% dan auto cut nya itu 20%. Biasnya klu kita trading itu ketauan kok margin level kita berapa persen dan persentase nya ga blh dibawah 20%.

Sedangkan stop loss itu kita yg tentukan kira2 tutup rugi di level harga berapa gitu. Simplenya, stop loss itu kita yg tentukan dan auto cut/ stop out itu broker yg menentukan. Jd utk kedua istilah ini, emang artinya beda2 yaa

  Kaleb   |   19 Jul 2023

Sbnrnyaa kita sbagai trader apakah dngn membatasi kerugian via stop loss itu udah cukup blm ato cukup aman ga buat batasi kerugian shngga modal kita ga abis? soalnya dari pemaparan artikl ini, sprtinya gue tergerak utk memakai ketiga metode tersebut. Krna gue sndiri orngnya agak takut dan kurang bgitu mau trading ato invest dngn resiko yg besar banget apalagi melebihi kapasitas modal gue.

Kmudian gue juga sering mendengar terkadang ada trader yg gara2 entah napa, modal yg seharunsya 0 malah menjadi minus alias utang ama broker jadinyaa. Ini kira2 penyebabnya apa yaa? Dan apakah kita bsa mencegah hal itu terjadi?

  Edianto   |   20 Jul 2023

Yg pertama apakah udah cukup klo hanya nerapin stop loss. Ini tergntng dari pengalaman trader yaa. KLu ane sndiri ngerasa dngn fitur stop loss udah cukup bngt kok dlm ngurangin resiko. Mengapa? Di artikel ini kan ngebahas 3 jenis manajemen resiko yg batasin resiko trading dmana klo diperhatikan dngn baik, dari 2 jenis yg ada, hanya 1 yg ga membuat elo buka posisi trading baru. Teknik switching dan cost averaging itu memaksa kita utk membuka posisi trading baru, dan bagi ane nihh, buka posisi baru berarti nambah resiko baru. Krna apabila kita makenyaa ga benar, malah kedua teknik ini bsa mendouble kerugian yg kita alami.

Utk yg negatif saldo, di MIFX sbnrnya udah ada pencegahan, yakni fitur perlindungan saldo negatif. Jd klu emang harga bergerak ekstrim, dan saldo kita negatif, broker akan otomatis membuat nya jadi 0 shngga MIFX ibarat ngehapus minus kita ato ngebayarin hasil minus kita

  Vardy   |   21 Jul 2023

Klo mnrt aku, utk konteks menerapkan 3 jenis manajemen resiko sekaligus itu tergntung ama trader. Stop loss emang berguna banget dan basic banget dalam membatasi kerugian. I mean, smua trader bisa dengan gampang memasang stop loss dan bsa sesuai prefernsi mereka. Tetapi ada juga yg berpikir bahwa pertahanan terakhir dalam mengurangi kerugian itu adalh stop loss dan emang klo ngerasa trading mereka msh bsa memberiakn profit maka mngkn merka akan berusaha menggabunggkan dngn teknik2 yg udah disebutkan diatas. Ini klu aku blng tergantung ama situasi kondisi dalam menggunakan ketiga teknik ini.

Utk saldo negatif itu benar banget sig yg dipaparkan diatas. Jadi mngkn aku ga ada komentar lebih lanjut mengenai hal tsb