Untuk menyederhanakan strategi trading dengan price action, 3 pola candlestick untuk open posisi ini bisa menjadi acuan.
Pernah menjumpai pola candlestick penting tapi ragu open posisi? Bagaimana jika setelahnya harga benar-benar bergerak di arah yang Anda perkirakan? Penyesalan memang selalu datang belakangan, sehingga sangat penting memahami cara memastikan kemunculan pola candlestick dengan sinyal yang terkonfirmasi.
Terlepas dari tool analisa yang biasanya digunakan untuk mencari konfirmasi, sebenarnya ada cara simpel trading hanya dengan pola candlestick yang bisa Anda coba. Tak perlu susah-susah menghafal dan mencerna beragam pola yang ada, karena hanya dengan berpedoman pada 3 pola candlestick untuk open posisi buy berikut, Anda bisa mencari cuan dari potensi kenaikan harga.
DI
|
Daftar Isi |
1. Bullish Pin Bar
Tak dapat dipungkiri, Pin Bar merupakan salah satu pola candle paling familiar di mata trader. Pasalnya, bentuk Pin Bar unik dan mudah dikenali, serta sering terbentuk dan banyak bertebaran di chart. Bullish Pin Bar sendiri merupakan Pin Bar yang menandakan pembalikan dari pergerakan bearish (turun) menjadi bullish (naik). Ciri-cirinya, candle memiliki body kecil dan sumbu bawah yang panjang, di mana ukuran body tidak lebih dari 50% panjang keseluruhan candle. Berikut ilustrasinya:
Dalam mengenali bentuk Bullish Pin Bar yang akurat, sebagian trader ikut memperhatikan level penutupan candle; apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pembukaan. Padahal, indikasi terpenting dari sebuah Pin Bar adalah perbandingan antara ukuran body dan sumbunya. Semakin kecil body dan panjang sumbu bawahnya, maka semakin tinggi akurasi Bullish Pin Bar. Selain itu, sumbu atas yang minim atau bahkan tidak ada juga menjadi indikasi Bullish Pin Bar yang bisa diandalkan.
Baca juga: Kupas Tuntas Strategi Trading Reversal Dengan Pin Bar
Lantas, bagaimana cara open posisi dengan Bullish Pin Bar? Karena ini merupakan pola 1 candlestick, Anda perlu mencari sinyal lain sebagai pendukung. Contohnya adalah pola chart yang juga mengindikasikan bullish reversal seperti Inverted Head and Shoulders, Double Bottom, Triple Bottom, dsb. Pola-pola penerusan yang menandakan lanjutan uptrend juga bisa menjadi acuan apabila Anda tidak keberatan mencari peluang dari retracement atau seorang trend follower. Beberapa pola yang dimaksud adalah Bullish Flag, Falling Wedge, Ascending Triangle, dan sejenisnya.
Jika salah satu pola chart di atas terbentuk dan diikuti dengan Bullish Pin Bar, maka Anda bisa mendapatkan bekal entry buy yang sangat kuat.
2. Bullish Engulfing
Satu lagi pola candle pembalikan yang tak kalah populer dari Pin Bar adalah Engulfing. Secara khusus, Bullish Engulfing adalah pola price action yang terdiri dari 2 candle dan dicirikan dengan candle kedua yang lebih besar hingga terkesan "memakan" candle pertama. Berbeda dari Bullish Pin Bar, Bullish Engulfing sangat memperhitungkan letak level penutupan.
Dua syarat terpenting yang harus diperhatikan trader adalah:
- Candle kedua harus merupakan candle bullish yang ditutup menguat di atas harga pembukaan candle pertama. Sementara itu, harga terendah candle kedua juga harus lebih rendah daripada candle pertama.
- Posisi candle wajib dipastikan berada di akhir downtrend untuk memastikan sinyal kenaikan berikutnya.
Bullish Engulfing secara umum dianggap memiliki akurasi lebih tinggi dibanding Bullish Pin Bar. Hal itu karena candle kedua yang merupakan candle bullish sudah bisa menjadi konfirmasi perubahan sentimen pasar ke arah upside. Namun demikian, tak ada salahnya juga untuk menggunakan sinyal lain sebagai konfirmator tambahan.
Baca juga: Memahami Cara Konfirmasi Candlestick Dalam Strategi Price Action
3. Bullish Piercing
Seperti halnya pola Engulfing, Bullish Piercing terdiri atas 2 candle. Meskipun keduanya sama-sama memiliki komposisi 1 candle bearish yang diikuti 1 candle bullish, terdapat perbedaan penting pada ukuran candle-candle yang dimaksud.
Bullish Piercing tidak memerlukan candle bullish yang lebih besar dari candle sebelumnya untuk mengidentifikasi sinyal pembalikan, karena syarat terbentuknya pola ini adalah:
- Open candle kedua di bawah candle pertama.
- Close candle kedua minimal setengah dari body candle pertama.
Jika diilustrasikan, maka Bullish Piercing akan tampak seperti ini:
Menurut pakar yang membahas pola ini di portal "Forex with An Edge", Bullish Piercing cukup menarik karena jika digabungkan akan membentuk Bullish Pin Bar. Itulah mengapa, validasi pola Piercing juga bisa dilakukan dengan memantau apakah Pin Bar ikut terbentuk di time frame lebih besar.
Baca juga: Cara Membaca Candlestick Layaknya Trader Profesional
Sebagai contoh, apabila Anda melihat Bullish Piercing di time frame 30-menit, maka carilah time frame yang 2x lebih besar (dalam hal ini time frame 1-jam) untuk melihat apakah Bullish Pin Bar juga terbentuk. Ingat, dalam mencari Bullish Pin Bar, yang perlu dipastikan di sini adalah posisi body terhadap panjang sumbu bawah candle; warna candle yang menandakan bullish/bearish tidak menentukan akurasi Bullish Pin Bar.
3 Cara Open Posisi dengan Candlestick
Untuk menggunakan 3 pola candlestick bullish di atas sebagai acuan trading, maka ada 3 acuan yang bisa digunakan, dan semuanya dibagi berdasarkan tingkat risikonya:
1. Open Posisi pada Harga Close
Ini merupakan cara open posisi paling agresif, sehingga bisa dianggap yang paling berisiko. Mengapa demikian? Jika Anda open posisi segera setelah pola selesai terbentuk, belum ada sinyal tambahan yang mengkonfirmasi pola tersebut. Anda memang bisa memanfaatkan peluang secepat mungkin, tetapi tidak dapat memastikan apakah peluang tersebut valid atau tidak.
2. Open Posisi pada Breakout Harga Tertinggi (High)
Pada strategi ini, sinyal yang Anda gunakan lebih dapat diandalkan karena dikonfirmasi oleh penembusan harga dari High pola candle bullish. Jadi katakan saja Anda melihat Bullish Engulfing terbentuk, maka open posisi tidak dilakukan segera setelah candle kedua tertutup, melainkan sampai candle berikutnya bergerak di atas High Bullish Engulfing.
Menurut tingkat risikonya, cara open posisi ini merupakan gaya trading moderat dan cocok bagi trader yang ingin menghindari risiko tinggi tetapi tidak ingin ketinggalan trend.
Baca juga: Mengupas 3 Strategi Trading Forex Dengan Trend Reversal
3. Open Posisi pada Harga Close Candle Berikutnya
Mengandalkan Close candle berikutnya memerlukan waktu tunggu yang lebih lama dibanding cara-cara sebelumnya, sehingga sebagian trader menganggap metode ini dapat membuat mereka tertinggal dalam mengejar trend.
Meskipun begitu, cara ini memiliki tingkat risiko paling rendah karena dianggap memiliki konfirmasi sinyal paling akurat. Dengan memastikan entry buy sampai ada candle berikutnya yang ditutup di atas harga tertinggi pola candle bullish, posisi buy akan lebih menjanjikan daripada ketika Anda buru-buru masuk dengan cara pertama ataupun kedua.
Pada cara pertama, pola candle bullish bisa diikuti oleh candle bearish atau bahkan Pin Bar yang menunjukkan ketidakpastian, sehingga proyeksi kenaikan bisa saja tertunda (harga konsolidasi dulu) atau malah gagal terealisasi.
Sementara itu, cara kedua memang lebih memastikan peluang kenaikan, tapi ingatlah bahwa yang Anda jadikan acuan adalah kondisi breakout; candle berikutnya tidak perlu tertutup untuk membuat sinyal open posisi terpicu. Lantas bagaimana jika candle berikutnya memang sempat breakout dari level tertinggi pola candle bullish, tapi kemudian justru melemah dan akhirnya ditutup dalam kondisi bearish? Tentu saja posisi Anda masih terancam risiko sinyal palsu.
Pada cara ketiga, konfirmasi sinyal jauh lebih bisa diandalkan karena Anda bisa memastikan 2 hal berikut:
- Sentimen pasar benar-benar beralih ke sisi bullish karena yang menjadi acuan adalah candle berikutnya yang bersifat bullish.
- Candle bullish sudah tertutup sehingga tidak ada risiko harga tiba-tiba melemah dan candle berubah bearish.
Inilah mengapa open posisi dengan harga close candle berikutnya disebut sebagai cara konservatif dan ideal bagi para trader yang menginginkan risiko paling minim.
Ukuran dan Lokasi Candle Adalah Kunci
Banyak trader mengatakan bahwa candlestick adalah indikator price action yang bisa menggambarkan kondisi pasar. Jika bisa menguasainya, akan lebih mudah untuk membaca pergerakan harga dan menganalisa ke mana harga akan bergerak.
Terlepas dari 3 pola candlestick bullish yang dibahas di atas, sebenarnya ada cara sederhana untuk memahami analisa candlestick secara umum.
Pertama, perhatikan ukuran candle-nya. Jika body candle melingkupi lebih dari 50% seluruh range candle (diukur dari sumbu atas hingga bawah), maka hal itu menandakan trend yang masih kuat. Tinggal perhatikan saja apakah candle ditutup di harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari level pembukaannya. Jika lebih tinggi, maka artinya kekuatan buyer masih kuat, sehingga candle tersebut adalah candle bullish. Apabila candle ditutup di level yang lebih rendah dari harga Open, maka tekanan jual masih dominan sehingga menandakan kondisi bearish.
Lalu bagaimana jika ukuran body ternyata kurang dari 50% candle-nya?
Lihat di mana posisinya terhadap sumbu atas atau bawah. Apabila body candle lebih dekat ke sumbu atas, maka hal itu mengidentifikasikan penolakan pasar untuk menekan harga ke level yang lebih rendah, sehingga biasanya menjadi pertanda bullish reversal. Sebaliknya, body candle di sekitar sumbu bawah menunjukkan kondisi di mana pelaku pasar kekurangan momentum untuk mendorong harga lebih tinggi, sehingga umumnya menandakan bearish reversal.
Baca juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal
Sementara itu, posisi body candle di tengah mewakili ketidakpastian pasar karena mencerminkan kedudukan buyer dan seller yang sama-sama kuat.
Jika Anda ingin mengetahui info lebih banyak seputar ilmu pembacaan sumbu candlestick, bagaimana ia terbentuk dan apa saja yang perlu diwaspadai, kunjungi ulasan Apa Yang Dimaksud Shadow Candle Forex?
FAQ Pola Candlestick Untuk Open Posisi Buy
Salah satu strategi trading yang dapat dijadikan acuan open posisi buy adalah pola candlestick. Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan.
Apa saja pola candlestick rekomendasi untuk open posisi buy?
Ada tiga pola candlestick yang dianggap paling akurat sebagai sinyal bullish, yaitu Bullish Pin Bar, Bullish Engulfing, dan Bullish Piercing.
Apa itu pola Bullish Pin Bar?
Merupakan pola candlestick bullish reversal dengan ukuran badan candle kurang dari 50% ukuran keseluruhan candle, serta memiliki sumbu bawah yang panjang. Semakin panjang sumbu bawahnya, makin tinggi juga tingkat akurasi Bullish Pin Bar. Namun, karena pola ini hanya terdiri dari 1 candle, Bullish Pin Bar memerlukan bantuan dari chart pattern bullish reversal seperti Inverted Head and Shoulders, Double Bottom, Triple Bottom, dan sebagainya.
Apa itu pola Bullish Engulfing?
Merupakan pola candlestick bullish reversal yang terdiri dari 2 candle, yang di mana ukuran sumbu atas maupun bawah candle kedua harus lebih besar daripada candle pertama dan berupa candle bullish. Karena ini termasuk pola bullish reversal, maka pola ini harus berada di bawah downtrend.
Apa itu pola Bullish Piercing?
Merupakan pola candlestick bullish reversal yang terdiri dari 2 candle, yang di mana harga pembukaan candle kedua di bawah candle pertama, serta harga penutupan candle kedua melebihi setengah ukuran body candle pertama.
Apa saja tips dan trik trading menggunakan pola candlestick?
- Perhatikan ukuran candle-nya. Apabila minimal ukuran candle sama atau bahkan lebih dari 50% dari ukuran candle secara keseluruhan, maka sinyal reversal yang didapat .
- Lihat posisi terbentuknya pola. Apakah berada di bawah downtrend? Atau berada di atas downtrend? Dan sebaliknya.
- Selalu gunakan indikator konfirmasi lainnya.
- Jangan lupa guna TP dan SL.