Pola Inside Bar yang menguntungkan tidak terbentuk di sembarang time frame. Selain itu, masih ada 3 cara lain untuk mengenali pola Inside Bar yang layak menjadi acuan trading Anda.
Pola Inside Bar memang cukup sering muncul di chart, tapi tidak semuanya bisa dianggap menguntungkan. Hal itu karena dibutuhkan trend yang kuat untuk mendeteksi sebuah pola Inside Bar yang valid. Namun sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara mengenali pola Inside Bar yang menguntungkan, sudah tahukah Anda tentang esensi dari formasi candlestick ini?
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Fakta-Fakta Inside Bar
Sesuai namanya, Inside Bar merujuk pada bentuk candlestick yang berada di dalam area pergerakan harga candle sebelumnya (Mother Bar). Meskipun istilah ini disematkan untuk satu pola candle, banyak trader menganggap Inside Bar adalah pola dua candle karena mengikutsertakan keberadaan Mother Bar sebagai syarat terbentuknya Inside Bar.
Pola Inside Bar diyakini memancarkan sinyal yang sangat kuat dan menguntungkan jika bisa ditradingkan dengan benar. Formasi ini dianggap mewakili fase konsolidasi setelah terjadi pergerakan besar, sehingga bisa menyediakan ruang yang tepat bagi trader untuk masuk dan menunggangi pergerakan besar berikutnya.
Untuk memahami pola Inside Bar dengan lebih mudah, berikut fakta-fakta yang perlu Anda perhatikan:
- Inside Bar harus berada di dalam area candle sebelumnya.
- Terdiri dari 2 pola candlestick.
- Mother Bar bisa bersifat bullish atau bearish,
- Inside Bar bisa bersifat bullish atau bearish.
Lebih lanjut, terdapat 4 parameter penting dalam mengenali pola Inside Bar yang menguntungkan. Apa sajakah itu?
1. Time Frame
Dilihat dari time frame-nya, ciri pola Inside Bar yang menguntungkan haruslah terbentuk di chart Daily (harian) ke atas. Time frame apapun di bawah Daily sangat tidak direkomendasikan untuk mencari pola Inside Bar. Hal itu karena banyaknya noise yang berseliweran di time frame kecil dan mengaburkan sinyal Inside Bar. Menurut eLearnMarkets, Inside Bar di time frame besar lebih relevan karena membutuhkan waktu pembentukan lebih lama dan melibatkan lebih banyak pelaku pasar.
Baca juga: 5 Mitos Trading Dengan Time Frame Harian
2. Trend Pasar
Meski menandakan konsolidasi pasar, Inside Bar pada dasarnya paling cocok ditradingkan di pasar trending. Jadi apabila kondisi pasar sedang sideways atau choppy, jangan jadikan Inside Bar sebagai referensi trading Anda. Bagaimanapun juga, konsolidasi yang dicerminkan Inside Bar tentu memiliki fungsi yang lebih krusial apabila terjadi di tengah pergerakan trend yang kuat. Jika Inside Bar terdeteksi di pasar sideways, maka hal itu tak bisa dianggap sebagai konsolidasi dari sebuah trend, melainkan pendukung kondisi sideways yang belum jelas arahnya.
Untuk memastikan apakah trend harga saat ini masih kuat atau sudah melambat, Anda bisa menggunakan bantuan ADX atau indikator lain yang bisa mengukur momentum harga. Selain itu, Anda juga bisa mendeteksinya melalui Price Action.
3. Breakout
Sebagaimana diisyaratkan pada bagian sebelumnya, pola Inside Bar yang menguntungkan merupakan penanda konsolidasi di tengah trend yang masih kuat. Dengan demikian, harga diekspektasikan untuk melanjutkan trend usai Inside Bar terbentuk.
Guna memastikan penerusan trend, konfirmasi breakout dari Inside Bar menjadi sinyal yang perlu diperhatikan. Secara teoritis, harga yang berhasil keluar dari zona Inside Bar menandakan berakhirnya fase konsolidasi dan kesiapan pasar untuk melanjutkan trend sebelumnya.
Yang menjadi acuan di sini adalah batas range Mother Bar, yakni harga tertinggi (High) dan terendah (Low) candle yang mendahului Inside Bar. Perhatikan contoh grafik di bawah ini:
Terlihat bahwa dalam sebuah uptrend, harga berkonsolidasi dan membentuk pola Inside Bar. Ketika candle setelah Inside Bar bergerak naik melampaui High dari Mother Bar, di situlah saat yang tepat untuk memanfaatkan momentum buy.
Trader konservatif sering menunggu sampai candle setelah Inside Bar tertutup untuk memastikan formasi bullish yang mengkonfirmasi penerusan uptrend. Sebaliknya, trader yang lebih agresif cenderung beraksi begitu candle setelah Inside Bar bergerak menembus High dari Mother Bar. Sebagian dari mereka bahkan ada yang berpatokan pada High Inside Bar untuk menentukan level entry.
Kedua aksi tersebut sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan yang bisa disesuaikan dengan tendensi Anda dalam mengambil risiko. Jika Anda tipe trader yang lebih suka berhati-hati dan ambil aman, sebaiknya ikuti langkah trader konservatif untuk memastikan sampai candle ditutup menguat terlebih dulu. Sebaliknya, bagi Anda yang suka mengambil risiko, sikap trader agresif mungkin akan lebih cocok karena bisa menghindarkan Anda dari keterlambatan mengambil posisi saat harga sudah naik melampaui High Mother Bar.
4. Ukuran Mother Bar dan Inside Bar
Seringkali, trader lebih memperhatikan sifat bullish dan bearish Inside Bar daripada ukurannya. Mereka bertanya-tanya apakah Inside Bar berbentuk candle bullish akan mengindikasikan uptrend, atau apakah pola Inside Bar yang ditutup melemah merupakan pertanda pergerakan ke arah downside.
Faktanya, akurasi pola Inside Bar tidak bergantung pada ciri-ciri itu. Yang lebih perlu diperhatikan adalah seberapa besar ukuran Inside Bar dibandingkan Mother Bar-nya. Inside Bar berukuran kecil dengan Mother Bar berbody besar biasanya lebih valid karena menandakan konsolidasi yang kuat. Sebaliknya, level-level Inside Bar yang berada di luar jangkauan Mother Bar mengindikasikan ketidakpastian pasar, sehingga sinyal konsolidasinya tidak terlalu bisa diandalkan.
Perhatikan Hal Ini Saat Trading Dengan Inside Bar
Setelah memastikan keempat hal di atas untuk mendapatkan pola Inside Bar yang menguntungkan, masih ada beberapa aturan penting yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir risiko kerugian. Mengapa langkah ini perlu dipelajari? Well, sebaik apapun metode analisa Inside Bar yang diusung, peluang pergerakan pasar di luar prediksi akan selalu ada.
Misalnya saja, meskipun breakout Inside Bar sudah terkonfirmasi dengan candle bullish yang seharusnya melanjutkan uptrend, masih ada potensi harga bergerak sideways atau justru melemah karena faktor-faktor di luar alasan teknikal yang mempengaruhi pelaku pasar. Dalam kondisi seperti ini, Anda mungkin tak bisa menghindari kerugian, tetapi setidaknya ada langkah-langkah yang bisa dipastikan agar loss bisa diminimalisir sebaik mungkin.
Entry dan Exit
Seperti diindikasikan pada bagian sebelumnya, aturan Entry dari pola Inside Bar sebenarnya bermacam-macam tergantung gaya trading yang Anda gunakan. Dalam hal ini, pastikan breakout telah benar-benar terjadi di atas High atau di bawah Low Mother Bar untuk memicu Entry. Tanpa konfirmasi breakout, Anda berisiko terjebak dalam perdagangan ranging yang masih berlanjut karena belum ada kepastian bahwa konsolidasi sudah berakhir.
Sementara itu, Exit bisa diatur dengan Stop Loss di bawah Low Mother Bar (untuk posisi buy) atau di atas High Mother Bar (untuk posisi sell). Jika ingin menargetkan level keuntungan, Anda dapat menggunakan rasio risk/reward atau mengaplikasikan Trailing Stop untuk memanfaatkan arus penerusan trend setelah Inside Bar terbentuk. Dalam hal ini, Trailing Stop tidak hanya berperan mengamankan akun dari kerugian besar, tapi juga mengunci profit yang sebelumnya sudah terkumpul.
Sinyal Perubahan Trend
Selain mengidentifikasi penerusan trend, Inside Bar nyatanya juga bisa muncul untuk menandakan perubahan arah trend. Lantas, bagaimana cara membedakan Inside Bar yang mewakili sinyal konsolidasi dan reversal?
Cara paling sederhana untuk memastikan tentunya adalah dengan menunggu breakout yang terkonfirmasi. Sebagai contoh, apabila Inside Bar yang terjadi di tengah uptrend kemudian diikuti oleh beberapa candle bearish yang terbentuk melampaui Low Mother Bar, maka hal itu bisa menjadi pertanda reversal ke arah bearish. Anda bisa membatalkan open posisi buy atau beralih membuka posisi sell dalam kondisi seperti ini.
Untuk sinyal lebih akurat, Anda disarankan menggunakan konfirmator tambahan seperti sinyal indikator momentum yang bisa menunjukkan apakah trend harga sudah melambat atau masih kencang. Selain itu, mengamati pengukuran overbought/oversold pada Oscillator juga bisa menjadi alternatif yang bisa dicoba.
Chart EUR/USD di bawah ini menunjukkan kondisi uptrend yang terbentuk di time frame Daily. Pada 3 Mei 2021, harga tampak membentuk Inside Bar yang berada dalam range pergerakan candle bearish sebelumnya (Mother Bar). Formasi ini menandai fase konsolidasi dari gelombang uptrend yang saat itu menjadi pergerakan dominan. Namun mengingat besarnya candle bearish yang mendahului Inside Bar, beberapa trader mungkin ragu dan mulai mewaspadai peluang reversal ke arah downside. Dalam hal ini, indikator ADX di bagian bawah chart kemudian digunakan untuk memberikan sinyal kekuatan trend.
Sebagai informasi, cara penggunaan dasar indikator ADX adalah dengan melihat rentangnya. Pengukuran ADX di bawah 20 mensinyalkan trend yang lemah, antara 20-60 memperlihatkan trend yang terus menguat, sementara di atas 60 merupakan indikasi trend yang mulai melambat. Jika harga akan reversal, biasanya akan didahului dengan pembacaan ADX di atas 60.
Grafik EUR/USD yang menjadi fokus di bawah ini menegaskan bahwa sinyal ADX terpantau berada di poin 30.65 saat Inside Bar 3 Mei 2021 terbentuk. Itu artinya, uptrend harga masih kuat berlanjut. Hal ini bisa menjadi bekal Anda mendapat keuntungan di pasar forex dengan merancang posisi buy pada penembusan High Mother Bar (jika Anda konservatif) atau High Inside Bar (apabila Anda berhaluan agresif).
Trading dengan pola candlestick seperti Inside Bar memang tampak sederhana. Namun, ada beragam aturan dan metode analisa yang perlu diperhatikan agar tak salah menginterpretasikan sinyal. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih menjanjikan dan terhindar dari risiko sinyal palsu, Anda juga perlu mewaspadai kesalahan-kesalahan fatal saat menggunakan pola Inside Bar.