Agar Anda bisa memprediksi pergerakan harga secara real time ketika trading kripto, indikator non lagging bisa menjadi alat bantu. Berikut adalah beberapa contoh indikator non lagging terbaik untuk Anda.
Trading kripto memang terlihat sangat menggiurkan, pergerakan harganya yang sangat fluktuatif, membuat sebagian trader tertarik untuk mencoba terjun ke dunia kripto. Namun dibalik potensi menggiurkan kripto, tentu akan selalu disertai dengan risiko tinggi, dan salah satu cara meminimalisir risiko adalah menggunakan bantuan indikator sebagai alat analisis teknikal ketika trading.
Berdasarkan hal itu, Anda pasti akan membutuhkan indikator terbaik kripto yang bisa memprediksi arah pergerakan harga, berupa indikator non lagging atau kerap disebut juga sebagai indikator leading. Apa saja yang termasuk indikator non lagging? Artikel ini akan mengulas beberapa indikator non lagging terbaik untuk trading kripto.
DI
|
Daftar Isi |
Perbedaan Indikator Non Lagging VS Lagging
Mari kita bahas sedikit alasan mengapa Anda sebaiknya tidak menggunakan indikator lagging. Sebab, indikator lagging lebih tepat digunakan sebagai alat konfirmator sinyal, daripada untuk memprediksi. Perbedaan dasar antara indikator lagging dan indikator non lagging terletak pada kecepatan sinyal yang diberikan.
Indikator lagging lebih lambat dalam memberikan sinyal, karena datanya berdasarkan pola historis dengan periode waktu tertentu. Indikator lagging akan mengirimkan sinyal setelah tren dikonfirmasi, seperti Relative Strength Index (RSI). Indikator RSI akan mengirimkan sinyal setelah osilator mencapai kisaran ekstrem atas (overbought) atau bawah (oversold). Namun karena indikator ini cenderung lambat, akibatnya Anda mungkin akan kehilangan momentum untuk meraup keuntungan yang besar.
Baca Juga: 3 Tips Trading Dengan Indikator RSI
Sedangkan indikator non lagging adalah indikator yang dapat menunjukan ke mana arah harga suatu aset di pasar akan bergerak. Biasanya, banyak investor yang menggunakan indikator ini untuk mengantisipasi kondisi pasar di masa depan. Indikator ini akan sangat cocok digunakan para trader dalam menganalisis pergerakan pasar dalam jangka waktu singkat atau menengah, namun tetaplah berhati-hati terhadap sinyal palsu yang kerap muncul pada indikator ini.
Lima Indikator Non Lagging Terbaik
Setelah memahami penjelasan singkat di atas, maka saatnya Anda mencari tahu indikator non lagging terbaik apa saja yang dapat digunakan ketika trading kripto. Berikut 5 indikator non lagging terbaik untuk trading kripto.
1. True Strength Index (TSI)
True Strength Index atau TSI adalah osilator momentum yang digunakan dalam analisa teknikal untuk menentukan momentum dan kekuatan tren kripto. TSI memang salah satu indikator yang jarang terekspos dalam berbagai materi trading. Ini disebabkan karena TSI kalah pamor oleh Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergen (MACD).
Padahal TSI bisa sangat diandalkan untuk menentukan arah tren dan mengukur kekuatan tren kripto, sehingga sangat bermanfaat bagi Anda untuk entry posisi baru ataupun menutup posisi. Selain itu, TSI juga dapat membantu menentukan apakah pasar sedang mengubah tren dan mengetahui pasar sedang overbought atau oversold, serta digunakan di semua grafik kerangka waktu. Tak heran bila indikator ini sangat berguna dalam trading kripto.
Indikator ini bisa dibilang sebagai salah satu indikator terbaik kripto karena fungsinya yang lengkap, mulai dari mengukur kekuatan tren, level overbought-oversold, hingga melihat titik exit market. Cara termudah dan paling sering digunakan untuk konfirmasi sinyal TSI adalah analisis multi time frame, namun Anda juga bisa menambahkan indikator lagging seperti MA atau Bollinger Bands untuk meningkatkan keakurasian sinyalnya.
2. Fisher Transform (FT)
Fisher Transform (FT) adalah indikator teknis non lagging buatan John F. Ehlers yang mengubah harga menjadi distribusi normal Gaussian dan digambarkan menggunakan dua garis, yaitu Fisher dan Trigger. Secara sekilas, indikator ini mirip dengan indikator Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan nilai ekstrem, seperti overbought dan oversold.
Meski demikian, indikator Fisher Transform tidak memiliki batasan yang jelas, sehingga pergerakan ekstrem dapat terjadi untuk waktu yang lama. Pergerakan ekstrem tersebut didasari dari pembacaan historis untuk aset tersebut. Pembacaan yang ekstrim menunjukkan kemungkinan pembalikan dan harus dikonfirmasi dengan persilangan antara garis Fisher dan Trigger. Jika garis Fisher (biru) melintasi garis Trigger (oranye), ini menunjukkan tren bullish dan sinyal beli. Sebaliknya, bila garis Trigger melintasi garis Fisher, ini menunjukkan tren bearish atau sinyal jual.
3. Pivot Point (PP)
Pivot Points (PP) adalah indikator non lagging yang biasa digunakan untuk day trading. Pivot Point dikenal dan digunakan pertama kali di pasar saham, kemudian pada tahun 1990 mulai diperkenalkan untuk trading forex, hingga saat ini pasar cryptocurrency juga mulai menggunakannya.
Fungsi dari indikator ini adalah untuk menentukan level support dan resistance suatu pergerakan pair. "S" adalah singkatan dari "Support" dan "R" adalah singkatan dari "Resistance". Pada prinsipnya pivot point akan memberikan sinyal buy jika harga di atas pivot dan sell bila harga di bawah pivot.
Pivot Points murni berdasarkan harga rata-rata dan mengabaikan volume atau momentum. Indikator ini menggunakan perhitungan rata-rata harga rendah, tinggi, dan penutupan untuk menentukan level garis pivot. Anda dapat menggunakan stop-loss dan take-profit di dekat level Pivot Point. Selain itu, indikator ini juga sering digunakan untuk mengkonfirmasi pola tren.
4. Stochastic RSI (StochRSI)
Stochastic RSI adalah indikator pembalikan non lagging populer yang bergerak lebih cepat dibandingkan RSI. StochRSI sangat sensitif dan bergerak cepat di antara wilayah overbought dan oversold. Pembacaan di atas 80 dianggap overbought, sedangkan untuk di bawah 20 dibaca sebagai oversold.
Setelah garis "K" (biru) bersilangan dengan garis "D" (merah), itu merupakan sinyal untuk entry posisi. Jika indikator telah menunjukkan level oversold, Anda bisa entry posisi buy ketika terjadi persilangan. Begitupun sebaliknya, bila StochRSI menunjukkan level overbought, maka Anda bisa entry sell saat terjadi persilangan. Meski terlihat mudah, Anda tetap harus berhati-hati, indikator ini bisa mengirimkan sinyal palsu karena sifatnya yang sensitif.
5. Williams Alligator (WA)
Williams Alligator adalah indikator Moving Average non lagging yang bisa memberi tahu Anda cara dan kapan waktu terbaik untuk entry market. Indikator ini dirancang dengan meniru pembukaan mulut buaya. Mulut tertutup adalah ketika garis-garis itu berdekatan satu sama lain, sedangkan mulut terbuka adalah saat garis-garis itu terpisah. Apabila mulut sedang terbuka, maka itu menunjukkan kondisi pasar yang sedang tren, sedangkan jika mulut tertutup, maka indikator memberitahukan bahwa pasar sedang sideways dan Anda harus menghindarinya.
Dari situ kita bisa tahu bahwa WA merupakan salah satu indikator non lagging terbaik karena indikator ini bisa menyaring pasar sideways dari kondisi pasar yang sedang tren sekaligus mengirimkan sinyal entry secara bersamaan. Sinyal beli dihasilkan ketika bibir (garis hijau) bergerak di atas garis merah dan biru. Sementara sinyal jual dihasilkan saat rahang (garis biru) bergerak di atas garis merah dan hijau. Pada contoh di atas, Anda bisa melihat ada dua pasar yang sedang tren dan WA memprediksi keduanya tepat waktu.
Baca Juga: Ingin Berteman Baik Dengan Tren? Kenalan Dulu Dengan Moving Average
Kesimpulan
Indikator lagging memang lebih akurat, namun indikator non-lagging tetap lebih unggul untuk day trading kripto. Indikator non lagging atau leading didasari oleh harga terkini dan itu dapat memprediksi tren berikutnya. Meski demikian, artikel ini bukan tentang perbandingan indikator non lagging vs lagging, tetapi bagaimana Anda bisa belajar menggunakan beberapa indikator terbaik kripto di atas untuk trading.
Karena interpretasi yang dimiliki seorang trader terhadap suatu indikator bisa sangat berbeda dengan trader lain. Selain itu, jangan lupa tetap perhatikan manajemen risiko dan menggunakan stop-loss untuk meminimalkan risiko kerugian modal walaupun Anda telah memakai indikator kripto terbaik di atas.
Selain mempelajari indikator-indikator leading terbaik kripto di atas, Anda juga bisa mempelajari beberapa indikator terbaik untuk trading Bitcoin. Apa saja indikatornya? Simak ulasan lengkapnya di artikel berjudul, "5 Indikator Bitcoin Terbaik Versi Para Pakar"