Amerika Serikat dikenal sebagai produsen minyak terbesar di dunia, tapi apakah Anda tahu negara penghasil minyak di Asia Pasifik? Indonesia ada di peringkat berapa, ya?
Tahukah Anda bahwa selama tahun 2020, Asia Pasifik menyumbang 8.4% dari produksi minyak dunia? Angka ini sebagian besar diperoleh dari China dan India, di mana China berhasil masuk dalam daftar 10 negara produsen minyak bumi terbesar di dunia. Meskipun demikian, kontribusi negara-negara Asia Pasifik pada produksi minyak dunia sebenarnya terus menurun.
Negara-negara penghasil minyak terbesar memainkan peran penting di pasar global sebagai gatekeeper bursa komoditas. Jika kita mengenal Timur Tengah dan Amerika Serikat sebagai produsen minyak terbesar di dunia, lalu bagaimana dengan lingkup Asia Pasifik? Apakah Indonesia termasuk penghasil minyak terbesar?
1. China
Tak hanya negara produsen emas terbesar, China juga menduduki peringkat 1 di industri minyak Asia Pasifik. Dari 7 juta barel yang diproduksi di kawasan tersebut, 5 juta diantaranya dihasilkan dari China. Dengan demikian, negara ini bertanggung jawab atas lebih dari setengah total produksi Asia Pasifik.
Industri minyak China dipimpin oleh beberapa perusahaan terkemuka, meliputi China Petroleum and Chemical Corporation (Sinopec), perusahaan minyak lepas pantai China (CNOOC), serta PetroChina. Ketiga perusahaan ini menyumbang sebagian besar dari total produksi tahunan negeri Tirai Bambu tersebut.
2. India
Pada tahun 2020, India memproduksi 771,000 barel minyak per hari, jumlah yang cukup stabil seiring melonjaknya konsumsi minyak di India. Sebagai informasi, konsumsi minyak warga India menempati urutan ketiga di dunia, tepat setelah AS dan China. Selain minyak, India juga terkenal akan konsumsinya yang tinggi pada emas karena logam mulia itu sering dipakai pada upacara-upacara adat.
Baca Juga: Pengaruh Harga Minyak Terhadap Harga Emas
Produksi minyak di India didominasi oleh perusahaan milik negara, Oil and Natural Gas Corporation, yang menyumbang sekitar 71% dari produksi domestik. Cairn Oil & Gas serta Vedanta Limited, cabang dari perusahaan minyak dan gas Inggris Cairn Energy PLC, adalah kontributor terbesar kedua untuk pasar minyak India. Perusahaan tersebut memproduksi 24% dari keseluruhan jumlah minyak mentah di India.
3. Indonesia
Indonesia duduk di posisi ketiga setelah India dengan produksi sekitar 743,000 barel per hari. Walau kini hanya berkisar di angka 700 ribuan, pada era kejayaan tahun 1990-an hingga 2000, Indonesia pernah memproduksi antara 1.5 sampai 1.7 juta barel, lho.
Sejak periode itu berlalu, produksi mengalami trend penurunan cukup drastis. Kemerosotan produksi diakibatkan oleh banyaknya ladang minyak yang menua disertai peningkatan permintaan domestik. Hal ini memaksa Indonesia keluar dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di tahun 2009 setelah bertahan selama 47 tahun lamanya. Beruntung, Indonesia kembali bergabung di tahun 2016.
PT Chevron Pacific Indonesia, anak perusahaan dari raksasa energi Amerika Chevron Corporation, dan PT Pertamina adalah dua produsen minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan minyak asing lain seperti Total SA, ConocoPhillips, serta CNOOC juga ikut ambil bagian penting dalam industri minyak Tanah Air.
4. Malaysia
Malaysia menghasilkan 596,000 barel minyak per hari, yang sebagian besar ditambang di lepas pantai. Selama satu dekade terakhir, produksi minyak Malaysia cukup stabil meskipun ada sedikit trend penurunan sejak 2016.
Petroliam Nasional Berhad atau dikenal sebagai Petronas, adalah perusahaan energi milik Malaysia yang mengontrol semua sumber daya minyak dan gas di negara itu. Perusahaan minyak dan gas internasional seperti ExxonMobil Corporation, Murphy Oil Corporation, dan Royal Dutch Shell PLC, turut terlibat dalam memproduksi komoditas minyak Malaysia di bawah pengawasan Petronas.
5. Thailand
Produksi minyak di Thailand mencapai 418.000 barel per hari. Sayangnya, Thailand harus mengimpor minyak dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan domestik lantaran menurunnya cadangan minyak dalam negeri. Perlu diketahui, investasi pemerintah ke industri minyak memang terbilang minim sehubungan dengan krisis politik dan bencana alam yang kerap melanda Thailand. Akibatnya, pembentukan Undang-Undang Perminyakan pun terus diundur.
Chevron adalah produsen minyak utama yang beroperasi di sumur minyak terbesar Thailand, Benyamas. Perusahaan minyak Thailand, PTT Exploration and Production, justru menduduki posisi kedua. Perusahaan internasional lain yang terlibat dalam produksi minyak Thailand termasuk Coastal Energy Company dan Salamander Energy PLC.
Di tahun 2020 sendiri, produksi minyak Asia Pasifik mencapai 7.4 juta barel per hari. Angka ini memang tidak menunjukkan nilai fantastis, mengingat sejumlah negara di kawasan ini telah menemukan cadangan minyak bumi baru, meski ada juga negara yang mengalami penurunan produksi akibat berkurangnya stok minyak.
Perbedaan jumlah produksi yang cukup kontras antara China dan negara-negara produsen lainnya terjadi karena tidak meratanya pasokan minyak bumi, ada negara yang kaya akan ladang minyak, tapi ada juga yang terpaksa harus mengimpor.
Baca Juga: Harga Minyak Hari Ini
Untuk ukuran global, penghasil minyak terbesar berasal dari Amerika Serikat (18.60 juta barel per hari), kemudian Arab Saudi (10.82 barel per hari), Rusia, Kanada, barulah China di posisi kelima.
Meski Amerika memproduksi minyak terbanyak, namun cadangan minyak paling kaya justru ada di negara Venezuela, yang diperkirakan mencapai 300 miliar barel. Arab Saudi menyusul di posisi kedua dengan stok minyak sebanyak 266.5 miliar barel.
Lepas dari semua itu, kini negara-negara maju mulai beralih meninggalkan minyak ke sumber daya energi lain seperti gas karena ancaman global warming dan polusi udara. Meski begitu, tampaknya untuk sekarang, minyak masih menjadi bahan bakar penting bagi kehidupan masyarakat.
Saking besarnya industri minyak, trading di komoditas ini cukup populer dan banyak ditawarkan sebagai instrumen alternatif di broker-broker forex. Jika Anda tertarik, sudah ada beberapa broker lokal resmi yang menawarkan trading minyak.