Trading dan profit adalah dua hal yang sangat berkaitan. Pernahkah Anda mendengar nama-nama tokoh berikut ini? Mereka pernah menjadi pencetak profit fenomenal dan hingga kini masih dikenal luas.
Tahun baru telah tiba! Apakah Anda siap untuk membuat rencana baru yang menginspirasi Anda di dunia trading? Untuk mengawali aktivitas Anda di tahun baru, tak ada salahnya menyimak kisah sukses dari trader terkenal sebagai inspirasi. Meskipun tokoh-tokoh trading dunia di bawah ini memiliki latar belakang yang beragam, mereka punya satu kesamaan: telah mencetak profit fenomenal yang membuat mereka dikenal dunia.
Edward Arthur Seykota: Bapak Sistem Trading
Jika pada usia lima tahun seorang anak masih asyik bermain, Ed Seykota justru telah melakukan transaksi pertamanya! Pada saat itu, ia menukarkan medali berwarna emas ke tetangganya dengan lima kaca pembesar.
Ketika mulai menjadi trader di 1970, ia mengembangkan algoritme mekanis untuk sistem trading dan menggunakan program komputer. Hingga saat ini, jumlah profit yang dia capai untuk akun kliennya masih merupakan rekor mutlak!
Baca juga: Cara Menggandakan Profit Dalam Trading Forex
Profit yang dihasilkan oleh sistem yang ia gunakan setara dengan 250,000% dari kurun waktu 1972 hingga 1988. Dengan kata lain, klien Seykota meraup untung 15 juta dolar dari modal 5,000 dolar saja. Jelas sekali ini bukan karena faktor keberuntungan saja.
Gaya trading Ed Seykota merupakan paduan kombinasi trend following dengan beberapa pola tertentu. Meski tidak terlalu detail, ia memberi saran pada setiap trader untuk terus belajar menemukan dan mengembangkan sistem trading yang cocok dengan gayanya masing-masing.
Simak Juga: Prinsip Trading Ed Seykota Untuk Trend Following
Berbeda dengan persepsi yang diyakini secara luas, trader dengan gaya teknikal ini menganggap analisis fundamental sebagai funny mentals atau tidak berguna. Sebaliknya, jika seorang trader mampu memahami fundamental lebih awal sebelum disadari oleh trader lainnya, maka ia menyebutnya surprise-a-mentals.
Beberapa hal yang sangat diperhatikan Seykota adalah pola grafik terbaru, trend jangka panjang, dan posisi paling tepat untuk buy and sell. Risiko yang ia ambil untuk satu posisi dalam satu akun biasanya tidak lebih dari 5% dari total ekuitas. Saat harga bergerak mengikuti tren, stop loss ia pindahkan untuk mengunci profit, sehingga keuntungan akan bergerak mengikuti trend.
Kutipan tips dari Ed Seykota: "Aturan trading yang saya ikuti adalah: Cut loss, ikuti trend, tetap membuka posisi dalam ukuran kecil, tidak ragu dengan trading rules yang dimiliki, namun tetap tahu kapan harus melanggar aturan."
Nassim Taleb: A Black Swan of the Market
Salah satu trader yang paling menarik dan kontroversial karena teorinya adalah Nassim Taleb. Teori Black Swan yang digagasnya merupakan teori peristiwa yang hampir sangat mustahil terjadi.
Nassim Taleb lahir di Lebanon dalam keluarga penganut Ortodoks Yunani. Ia memulai karir sebagai trader setelah lulus dari University of Paris. Semakin dia mempelajari statistik, semakin dia yakin bahwa seluruh sistem keuangan merupakan tong dinamit yang siap meledak.
Akhirnya, dia merilis buku yang berjudul "The Black Swan" dan menjadi sangat terkenal. Menurut Taleb, hampir seluruh peristiwa krusial dapat mempengaruhi pasar dan sama sekali tidak dapat diprediksi. Sebagian besar manajer risiko bekerja dengan menganalisa masa lalu untuk memprediksi masa depan. Sayangnya, tidak semua hasil di masa lalu memberikan reward yang sama persis di masa depan.
Baca juga: Risk And Reward Ratio Dalam Trading Forex
Terjadinya Black Monday pada 19 Oktober 1987 menjadi tonggak bersejarah bagi Taleb. Ia mendapat untung USD40 juta ketika Dow Jonesturun 22.6%. Hanya Taleb yang sudah mengantisipasi kemungkinan ini.
Pada tahun 2003, Taleb memberikan prediksi berprobabilitas tinggi tentang jatuhnya Fannie Mae, sebuah institusi yang didukung oleh pemerintah. Taleb melakukan analisis resikonya dan memberikan pendapat yang sangat negatif. Tentu saja prediksi Taleb menuai banyak protes dan keraguan di dunia finansial. Namun ternyata, forecast Taleb benar-benar terjadi. Fannie Mae jatuh dan menimbulkan kerugian hingga ratusan juta dolar.
Ingeborga Mootz: Nenek Sejuta Dolar
Jika Ed Seykota memulai transaksi pertamanya pada usia 5 tahun, Frau Mootz justru memulainya di usia yang telah senja, yaitu 96 tahun. Ingeborga lahir dari keluarga miskin, dan menikah pada usia 17 tahun untuk keluar dari kemiskinan. Akan tetapi, ia tidak memiliki kebebasan finansial sama sekali.
Sampai usia 75 tahun, dia masih harus meminta uang belanja. Setiap kali Mootz mencoba untuk mendapatkan pekerjaan, suaminya akan menjatuhkannya, menyebutnya sebagai wanita tua bodoh yang tidak dapat menghasilkan uang.
"Jika Anda pikir saya tidak bisa bekerja, saya akan trading di pasar keuangan!" katanya suatu hari, ketika sudah hilang kesabaran menghadapi suaminya.
Ingeborga tidak berbohong. Setelah kematian suaminya, Mootz menemukan 1000 saham yang merupakan hasil kerja sang suami. Meski sempat bimbang, dia akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko dan masuk ke pasar.
Langkah tersebut kemudian terbukti menjadi keputusan yang tepat. Selama 8 tahun pertama trading, Mootz telah menghasilkan lebih dari 500,000 Euro!
Dia dikagumi karena gaya tradingnya. Dia tidak menggunakan gadget, internet, atau sinyal trading. Semua yang dia perlu tahu dia dapatkan dari koran pagi. Ia membaca dan memerhatikan ringkasan pasar saham di sana, terutama tiga angka utama: harga saham emiten terkini, harga terendah selama setahun terakhr, dan tingkat maksimum untuk periode saat ini.
Baca juga: 3 Cara Analisa Saham
Menurut Mootz, jika harga suatu saham menukik turun, berarti perusahaannya sedang dalam masalah. Namun jika perusahaan ini telah berdiri lebih dari seabad, maka saham perusahaan tersebut masih ada kemungkinan naik lagi. Jika ia melihat prospek pertumbuhan yang bagus dalam setahun ke depan, barulah ia membelinya.
Richard Dennis: The Prince of the Pit
Ia lahir di sisi selatan Chicago dari keluarga Irlandia yang cukup miskin. Dennis mulai menjadi trader di Chicago Mercantile Exchange pada usia 17 tahun. Ia mengubah dana USD1,600 menjadi USD200 juta dalam waktu sekitar 10 tahun.
Melalui eksperimen Turtles, ia melatih sekelompok orang selama dua minggu. Ketika eksperimennya berakhir lima tahun kemudian, total keuntungan yang terkumpul sebesar $175 juta!
Strategi Turtle Trading ini meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menentukan pasar yang akan dipilih.
- Menentukan level harga untuk buka posisi, stop loss, dan tutup posisi dalam skenario profit.
- Menentukan jumlah lot yang akan ditransaksikan.
- Mengikuti arah trend pasar yang saat itu sedang berjalan.
Dennis adalah seorang trader trend. Dia lebih suka menemukan trend dan terus menambah posisi sesuai trend.
"Ketika Anda memiliki posisi, Anda memilihnya karena suatu alasan, dan Anda harus mempertahankannya sampai alasan itu tidak ada lagi" - Richard Dennis.
George Soros: "Pembobol" Bank of England
Soros mungkin dikenal sebagai salah satu trader paling terkenal sepanjang masa. Lahir di keluarga Yahudi Hungaria, ia nyaris tidak selamat dari pendudukan Nazi. Saat belajar, George bekerja sebagai kuli kereta api dan pelayan klub malam untuk mendapatkan satu sen.
Setelah dia pindah ke New York dan bekerja untuk beberapa perusahaan pialang Wall Street, kehidupan nyata si jenius keuangan dimulai. Namun dari semua hikayat keberhasilannya, insiden yang membuat ia paling dikenal adalah kesuksesannya merugikan Bank of England pada tahun 1992. Saat itu, Soros membuat taruhan besar melawan Pound Inggris dan memperoleh 1 miliar dolar hanya dalam satu malam!
Simak Juga: Ilmu Trading Dari George Soros untuk Trader Pemula
Sosok George Soros lebih dikenal sebagai spekulator terkemuka ketimbang trader ataupun investor yang mengambil keuntungan dari investasi jangka panjang. Soros memiliki kepiawaian dalam mengamati struktur fundamental suatu negara dan berspekulasi terhadap masa depan perekonomiannya. Hal inilah yang membuatnya berani melakukan aksi jual Pound.
Teori refleksivitas merupakan prinsip yang sering dikaitkan dengan George Soros. Pada dasarnya, kondisi refleksif terjadi akibat rantai berkesinambungan di mana ide mempengaruhi kondisi pasar, lalu kondisi pasar mempengaruhi ide. Oleh karenanya, terciptalah siklus yang bisa dideskripsikan sebagai gelembung (bubble). Jika sudah tampak fenomena seperti ini, maka tinggal menunggu saja sampai bubble pecah dan mengakibatkan kemerosotan besar-besaran. Soros mampu mengkapitalisasi situasi ini sebelum benar-benar terjadi.
Soros juga dikenal sebagai dermawan terkemuka di dunia. Pada tahun 2018, Financial Times mengakui Soros sebagai "The Person of the Year". Majalah itu mengatakan, keputusan itu tidak hanya didasarkan pada pencapaian Soros, tetapi juga pada nilai-nilai yang ia wakili sebagai penyumbang dana dan beragam aksi amal darinya.
Dari miskin menjadi kaya, ini bisa menjadi cerita siapa saja. Setiap trader memiliki cerita yang berbeda. Semuanya mengalami pasang surut, tetapi hal yang mereka semua bagikan adalah keinginan untuk berhasil mengatasi kesulitan. Moral dari setiap kisah sukses trading adalah sama: bahwa perjuangan Anda belum berakhir, kecuali Anda memutuskan untuk menyerah. Jika Anda mencari kisah perjuangan di tengah krisis, perjalanan 6 trader ini bisa menjadi penyemangat yang efektif.