Sebelum menjadi salah satu metode analisa yang diandalkan oleh banyak trader, ada tokoh-tokoh yang berperan penting dalam memelopori analisa teknikal. Siapa saja mereka?
Bak primadona, analisa teknikal menjadi model analisa yang digemari banyak trader. Berkat kemudahan dan kesederhanaan yang ditawarkannya, tak heran jika analisa ini masih menjadi favorit sampai saat ini. Bahkan, popularitasnya setingkat lebih tinggi daripada model analisa fundamental.
Namun, pernahkah terlintas di pikiran Anda tentang bagaimana analisa teknikal pertama kali digunakan dan dipopulerkan? Sejarah terciptanya analisa teknikal digawangi oleh lima orang penting. Terlepas dari mitos-mitos analisa teknikal yang sering muncul, keberadaan analisa teknikal kini mampu menyempurnakan aktivitas trader sehari-hari berkat kemudahan yang ditawarkannya. Lantas, siapa saja mereka?
DI
|
Daftar Isi |
1. Charles Dow
Embrio analisa terpenting mulai ada pada akhir abad ke-19. Saat itu, Charles Henry Dow, seorang reporter majalah finansial di New York, mengeluarkan beberapa panduan prediksi harga menggunakan histori pergerakan saham di masa lalu. Dow mencatat semua pergerakan harga saham, baik itu harga harian, mingguan, maupun bulanan.
Selanjutnya, ia mengaitkannya dengan pola pasang surut dan aliran pasar. Dari situlah Dow kemudian bisa menyatakan jika pola-pola harga yang terbentuk di pasar cenderung berulang dan bisa diprediksi dari peristiwa sebelumnya. Berkat penemuannya tersebut, Dow akhirnya dikenal sebagai Bapak Analisa Teknikal sekaligus tokoh analisa terpenting yang pertama.
Sebelum dikenal sebagai pelopor pertama analisa teknikal, Dow belajar banyak tentang dunia finansial dan saham. Setelah tiga tahun berkarir sebagai reporter finansial, tepatnya pada tahun 1882, Dow mendirikan bisnis majalahnya sendiri bersama dengan Edward D. Jones.
Bermula pada tahun 1884, ketertarikan Dow terhadap dunia saham semakin menguat setelah memperkenalkan indeks bursa saham pertama bertajuk Railroad Average. Kemudian, pada tahun 1896, ia menerbitkan indeks baru bernama Industrial Average, yang terdiri dari saham paling spekulatif di bursa. Indeks tersebut kemudian dikenal dengan nama Dow Jones Industrial Average (DJIA).
2. William Hamilton
William Peter Hamilton adalah tokoh analisa terpenting kedua setelah Charles Dow. Ia melengkapi Teori Dow, teori analisa teknikal yang dipopulerkan Charles Dow pada abad ke-19. Secara singkat, Teori Dow sendiri adalah teori yang menjelaskan bahwa tren berfungsi sebagai penunjuk kondisi pasar secara keseluruhan, terutama dalam pasar saham.
Namun, karena Dow tidak bisa menjelaskan indikasi tren secara lebih detail, William Hamilton pun mencoba untuk menerapkan Teori Dow dalam indeks saham. Hasilnya, terciptalah istilah bullish (tren naik) dan bearish (tren turun).
Menurut Hamilton, Teori Dow hanya menggambarkan sekumpulan tren di pasar yang belum jelas penggunaannya sehingga belum dianggap ampuh untuk "mengalahkan" pasar. Namun, Hamilton sendiri belum bisa menemukan "apa" yang harus digunakan untuk membaca pergerakan tren. Hamilton hanya menyampaikan catatan penting: aktivitas trading tidak boleh dipengaruhi oleh emosi, tetapi harus diiringi dengan sikap objektif dan melihat apa yang ada; bukan apa yang ingin dilihat.
Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend
3. Robert Rhea
Tokoh analisa terpenting ketiga sekaligus pelopor "praktisi" adalah Robert Rhea. Berbeda dengan William Hamilton yang masih dalam batas mempelajari Teori Dow, Rhea justru menciptakan sebuah inovasi baru, yakni mengubah Teori Dow menjadi indikator praktis untuk membantu trader saat entry. Dalam praktiknya, Rhea berhasil menggunakan teori ini untuk mengidentifikasi Top dan Bottom, hingga akhirnya mendapat keuntungan.
Rhea sang praktisi berhasil memprediksikan level Bottom pasar pada tahun 1932, sedangkan level Top berhasil dianalisa pada tahun 1937. Berita tentang inovasinya dalam memperbarui Teori Dow itu akhirnya berpengaruh pada jumlah subscribers newsletter investasinya, Dow Theory Comments. Sayangnya, Robert Rhea mengembuskan napas terakhirnya dua tahun pasca keberhasilannya mengidentifikasi Top.
4. John Magee
Tokoh analisa terpenting yang berikutnya adalah John Magee. Ia adalah satu-satunya pelopor analisa teknikal yang nekat bertransaksi hanya dengan mengandalkan pergerakan harga saham dan pola harga. Magee tidak membaca surat kabar sama sekali, alias mengabaikan analisa fundamental. Bagi Magee, hal tersebut mampu membantunya untuk menghindari serangkaian berita yang mampu merusak analisa.
Meski hanya berbekal chart dan pola chart, Magee berhasil membuktikan kesuksesannya menjadi seorang trader teknikal selama empat dasawarsa lamanya. Seiring waktu berlalu, strategi trading yang dilakukan oleh Magee mulai dikenal dengan istilah Naked Trading.
Selain dikenal sebagai salah satu tokoh analisa teknikal terpenting, Magee juga dikenal sebagai sang chartist. Pasalnya, ia memelopori trading dengan menggunakan pola-pola chart yang merupakan hasil temuannya sendiri. Pola-pola chart John Magee dibedakan dalam bentuk-bentuk, seperti bentuk segitiga, bendera, bahu, badan, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk ciptaan Magee tersebut rupanya merupakan embrio dari pola Triangle, pola Flag, dan Head and Shoulders. Agar hasil analisanya dapat dibaca oleh banyak trader lain, Magee bersama Robert D. Edwards menuangkannya dalam bentuk buku berjudul Technical Analysis of Stock Trends yang terbit pada tahun 1948.
Baca juga: Strategi Trading Menggunakan Pola Head and Shoulders
5. Edson Gould
Tokoh analisa terpenting terakhir sekaligus yang berumur paling panjang adalah Edson Gould. Ia tercatat sebagai pelopor analisa teknikal dengan track record paling lama sekaligus "peramal" tren dengan tingkat akurasi tinggi.
Saat itu, ia bisa memprediksi kenaikan indeks saham Dow Jones hingga 400 poin dalam pasar bullish 20 tahun mendatang. Ditambah, ia juga mengatakan bahwa saham Dow Jones bisa melampaui angka 1,040 pada tahun 1973 dan seterusnya. Gould bisa menyajikan analisa yang cukup akurat karena ia menggunakan grafik, psikologi pasar, dan bantuan indikator teknikal. Dari sini, Anda bisa menyimpulkan bahwa komponen analisa teknikal tercipta pada masa analisa Edson Gould.
Selama 81 tahun hidup, Gould tak pernah berhenti melakukan analisa untuk mendukung aktivitas tradingnya. Selain itu, ia juga aktif menjalani profesinya sebagai penulis newsletter. Kabarnya, hasil tulisan Gould berhasil terjual dengan harga USD500 pada tahun 1930.
Analisa Teknikal Masa Kini
Tampilan analisa ini memang cukup memusingkan, belum lagi chart candlestick dengan beragam polanya. Indikator analisa teknikal juga banyak macamnya. Saat ini, ada indikator teknikal bernama Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Bollinger Bands (BB), dan Stochastic.
MA digunakan untuk menganalisa pergerakan rata-rata harga dalam beberapa periode sebelumnya. MACD digunakan untuk mengetahui sinyal beli atau jual yang didapat dengan melihat hubungan MA jangka panjang dan pendek. BB merupakan indikator yang melibatkan perhitungan volatilitas harga. Pada dasarnya, indikator ini digunakan untuk menganalisa apakah pasar sedang ramai atau tenang. Jadi, Anda bisa menentukan strategi yang akan digunakan di pasar. Stochastic dapat dipakai untuk membandingkan titik harga penutupan terakhir dengan kisaran harga terendah atau tertinggi pada periode tertentu.
Baca juga: Cara Menggabungkan MACD dan Stochastic untuk Entry
Bagi kebanyakan trader, indikator teknikal dianggap bisa memberikan informasi pergerakan harga forex secara lebih realistis. Pasalnya, harga ditampilkan dengan beragam model grafik, lengkap dengan indikasinya. Ditambah, penggunaan indikator teknikal tambahan dianggap bisa dijadikan pelengkap chart sehingga analisa dapat dianggap lebih akurat.
Meskipun demikian, Anda tidak bisa terlalu mengagung-agungkan analisa teknikal. Ada beberapa poin yang harus Anda waspadai, antara lain:
- Pertama, karena dianggap mudah dan sederhana, banyak trader yang akhirnya menggunakan analisa ini "tanpa senjata tambahan". Padahal, pada kenyataannya, kesuksesan trading forex tidak cukup jika hanya mengandalkan analisa teknikal.
- Kedua, Anda juga harus mempertimbangkan pergerakan pasar ketika trading. Pergerakan pasar sendiri merupakan gambaran kondisi pasar yang disebabkan oleh sejumlah faktor. Misalnya, bencana alam, politik, ekonomi, serta kondisi psikologis pasar. Pertimbangan pasar seperti ini dikenal dengan analisa fundamental.
Trader perlu tahu cara penerapan analisa teknikal sekaligus fundamental. Kenapa? Jika Anda bisa mengombinasikan kedua analisa tersebut, Anda dapat menilai layak atau tidaknya ketika menentukan posisi trading dengan lebih baik. Pelajari selengkapnya di Trik Menggabungkan Analisa Teknikal Dan Fundamental.