Tak hanya didominasi laki-laki, belakangan ini banyak juga ditemui wanita berpengaruh di dunia kripto. Siapa sajakah mereka? Yuk, simak artikel berikut ini.
Meskipun dunia kripto kerap dikaitkan dengan pria, tahukah Anda bahwa minat wanita untuk berinvestasi di aset kripto juga tergolong tinggi? Dari 5 juta investor kripto di Indonesia, 20% di antaranya adalah wanita, lho. Memang, angkanya masih terbilang kecil dibandingkan tingginya dominasi pria. Namun, ada alasan mengapa kita harus optimis terhadap perkembangan wanita di dunia kripto. Berdasarkan laporan Gemini, di antara orang-orang yang berencana investasi kripto, 40% adalah wanita.
Baca Juga: Siapkan 5 Hal Ini Sebelum Investasi Kripto
Apalagi, kini sudah bermunculan tokoh-tokoh wanita di dunia kripto, di mana kehadiran mereka bisa jadi representasi krusial akan adanya perubahan dalam industri tersebut. Penasaran kan, siapa saja mereka? Yuk, simak kisah inspiratif 8 wanita di dunia kripto berikut ini:
1. Hester Peirce, Komisioner SEC
Dikenal sebagai "Crypto Mom" oleh banyak orang, Hester Peirce adalah tokoh pertama dalam daftar wanita di dunia kripto ini. Menjabat sebagai komisaris SEC (US Securities and Exchange Commission) membuatnya harus berperan penting mengatur hukum aset digital di negara penambang kripto terbesar kedua di dunia.
Peirce adalah pelaku regulasi yang paling vokal menyuarakan sisi positif kripto. Hal ini cukup mengherankan, mengingat regulasi AS memiliki "hubungan kurang akrab" dengan mata uang kripto. Peraturan AS berpendapat kehadiran pihak ketiga dalam pertukaran uang justru dibutuhkan. Di sisi lain, DeFi justru berperan menghapus pihak ketiga dari pertukaran antar aset.
Baca Juga: Kripto Berbasis DeFi, Tren Blockchain Baru Sarat Manfaat
Regulator khawatir ketidakhadiran perantara atau pihak ketiga ini bakal menghalangi tugas mereka, karena regulator bergantung pada laporan para perantara untuk menerima dan mengadili pelanggarnya. Sementara itu, DeFi masih kebingungan siapa yang seharusnya mengeksekusi ketika suatu pelanggaran terjadi.
2. Ria Bhutoria, Eks Direktur Penelitian Fidelity Digital Assets
Daftar kedua dalam wanita di dunia kripto diduduki Mrinalini "Ria" Bhutoria yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang keuangan digital. Setelah meninggalkan Fidelity Digital Assets, Bhutoria bergabung dengan perusahaan pendanaan kripto, Castle Island Ventures.
Salah satu inovasi paling terkenalnyanya ialah FUD Fort, yaitu daftar sumber panduan guna membantu mengatasi ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan terbesar di ruang kripto. Karya ini telah memberinya status di industri Bitcoin.
Sebelum perannya sebagai mantan direktur penelitian di Fidelity Digital Assets, Bhutoria adalah seorang analis senior di Circle Research, spin-off dari raksasa pembayaran digital Circle.
Kata-kata mutiaranya yang paling terkenal di media sosial ialah:
"Saya tidak pernah menyesal membeli lebih banyak Bitcoin tetapi saya selalu menyesal tidak membeli lebih banyak Bitcoin."
3. Camila Russo, Pendiri The Defiant
Bagi orang-orang, sistem desentralisasi bisa sangat membingungkan untuk diikuti. Camila Russo adalah salah satu wanita di dunia kripto yang membuat terobosan luar biasa dalam mengungkap topik ini.
Camila Russo merupakan jurnalis kripto paling produktif lantaran sering tampil di acara-acara atau outlet media besar untuk membicarakan kripto.
Kini, Russo sukses merilis The Defiant, outlet media yang merangkum segala informasi mengenai DeFi melalui situs web, buletin, video YouTube, dan podcast. The Defiant sekarang menjadi media lengkap penyedia informasi kredibel tentang kripto.
Sebelumnya, ia pernah berpengalaman selama 8 tahun menjadi reporter finansial Bloomberg News, meliput mulai dari pasar negara berkembang, saham Eropa, hingga aset digital. Russo juga menulis The Infinite Machine, buku pertama tentang sejarah Ethereum yang diterbitkan HarperCollins pada Juli 2020.
4. Elizabeth Stark, CEO Dan Co-Founder Lightning Labs
Pada tahun 2016, Elizabeth Stark mendirikan Lightning Labs, developer Lightning Network, yang fokus memerangi masalah skalabilitas dalam jaringan Bitcoin. Versi beta publik dari Lightning Network dirilis pada Maret 2018, menguraikan langkah pertama dalam menyusun ekosistem agar transaksi mampu diproses cepat di seluruh blockchain.
Disamping itu, Stark juga menjadi rekan Coin Center, organisasi kebijakan mata uang digital terkemuka, dan penasihat di Chia, perusahaan pembuat protokol blockchain baru berdasarkan ruang dan waktu.
5. Caitlin Long, CEO Avanti Financial Group
Caitlin Long merupakan veteran yang sudah 22 tahun berkecimpung di Wall Street dan mulai merambah dunia kripto sejak 2012. Pada 2018 hingga 2020, ia berupaya menjadikan negara bagian Wyoming sebagai oasis bagi perusahaan blockchain di AS. Long membantu Wyoming mengadaptasi 20 aturan blockchain.
Tahun lalu, Long hangat dibicarakan lantaran pernyataannya tentang regulasi kripto. Ia mengumumkan pendirian bank crypto-native pertama di AS, Avanti Financial Group. Avanti juga menerima izin operasi dari Dewan Perbankan Negara Bagian Wyoming di bulan Oktober tahun lalu.
Sebagai pendiri dan CEO startup "bank kripto", kini ia telah membantu meloloskan 24 undang-undang ramah kripto di Wyoming, memberikan negara bagian berpopulasi 578,759 tersebut julukan "the promised land of cryptocurrency".
6. Kristin Smith, Direktur Eksekutif Blockchain Association
Kristin Smith diakui secara luas sebagai satu dari sekian wanita di dunia kripto yang paling dihormati, sebagaimana tercermin dari tercantumnya nama Smith di daftar "Fortune’s Under 40" tahun 2020, "The Hill 2020 Top Lobbyist", dan "Leading People on the Blockchain in 2021" versi Cointelegraph.
Smith juga sering menjadi komentator di media cetak dan televisi, meliputi CNBC, Yahoo Finance, dan Fox Nation.
Ia merupakan direktur eksekutif Blockchain Association yang terdepan dalam memberikan edukasi terkait hal blockchain dan kripto secara global. Dalam hal ini, Kristin Smith berusaha mengedukasi para pemimpin industri dan politisi tentang teknologi blockchain, serta bagaimana teknologi itu mampu membentuk masa depan bisnis dan pemerintahan di AS.
7. Sheila Warren, Kepala Bagian Blockchain Dan Kebijakan Data di WEF
Jabatan Sheila Warren sebagai Kepala Bagian Blockchain dan Kebijakan Data di WEF (Wold Economic Forum) membuatnya harus berurusan dengan kripto dan blockchain. Baru-baru ini ia merilis prediksi di tahun 2021:
"Tampaknya insitusi keuangan dan penyedia jasa akan meningkatkan kinerja mereka dengan pengaplikasian mata uang kripto tahun ini, baik lewat investasi atau pembayaran langsung."
Warren juga percaya jika potensi NFT (Non-Fungible Tokens) dan sistem desentralisasi pada Bitcoin, Ethereum, serta koin lainnya akan membawa banyak keuntungan bagi masyarakat di masa depan.
8. Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa
Meskipun Christine Lagarde tidak bekerja secara khusus di sektor kripto, ia memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama dalam hal regulasi Bitcoin. Salah satunya adalah mengenai keputusan Eropa untuk meluncurkan mata uang digital bank sentralnya sendiri.
Lagarde sebenarnya bukan penggemar Bitcoin. Bulan lalu, ia terang-terangan menyatakan bahwa Bank Sentral Eropa tidak akan menyimpan mata uang kripto sebagai cadangan. Namun, pada September 2019, Lagarde pernah berpendapat jika bank sentral dan regulator harus mengakui manfaat dari inovasi teknologi seperti mata uang digital dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang.
Mata uang kripto adalah instrumen keuangan abad ke-21 dengan masalah abad ke-20: tidak cukup wanita yang berkecimpung di sana karena dominasi laki-laki yang sangat besar.
Di banyak negara, wanita menghadapi tantangan dalam mengakses dan mentransfer dana mereka, mendapatkan penghasilan mandiri, atau memperoleh pinjaman modal usaha. Semua ini terjadi lantaran norma budaya lokal yang cenderung bias terhadap laki-laki. Bahkan, ada juga wanita-wanita yang merasa sistem perbankan dan keuangan di negara mereka tidak dapat dipercaya.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, akhirnya para wanita beralih ke blockchain sebagai cara mendapatkan akses yang lebih besar dan kontrol atas pengelolaan keuangan rumah tangga mereka sendiri.
Nah, 8 wanita berpengaruh di atas berhasil menggebrak stereotip bahwa kripto identik dengan laki-laki. Keberhasilan kedelapan wanita di dunia kripto ini bisa jadi harapan akan semakin bertambahnya jumlah wanita yang menggeluti kripto di masa depan.