Likuiditas pasar forex adalah yang tertinggi di antara pasar lainnya. Namun, tahukah Anda apa itu likuiditas dalam forex? Siapa yang bisa menyediakannya?
Pasar forex merupakan jenis pasar keuangan terbesar yang paling ramai di seluruh dunia. Mencapai nilai transaksi total sebesar USD4 triliun per harinya, forex merupakan pasar yang paling likuid diantara pasar saham, komoditas, maupun obligasi. Lantas, apa yang dinamakan dengan likuiditas?
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Likuiditas Pasar Forex
Likuiditas adalah ukuran tentang seberapa mudahnya suatu aset keuangan dapat dikonversi menjadi uang tunai. Jadi, likuiditas pasar forex menunjukkan tingkat eksekusi order dalam transaksi forex (valas).
Pasar forex memiliki likuiditas tertinggi karena Anda bisa membuka dan menutup posisi trading dengan sangat mudah, tidak seperti pasar saham di mana Anda terkadang harus mencari buyer atau seller yang cocok terlebih dulu. Hal ini memungkinkan Anda untuk masuk dan keluar pasar pada harga berapapun yang Anda kehendaki.
Meskipun demikian, tidak semua pair yang tersedia di pasar dapat diperdagangkan dalam kondisi likuiditas tinggi. Ada pair-pair tertentu yang sangat likuid, dan ada pula yang kurang likuid. Misalnya, pair EUR/USD (Euro vs Dolar AS) jauh lebih likuid daripada EUR/TRY (Euro vs Lira Turki). Begitu pula pair USD/JPY (Dolar AS vs Yen Jepang) jauh lebih likuid daripada USD/MXN (Dolar AS vs Peso Mexico) atau USD/IDR (Dolar AS vs Rupiah). Pair-pair yang memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi daripada lainnya, pada umumnya merupakan pair mayor.
Lantas, bagaimana cara mengukur likuiditas pasar forex?
Untuk mengetahui likuid atau tidaknya suatu pair, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Likuiditas suatu pair forex dapat dilihat dari besarnya spread yang dipatok oleh broker. Biasanya, spread untuk pair EUR/USD adalah 1 pip atau 2 pip, sedangkan spread EUR/TRY antara 16 sampai 20 pip. Demikian halnya pada spread USD/JPY yang umumnya 2 pip atau 3 pip, sedangkan USD/MXN 8 sampai 12 pip.
- Likuiditas pair di pasar forex juga ditentukan oleh besarnya volume perdagangan. Semakin sedikit suatu pair diperdagangkan, maka semakin rendah likuiditasnya.
Beberapa pair cross yang jarang diperdagangkan juga tergolong kurang likuid. Alhasil, spreadnya relatif tinggi. Misalnya, pair AUD/NZD yang spreadnya antara 10 sampai 12 pip. Begitu juga GBP/CHF yang memiliki spread serupa.
Baca juga: 3 Tips Sukses Trading Dengan Pair Cross
Penyedia Likuiditas Pasar Forex
Likuiditas pasar forex menjadi salah satu yang tertinggi karena dua hal; keseimbangan antara "kekuatan" penjual dan pembeli, serta ketersediaan permintaan dan penawaran yang selalu ada. Kehadiran dua faktor ini kemudian ditopang dengan adanya penyedia likuiditas. Seandainya tidak ada penyedia likuiditas dari sirkulasi transaksi, maka spread akan semakin melebar. Mengapa?
Penyebab utamanya adalah karena volume trading ritel tidak terlalu signifikan dengan volume transaksi antara bank-bank atau institusi finansial. Tanpa adanya mediasi dari penyedia likuiditas pasar forex, harga penawaran dan permintaan antara trader ritel kemungkinan besar akan beda jauh dari ekspektasi. Begitu pun besaran lotnya. Satu trader dengan lot relatif besar, bisa saja buy atau sell dengan harga jauh dari rata-rata sehingga trader ritel lain yang lotnya relatif kecil terpaksa dibebani dengan biaya trading lebih besar untuk masuk pasar.
Baca juga: Kiat Menentukan Lot Trading Ideal Ala Broker Finex
Tahukah Anda tentang insiden SNBomb? Peristiwa ini disebabkan oleh lembaga penyedia likuiditas besar tiba-tiba keluar dari pasar sebelum risiko dari kondisi pasar bergejolak tadi melumat aset mereka. Otomatis, spread melebar tanpa kendali dan menyebabkan kerugian besar. Hal ini tidak hanya pada trader ritel yang margin akunnya sampai minus, tetapi juga berdampak pada broker dan lembaga penyedia likuiditas lain yang masih mempertahankan posisi trading saat itu.
Itulah satu contoh nyata pentingnya penyedia likuiditas sebagai "penengah" sekaligus market maker. Harga permintaan dan penawaran akan lebih kompetitif sehingga spread semakin rapat. Bagi Anda para trader ritel, tentu hal tersebut juga sangat menguntungkan, bukan?
Penyedia likuiditas pasar forex juga bisa bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual. Mereka menyediakan harga permintaan dan penawaran yang ditampilkan oleh broker forex dan dapat dilihat dengan atau tanpa mark-up oleh trader pada platform trading online. Dengan kata lain, penyedia likuiditas ini bisa disebut sebagai "brokernya para broker".
Baca juga: MetaTrader 4, Platform Trading Andalan Trader Dan Broker Forex
Broker forex berstatus market maker atau broker bandar adalah mereka yang berperan sebagai penyedia likuiditas bagi diri mereka sendiri. Bisa juga berhubungan dengan perusahaan penyedia likuiditas dalam satu grup yang sama. Sementara itu, ada broker forex tipe STP yang biasanya berhubungan dengan dua atau lebih penyedia likuiditas eksternal.
Jika Anda masih ragu mengenai siapa yang menyediakan likuiditas broker, Anda bisa langsung bertanya pada broker terkait. Pada umumnya, broker NDD (Non-Dealing Desk) akan menginformasikan nama-nama bank-bank investasi besar yang telah diakui statusnya.
Berdasarkan kehandalannya, penyedia likuiditas broker forex dibagi ke dalam 2 kategori ini:
Tier 1 Liquidity Provider
Golongan pertama dihuni oleh bank-bank investasi multinasional yang juga berperan sebagai penyedia likuiditas bagi broker forex. Dalam hal ini, broker forex akan memperoleh feed harga permintaan dan penawaran yang sangat stabil bagi semua pair trading kecuali pada situasi luar biasa seperti saat SNBomb 15 Januari 2015 silam.
Perusahaan-perusahaan di golongan Tier 1 mendapat keuntungan dari spread dan komisi yang dibayarkan klien. Beberapa klien yang biasa ditangani perusahaan Tier 1 termasuk perusahaan besar, seperti hegde funds, HNWI (High Net-Worth Individuals), dan bank-bank skala kecil di bawahnya.
Salah satu penyedia likuiditas terbesar Tier 1 adalah Deutsche Bank. Sementara itu, UBS, Barclays, Citibank, dan RBS dikenal sebagai the four-horsemen di bawah Deutsche Bank. Perusahaan penyedia likuiditas lainnya yang tak kalah populer termasuk HSBC, Morgan Stanley, Natixis, Commerzbank AG, Bank of America Merrill Lynch, Nomura, BNP Paribas, Royal Bank of Scotland, Goldmen Sachs, Societe Generale, Credit Suisse, Royal Bank of Canada, ABN AMRO, Westpac, dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.
Baca juga: Apa Saja Keuntungan Trading di Broker Berlatar Perbankan?
Tier 2 Liquidity Provider
Masih ada perbedaan pendapat di kalangan praktisi forex terkait perusahaan-perusahaan yang tergolong Tier 2. Ada yang berpendapat kalau Tier 2 adalah bank-bank berskala lebih kecil seperti ABN AMRO, dan ada juga yang berpendapat bahwa Tier 2 diisi oleh perusahaan-perusahaan Price Aggregators.
Bank yang berperan sebagai Price Aggregators adalah bank atau lembaga keuangan non-bank yang beroperasi pada jaringan interbank dan berperan sebagai Prime Broker. Melalui sebuah Dealing Desk, mereka bisa menghubungkan harga dari Tier 1 ke klien maupun bertindak langsung sebagai counterparty.
Perbedaan mendasar antara Tier 1 dan Price Aggregators adalah sumber pendapatan mereka. Price Aggregators mendapat untung dari spread dan peran sebagai counterparty. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan ini boleh jadi mendapat untung jika trader merugi, meski ada juga yang murni berperan sebagai penghubung saja.
Terlepas dari semua itu, Price Aggregators berjasa dalam meningkatkan likuiditas pasar forex. Hal ini karena mereka mempermudah akses ke Tier 1 bagi broker bermodal terbatas dan membuat trading forex menjadi lebih terjangkau bagi para trader ritel. Mereka juga bisa menghubungkan bank-bank Tier 1 dengan trader, mengurangi besaran volume perdagangan per transaksi, serta memangkas biaya trading yang harus ditanggung trader ritel.
Contoh perusahaan-perusahaan dalam Tier 2 adalah Swissquote, Boston Prime, Saxobank, Integral, Hotspot FX, ADS Securities, Dukascopy Bank, B2Broker, LMAX Exchange, Sucden Financial, IG Group, Lucid Markets, GSA Capital, dan Currenex.
Penghubung Broker dengan Penyedia Likuiditas Pasar Forex
Agar bisa terhubung dengan beragam perusahaan penyedia likuiditas seperti di atas, broker forex memanfaatkan teknologi yang dapat menjadi jembatan platformnya dengan platform lain. Teknologi tersebut berperan sebagai double agent, yaitu sebagai kuotasi harga penyedia likuiditas sampai ke platform trader, dan memungkinkan broker untuk memilih akan memproses order dengan likuiditas Tier 1 atau Tier 2.
Pada praktiknya, satu broker forex bisa berhubungan dengan satu atau lebih penyedia likuiditas. Semakin banyak afiliasi broker, maka semakin banyak keuntungan yang bisa didapat. Dari sisi broker, mereka bisa menawarkan harga permintaan dan penawaran yang lebih beragam serta likuiditas yang lebih lancar. Sedangkan dari sisi trader, Anda bisa memperoleh spread yang lebih ketat sekaligus kuotasi harga terbaik.
Baca juga: Broker Forex Terbaik, Bagaimana Cara Mengenalinya?
Akhir Kata
Setelah menyimak ulasan di atas sampai akhir, kini Anda bisa mengukur sendiri seberapa penting likuiditas pasar forex dan peran perusahaan penyedianya. Bagi Anda yang termasuk trader kecil dengan modal di bawah $100,000, maka ulasan ini mungkin tidak cukup penting untuk jadi bahan pertimbangan Anda. Namun jika Anda adalah trader yang serius menanamkan dana besar dan rajin trading sendiri, maka ulasan ini pasti berharga untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa broker forex yang merahasiakan penyedia likuiditasnya. Namun, jika broker Anda terang-terangan menginformasikan perusahaan penyedia likuiditasnya, maka hal tersebut merupakan nilai plus bagi kredibilitas dan transparansinya.
Broker yang menginformasikan penyedia likuiditas pasar forex biasanya lebih bisa diandalkan. Selain itu, Anda juga patut mempertimbangkan spread dari broker tersebut agar bisa mengoptimalkan hasil trading. Di sini, ada 4 broker lokal yang punya spread variable terbaik!