Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi di pasar finansial, yang bisa memberikan keuntungan jangka menengah hingga panjang. Apa saja jenis-jenis dan hal pokok lain yang perlu dipelajari darinya?
Obligasi adalah surat utang jangka menengah atau panjang yang dapat dipindahtangankan, berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu, dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Perbedaan antara obligasi dan efek lain yang diperdagangkan di pasar uang (money market) terutama terletak pada periode jatuh tempo.
Obligasi memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, sedangkan instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan commercial paper memiliki waktu jatuh tempo di bawah satu tahun. Obligasi dapat dibeli atau dijual sebelum jatuh tempo, dan banyak yang terdaftar secara publik serta dapat diperdagangkan dengan broker.
Jenis-Jenis Obligasi
Berdasarkan jenis penerbitnya, secara umum obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah kemudian terbagi lagi menjadi dua, yaitu obligasi pemerintah pusat (Treasury Bonds) dan obligasi pemerintah daerah (Municipal Bonds).
Adapun, dilihat dari janji penjualnya dalam melakukan pembayaran bunga dan pokok utang yang dijadwalkan kepada pembeli, obligasi dibedakan menjadi 2 jenis, seperti obligasi yang dijamin (Secured Bonds) dan obligasi yang tidak dijamin (Unsecured Bonds). Masing-masing obligasi tersebut memberikan peluang dan tantangan berbeda bagi pembeli.
Obligasi yang dijamin (Secured Bonds) merupakan surat utang jangka menengah atau panjang yang dijamin oleh suatu aset. Sebagai contoh, obligasi tersebut dijamin oleh properti, hipotek, ataupun sumber pendapatan lainnya. Ini berarti, jika penerbit gagal bayar (default) dalam pembayaran bunga dan pokok utang, maka investor dapat melakukan klaim atas aset penerbit yang menjaminnya. Sementara itu, obligasi yang tidak dijamin (Unsecured Bonds) merupakan surat utang jangka menengah atau panjang yang tidak dijamin oleh aset tertentu. Ini berarti bahwa investor tidak dapat melakukan klaim atas jaminan aset tertentu jika penerbit gagal bayar (default). Contoh dari obligasi yang tidak dijamin adalah Debentures, Subordinated Debentures, dan Income Bonds. Sementara dari obligasi yang dijamin adalah Mortgage Bonds, Collateral Trust Bonds, dan Equipment Trust Certificates.
4 Hal Pokok Tentang Obligasi Yang Perlu Anda Tahu
Nilai nominal, tingkat bunga (kupon), dan jatuh tempo akan bervariasi dari satu obligasi dengan obligasi lainnya, sesuai dengan tujuan penerbit obligasi (borrower) dan pembeli obligasi (lender). Berikut ini secara ringkas beberapa karakteristik dari obligasi yang dapat dijelaskan:
- Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari obligasi yang akan diterima oleh investor pada saat jatuh tempo.
- Kupon (interest rate) adalah nilai bunga yang diterima oleh investor secara berkala, dimana pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 bulan. Kupon obligasi dinyatakan dalam annual percentage rate.
- Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal ketika investor akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan di atas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo obligasi, semakin tinggi kuponnya. Hal tersebut dikarenakan oleh obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama memiliki risiko relatif tinggi, dibandingkan dengan obligasi yang memiliki jatuh tempoh lebih pendek.
- Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melakukan investasi di instrumen obligasi. Mengukur risiko atau kemungkinan dari penerbit obligasi gagal bayar (default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat, seperti PEFINDO, Fitch Indonesia, dan ICRA Indonesia.
Jika Anda berminat investasi pada obligasi, maka Anda akan menjadi salah satu investor yang terjun di pasar finansial. Tentu saja, menjadi investor memiliki tantangan tersendiri, tapi ada juga keuntungan-keuntungan yang didapatkan. Apa sajakah itu? Simak ulasan selengkapnya di artikel mengenai keuntungan menjadi investor.