Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental   |   GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia

Apa Itu Stimulus Fiskal?

Hana Raisa 13 Apr 2023
Dibaca Normal 6 Menit
forex > belajar >   #stimulus
Stimulus fiskal memberikan dampak secara langsung terhadap kurs mata uang. Namun, banyak trader yang belum tahu apa itu stimulus fiskal dan bedanya dengan stimulus moneter.

Sejak pandemi COVID melanda, stimulus fiskal sering menjadi perbincangan dalam berita-berita ekonomi. Konon, stimulus moneter sudah tak lagi efektif di beberapa negara sehingga pemerintah merasa perlu meluncurkan stimulus fiskal.

Perbincangan itu semakin mencuat jika menyangkut pair forex yang melibatkan Yen Jepang (JPY), Euro (EUR), dan sebagainya. Namun, banyak trader yang salah mengartikan stimulus fiskal sebagai stimulus moneter.

Padahal, keduanya sangat berbeda dari berbagai sisi; mulai dari pengambil kebijakannya, bentuk kebijakannya, serta dampaknya terhadap kurs mata uang. Mari, kita bahas satu per satu.

Apa Itu Stimulus Fiskal?

 

Mengenal Stimulus Fiskal

Apa itu stimulus fiskal?

Dalam ilmu ekonomi, dikenal dua wilayah kebijakan utama yang dapat dipergunakan oleh otoritas untuk memengaruhi perekonomian, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter berkaitan dengan peredaran uang dalam perekonomian dan berhubungan langsung dengan bank sentral. Sementara itu, kebijakan fiskal berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran anggaran pemerintah.

Kebijakan fiskal bersifat lebih lagging daripada kebijakan moneter. Melansir dari buku The Investor's Guide to Economic Fundamentals karya John Caverley, dampak kebijakan moneter dapat muncul dalam tempo 3 bulanan dan berakhir setelah sekitar 12 bulan; berbeda dengan dampak kebijakan fiskal yang baru muncul dalam rentang 9-24 bulan. Namun, keduanya sama-sama tidak bersifat long term.

Lantas, yang disebut dengan stimulus fiskal adalah event kebijakan fiskal yang terjadi ketika pemerintah meningkatkan anggaran pengeluarannya untuk meningkatkan perekonomian. Peristiwa ini juga sering disebut dengan "pelonggaran anggaran" atau "expansionary fiscal policy". Berikut ini adalah bentuk-bentuk stimulus fiskal:

  • Pemangkasan pajak (personal maupun korporat).
  • Peningkatan atau pembagian subsidi secara langsung (misal: tunjangan pengangguran, dana pensiun, dan sebagainya).
  • Pembangunan infrastruktur publik (misal: jalan raya, jalur kereta, pelabuhan, jalan tol, dan sebagainya).

Salah satu contohnya, pemerintah Indonesia meningkatkan defisit anggaran 5 persen dari GDP (Gross Domestic Product) menjadi 8 persen dari GDP.

Kebalikan dari pelonggaran fiskal adalah pengetatan fiskal (contractionary fiscal policy). Contoh pengetatan fiskal yang dilakukan pemerintah bisa mencakup peningkatan pajak, pemangkasan subsidi, maupun penurunan anggaran pembangunan infrastruktur publik. Pelonggaran maupun pengetatan fiskal akan terus dilakukan pemerintah untuk menyesuaikan kondisi perekonomian negara.

Namun, ada pula negara yang sangat anti meluncurkan stimulus fiskal karena dianggap sebagai pemborosan, Jerman contohnya. Indonesia sendiri termasuk negara yang sering meluncurkan stimulus fiskal demi memoles statistik ekonomi agar tampak bagus. Penting untuk diingat, pengambilan kebijakan fiskal lebih rentan diprakarsai oleh motif politis daripada urgensi riil.

Baca juga: Alasan Trader Wajib Memahami Dampak Stimulus Fiskal

 

Apa Dampak Stimulus Fiskal Terhadap Kurs Mata Uang?

Stimulus fiskal bertujuan untuk meningkatkan output dan permintaan agregat dalam jangka pendek sehingga menciptakan kesan perekonomian yang seolah-olah bertumbuh pesat. Stimulus fiskal juga bisa digunakan untuk menarget sektor tertentu sehingga mendorong investor untuk berbondong-bondong masuk ke sektor tersebut. Namun, apa dampaknya terhadap kurs mata uang?

Dampak stimulus fiskal terhadap kurs mata uang bisa bullish maupun bearish. Berikut penjelasannya:

 

Dampak Bullish

Berita terkait stimulus fiskal biasanya membuat investor mengharapkan terhentinya perlambatan ekonomi atau peningkatan pertumbuhan GDP. Di sisi lain, pemerintah butuh pemasukan tambahan untuk mendanai stimulus tersebut. Lalu, dari mana pemerintah bisa mendapat pemasukan tambahan tersebut? Jawabannya adalah utang.

Ketika pemerintah meluncurkan stimulus fiskal secara besar-besaran, mereka akan menjual lebih banyak obligasi negara. Arus uang yang masuk akan dipakai untuk membeli obligasi, sehingga akan mendorong kurs mata uang terkait untuk menguat dalam jangka pendek.

Meskipun begitu, pengumuman stimulus fiskal biasanya tidak berdampak besar. Jika diumpamakan dengan sinyal yang lazim tampil dalam kalender forex, maka hanya akan berwarna oranye atau dua bintang saja. Mengapa?

Pertama, kebijakan fiskal sendiri memiliki pengaruh yang bersifat lebih lagging daripada kebijakan moneter. Kedua, pengaruh stimulus fiskal terhadap nilai tukar dalam jangka panjang justru akan bearish.

Baca juga: Apa Itu Bullish dan Bearish dalam Trading?

 

Dampak Bearish

Ketika pemerintah memangkas pajak atau menambah subsidi, otomatis uang di kantong Anda akan bertambah, bukan? Anda jadi bisa menghamburkan uang untuk shopping, healing ke luar negeri, atau membeli properti. Hasilnya, permintaan domestik akan meningkat.

Jika penawaran domestik tidak sebanding dengan peningkatan permintaan, maka impor akan bertambah. Peningkatan impor kelak bisa mengakibatkan defisit neraca dagang, dengan kata lain, nilai tukar mata uang akan melemah.

Selain itu, jika Anda punya banyak uang, maka Anda siap untuk membelanjakannya tanpa ragu. Harga barang dan jasa pun akan meningkat dan hal itu otomatis juga berlaku pada produk-produk yang akan diekspor.

Pada akhirnya, harga produk ekspor akan semakin tidak kompetitif di pasar internasional sehingga permintaan mancanegara akan berkurang dan ekspor menurun. Penurunan ekspor mengakibatkan defisit neraca dagang dan bisa melemahkan nilai tukar mata uang.

Utang yang dibuat pemerintah demi bisa mendanai stimulus fiskal juga akan membebani anggaran negara dalam jangka panjang. Jika stimulus fiskalnya tepat sasaran, maka tak sulit bagi negara untuk membayar pokok utang dan bunganya. Namun, jika target stimulus fiskal sudah keliru sejak awal, maka kelak negara akan kesulitan membayar utang. Ujung-ujungnya, terjadi krisis ekonomi, gagal bayar (default), atau bahkan ambil alih aset oleh kreditur.

 

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa stimulus fiskal adalah bentuk-bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait anggaran negara. Dampak kebijakan fiskal bersifat lebih lagging daripada kebijakan moneter. Berikut ini rangkuman perbedaan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter:

  • Kebijakan fiskal berkaitan dengan APBN, sedangkan kebijakan moneter berkaitan dengan suku bunga.
  • Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah, sedangkan kebijakan moneter dikeluarkan oleh bank sentral.
  • Dampak kebijakan fiskal lebih lagging atau lambat terhadap perekonomian daripada kebijakan moneter.

Jika menyangkut nilai tukar mata uang, dampak stimulus fiskal bisa bullish dan juga bearish. Dampak bullish terjadi dalam jangka pendek karena faktor pembelian obligasi negara, sedangkan dampak bearish terjadi dalam jangka panjang karena faktor defisit neraca dagang.

 

Banyak orang sering menyalahkan pemerintah akibat kebijakan moneter yang kurang bersahabat. Padahal, kebijakan moneter adalah wewenang dari bank sentral dan tidak ada kaitannya dengan pemerintah sama sekali. Agar tidak terbolak-balik, Anda bisa belajar lebih lanjut tentang tugas-tugas bank sentral dan kebijakan moneter yang dikeluarkannya.

Terkait Lainnya
 
Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal

Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental

GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal

Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental

NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru