Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 10 jam lalu, #Saham Indonesia

Apa Itu Trading Dengan Momentum?

Linlindua 27 Oct 2020
Dibaca Normal 8 Menit
forex > strategi >   #momentum
Menguasai cara trading dengan trend tak akan ada gunanya jika Anda tak paham momentum. Apa itu momentum dan bagaimana cara membacanya?

DI

Trading forex sering dikaitkan dengan permainan jual beli mata uang asing yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Selain teliti, setiap pemain juga harus paham terhadap berbagai istilah yang terdapat dalam dunia trading, misalnya buy dan sell. Dua hal inilah yang paling mendasar dan perlu Anda pahami sebelum terjun langsung, terutama dalam menentukan kapan buy dan kapan sell. Jadi, jika Anda menganggap trading forex hanya berkaitan dengan untung-untungan, maka itu adalah kesalahan besar.

Keuntungan Trading Forex

Sederhananya, aktivitas trading forex memang bertujuan untuk meraih profit dari pertukaran nilai mata uang asing yang naik turun. Namun, terlepas dari keuntungan yang diperoleh trader, ada risiko tersendiri yang menyebabkan seseorang jatuh miskin lantaran analisa yang buruk.

Baca juga: Hal-Hal Yang Cenderung Disembunyikan Tentang Forex Trading

Oleh karena itu, penting untuk mengerti forex secara matang terlebih dulu sebelum terjun langsung. Salah satunya, memahami tentang apa itu trend dan momentum, serta trading dengan momentum.

 

 

Apa Itu Trend?

Patokan penting dalam trading yang harus dipahami yaitu buy saat harga naik dan sell ketika harga turun. Tentu saja, analisa tersebut akan semakin kuat dan tepat jika disertai dengan pemahaman pendukung seperti overbought-oversold, divergence, dan lain sebagainya. Namun, sesuai pembahasan tema kali ini yaitu make it simple, kita bahas terlebih topik utama yaitu trend. Apakah trend itu?

Apa Itu Trend

Pada dasarnya, trend adalah pergerakan harga di suatu arah yang terjadi secara berkelanjutan pada periode tertentu. Melalui gambar di atas, dapat kita lihat adanya grafik yang menunjukkan trend naik (uptrend), trend turun (downtrend), dan trend bolak-balik pada range tertentu (sideways).

Seorang trader harus mengetahui secara pasti kondisi trend saat ini untuk mengambil posisi yang tepat. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memperhatikan indikator-indikator, seperti Moving Average, Parabolic SAR, Trendline, dan lain-lain. Selanjutnya, mari kita bahas materi tentang momentum berikut ini.

 

Apa Itu Momentum?

Nah, untuk memperkuat pembahasan terkait trend, perlu dipahami pula sedikit tentang momentum. Jadi, momentum merupakan kekuatan sebuah trend. Seorang trader sebaiknya tidak hanya tahu tentang arah trend, namun juga harus memastikan seberapa kuat momentum atau kekuatan trend tersebut.

Ketika saat ini kita melihat kondisi trend sedang naik (uptrend), jangan terburu-buru memutuskan untuk buy. Sebab, bisa jadi beberapa saat kemudian trend berbalik turun sehingga menyebabkan loss. Jika Anda terlanjur open posisi sell di harga terendah ataupun buy di harga tertinggi, maka kerugian Anda akan sangat besar. Itulah mengapa, memahami momentum sangat penting untuk memperkirakan apakah trend masih kuat bertahan atau justru sedang melemah dan akan berbalik..

Mengukur Kekuatan Trend(Baca juga: 3 Teknik Paling Ampuh Untuk Mengukur Kekuatan Trend)

Kini, timbul pertanyaan baru yaitu bagaimana cara menentukan momentum trend. Sebenarnya, materi ini tidak berbeda dengan momentum yang telah kita peroleh pada pelajaran fisika SMP dan SMA. Lebih tepatnya, materi tentang hukum Newton 1 atau inersia yang menyatakan bahwa sebuah benda akan tetap diam atau bergerak jika tidak ada gaya luar yang memengaruhinya. Apabila benda dikenai gaya luar, maka benda akan bergerak hingga pengaruhnya hilang dan berhenti.

Hal serupa berlaku pada momentum trend harga di pasar forex. Apabila trend telah kehilangan pengaruhya, maka harga tidak langsung berbalik. Begitupula sebaliknya, harga akan terus mengikuti arah trend tapi dengan momentum yang melemah.

Pelemahan momentum perlu diwaspadai oleh trader. Pasalnya, momentum trend ini berbeda dengan arah trend yang langsung bisa dibaca melalui chart. Karena trading tanpa membaca momentum sangat berakibat fatal, maka penting bagi trader untuk mengetahui bagaimana cara membaca kekuatan trend atau momentum; apakah cukup kuat untuk terus lanjut atau sudah lemah sehingga akan ada perubahan arah.

 

Cara Membaca Indikator Momentum

Indikator untuk mengetahui kondisi trend sudah umum dibicarakan. Beberapa diantaranya adalah Moving Average, Parabolic SAR, Bollinger Bands, dan lain sebagainya. Namun, bagaimana dengan indikator untuk mengetahui momentum atau kekuatan trend?

Secara umum, indikator momentum digunakan untuk mempertajam analisa trader dalam memutuskan langkah selanjutnya. Analisa indikator ini tidak mematok data-data sebagai acuan seperti indikator fundamental. Akan tetapi, berupa indikator teknikal yang berusaha mengumpulkan data historis melalui pergerakan harga. Kemudian, data disajikan dalam bentuk garis atau titik.

Indikator teknikal dibagi lagi menjadi dua yaitu Oscillator (terletak di bawah chart) dan Overlay ( menumpuk pada chart). Nah, momentum adalah salah satu indikator Oscillator yang paling lawas. Meski demikian, masih banyak trader yang mengaplikasikan indikator ini dalam permainan trading-nya.

Fungsi indikator momentum sebenarnya mengukur kecepatan dan mengetahui besarnya perubahan harga yang terjadi pada rentang waktu tertentu. Secara umum, indikator momentum akan naik ketika trend sedang kuat, sebaliknya akan turun ketika tren melemah.

Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend

Indikator momentum kerap disebut sebagai rate of change (RoC) yang bertujuan mengukur persentase harga saat ini dengan periode sebelumnya. Secara default, indikator momentum yang digunakan adalah 14. Jika dirumuskan akan menjadi seperti berikut.

Momentum periode n = (harga penutupan saat ini/harga penutupan periode n) x 100

Dalam menggunakan Oscillator sebagai indikator momentum, ada perbandingan antara grafik indikator dan pergerakan harga yang perlu diperhatikan. Jika keduanya mengalami divergence atau perbedaan arah gerak, maka kekuatan trend yang diikuti sedang melemah. Perhatikan contoh grafik trend disertai indikator momentum berikut ini.

Cara membaca momentum

Grafik di atas menunjukkan bahwa trend chart menunjukkan arah menanjak. Akan tetapi, jika diperhatikan lagi pada indikator momentum justru mengalami penurunan. Artinya, kekuatan uptrend yang sedang terjadi sedang melemah dan akan berbalik downtrend.

Jika Anda menggunakan analisa divergence, tunggulah sampai ada konfirmasi pola harga yang menunjukkan tanda pembalikan harga. Sebab, beberapa trader sering melakukan kesalahan dengan masuk terlalu awal tanpa menunggu konfirmasi.

 

Indikator momentum sebagai trend following indicator.

Pada penggunaan indikator momentum di platform MetaTrader, indikator momentum menggunakan level 100 sebagai acuan. Perhatikan chart bagian bawah, apabila kurva memototong level 100 dari bawah ke atas, maka akan terjadi perubahan harga ke arah bullish.

Trend Following

Sebaliknya, jika kurva memotong level 100 dari atas ke bawah, maka harga akan berubah menjadi bearish. Untuk lebih memperkuat momentum entry dengan peluang keuntungan yang tinggi, gunakan juga indikator pendukung seperti SMA (Simple Moving Average).

 

Indikator momentum sebagai sinyal pembalikan trend.

Selain menentukan arah trend, indikator momentum juga berfungsi untuk menunjukkan sinyal pembalikan trend. Seperti halnya RSI atau Stochastic, indikator momentum dapat menentukan level overbought dan oversold. Hanya saja, zona-zona tersebut tidak bisa ditentukan secara pasti. Oleh karena itu, trader harus benar-benar cermat kapan kondisi tersebut akan terjadi dengan asumsi sebagai berikut:

Apabila indikator momentum mencapai level tertinggi atau terendah pada saat tertentu, dengan berbagai pertimbangan, asumsikan apakah arah trend akan tetap berlanjut seperti sebelumnya atau berbalik arah.

Misalnya, saat ini indikator teknikal momentum berada pada level tertinggi lalu turun dan Anda berasumsi harga masih akan naik. Apabila harga benar-benar turun, Anda dapat melakukan entry sell. Untuk memperkuat keputusan tersebut dengan probabilitas tinggi, konfirmasi dengan indikator lain berupa Moving Average.

 

Indikator momentum sebagai leading indicator.

Manfaat indikator momentum lainnya yaitu sebagai leading indicator. Dalam hal ini, indikator momentum bertujuan untuk mengenali divergensi bullish dan divergensi bearish. Ketika chart menunjukkan divergensi bullish, trader harus mengambil langkah buy. Sebaliknya, jika chart menunjukkan divergensi bearish, maka trader harus segera mengambil posisi sell.

Divergensi bullish memberikan pertanda jika terjadi pembalikan arah trend dari bearish ke bullish yang ditunjukkan dengan pergerakan harga menurun, sedangkan indikator momentum justru menunjukkan kenaikan.

Sebaliknya, divergensi bearish menunjukkan adanya pembalikan arah trend dari bullish ke bearish yang ditunjukkan dengan pergerakan harga sedang menguat sementara sementara sinyal indikator justru melemah.

Divergence Trading

Ketiga penggunaan indikator momentum di atas masih relatif untuk penentuan beberapa hal, seperti kondisi overbought dan oversold. Untuk itu, diperlukan indikator lain untuk memperkuat sinyal. Beberapa diantaranya seperti RSI, Stochastics atau CCI. Lebih lanjut, divergensi harus diperiksa pada setiap indikator. Sebab, divergensi pada satu indikator, belum tentu terjadi pada indikator oscillator yang lain dalam waktu bersamaan.

 

Akhir Kata

Bagi pemula, forex trading mungkin terdengar sangat rumit dan banyak yang perlu dipelajari. Terlepas dari profesionalitas sebagai trader, jangan sampai kegiatan ini menimbulkan dampak psikologis. Pastikan Anda trading dengan pengambilan setiap langkah yang penuh pertimbangan dan jangan lupakan pentingnya kepercayaan diri.

Sedangkan untuk profit yang ditargetkan tentu sebaiknya tidak melulu tinggi. Jangan berfokus pada profil trader lain yang lebih tinggi. Jangan sampai keinginan mendapatkan profit tinggi diikuti dengan pinjal modal sebelum benar-benar pro trading. Sebab, piutang dan trading adalah dua hal yang tidak semestinya dikaitkan.

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 10 jam lalu, #Saham Indonesia

EUR/USD berubah arah setelah komentar hawkish dari Lagarde, 1 hari, #Forex Fundamental

NZD/USD naik menuju level 0.5950 di tengah dolar AS yang lemah, sentimen risk-on, 1 hari, #Forex Teknikal

 XAU/USD pulih karena kewaspadaan pasar, menargetkan level $2,400, 1 hari, #Emas Teknikal

USD/CAD melemah mendekati level 1.3750 karena sentimen risiko yang membaik di tengah dan melemahnya minyak mentah, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan penjualan mobil selama periode Januari–Maret 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka rebound pada perdagangan hari ini, naik 0.35% ke level 7,156, 1 hari, #Saham Indonesia

Pada Rabu (17/April), BEI melakukan pengumuman Unusual Market Activity (UMA) terhadap saham PT Barito Renewables Tbk (BREN), 1 hari, #Saham Indonesia

Kapitalisasi pasar alias market cap PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) makin menggembung, sudah menembus Rp1,063 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Brandon: Sbnnrya, strategi yang diajarkan oleh Cory Mitchell memang salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam menghadapi laporan NFP (Nonfarm Payrolls). Namun, mnrt gue sndiri ada satu straregi yg mngkn bsa digunakan, dan jga metodenya kurang lbh sama dngn yg digunakan Cory Mitchell, yakni Breakout Strategy. Strategi ini melibatkan menunggu harga menembus level support atau resistance signifikan setelah rilis NFP. Breakout yang kuat dapat menunjukkan perubahan momentum dan memberikan peluang trading yang baik. Shngga mengurangi resiko salah trading dan salah tempatin posisi serta kita bisa memanfaatkan potensi profit dengan lebih maksimal. Tetapi ada baiknya strategi ini diuji coba dulu yaa sblm benaran trading di saat NFP. (baca : Apa Itu Breakout Trading?)

Mengenai pertanyaan tentang inside bar, dalam konteks strategi Cory Mitchell, inside bar merujuk pada pola candlestick yang terbentuk ketika rentang harga (range) sebuah candlestick tertutup sepenuhnya di dalam rentang candlestick sebelumnya. Dalam konteks strategi Mitchell, inside bar mengindikasikan konsolidasi atau penundaan dalam pergerakan harga sebelum terjadinya breakout.

Panduan Cuan Dengan Cara Trading Nfp Ala

 Justin |  1 Jul 2023
Halaman: Panduan Cuan Dengan Cara Trading Nfp Ala Mifx

Izin nnya. Aku agak tertarik dngn buku yg berjudul: "Momentum, Direction and Divergence oleh William Blau"

Dikarnakan di ulasan di artikel, buku ini ngajarin kita tentang analisa teknikal yakni momentum, direction, dan jga Divergence ya. Yg ingin aku tanyakan sblm mempertimbangkan membeli buku nya adalah mengenai Divergence. Aku sering membaca dan mendengar kata divergence di trading Forex. Istilahnya mahh, divergence itu kyknya udah umum bngt digunakan di Forex.

Jd, klu blh, aku mnta izin nnya di kolom komentar ini, apa yg dimaksud dngn divergence dan apa saja keunggulan analisa teknikal divergence dibandingkan analisa lainnya?

Sblmnya, aku ucapkan terima kasih, ditnggu responnyaa!

 Adri |  4 Jul 2023
Halaman: Rekomendasi Buku Trading Terbaik Versi Finex

Jawaban untuk Tiara:

Untuk menghindari sinyal palsu saat menggunakan tipe entry retracement dalam price action, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil:

  • Konfirmasi dengan multiple time frames: Periksa retracement yang teridentifikasi di time frame yang lebih tinggi dan lebih rendah untuk memastikan konsistensi dan validitas retracement tersebut. Jika retracement terjadi dalam sejumlah time frame yang berbeda, ini dapat memberikan konfirmasi yang lebih kuat tentang validitasnya.
  • Gunakan konfirmasi price action tambahan: Jangan hanya mengandalkan retracement sebagai sinyal entry. Carilah konfirmasi tambahan dari pola candlestick, formasi harga, atau sinyal price action lainnya yang mendukung retracement. Misalnya, Anda dapat mencari pola pembalikan seperti engulfing pattern, hammer, atau shooting star yang terjadi di dekat level retracement yang diidentifikasi. Konfirmasi price action tambahan memberikan kekuatan tambahan pada sinyal retracement.
  • Perhatikan konfluensi dengan level teknis lainnya: Pastikan ada konfluensi dengan level support atau resistance lainnya saat mengidentifikasi retracement. Misalnya, jika retracement terjadi di dekat level Fibonacci dan juga di dekat garis tren atau level horizontal, ini memberikan konfirmasi tambahan tentang kekuatan retracement. Konfluensi dengan level teknis lainnya meningkatkan validitas retracement dan mengurangi kemungkinan sinyal palsu.
  • Pertimbangkan konteks pasar yang lebih luas: Analisis konteks pasar yang lebih luas juga penting dalam menghindari sinyal palsu. Perhatikan apakah retracement yang terjadi sejalan dengan tren utama atau hanya koreksi sementara. Jika retracement berlawanan dengan tren utama atau tidak konsisten dengan kondisi pasar secara keseluruhan, itu dapat menjadi sinyal palsu.
  • Tunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum entry: Hindari terburu-buru masuk pasar segera setelah retracement teridentifikasi. Tunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum entry, seperti pola candlestick pembalikan, penolakan harga pada level retracement, atau perubahan momentum yang jelas. Ini membantu memfilter sinyal palsu dan meningkatkan peluang keberhasilan.
  • Gunakan stop loss yang tepat: Tentukan level stop loss yang tepat untuk melindungi posisi Anda jika retracement yang diharapkan ternyata salah. Stop loss yang ketat tetapi masuk akal dapat membantu membatasi kerugian jika sinyal palsu terjadi. Dalam beberapa kasus, penggunaan teknik trailing stop juga bisa efektif untuk mengunci keuntungan saat retracement berlangsung.
  • Pertimbangkan kombinasi indikator: Gunakan kombinasi indikator yang saling mendukung untuk meningkatkan keandalan sinyal retracement. Misalnya, Anda dapat menggunakan Fibonacci Retracement bersama dengan indikator oscillator seperti RSI atau Stochastic Oscillator untuk memberikan konfirmasi yang lebih kuat tentang retracement yang valid.
  •  Kiki R |  20 Jun 2023
    Halaman: Tipe Entry Retracement Price Action Yang Perlu Anda Tahu

    Jawaban untuk Sandy:

    Untuk memperkuat sinyal pola ascending triangle, Anda dapat menggunakan berbagai indikator teknikal yang dapat memberikan konfirmasi tambahan. Berikut ini beberapa indikator yang sering digunakan dalam kombinasi dengan pola ascending triangle:

  • Volume: Volume perdagangan adalah indikator penting untuk dikaitkan dengan pola ascending triangle. Dalam pola ascending triangle yang valid, biasanya volume cenderung menurun selama pembentukan segitiga dan meningkat saat terjadi breakout ke atas. Ini mengindikasikan minat dan partisipasi yang meningkat dari para trader, yang dapat memperkuat sinyal bullish. Jika volume tinggi terjadi saat breakout terjadi, ini dapat memberikan konfirmasi tambahan untuk kekuatan tren naik yang potensial.
  • Moving Averages (MA): Moving averages adalah indikator yang umum digunakan untuk mengidentifikasi tren dan memperkuat sinyal pola. Anda dapat menggunakan MA dengan periode yang sesuai untuk mengkonfirmasi tren naik yang terbentuk oleh pola segitiga. Misalnya, ketika harga bergerak di atas MA yang lebih panjang (misalnya MA 50 atau MA 200), ini menunjukkan tren naik yang kuat. Perpotongan antara MA yang lebih pendek (misalnya MA 20) dengan MA yang lebih panjang juga dapat memberikan sinyal beli tambahan. Perpotongan MA tersebut dapat mengindikasikan adanya perubahan arah tren dan memberikan konfirmasi bahwa harga kemungkinan akan melanjutkan pergerakan naik setelah breakout dari pola segitiga.
  • Relative Strength Index (RSI): RSI adalah indikator osilator yang dapat membantu mengidentifikasi apakah pasar sedang overbought atau oversold. Dalam pola segitiga naik, Anda dapat mencari konfirmasi dari RSI yang menunjukkan kondisi jenuh jual atau konvergensi positif. Ketika harga mendekati support dalam pola segitiga, sementara RSI mencapai atau mendekati area oversold, ini dapat menjadi indikasi bahwa tekanan penjualan mulai berkurang dan harga memiliki potensi untuk melakukan breakout ke atas. Selain itu, jika RSI menunjukkan konvergensi positif, yaitu RSI membuat lembah yang lebih tinggi sementara harga membuat lembah yang lebih rendah, ini dapat menunjukkan adanya divergensi bullish dan meningkatkan kepercayaan terhadap potensi breakout ke atas.
  • MACD (Moving Average Convergence Divergence): MACD adalah indikator tren dan momentum yang terdiri dari dua garis (line) dan histogram. Dalam konteks pola segitiga naik, Anda dapat mencari perpotongan garis MACD (garis sinyal melintasi garis MACD) yang mengindikasikan adanya perubahan momentum ke arah bullish. Histogram positif yang menguat juga dapat memberikan konfirmasi tambahan untuk kemungkinan breakout ke atas.
  • Bollinger Bands: Bollinger Bands adalah indikator volatilitas yang terdiri dari tiga garis: upper band, middle band, dan lower band. Dalam pola segitiga naik, ketika harga mendekati lower band dan mulai bergerak naik di sepanjang middle band, ini dapat memberikan indikasi adanya tekanan beli yang meningkat. Breakout di atas upper band juga dapat memberikan konfirmasi tambahan untuk kelanjutan tren naik.
  •  Kiki R |  22 Jun 2023
    Halaman: Cara Trading Menggunakan Ascending Triangle Pattern

    Jawaban untuk Erwin:

    Mengidentifikasi divergensi antara pola ascending triangle dan indikator teknikal seperti Stochastic Oscillator dapat memberikan konfirmasi tambahan untuk memperkuat sinyal perdagangan. Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengidentifikasi divergensi antara kedua elemen ini:

  • Memahami pola ascending triangle: Langkah pertama adalah memahami pola ascending triangle itu sendiri. Pola ini terdiri dari garis resistensi horizontal yang terhubung dengan puncak harga yang sejajar, serta garis support yang semakin meningkat menghubungkan lembah harga yang semakin tinggi. Pola ini menunjukkan konsolidasi pasar sebelum terjadi kemungkinan breakout naik. Penting untuk menggambar garis resistensi dan support dengan hati-hati untuk memastikan validitas pola.
  • Memahami Stochastic Oscillator: Stochastic Oscillator adalah indikator osilator yang membantu mengidentifikasi kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) dalam pasar. Indikator ini terdiri dari dua garis, yaitu %K dan %D, yang berfluktuasi antara 0 hingga 100. Jika garis-garis tersebut bergerak di atas 80, itu menunjukkan kondisi jenuh beli, sementara jika garis-garis bergerak di bawah 20, itu menunjukkan kondisi jenuh jual.
  • Mengidentifikasi divergensi bullish: Dalam konteks pola ascending triangle, Anda akan mencari divergensi bullish antara harga yang membentuk puncak yang semakin tinggi dalam pola segitiga dan Stochastic Oscillator yang membentuk lembah yang semakin tinggi. Divergensi bullish terjadi ketika harga membentuk puncak yang semakin tinggi sementara Stochastic Oscillator membentuk lembah yang semakin tinggi. Ini menunjukkan bahwa meskipun harga terus meningkat, momentum penurunan dalam indikator Stochastic Oscillator mulai melambat, memberikan indikasi bahwa potensi breakout naik menjadi lebih kuat.
  • Menggunakan konfirmasi dari pola dan indikator lainnya: Penting untuk menggunakan konfirmasi tambahan dari pola dan indikator lainnya sebelum mengambil keputusan trading. Misalnya, Anda dapat mengamati volume perdagangan yang cenderung menurun selama pembentukan pola segitiga dan meningkat saat terjadi breakout. Jika volume meningkat saat harga menciptakan puncak yang semakin tinggi dan Stochastic Oscillator membentuk lembah yang semakin tinggi, ini dapat memberikan konfirmasi tambahan bahwa potensi breakout naik lebih kuat.
  • Menentukan titik masuk dan pengelolaan risiko: Setelah Anda mengidentifikasi divergensi bullish antara pola ascending triangle dan Stochastic Oscillator, Anda dapat mempertimbangkan untuk masuk ke perdagangan pada saat breakout di atas garis resistensi segitiga. Namun, penting untuk selalu mengelola risiko dengan bijaksana. Tempatkan stop loss di bawah garis support segitiga untuk melindungi modal Anda jika harga melanggar pola. Selain itu, atur target keuntungan yang rasional berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan rencana trading Anda.
  •  Kiki R |  23 Jun 2023
    Halaman: Cara Trading Menggunakan Ascending Triangle Pattern

    Jawaban untuk Elsa:

    Pada dasarnya tidak ada indikator yang paling cocok dengan pola ini karena setiap indikator mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun, ada beberapa indikator yang dapat cocok dikombinasikan dengan pola triple bottom pattern untuk memberikan konfirmasi tambahan dan meningkatkan keakuratan sinyal.

    Berikut adalah beberapa indikator yang sering digunakan bersama dengan pola triple bottom:

  • Moving Average (MA): Moving Average dapat memberikan konfirmasi tren dan mengidentifikasi perubahan arah harga yang dihasilkan oleh pola triple bottom. Trader dapat menggunakan MA dengan periode yang relevan, seperti MA 50 atau MA 200, dan mengamati hubungan antara harga dan MA tersebut. Jika harga berhasil melintasi MA dari bawah ke atas, hal ini dapat memberikan konfirmasi tambahan bahwa pembalikan harga yang diharapkan sedang terjadi.
  • Oscillators: Oscillators seperti Relative Strength Index (RSI) atau Stochastic Oscillator juga dapat digunakan untuk memberikan konfirmasi tambahan mengenai kondisi overbought atau oversold. Jika sinyal overbought atau oversold muncul pada saat yang sama dengan pola triple bottom, ini dapat meningkatkan validitas sinyal. Misalnya, jika harga mencapai kondisi oversold saat pola triple bottom terbentuk, ini dapat menunjukkan potensi pembalikan harga yang lebih kuat, karena tekanan jual yang berlebihan kemungkinan akan berkurang dan pembeli dapat mengambil kendali.
  • Volume: Volume perdagangan adalah indikator penting yang dapat memberikan konfirmasi tambahan pada pola triple bottom. Volume yang tinggi saat terjadi breakout di atas neckline atau saat harga menguji level support dapat mengindikasikan partisipasi yang kuat dari pelaku pasar dan memperkuat validitas sinyal. Volume yang tinggi dapat menjadi indikator bahwa banyak trader memasuki pasar dan meningkatkan peluang terjadinya pergerakan harga yang mengikuti pola triple bottom.
  • Bollinger Bands: Bollinger Bands dapat memberikan konfirmasi volatilitas dan membantu mengidentifikasi titik masuk yang potensial. Ketika harga mendekati atau memotong upper band setelah pola triple bottom terbentuk, ini dapat menjadi tanda bahwa harga berpotensi untuk melanjutkan pergerakan naik. Pergerakan yang signifikan di atas upper band dapat menunjukkan adanya peningkatan momentum pembalikan.
  • MACD (Moving Average Convergence Divergence): MACD adalah indikator populer yang dapat memberikan konfirmasi tren dan sinyal pembalikan. Garis MACD dan sinyal line-nya dapat membantu mengidentifikasi perubahan momentum dan memperkuat konfirmasi pola triple bottom. Crossing antara garis MACD dan sinyal line di atas level nol dapat menunjukkan adanya potensi pembalikan tren dari turun ke naik, mengkonfirmasi pola triple bottom.
  •  Kiki R |  24 Jun 2023
    Halaman: Strategi Trading Menggunakan Triple Bottom Line

    Kirim Komentar Baru