PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 4 jam lalu, #Saham Indonesia
Forum  > Belajar Forex

Apa Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang?

  Yanu Febriansyah |   19 Jan 2022 |   234

Apa yang mempengaruhi nilai tukar mata uang forex?

  Aisha   |   20 Jan 2022

Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Berikut ini beberapa diantaranya:

  • Inflasi

Inflasi menunjukkan daya beli uang. Semakin tinggi inflasi, penurunan daya beli uang semakin cepat.

Secara historis, negara-negara dengan inflasi rendah biasanya punya nilai tukar mata uang lebih kuat daripada negara dengan inflasi lebih tinggi. Misalnya Jepang dan Zona Euro dibandingkan dengan Indonesia.

Namun, di pasar forex, berita tentang data inflasi yang lebih tinggi justru bisa mendorong penguatan nilai tukar mata uang. Kenapa begitu? Karena kenaikan inflasi mungkin akan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

  • Suku bunga bank sentral

Suku bunga bank sentral menjadi acuan bagi bunga deposito, bunga obligasi, dll dalam mata uang yang sama. Investor menyukai bunga yang lebih tinggi karena mereka bisa lebih untung. Sehingga nilai tukar mata uang biasanya menguat jika bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga.

  • Utang pemerintah

Pemerintah sebenarnya sah-sah saja kalau mau berutang. Tapi kalau utang luar negeri terlalu besar, investor akan semakin enggan menanamkan modal ke negeri itu, sehingga nilai tukar mata uang semakin lemah. Utang yang "terlalu besar" ini bukan dilihat dari nominalnya, melainkan dibandingkan dengan berbagai faktor seperti rasio utang/GDP (debt-to-GDP ratio), neraca transaksi berjalan, pertumbuhan ekonomi, dll.

  • Neraca perdagangan

Neraca perdagangan terdiri atas ekspor dan impor. Negara yang impor terlalu banyak, maka nilai tukarnya cenderung lebih lemah daripada negara eksportir.

Kenapa begitu? Karena arus uang lebih banyak keluar untuk bayar impor, sehingga permintaan atas mata uang asing (valas) lebih besar. Sedangkan arus uang masuk dari ekspor itu minim, sehingga permintaan atas mata uang sendiri itu malah lebih sedikit.

  • Neraca transaksi berjalan

Neraca transaksi berjalan juga mengukur keseimbangan arus uang masuk dan keluar dari suatu negara. Negara-negara yang neraca transaksi berjalannya surplus, nilai tukar mata uang biasanya lebih kuat.

  • Stabilitas politik dan keamanan

Jelas sekali, negara yang perpolitikan dan keamanan lebih baik maka akan lebih dipercaya oleh investor. Jika investor percaya dan mau menanamkan modal, maka arus dana asing masuk dan meningkatkan permintaan atas mata uang lokal, sehingga nilai tukarnya menguat.

  • Kondisi ekonomi makro

Kondisi ekonomi makro di sini mengacu pada kesehatan perekonomian dalam beragam aspeknya, seperti tingkat pengangguran, penjualan ritel, aktivitas industri, dll. Umpamanya, sebuah negara yang punya tingkat pengangguran rendah berarti warganya punya banyak uang untuk dibelanjakan. Dengan belanja masyarakat lebih tinggi, roda-roda ekonomi akan lebih lancar dan mendorong pertumbuhan nasional.

  • Intervensi pemerintah

Ada negara-negara yang suka mencampuri nilai tukar mata uang, mungkin karena lebih menyukai kurs lebih rendah atau lebih tinggi dari sekarang. Intervensi itu biasanya dilakukan dengan menjual atau membeli cadangan devisa.

Umpamanya, negara A ingin memperkuat nilai tukarnya, maka negara A harus menjual cadangan devisa berbentuk valas untuk membeli mata uangnya sendiri. Peningkatan permintaan atas mata uang lokal ini akan meningkatkan nilai tukar.

  • Spekulasi pasar

Di era trading forex yang sudah mengglobal, sentimen spekulan bisa memengaruhi mata uang. Satu atau dua spekulan saja memang tidak bisa menggerakkan nilai tukar, tapi nilai tukar tetap bisa terpengaruh jika terjadi perubahan serentak pada mayoritas dana investor di pasaran. Contohnya aksi George Soros dan para spekulan internasional lainnya membobol pound Inggris (1992) dan baht Thailand (1998).

Bisa juga terjadi situasi yang di luar dugaan seperti Franc Swiss pada Januari 2015. Bank sentral Swiss pada saat itu mendadak menghapus acuan nilai tukar franc terhadap euro, sehingga para trader yang kaget langsung beraksi secara spontan untuk menutup semua posisi trading mereka. Akibatnya, franc menguat pesat lalu anjlok dalam tempo yang sangat singkat.

  Yanu Febriansyah   |   20 Jan 2022

Wawww panjang sekali jawabannya....saya tertarik ke yang terakhir yaitu spekulasi pasar. Nah untuk tahu spekulasi pasar apa saja yang harus dipelajari kak?

  Aisha   |   20 Jan 2022

Belajar trading forex dulu, ketahui cara membaca candlestick serta cara membaca supply-demand atau arus jual-beli di pasar. Banyak-banyak baca berita seputar mata uang. Kemudian, ada baiknya juga nimbrung di forum trader.

  Thohir   |   14 Mar 2022

Bagaimana bahasa mudahnya memahami seputar devaluasi mata uang?

  M Singgih   |   15 Mar 2022

@ Thohir:

Devaluasi nilai tukar mata uang adalah tindakan penyesuaian nilai tuykar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain oleh bank sentral suatu negara yang menganut sistem kurs tetap. Biasanya adalah berupa pelemahan nilai tukar jika bank sentral menilai bahwa harga mata uangnya terlalu tinggi dibandingkan nilai mata uang negara lain, yang mana nilai mata uang tersebut tidak didukung oleh kekuatan ekonomi negera yang bersangkutan.

Mata uang suatu negara dikatakan mengalami kelebihan nilai dapat dilihat dari perbedaan inflasi kedua negara. Negara yang inflasinya tinggi seharusnya akan segera mengalami penurunan nilai namun dalam sistem nilai tukar tetap proses penyesuaian tersebut tidak berlaku secara otomatis karena penyesuaian nilai tukar tersebut harus melalui penetapan bank setral dari pemerintah egara tsb. Tanda-tanda suatu mata uang yang mengalami kenaikan nilai antara lain ekspor yang terus menurun dan industri manufaktur mulai mengalami penurunan kinerja.

  Dion   |   17 Jul 2023

Thohir: Devaluasi mata uang itu mirip kayak situasi di mana nilai tukar uangmu turun. Jadi, misalnya sebelumnya kamu bisa menukar uangmu dengan jumlah tertentu mata uang asing, tapi sekarang kamu harus menukarkan lebih banyak uangmu untuk mendapatkan jumlah yang sama.

Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti kurangnya minat orang untuk membeli mata uangmu atau kebijakan pemerintah yang sengaja menurunkan nilai tukar.

Akibatnya, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  • Barang ekspor lebih murah: Devaluasi bisa membuat barang-barang yang dijual ke luar negeri jadi lebih murah. Jadi, ini bisa meningkatkan daya saing barang ekspor dan membantu pertumbuhan ekonomi.

  • Harga barang impor naik: Karena nilai tukar uangmu turun, kamu mungkin harus membayar lebih mahal untuk barang-barang impor. Ini bisa menyebabkan inflasi dan membuat biaya hidup naik.

  • Hutang jadi lebih besar: Jika negara memiliki hutang dalam mata uang asing, devaluasi bisa membuat jumlah hutang tersebut lebih besar dalam mata uang negara itu. Ini bisa jadi masalah jika negara kesulitan membayar hutangnya.

Kategori Forum
  • Terpopuler
  • Banyak Dibaca
  • Reply Terakhir
  • Terbaru
  • Analisa Forex
  • Indikator
  • Breakout
  • Investasi
  • Expert Advisor
  • Scam
  • Broker Mancanegara