Saat melakukan transaksi aset di pasar kripto, penting untuk mengetahui cara mengatasi risiko tradingnya. Terapkan beberapa hal sederhana berikut ini.
Saat berbicara tentang trading dan investasi, maka kerugian akan menjadi salah satu bagian atau justru sebuah kepastian. Inilah yang disebut sebagai permainan probabilitas. Bahkan, seorang trader terbaik sekalipun pasti tidak melulu benar. Justru, beberapa trader mungkin lebih sering salah posisi daripada benar, namun tetap profit.
Hal ini bisa dilakukan dengan memiliki manajemen risiko trading kripto yang tepat, strategi trading, dan berkomitmen pada strategi tersebut. Buatlah perangkat aturan sebagai pedoman selama aktivitas trading dan investasi, yang bisa disusun dalam sebuah sistem trading.
Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan terlebih dulu sebelum membangun sistem ini, yaitu: gambaran investasi Anda, toleransi risiko trading kripto, banyaknya modal yang sanggup Anda relakan, hingga banyak hal lainnya.
Pada artikel ini, kita akan fokus mengetahui bagaimana cara mengukur posisi Anda dalam masing-masing trading dan strategi lain yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi risiko trading kripto.
DI
|
Daftar Isi |
Cara Menghitung Risiko Trading Kripto
Pertama-tama, putuskan seberapa besar persentase modal yang tersedia dan sanggup Anda relakan sebagai risiko trading. Setelah itu, Anda bisa mengatur besar risiko per trade untuk melindungi akun dari risiko ketidakpastian di pasar kripto. Berikut adalah beberapa cara menentukan besar risiko per trade yang bisa Anda coba:
Menentukan Stop Loss
Stop Loss menjadi salah satu bagian dari strategi trading yang harus trader miliki. Ketika kondisi harga menunjukkan bahwa gagasan awal Anda salah, maka harus segera keluar dari posisi ini untuk mengurangi risiko kerugian yang terus berlanjut.
Bagaimana cara menentukan titik tersebut? Titik Stop Loss sangat bergantung pada strategi trading dan pengaturan khusus. Jika merujuk pada strategi, maka titik Stop Loss bisa didasarkan pada parameter teknikal seperti area support atau resistance, indikator, dll.
Perlu diingat, tidak ada pendekatan 'satu ukuran untuk semua' dalam menentukan Stop Loss, sehingga setiap trader harus mempertimbangan sendiri titik yang tepat berdasarkan strategi masing-masing.
Aturan 2%
Tentunya, Anda sudah tidak asing dengan strategi investasi aturan 2%, bukan? Menurut aturan ini, trader tidak boleh mengambil risiko trading kripto lebih dari 2% modal mereka dalam suatu posisi order.
Strategi aturan 2% sangat cocok dengan gaya investasi yang memiliki beberapa posisi jangka panjang. Jika Anda termasuk trader aktif atau pemula, sebaiknya gunakan persentase yang sedikit lebih konservatif. Artinya, ubah strategi tersebut menjadi aturan 1%.
Lalu, apakah ini artinya Anda hanya boleh trading dengan 1% dari modal yang tersedia? Tidak! Aturan ini hanya sebagai pengaman apabila ide trading Anda salah dan menyentuh Stop Loss. Alhasil, Anda hanya akan kehilangan uang senilai 1% dari akun trading Anda.
Baca juga: Contoh Money Management (MM) yang Baik
Menghitung Ukuran Posisi
Sekarang, Anda sudah memiliki semua bahan untuk menentukan risiko per trade dengan Stop Loss. Selanjutnya, simak cara perhitungan ukuran posisi Anda berdasarkan ilustrasi berikut.
Misalnya, Anda memiliki akun dengan modal $5000. Lalu, Anda tetapkan untuk tidak mengambil risiko lebih dari 1% dalam satu trading. Artinya, Anda tidak akan kehilangan uang lebih dari $50 dalam satu trading saat loss.
Kemudian, Anda melakukan analisis pasar dan mencari titik Stop Loss sesuai kondisi support resistance. Jika ternyata jarak antara Stop Loss dan level entry sebesar 5%, lalu berapakah ukuran posisinya?
Diketahui:
- Ukuran akun: $5000
- Risiko akun: 1%
- Titik pembatalan (jarak ke Stop Loss): 5%
Nah, untuk menghitung ukuran posisi, gunakan rumus berikut:
- Nilai Ukuran Posisi = Ukuran Akun x Risiko Akun / Titik Pembatalan
- Jika angka-angka di atas dimasukkan sesuai rumus ukuran posisi, maka akan menjadi:
- Ukuran Posisi = $5000 x 0.01 / 0.05 = $1000
Jadi, ukuran posisi untuk trading ini yaitu $1000. Dengan menerapkan strategi perhitungan tersebut dan keluar sesuai titik pembatalan yang telah direncanakan, maka potensi kerugian yang jauh lebih besar dapat dihindari. Jangan lupa, biaya yang akan Anda bayarkan juga perlu diperhitungkan, begitu pula dengan potensi slippage bagi Anda yang memperdagangkan instrumen dengan likuiditas lebih rendah.
Kunjungi juga: Koin Kripto Terburuk Hari Ini
Bagaimana jika ternyata Stop Loss yang ideal berjarak 10% dari entry? Maka perhitungannya:
- Ukuran posisi = $5000 x 0.01 / 0.1 = $500
Dengan jarak Stop Loss menjadi dua kali dari entri awal, ukuran posisi yang dapat diambil perlu dipotong setengahnya apabila aturan risiko per trade-nya tetap sama.
6 Jenis Diversifikasi Kripto Untuk Meminimalisir Risiko
Selain hitung-hitungan risiko dan ukuran per transaksi, manajemen risiko juga bisa diterapkan dengan strategi lain, salah satunya adalah diversifikasi. Meskipun terlihat sederhana, penting untuk mengalokasikan bagian tertentu portofolio ke beberapa strategi atau diversifikasi aset kripto. Dengan begitu, Anda bisa memantau setiap progres dari strategi yang berbeda secara akurat dan mengurangi kemungkinan risiko yang terlalu besar.
Bagaimana cara diversifikasi aset kripto? Berikut 6 strategi yang bisa Anda ikuti.
1. Jenis Kripto
Salah satu strategi diversifikasi ini yaitu memilih berbagai jenis cryptocurrency yang memiliki catatan kinerja baik dan berinvestasi di dalamnya. Setiap proyek kripto memiliki basis dan teknologi yang berbeda sehingga harus Anda sesuaikan dengan tujuan investasinya. Koin privasi, altcoin, dan token adalah beberapa opsinya. Saat menggunakan strategi ini, pastikan untuk mempertimbangkan berbagai aspek dulu mulai dari harga, teknologi pendukungnya, hingga potensi adopsinya.
Baca Juga: 10 Jenis Mata Uang Kripto Paling Populer Selain Bitcoin
2. Industri
Alokasikan dana investasi di portofolio Anda ke berbagai industri. Jadi, ketika satu industri mengalami pukulan besar, masih ada aset lain sebagai cadangan dan dana tidak habis seketika. Contohnya, Anda bisa investasi ke kripto yang mendukung industri medis, keuangan, rantai pasokan, dan lainnya.
3. Solusi
Anda juga bisa investasi ke berbagai jenis solusi atau produk. Misalnya, investasi di berbagai segmen pasar solusi blockchain. Namun sebelum melakukan investasi ke sebuah proyek, baca dulu whitepaper-nya untuk mengetahui rencana jangka panjangnya. Dengan demikian, Anda tahu siapa saja pihak yang berada dibalik proyek tersebut.
4. Waktu
Diversifikasi satu ini sudah ada sejak lama. Strategi ini mengharuskan pengguna untuk mengatur waktu masuk pasar dan mendapatkan aset kripto di waktu yang tepat. Daripada membeli aset kripto dalam satu waktu, sebaiknya lakukan secara bertahap. Misalnya, Anda beli aset kripto sebesar 10% dulu. Maka, perlu 10 bulan untuk bisa menyusun portofolio kripto secara lengkap.
Baca Juga: 5 Tips Diversifikasi Portofolio Investasi
Meskipun strategi ini bisa melindungi Anda dari waktu yang salah untuk masuk pasar, namun diversifikasi waktu ini cukup melelahkan, terutama bagi pemula. Selain itu, sangat sulit menentukan waktu pembelian kripto yang tepat karena volatilitas cukup besar. Maka dari itu, pasanglah notifikasi pergerakan harga kripto yang Anda minati untuk memastikan waktu pembelian yang tepat.
5. Geografis
Selain diversifikasi waktu, Anda juga bisa melakukan strategi diversifikasi geografis dengan berinvestasi ke proyek kripto dari belahan dunia berbeda. Keputusan ini tergantung preferensi dan toleransi risiko. Misalnya, Anda bisa memilih untuk menggabungkan proyek blockchain Amerika, Eropa, dan Asia.
6. Kasus Penggunaan
Kesalahan yang sering investor lakukan terkait diversifikasi aset adalah membandingkan koin kripto secara langsung. Tidak hanya salah, cara ini sangat menyesatkan.
Tujuan penciptaan koin kripto sebenarnya adalah untuk berbagai kebutuhan. Misalnya, Bitcoin untuk menjadi mata uang virtual, Ripple untuk memfasilitasi transfer pembayaran ke lembaga keuangan berupa bank, Ethereum yang memberdayakan protokol DeFi sekaligus kunci teknologi kontrak pintar, dan masih banyak lagi.
(Baca Juga: 5 Cara Investasi Ethereum (ETH) di 2021)
Berdasarkan hal tersebut, tentunya Anda bisa memutuskan untuk berinvestasi pada proyek kripto dengan tujuan yang beragam. Perlu portofolio yang seimbang untuk bisa diversifikasi dengan strategi ini, kecuali Anda punya alasan khusus untuk meletakkan investasi di semua aset yang memiliki tujuan sama.
Jangan Lupakan Aspek Emosi
Sampai di sini, Anda sudah mampu menentukan ukuran akun melalui modal yang tersedia, besar risiko per trade, dan beragam cara melakukan diversifikasi agar akun bisa lebih terlindung dari risiko penurunan pasar kripto.
Menghitung ukuran posisi untuk menghindari risiko trading kripto tidak berdasarkan strategi yang sewenang-wenang, melainkan melibatkan perhitungan khusus dan analisa teknikal untuk mencari Stop Loss. Diversifikasi aset kripto juga sebaiknya ditetapkan secara cermat agar Anda tak salah menyebar dana investasi di sektor-sektor yang korelasinya merugikan.
Selain itu, satu hal yang perlu Anda hindari adalah membuat keputusan secara emosional. Melibatkan emosi hanya akan menimbulkan risiko trading kripto semakin buruk. Apalagi jika berkaitan dengan risiko finansial, emosi memainkan peran sangat besar. Untuk menyiasatinya, Anda harus memastikan bahwa emosi tersebut tidak mempengaruhi keputusan trading dan investasi.
Selain mengatur risiko trading kripto dengan Stop Loss, Anda juga bisa menentukan reward untuk memastikan profitabilitas yang lebih menjanjikan. Bagaimana caranya? Pelajari di Cara Menggunakan Rasio Risk Reward dalam Trading Kripto.