Haskel, BoE: Persistensi inflasi akan dipengaruhi oleh ketatnya pasar tenaga kerja, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD dapat menarik pembeli setelah melewati level 1.2400, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD melemah dekat 1.3700 saat dolar AS tergelincir, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   AUD/USD tampak tidak berkomitmen, tetap bergantung pada dinamika harga USD, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

Belajar Investasi Aman di Reksadana Terproteksi

Nandini 29 Nov 2021
Dibaca Normal 13 Menit
bisnis > reksadana >   #investasi-reksadana
Anda seorang pemula yang sedang mencari investasi aman berpotensi return cukup tinggi? Reksadana terproteksi bisa jadi pilihan. Berikut panduannya untuk pemula.

DI

"Bagaimana sih investasi yang aman itu?"
"Aku ingin investasi, tetapi takut. Bagaimana cara memulainya, ya?"
"Bagaimana caranya dapat cuan lewat investasi, ya?"
"Reksadana cocok untuk pemula sepertiku. Bagaimana belajar investasi aman di reksadana?"

Pertanyaan-pertanyaan di atas sering dilontarkan para pemula yang masih diliputi kebingungan akan dunia investasi. Atau jangan-jangan, Anda salah satunya?

Tidak dapat dipungkiri bahwa investasi sudah menjadi bagian dari diri masyarakat. Saat ini, tidak hanya dilakukan orang berduit saja, siapapun yang melek finansial bisa investasi juga, lho. Banyak orang mulai mencoba investasi dari modal receh sampai jutaan Rupiah.

Bagi pemula, memulai investasi memang dianggap susah-susah gampang. Hal pertama yang terlintas adalah kebingungan menentukan jenis investasi yang akan diambil. Seperti yang sudah kita ketahui, jenis produk investasi ada bermacam-macam, seperti emas, deposito, saham, reksadana pasar uang, hingga properti.

Akhir-akhir ini, reksadana makin menyita perhatian, terlebih di kalangan milenial karena minimal depositnya sangat murah dan risikonya rendah. Bahkan, tidak sedikit orang yang menahan hidup konsumtif dan memilih mengalokasikan dananya ke reksadana.

Dari sekian banyak jenis investasi, tidak sedikit orang menekuni investasi reksadana karena ramah terhadap pemula. Terbukti, menurut data OJK, reksadana mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Di akhir tahun 2020, reksadana berhasil pecah rekor. Total himpunan dana mencapai Rp573.54 triliun atau meningkat 5.78% dari tahun sebelumnya.

investasi reksadana terproteksi(Baca Juga: Tips Investasi Reksadana Bagi Investor Pemula)

 

Apa Itu Reksadana?

Reksadana bisa diartikan sebagai sejumlah dana yang dihimpun di dalam suatu wadah untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio. Kumpulan dana ini nantinya akan dikelola oleh badan hukum yang disebut dengan Manajer Investasi.

Maka tak salah bila reksadana dikenal sebagai produk buat investor yang masih minim pengetahuan dan pengalaman, karena keputusan investasinya sudah diatur oleh MI, sehingga investor hanya tinggal menyetor dana ke jenis reksadana yang dipilih.

Selain untuk investor pemula yang belum terlalu mengenal pasar investasi, reksadana juga cocok bagi mereka yang super sibuk. Dengan menanamkan modal ke investasi ini, Anda tak perlu repot-repot menyisihkan banyak waktu untuk menganalisa pasar, mengambil keputusan investasi, hingga menghitung untung rugi dari investasi.

Selain sisi praktisnya, reksadana memiliki sejumlah keunggulan menarik lain sehingga membuat masyarakat tertarik menanamkan modalnya di sana:

  • Modal investasinya kecil. Dengan nominal Rp100,000 saja, Anda bisa menikmati investasi di reksadana.
  • Salah satu investasi fleksibel. Reksadana dikatakan fleksibel karena Anda bebas memilih investasi dari jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Transparan. Segala informasi menyangkut reksadana dapat diketahui setiap harinya, termasuk naik dan turunnya harga secara daring.
  • Dikelola profesional. Seperti disebutkan di atas, Anda tidak perlu kesusahan menghitung untung dan rugi karena sudah dikelola Manajer Investasi yang ahli di bidangnya.
  • Keamanan terjamin. Salah satu pertimbangan memilih investasi pastinya keamanan dana, bukan? Reksadana sendiri merupakan produk investasi aman karena disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah terverifikasi dan mendapatkan izin dari OJK.

Meskipun reksadana banyak sisi positifnya, tetap saja ada kekurangan yang perlu diwaspadai. Ada profit pasti ada risiko kerugian, bukan? Dalam hal ini, beberapa kekurangan reksadana meliputi: likuiditas, perubahan kondisi pasar yang tidak menentu, risiko default, dan perubahan kebijakan atau peraturan seperti pajak.

Baca Juga: Jenis-Jenis Reksadana Berdasarkan Tingkat Risikonya

Terlepas dari kekurangan-kekurangan tersebut, reksadana tetap menjadi pilihan karena risikonya yang rendah. Dalam praktiknya, ada beberapa jenis reksadana yang bisa dipilih investor, diantaranya: reksadana saham, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap (RDPT), dan reksadana campuran.

Beberapa produk reksadana di atas mungkin sudah tidak asing di telinga, namun apakah Anda pernah mendengar reksadana terproteksi? Mengapa jenis reksadana ini lebih cocok untuk pemula?

 

Mengenal Reksadana Terproteksi

Reksadana terproteksi memang masih jarang terdengar. Nama lain reksadana terproteksi ialah Capital Protected Funds (CPF) atau singkatnya RDT, yakni jenis reksadana yang menjamin investasi atau memberikan proteksi terhadap investasi awal secara penuh 100% jika investor memegang reksadana hingga tanggal jatuh tempo.

Reksadana terproteksi juga memberikan sistem bagi hasil dalam bentuk dividen melalui pengelolaan portofolio investasi. Bentuk investasinya bisa berbentuk surat utang atau obligasi dari pemerintah maupun perusahaan.

RDT bisa dibilang cukup aman karena pengelola atau Manajer Investasi akan bertanggung jawab penuh atas modal dan imbal hasil jika terjadi suatu masalah. Itulah kenapa reksadana ini disebut reksadana terproteksi.

Karena sistemnya keamanannya, reksadana jenis ini cocok dicoba oleh mereka yang baru berkecimpung di dunia investasi.

Lantas, bagaimana cara kerja dari reksadana ini?

Sebagai contoh, Anda akan menginvestasikan uang sebesar Rp10 juta dalam reksadana terproteksi dengan tenor 5 tahun. Imbal hasilnya sebesar 7% per tahun dan dibayarkan tiap 3 bulan sampai dengan akhir periode.

Setelah akhir periode selesai, nilai modal awal akan kembali sepenuhnya 100% dan ditambah dengan imbal hasil diterima setiap periodenya 7% per tahun. Begitulah pengelolaan reksadana terproteksi jika Anda tidak mencairkan dana sebelum jatuh tempo.

Reksadana terproteksi biasanya diatur oleh Manajer Investasi kredibel yang melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi. Akan tetapi, Manajer Investasi juga harus membayarkan premi ke perusahaan asuransi itu.

Konsep dari reksadana terproteksi berbeda dengan asuransi kendaraan bermotor, di mana ketika terjadi kecelakaan atau dicuri bisa diklaim risikonya. Nah, untuk reksadana, jika kesalahan ini di luar wewenang Manajer Investasi, seperti terjadinya wan prestasi dari perusahaan obligasi, maka investor tidak bisa menuntutnya.

Berarti, reksadana terproteksi tidak benar-benar aman 100%, dong? Sama seperti semua jenis investasi, reksadana terproteksi juga memiliki risiko. Hanya saja, level risikonya lebih rendah dari instrumen investasi lainnya.

 

Reksadana Vs Reksadana Terproteksi

Asal tahu saja, reksadana dan reksadana terproteksi memiliki perbedaan atau ciri khas tersendiri meski sama-sama dikelola oleh Manajer Investasi.

Di atas, kita sudah mengetahui salah satu perbedaan reksadana biasa dengan terproteksi ada di dana investasi awal yang terjamin 100% pokok investasi setelah jatuh tempo.

Perbedaan kedua terletak pada pembelian investasi. Reksadana terproteksi tidak bisa dibeli kapan saja semau investor, lantaran ada penawaran khusus di mana investor bisa menanamkan modalnya. Di luar waktu penawaran, Anda tidak akan bisa membelinya.

Mekanismenya pun sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Secara kebijakan, mekanisme dasarnya sama seperti reksadana pendapatan tetap yang menempatkan sebagian besar portofolio pada obligasi. Namun, pengelolaannya berbeda karena reksadana terproteksi lebih cenderung hold hingga jatuh tempo, sedang reksadana pendapatan tetap melaksanakan aktivitas jual-beli layaknya bertrading.

Perbedaan selanjutnya ada pada biaya-biaya yang dibebankan ke investor. Biasanya, saat menjual (redeem) dan membeli (subscribe) instrumen dalam jangka waktu kurang dari setahun atau sebelum jatuh tempo, investor akan dibebani biaya. Di reksadana terproteksi, investor tidak akan dikenai biaya kecuali biaya redemption.

 

Karakteristik Reksadana Terproteksi

Reksadana terproteksi mempunyai karakteristik cukup unik, sehingga investor yang ingin menanamkan modal di sana harus mengetahui seluk-beluknya terlebih dahulu agar tidak merugi. Meskipun terjamin relatif aman dicoba, pemahaman risiko dan karakteristik juga perlu diperhatikan, lho. Nah, berikut ini beberapa karakterisik reksadana terproteksi yang perlu Anda tahu:

 

1. Masa Dan Unit Terbatas

Telah disinggung di atas bahwa pembelian reksadana terproteksi tergantung waktu penawarannya. Apabila penawaran sudah selesai, investor tidak akan bisa membeli reksadana terproteksi lagi.

Selain adanya jadwal khusus, unit yang ditawarkan pun terbatas. Unit dan masa ini batasnya ditentukan oleh Manajer Investasi. Biasanya, penawaran dibuka dengan durasi sekitar 120 hari kerja. Sedangkan jumlah unitnya akan mengikuti ketersediaan obligasi yang menjadi tujuan investasi. Perlu Anda ingat juga, apabila masa penawaran telah berakhir, jangankan untuk membeli, melakukan top up atau menambah saldo pun tidak diperbolehkan.

 

2. Adanya Jatuh Tempo

Berbeda dengan reksadana konvensional lainnya yang memiliki waktu pembubaran sesuai dengan kesepakatan Manajer Investasi dan bank kustodian, reksadana terproteksi dibubarkan setelah jatuh tempo.

Tanggal pembubaran tidak langsung tepat pada saat jatuh tempo yang tertera di surat utang/obligasi, tetapi beberapa hari sebelum tanggal jatuh tempo surat utang.

Sistem ini mirip dengan deposito bank di mana akan ada jangka waktu atau tempo untuk pencairan maupun selesainya investasi. Seperti kita ketahui, jangka waktu deposito beragam, bisa 1 bulan, 6 bulan, setahun, dan seterusnya. Di sisi lain, penentuan jatuh tempo reksadana terproteksi mengikuti aturan dan kebijakan Manajer Investasi.

 

3. Adanya Indikasi Return

Sama seperti investasi konvensional lainnya, reksadana terproteksi juga memberikan indikasi imbal hasil (return), umumnya melebihi return dari produk bank (seperti tabungan dan deposito).

Baca Juga: Deposito Bank VS Reksadana Pendapatan Tetap, Mana yang Lebih Cuan?

Perhitungan return ini dihasilkan dari penawaran bunga atau kupon obligasi setelah dikurangi faktor biaya dan pajak yang dibebankan. Rata-rata hasil return dari investasi semacam ini mampu mengungguli inflasi, lho.

Tahukah Anda bahwa dibandingkan beberapa tahun silam, likuiditas di pasar Tanah Aair membuat BI harus mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih longgar? Namun di tahun 2021 ini, inflasi menjadi lebih terkendali di bawah target maksimal pemerintah.

Dikarenakan angka inflasinya masih terbilang rendah, reksadana terproteksi jadi menarik untuk dimainkan dibandingkan dengan instrumen investasi lain, contohnya pasar uang yang return-nya tergolong lebih rendah.

cara hitung reksadana(Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Return Reksadana)

Berdasarkan data Infovesta di awal tahun 2021, imbal hasil atau yield SUN besarnya sekitar 7.75%, sementara SBSN Seri PBS018 dan Eurobonds Indonesia 2035 sekitar 8.50%. Bahkan, yield obligasi korporasi rating AAA ada yang mencapai 16.55%. Yield rating AA sekitar 10%, dan yield tertinggi rating A adalah 12%. Sementara untuk rating BBB, bisa memperoleh yield hingga 17.63%.

 

4. Imbal Hasil Diberikan Secara Periodik

Layaknya reksadana jenis lain, imbal hasil reksadana terproteksi juga dilakukan secara periodik, yakni bisa 3 bulan, 6 bulan, atau setahun tergantung fitur yang ditawarkan reksadana tersebut. Untuk besarnya sendiri, investor biasanya sudah diberitahu sebelum melakukan investasi awal.

 

5. Dikelola Secara Pasif

Manajer Investasi di reksadana terproteksi mengelola portofolio secara pasif. Oleh karenanya, investor tidak akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli di pasar modal.

Hal ini sangat jauh berbeda dengan reksadana saham yang Manajer Investasinya akan mengelola investasi secara aktif dan mengikuti pergerakan ekonomi dengan mencari informasi dan melakukan jual beli di pasar modal setiap waktu guna mencari celah profit.

 

6. Risiko Nilai Pokok Turun

Reksadana terproteksi menanamkan 70% portofolionya di surat utang, sehingga kemungkinan risiko nilai pokoknya bisa turun jadi lebih besar. Akibatnya, banyak contoh kasus gagal bayar reksadana terproteksi. Pada posisi ini, nilai investasi awal dan imbal hasil akan berkurang, sehingga skenario terburuk adalah perusahaan gagal membayar aset dasar obligasi korporasi. Di tambah lagi, jika Anda menjual portofolio sebelum jatuh tempo, risiko ruginya jelas makin besar.

 

7. Tidak Cocok Untuk Investor Konservatif

Meskipun dana pokok investasi kita terproteksi, sebenarnya reksadana ini tidak begitu cocok untuk investor konservatif. Sebab, risiko yang mengiringi investasi ini berkisar sedang hingga tinggi. Oleh karena itu, bisa dikatakan jika reksadana terproteksi lebih cocok untuk investor dengan profil risiko moderat-agresif.

Baca juga: Seperti Apa Profil Risiko Investasi Saya?

 

Risiko Investasi di Reksadana Terproteksi

Sebelum memulai investasi, ada baiknya Anda cari tahu dulu apa saja risiko yang akan dihadapi saat menanamkan modal di reksadana terproteksi ini. Mengetahui risiko akan membuat Anda lebih siap dalam menghadapi permasalahan yang muncul di kemudian hari. Lantas, apa saja sih risiko reksadana terproteksi?

 

1. Penerbit Obligasi Gagal Bayar

Jika penerbit gagal bayar, bisa dipastikan investasi Anda pun amblas karena nilai keuntungan yang harusnya didapat malah berkurang, bahkan tidak terbayarkan sama sekali. Hal ini juga mengakibatkan turunnya harga obligasi.

 

2. Pencairan Dana Sebelum Jatuh Tempo

Sama halnya dengan deposito, jika nasabah menjual obligasi atau mencairkannya sebelum jatuh tempo, bisa dipastikan mustahil memperoleh keuntungan. Alih-alih cuan, simpanan pokoknya saja kemungkinan kembali tidak utuh. Jadi, meskipun terproteksi, uang Anda tidaklah benar-benar terlindungi.

Oleh karena itu, jika Anda mengambil masa tenor, katakanalah 2 tahun, maka jangan sampai menarik dana selama dua tahun itu. Lantaran uang Anda harus mengendap lama di reksadana, jangan sampai menanamkan modal menggunakan uang darurat atau tabungan, melainkan kelebihan uang yang memang di-poskan untuk investasi jangka panjang.

Baca juga: Tips Cerdas Mengatur Gaji Bulanan

 

3. Pergerakan Aset Lain Yang Kurang Menguntungkan

Anda pastinya paham bahwa cara kerja reksadana ialah membagi dana kita ke beberapa produk investasi, bukan? Nah, reksadana terproteksi juga bekerja sama persis, hanya saja sebagian besar ditempatkan di obligasi, sisanya di produk lain.

Untung tidaknya investasi tidak hanya bergantung pada obligasi, melainkan investasi lain, katakanlah saham. Meskipun obligasi memberikan imbal hasil tinggi, jika pada investasi sahamnya merugi besar, maka hal ini tetap bisa mempengaruhi performa reksadana. Unsur satu dengan unsur lain tetap saling memengaruhi. Bila Anda ingin profit banyak, maka kedua unsur tersebut haruslah seimbang (sama-sama untung).

 

4. Kondisi Pasar Dan Peringkat Aset

Kondisi pasar pastinya akan selalu berubah-ubah karena banyak faktor yang memengaruhinya. Bila nilai reksadana sering berubah mengikuti kondisi pasar, reksadana terproteksi juga ikut terpengaruh sehingga nilai obligasinya tetap bisa naik-turun. Sehingga, peringkat aset investasi pun turut berubah.

Baca Juga: Reksadana Turun? Ini Yang Wajib Dilakukan Investor

Kita tahu bahwa peringkat kelayakan aset investasi umumnya memiliki urutan AAA, AA, A, dan BBB. Sementara itu, aset yang tidak layak berperingkat BB, B, CCC, CC, C, dan default.

Jika suatu hari aset investasi kita mengalami kenaikan peringkat, tentu saja nilainya akan naik dan hal ini berdampak pada tingkat keuntungan kita. Namun apabila peringkatnya menurun, sentimen pasar terhadapnya juga akan ikut anjlok sehingga mempengaruhi harganya.

Jadi, penurunan rating kinerja ini secara langsung berdampak pada besarnya imbal hasil yang Anda dapatkan dari investasi di akhir periode reksadana terproteksi.

kesimpulan(Baca Juga: Jenis-Jenis Risiko yang Dihadapi Investor Reksadana)

Selain beberapa risiko di atas, ada satu risiko yang tidak kalah penting untuk diantisipasi, yakni mengenai Manajer Investasi. Meskipun para MI sudah dinilai profesional, mereka tetap bisa membuat error yang merugikan investasi kita. Intinya, saat hendak berinvestasi di reksadana terproteksi, jangan sampai Anda hanya tergiur pada imbal hasil tinggi tanpa memikirkan risiko yang mengikutinya.

 

Kesimpulan

Demikianlah serba-serbi mengenai reksadana terproteksi yang siapa tahu bisa menjadi pertimbangan Anda saat memilih produk investasi. Perlu diingat bahwa investasi reksadana satu ini termasuk investasi jangka panjang, jadi, jangan berharap cepat mendapatkan return seperti halnya dalam trading forex atau saham, ya.

Biasanya, pemula ingin buru-buru mendapatkan cuan melimpah dalam waktu singkat. Jika menginginkan investasi instan, maka sudah pasti reksadana terproteksi harus dicoret dari daftar Anda.

Meskipun reksadana terproteksi terkesan tidak cocok untuk investor konservatif dan lebih diperuntukkan bagi mereka yang memiliki profil risiko moderat agresif, setidaknya, investasi satu ini masih aman kok dimasukkan ke dalam daftar investasi khusus pemula.

Terlepas dari apakah Anda seorang pemula atau profesional, pemilihan jenis investasi jangka pendek maupun panjang tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan Anda.

 

Tak hanya reksadana terproteksi, tapi ada juga reksadana pasar uang, reksadana saham, dan lain sebagainya. Dari berbagai jenis reksadana, manakah yang paling aman dan menguntungkan? Temukan jawabannya di artikel Investasi Reksa Dana Paling Menguntungkan dan Aman berikut ini.

Terkait Lainnya
 
Haskel, BoE: Persistensi inflasi akan dipengaruhi oleh ketatnya pasar tenaga kerja, 11 jam lalu, #Forex Fundamental

GBP/USD dapat menarik pembeli setelah melewati level 1.2400, 11 jam lalu, #Forex Teknikal

USD/CAD melemah dekat 1.3700 saat dolar AS tergelincir, 11 jam lalu, #Forex Teknikal

AUD/USD tampak tidak berkomitmen, tetap bergantung pada dinamika harga USD, 11 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 16 jam lalu, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Reksadana memang jadi salah satu cara berinvestasi yang simpel dan murah. Bahkan, semua orang bisa menyisihkan uangnya agar tiap bulan bisa memperbaharui portfolionya. Tapi, tolong diingat ya teman-teman, kalau dalam berinvestasi apapun, jangan menggunakan uang dapur. Istilahnya, pastikan dulu uang yang digunakan itu benar-benar uang yang sudah tidak terpakai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bukan apa-apa, kayak yang dibilang mimin di artikel di atas, kita harus siap dengan risiko-risiko yang kemungkinan akan timbul. Bukan hanya siap dapat cuan berkali-kali lipatnya. Tapi siap juga untuk teliti, smart, dan tahu bidang apa yang kita masuki tersebut. Jadi, harus mau belajar banyak agar dapat meminimalkan risiko-risiko yang mungkin akan terjadi.

Yang lebih ditekankan lagi; kita juga harus mengenal diri kita sendiri, sebagai tipe investor yang mana. Risk taker, risk averse atau moderat. Kalau kita agresif (risk taker) dalam mengejar cuan tanamkan prinsip: siap kaya dari reksadana, berarti harus siap miskin juga dari ini.

Kalau yang moderat, biasanya memilih reksadana jenis campuran. Biasanya jenis investor ini paham kalau investasi reksadana bisa bergerak naik dan turun. Ini tipe yang berjaga-jaga kalau pasar sedang turun, setidaknya ada jenis lain yang mendapatkan pasar naik. Jadi meskipun keuntungannya nggak drastis banget gitu, tetap ada cuannya bos.

Nah, tapi yang ane bingung nih yang tipe konservatif alias main aman gini, dapat keuntungannya biasanya dalam jangka waktu lama, apa bisa juga dalam jangka dekat dapat keuntungan yang tinggi?

 Doni |  16 Nov 2022
Halaman: Cara Investasi Reksadana Untuk Pemula Mulai Dari Nol

Deposito penalti adalah denda yang dikenakan kepada nasabah bank jika nasabah tersebut menarik dana deposito sebelum jatuh tempo yang telah ditentukan.

Denda ini dikenakan untuk mengurangi kerugian bank yang disebabkan oleh penarikan dana sebelum jatuh tempo, karena bank memperoleh pendapatan dari bunga deposito.

Nah, ini yang perlu digarisbawahi: deposito penalti hanya dikenakan jika dana ditarik SEBELUM jatuh tempo. Jadi kalau kita menaruh deposito dan tetap hold sampai masa jatuh tempo selesai, tidak akan kena penalti.

Jadi memang sebenarnya deposito itu investasi untuk orang yang dananya sudah cukup gede, punya banyak uang dingin yang tidak butuh dipakai urgent.

Untuk yang dana masih terbatas tapi ingin memutar dana, bisa diversifikasi investasi ke Reksadana online saja yang lebih fleksibel, modalnya kecil, dan tidak ada penalti penarikannya.

 Sefiana |  14 Jan 2023
Halaman: Perhitungan Dan Pengelolaan Bunga Deposito

Yang Anda @Tiara sebutkan dan sarankan tersebut sudah termasuk jenis investasi emas digital. Karena si Investor tidak secara langsung menyimpan emas fisik. Dan mungkin emas digital bisa menjadi alternatif lain untuk @Ratu.

Karena nantinya dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Anda bisa mencetak emas tersebut dan tetap mendapatkan emas fisik, yang benar-benar murni, tanpa campuran logam apa pun.

Dan memang risikonya jika Anda sudah memiliki emas secara fisik, harus ada tempat penyimpanan yang aman, dan itu tidak bisa dihindari lagi.

Mungkin @Ratu juga bisa mencoba investasi emas yang lain, misalnya seperti reksadana emas. Jenis investasi reksadana emas merupakan investasi bagi Anda yang memang tidak ingin ribet, tapi bisa mendapatkan keuntungan lumayan besar.

Jika memang memerlukan alternatif lainnya, Anda mungkin bisa cek di sini

 Meimei |  25 Jan 2023
Halaman: Kesalahan Investasi Emas Dan Cara Menghindarinya

Mau numpang nanya nih min, gw emang sering denger ttng reksadana dan itu mrpkan slh satu jenis investasi, tp gw blm paham2 bener nih ttg investasi itu. Jd gw mo nanya gimna sih crnya investasi reksadana?

Trus apa investasi reksadana itu langkah2nya ribet ya? Itu sih yg gw denger dr temen, ktrnya butuh macem2 utk bs inves reksadana, gak smudah klo kita inves emas, dolar, forex atau saham.

Kata temn gw lg nih, klo inves reksadana ktnya jg dikit untungnya jd gak cocok utk investor pemula apalgi yg utk org br mau mulai masuk ke dunia reksadana ini. Bener gak sih min? mhon ptnjuk dan informasinya ya min. thanks.

 Martha |  13 Sep 2023
Halaman: Peluang Investasi Saat Dolar As Melemah

Martha: hai kak...

jd gini kak, sbnrnya reksadana itu sederhananya mrpkan tmpat dana kolektif dr bbrapa org atau investor yg kmudian dikelola utk investasi.

bntuk investasinya mcem2 kak, bs deposito, obligasi, atau saham melalui prusahaan manager investasi yg lgsung diawasi oleh OJK.

nah di perusahaan investasi itu ada org yg sangat ahli dan bersertifikasi dan dipercaya utk mengelola kumpulan dana investasi.

Nah untuk memulai investasi mungkin kakak bs belajar investasi reksadana di sini

sebenernya gak perlu pake ribet kok klo mau investasi reksadana, apalagi saat ini udah bnyk aplikasi online yg nyediain fitur investasi reksadana, tinggal klik aja dan gak perlu modal yg banyak.

klo masalah untung atau rugi sbnrnya semua jenis investasi sama kok, bisa untung dikit, untung banyak, bahkan bisa rugi jd wlpun msh pmula gak perlu takut deh kak utk coba inves reksadana.

 Okky |  15 Sep 2023
Halaman: Peluang Investasi Saat Dolar As Melemah

pagi semuanya, artikelnya cukup menarik dan menambah wawasan ttg investasi reksadana.

Setlah bc2 artikel di atas sy sbnrnya ckp tertarik utk investasi reksadana, sptnya slh satu investasi yg menjanjikan dan aman. tp jujur aja nih klo sy blm tau bener utk mulai bisnis atau investasi reksadana ini. Jd gw pengen tau nih gmn langkah awal utk sy bs investasi di reksadana ini. jika ada senior2 yg udah pnglamn di bdng ini mhn sharing donk ilmunya.

Trus sy juga mau tanya nih, sbnrnya apa sih manager investasi itu? apa tempat perusahaan yg nyediain reksadana atau gimana? trus apa bener kita bisa mulai investasi reksadana ini melalui berbagai aplikasi? apakah bener2 aman tuh jika kita investasi lewat aplikasi?

 Nina |  19 Sep 2023
Halaman: Potensi Keuntungan Investasi Reksadana

Kirim Komentar Baru