Mempelajari pola candle penerusan tak kalah penting dari belajar candle reversal. Apa saja candle yang bisa digunakan untuk trading mengikuti trend?
Candlestick merupakan bentuk grafik harga yang paling disukai oleh trader. Alasan utamanya adalah karena tampilan yang menarik dan memudahkan trader untuk melakukan analisa. Tak heran jika candlestick sering digunakan untuk acuan membaca pegerakan harga, termasuk untuk mengenali sinyal trend following melalui pola candle penerusan.
Baca juga: Cara Membaca Candlestick Layaknya Trader Profesional
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Candlestick Penerusan
Pola candle penerusan adalah formasi candlestick yang terbentuk sebelum harga melanjutkan trend ke arah pergerakan sebelumnya. Sebetulnya, ada dua cara membaca pola penerusan pada grafik harga. Yang pertama disebut dengan classic chart continuation patterns (pola segitiga, Flag, Wedge, dsb.). Sedangkan cara kedua disebut sebagai candlestick chart continuation patterns yang memanfaatkan candlestick. Kebanyakan trader lebih memilih cara kedua karena dianggap lebih mudah dipahami.
Classic Pattern umumnya dibentuk dari 10 hingga 50 candle, sedangkan pola candlestick penerusan biasanya hanya terdiri dari 1 sampai 5 candle. Hal ini membuat pola candle penerusan cocok untuk trading jangka menengah atau pendek. Biasanya, pola ini muncul ketika market sedang sideways. Tetapi, tak jarang terjadi Gap atau jarak yang mengindikasikan bahwa harga sedang bergerak dengan cepat.
Pola candle penerusan kerap kali dimanfaatkan oleh trader yang memanfaatkan strategi trend following. Mereka menggunakannya untuk memastikan bahwa trend masih bergerak ke arah sebelumnya dan belum menuju Reversal atau pembalikan harga. Misalnya, ketika harga sedang membentuk kenaikan, umumnya para trend followers akan mencari tahu apakah pergerakan tersebut masih bisa berlajut atau akan berbalik turun. Kemunculan pola candle penerusan bullish dalam hal ini bisa menjadi sinyal untuk mereka.
Meskipun pola candlestick pembalikan (reversal) lebih populer di kalangan trader, namun penggunaannya dianggap cukup riskan. Pemula yang kurang berhati-hati sering terjebak sinyal palsu karena terburu-buru menganggap bahwa pembalikan harga akan terjadi. Jadi, tak heran jika banyak trader sukses menyarankan strategi trend following dibandingkan dengan reversal.
Ada 5 pola candlestick penerusan yang paling sering digunakan untuk melihat kelanjutan tren. Apa saja?
Gaps
Gaps merupakan salah satu pola trading jangka pendek yang penggunaannya cukup umum di kalangan trader. Pola ini tak hanya digunakan pada Japanese Candlestick saja, namun juga pada jenis-jenis chart lain. Kemunculan bullish gap terjadi karena harga pembukaan candle kedua lebih tinggi dari harga penutupan candle pertama atau sebaliknya. Sehingga titik low pada candle kedua tak menyentuh level penutupan dari candle pertama. Umumnya, candle ini menunjukkan bahwa kekuatan buyer berhasil mengungguli seller pada sesi trading baru. Ada beberapa jenis pola Gap yang perlu diperhatikan.
1. Tasuki Gap
Tasuki Gap terdiri dari 3 candlestick. Candle pertama dan kedua memiliki Gap, candle ketiga seolah 'menutup' jarak di antara kedua candle sebelumnya. Umumnya, ketika Gap terjadi, pasar akan berusaha untuk menutup gap tersebut. Tetapi pasar masih berpotensi untuk kembali melanjutkan tren yang sudah muncul. Sayangnya, Tasuki Gap sering kali dianggap memiliki kekurangan karena bisa menjebak trader dengan sinyal palsu. Oleh karena itu, trader wajib menunggu konfirmasi dari candle keempat. Jika candle ini meneruskan trend sebelumnya, maka sinyal kemungkinan besar valid. Contoh Tasuki Gap dapat dilihat pada gambar berikut.
2. Gapping Play
Gapping Play merupakan pola candle penerusan yang terdiri dari satu candle dengan body besar, dan dua atau tiga candle kecil yang bergerak ke satu arah trend. Pola ini bisa dibagi menjadi dua yaitu High Price Gapping Play dan Low Price Gapping Play.
High Price Gapping Play ditandai dengan kemunculan candle bullish besar yang diikuti dengan retracement dalam bentuk candle bearish kecil, untuk kemudian dilanjutkan dengan candle bullish sebagai konfirmator penerusan trend. Sedangkan Low Price Gapping Play diawali dengan candle bearish besar, dilanjutkan dengan candle bullish kecil, dan ditutup dengan candle bearish. Berikut contoh bentuk Gapping Play.
3. Side by Side White Lines
Pola candle Side by Side White Lines sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Tasuki Gap. Bedanya, semua candle dalam pola ini memiliki sifat bullish atau bearish yang sama. Jadi apabila Side by Side White Lines terbentuk di Uptrend, maka semua candle-nya berjenis bullish, dengan candle pertama dan kedua yang membentuk Gap naik. Di sisi lain, pola yang teridentifikasi di Downtrend terdiri dari 3 candle bearish dengan candle pertama dan kedua mengalami Gap turun.
Three White Soldiers dan Three Black Crows
Tak jarang, Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk trading Reversal. Namun, kemunculan kedua pola ini sebenarnya bertujuan untuk memastikan kelanjutan tren yang terjadi setelah pembalikan harga. Pola ini cukup mudah di temukan, karena hanya terdiri dari tiga candlestick yang bergerak berurutan ke satu arah seperti contoh pada gambar di bawah. Umumnya, ketiga candle tersebut memiliki sumbu dan ekor yang pendek. Three White Soldiers muncul saat uptrend, sedangkan Three Black Crows muncul pada saat downtrend.
Rising Three Methods dan Falling Three Methods
Sesuai namanya, Rising Three Methods muncul pada saat bullish, sedangkan Falling Three Methods muncul saat pasar sedang bearish. Namun, keduanya sama-sama menunjukkan kelanjutan tren. Pola Rising Three yang ideal memliki tiga candle bearish kecil diapit dengan dua candle bullish besar. Sedangkan Falling Three memiliki tiga candle bullish kecil yang diapit dua candle bearish besar.
Separating lines
Bullish Separating Lines atau sering disebut sebagai Dividing Lines terdiri dari 2 candle yang muncul pada saat Uptrend. Candle pertama merupakan bearish candle dengan body panjang, sedangkan formasi kedua adalah candle bullish dengan body panjang. Yang perlu dipastikan adalah opening candle kedua harus sama dengan atau mendekati opening candle pertama. Pada bearish Separating Line, yang terjadi adalah sebaliknya. Berikut ilustrasi pola Separating Lines untuk mempermudah pemahaman Anda.
Matching High dan Matching Low
Pola candle penerusan ini terdiri dari minimal 2 candle dengan titik terendah yang sama (Downtrend) atau titik tertinggi yang setara (Uptrend). Jika kemunculannya terjadi pada time frame kecil, seringkali pola ini menunjukkan pengujian batas Support atau Resistance. Tak jarang pola candlestick ini digunakan trader untuk mengantisipasi breakout.
Hal yang Harus Diperhatikan
Trading dengan memanfaatkan tren tentu akan lebih mudah dilakukan jika mengandalkan pola candle penerusan di atas. Tetapi bukan berarti trader akan 100% untung hanya dengan mengikuti trend. Pasar finansial seperti forex dikenal memiliki pergerakan harga yang tidak terduga. Penggunaan candlestick memang berfungsi untuk membantu trader dalam membaca arah pergerakan trend, tetapi harga tidak selalu sesuai hasil analisa karena berbagai sebab.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika trading dengan mengikuti trend.
1. Jangan Berharap Langsung Mendapat Profit
Seringkali, trader pemula beranggapan bahwa hanya dengan mengandalkan pola candlestick saja, mereka bisa langsung jadi jutawan. Padahal, trading forex tidak sesederhana itu. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan ketika membuka dan menutup posisi. Hanya dengan mengandalkan candlestick saja tidak akan langsung membuat trader jadi kaya mendadak. Dibutuhkan tambahan konfirmasi sinyal seperti kabar-kabar fundamental ataupun analisa teknikal lainnya.
2. Gunakan Indikator Teknikal
Selain memastikan kekuatan sinyal, memasang posisi entry yang tepat juga sangat berpengaruh pada kesuksesan trading. Salah satu cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menggunakan indikator teknikal. Candlestick hanya sebagai pelengkap analisa, bukan faktor utama.
3. Pastikan Sinyal Valid
Hanya karena pola candle penerusan muncul pada suatu trend, bukan berarti trader bisa langsung mempercayainya sepenuhnya. Sebab tak jarang pola-pola tersebut akan kebetulan muncul meski harga tidak sedang bergerak ke satu arah. Umpamanya, jika salah satu pola penerusan muncul ketika pasar sedang sideways, maka validitasnya perlu dipertanyakan. Candle penerusan hanya bisa dipercaya jika kemunculannya terjadi saat trend berlangsung.
Kesimpulan
Trend following bisa menjadi strategi trading yang menguntungkan untuk pemula jika dilakukan dengan benar. Sayangnya, seringkali trader kesulitan menebak apakah trend masih akan berlanjut atau justru berbalik arah. Penggunaan pola candle penerusan dalam hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan pola candle saja tidak bisa dijadikan faktor utama untuk menganalisa pergerakan trend. Analisa teknikal dan fundamental sangat diperlukan guna menambah validitas sinyal yang muncul. Jika trader memiliki strategi yang solid, tentu risiko trading bisa diminimalisir.
FAQ Seputar Pola Candlestick Penerusan
Masih bingung dalam memahami pola penerusan? FAQ di bawah ini akan mempermudah trader dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan pola candlestick penerusan yang disajikan dalam betuk pertanyaan dan jawaban.
Apa Itu Candlestick Continuation Pattern?
Pada dasarnya, pola candlestick penerusan (Continuation Pattern) adalah sebuah formasi candlestick yang mengindikasikan bahwa harga akan melanjutkan trend ke arah pergerakan sebelumnya.
Apa Fungsi Pola Candlestick Penerusan?
Pola candle penerusan kerap kali dimanfaatkan oleh trader yang memanfaatkan strategi trend following. Mereka menggunakannya untuk memastikan bahwa trend masih bergerak ke arah sebelumnya dan belum menuju Reversal atau pembalikan harga.
Apa Saja yang Termasuk Pola Candlestick Continuation?
Setidaknya ada 5 pola candlestick yang termasuk dalam pola penerusan (Continuation Pattern), antara lain:
- Gap
- Three White Soldiers dan Three Black Crows
- Rising Three Methods dan Falling Three Methods
- Separating lines
- Matching High dan Matching Low
Bagaimana Cara Mengkonfirmasi Pola Candlestick Continuation?
Penggunaan pola penerusan ini memang sangat membantu trader dalam membaca arah pergerakan trend, tetapi harga tidak selalu sesuai hasil analisa karena berbagai sebab. Guna meningkatkan akurasi sinyal, sangat direkomendasikan agar trader juga mengkonfirmasinya dengan bantuan indikator teknikal.
Bagaimana Cara Mengetahui Pola Candlestick Continuation?
Ada dua cara yang biasa digunakan trader dalam membaca pola penerusan pada grafik harga, yaitu classic chart continuation patterns (pola segitiga, Flag, Wedge, dsb) dan candlestick chart continuation patterns. Kebanyakan trader lebih memilih cara kedua karena dianggap lebih mudah dipahami.