Selain menunjukkan trend, benarkah MA juga bisa diaplikasikan untuk menentukan Support Resistance akurat? Strategi apa yang sebaiknya digunakan?
Tak ada yang menampik jika Support dan Resistance adalah salah satu komponen terpenting dalam analisa trading. Yang jadi dilema adalah, bagaimana cara menentukan Support Resistance akurat dan bisa diandalkan?
Hal ini jadi pertimbangan khusus lantaran banyaknya cara menarik garis Support dan Resistance. Apalagi, setiap trader bisa memiliki persepsi Support dan Resistance yang berbeda-beda. Metode paling simpel biasanya adalah dengan melihat titik-titik tertinggi (High) dan terendah (Low) harga, atau menggunakan level bulat sebagai acuan. Namun pada prakteknya, ada juga yang menggunakan Fibonacci atau bahkan Pivot Point yang cara penempatannya tidak harus "dikira-kira" sendiri.
Dari sini, kemudian muncul juga penggunaan indikator trend sebagai Support Resistance, khususnya yang berupa garis dinamis seperti Moving Average (MA). Trader tidak perlu repot-repot mengidentifikasi Swing High dan Low untuk menarik Support Resistance, karena indikator bisa tinggal dipasang di chart dan tampil secara otomatis. Tidak perlu pula trader sibuk memikirkan apakah garis Support Resistance yang ditarik sudah akurat atau belum, ataupun rutin mengupdate level ketika harga mengalami perubahan dinamika pergerakan yang signifikan.
DI
|
Daftar Isi |
Cara Menggunakan MA Sebagai Support Resistance Dinamis
Banyak trader di luar sana yang menggunakan Moving Average sebagai Support Resistance kunci. Mereka biasanya mencari peluang dari pullback, sehingga memakai MA sebagai acuan balik harga kembali ke trend utama.
Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend
Coba perhatikan chart GBP/USD di bawah ini. Garis MA 50 yang bergerak di bawah uptrend berfungsi sebagai Support harga. Ketika harga mengalami pullback, Anda bisa menunggu sampai terjadi pengujian di MA 50 untuk mengantisipasi sinyal buy. Teorinya, pergerakan harga yang gagal menembus Support akan memantul naik. Jadi apabila pantulan terjadi di akhir pullback, maka hal ini menandai kembalinya harga ke jalur uptrend.
Lantas apa yang terjadi bila harga ternyata berhasil menembus garis MA? Terdapat 2 skenario yang mungkin terjadi, yakni False Breakout dan Breakout. False Breakout merupakan penembusan sementara yang tidak diikuti dengan pergerakan harga lebih lanjut di luar Support Resistance. Sebaliknya, Breakout menunjukkan kesuksesan penembusan harga yang kemudian diikuti dengan pergerakan harga di luar Support Resistance.
Baca juga: Apa Itu Breakout Trading?
Seperti Support Resistance pada umumnya, MA akan mengalami perubahan "status" apabila harga sukses melakukan Breakout. Chart di bawah ini menunjukkan MA 50 yang tadinya bergerak sebagai Resistance saat downtrend. Namun kemudian, Breakout terjadi dan garis MA pun berpindah posisi di bawah harga. Dalam hal ini, MA 50 telah beralih menjadi Support.
Apakah Jenis MA Yang Paling Akurat?
Support Resistance dinamis dari MA cukup bisa diandalkan karena alasan yang tidak jauh berbeda dengan price action; MA merupakan indikator yang sangat populer sehingga digunakan oleh hampir semua trader di seluruh dunia. Pengamatan dari parameter yang sama pada akhirnya akan membentuk persepsi dan aksi pasar yang serupa, sehingga MA bisa menjadi self-fulfilling indicator.
Yang jadi perdebatan selanjutnya adalah, MA mana yang paling akurat? Moving Average terdiri dari berbagai jenis dan bisa dipasang dengan berbagai periode. Semakin besar periodenya, semakin lambat respon MA terhadap pergerakan harga. Ada sejumlah teori yang menjelaskan prinsip penggunaan periode MA, namun secara umum, para ahli merangkum jika periode-periode MA inilah yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan Support Resistance dinamis ideal:
- MA 10
- MA 20
- MA 50
- MA 100
- MA 200
Justin Bennet dari Daily Price Action bahkan berpendapat jika 90% trader cenderung menggunakan salah satu periode MA di atas sebagai Support Resistance dinamis.
Karena kemudahan penggunaan dan analisanya, tidak sedikit trader yang lebih memilih untuk menggunakan MA ketimbang garis Support Resistance yang lain. Mereka bahkan menganggap Support Resistance dinamis lebih akurat karena bisa mengikuti perubahan harga secara otomatis. Namun, benarkah faktanya demikian?
Support Resistance dengan MA Hanya Akurat Jika...
Ada konfirmasi tambahan dari metode analisa atau indikator lain.
Justin Bennet secara terang-terangan mengatakan bahwa Support Resistance dinamis sebenarnya kurang bisa diandalkan jika dibandingkan dengan level Support Resistance pada umumnya. Yang membuat Support Resistance dinamis menjadi akurat adalah adanya konfluensi sinyal dengan parameter lain seperti Price Action atau mungkin indikator tambahan.
Baca juga: Cara Trading Support Resistance Dengan Price Action
Contohnya saja, Anda tidak bisa menggunakan MA saja sebagai acuan Support Resistance, tapi bisa menindaklanjuti sinyal Pin Bar yang memantul dari MA. Dengan demikian, ketika mengidentifikasi pembalikan harga yang ditandai oleh Pin Bar, Anda juga menggunakan MA sebagai titik balik atau Support Resistance.
4 Kiat Menentukan Support Resistance Akurat dengan MA
Pada dasarnya, Moving Average memang tidak bisa menjadi Support Resistance yang dapat diandalkan apabila digunakan sendiri. Untuk itu, ada beberapa cara menentukan Support Resistance akurat dengan MA sebagai solusinya:
1. Tambahkan MA Untuk Membentuk Zona Support Resistance
Perbedaan False Breakout dan Breakout yang begitu signifikan membutuhkan respon berbeda agar Anda tak terjebak kerugian. False Breakout paling ideal untuk membuka open posisi dari pembalikan di level Support Resistance, sedangkan Breakout justru sebaliknya. Namun seringkali, banyak trader kesulitan memastikan apakah penembusan harga saat ini hanya False Breakout atau benar-benar Breakout.
Salah satu cara paling sederhana memfilter False Breakout adalah dengan menggunakan zona Support Resistance. Jika memakai MA, maka Anda bisa menambahkan 1 lagi MA dengan periode lebih tinggi. Dengan demikian, ruang di antara 2 MA yang tampak akan befungsi sebagai zona Support Resistance.
Grafik di atas menampilkan penggunaan MA 50 dan MA 100 yang menciptakan zona Resistance. Dapat dilihat bahwa meskipun harga beberapa kali menembus MA 50, level MA 100 tak pernah terlampaui sehingga harga sebenarnya masih bergerak dalam zona Resistance. Dengan kata lain, Breakout belum terjadi dan akan sangat berbahaya untuk menjadikan penembusan harga tersebut sebagai sinyal buy. Pengamatan seperti ini bisa sangat membantu Anda mengeliminasi kesalahan entry posisi dari False Breakout.
2. Hindari Pasar Sideways
Sesuai kaidahnya sebagai indikator trend, Moving Average sangat efektif ketika pasar sedang trending. Sayangnya, pasar tidak selalu membentuk uptrend ataupun downtrend. Ketika kekuatan buyer dan seller cenderung seimbang, harga akan membentuk gelombang sideways yang pergerakannya cenderung mendatar. Dalam situasi seperti ini, MA hampir tidak bisa digunakan baik sebagai indikator trend maupun Support Resistance dinamis.
Baca juga: Cara Trading Forex di Pasar Sideways
Menurut Mark Rose dari Trade's Bulletin, salah satu cara agar tak terjebak di pasar sideways adalah dengan melihat kondisi ADX. Average Directional Index (ADX) pada dasarnya adalah indikator yang bisa mengukur kekuatan trend. Trend yang kekuatannya sedang melemah cenderung menciptakan kondisi sideways, sehingga Anda bisa mengaplikasikan pembacaan ADX untuk mengetahui kekuatan trend saat ini.
Chart di atas memperlihatkan bahwa harga bergerak mendatar di antara MA 50 setiap kali ADX tertekan di level rendah. Sebagai patokan, Anda bisa menggunakan level 20 untuk mengetahui pelemahan trend. Meskipun pengukuran ADX relatif, sejumlah trader menganggap jika level ADX di antara 20-40 menandakan kekuatan trend yang ideal dan bisa ditradingkan. Itu artinya, pergerakan ADX yang jatuh di bawah 20 mencirikan kondisi trend lemah (sideways) dan sebaiknya dihindari.
3. Perhatikan Price Action di Sekitar MA
Seperti yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, price action bisa menjadi sinyal yang ampuh dalam analisa Support Resistance dinamis dengan MA. Biasanya, pola-pola candlestick pembalikan menjadi elemen penting yang wajib diwaspadai.
Tidak hanya Pin Bar, formasi lain seperti Doji, Hammer, Inside Bar, atau pola 3 candle seperti Morning Star dan Evening Star menjadi sangat krusial apabila terbentuk di sekitar Support Resistance.
Di luar itu, Anda juga perlu memahami prinsip analisa candlestick itu sendiri untuk bisa menyikapi reaksi harga di sekitar Support Resistance dengan lebih baik. Misalnya saja, apabila harga sedang menembus level Support tanpa membentuk pola candle pembalikan, Anda bisa menunggu sampai candle bearish berikutnya ditutup di bawah Support untuk mengkonfirmasi Breakout.
4. Sesuaikan Stop Loss Sebaik Mungkin
Selain memicu entry, pantulan harga dari Support Resistance dinamis juga bisa menjadi patokan memindahkan Stop Loss. Hal ini terutama karena MA sendiri adalah indikator trend, sehingga kegagalan harga menembus garis MA pada hakikatnya merupakan sinyal penerusan trend.
Dengan demikian, Anda bisa memindahkan Stop Loss untuk mengunci keuntungan yang sebelumnya telah diperoleh. Jadi apabila harga tiba-tiba berbalik sebelum Anda sempat menekan tombol close, Anda akan keluar di level Stop Loss yang lebih menguntungkan.
Grafik di atas menunjukkan bagaimana harga mulanya bergerak dalam downtrend dengan MA 50 bertindak sebagai Resistance dinamis. Ketika harga melakukan pullback pertama di titik A, Anda memasang entry sell di A1 dengan Stop Loss di titik B. Selanjutnya, harga kembali menguji Resistance dan memantul turun (titik C). Pada tahap ini, Anda bisa memindahkan Stop Loss ke titik A.
Begitu harga lagi-lagi menyentuh Resistance di titik E, Stop Loss dapat digeser lagi ke poin D. Jadi saat harga kemudian naik hingga menembus Resistance, posisi sell Anda sudah akan tertutup di titik F dengan keuntungan yang terkumpul dari selisih titik A1 ke titik F. Apabila tidak memindahkan Stop Loss sama sekali, posisi Anda secara natural akan ditutup di level G, yang berarti Anda telah merugi.
Baca juga: Awas 3 Kesalahan Fatal Memasang Stop Loss Dan Take Profit
Untung rugi dalam trading memang wajar, terutama jika sebelumnya Anda sudah mengantisipasinya dengan Stop Loss. Namun dalam kondisi pasar trending, Anda bisa mengubah risiko menjadi keuntungan jika mengetahui bagaimana cara mengkonfirmasi penerusan trend. Dalam hal ini, pembalikan harga dari Support Resistance MA merupakan sinyal penerusan untuk memindahkan Stop Loss.
Akhir Kata
Menentukan Support Resistance akurat bisa dilakukan dengan beragam cara, salah satunya adalah dengan memasang MA. Akan tetapi, MA tidak bisa berjalan sendiri sebagai Support Resistance dinamis jika ingin dikatakan akurat. Diperlukan pengamatan price action dan bisa juga indikator lain untuk menambah akurasi sinyal trading dari Support Resistance MA.
Apapun strategi yang Anda gunakan, jangan lupa mengujinya terlebih dulu untuk meminimalisir kerugian finansial dari penggunaan strategi yang kurang tepat sasaran. Dalam trading forex, backtest strategi biasanya dilakukan di akun demo yang tersedia secara luas dan gratis di broker-broker forex.