Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 19 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 19 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 20 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 20 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

Bisakah Menggunakan Blockchain Tanpa Cryptocurrency?

Evan 15 Feb 2023
Dibaca Normal 5 Menit
kripto > belajar >   #blockchain   #cryptocurrency
Selama ini, penggunaan blockchain dianggap tidak bisa lepas dari cryptocurrency. Benarkah kita tidak bisa menggunakan blockchain tanpa cryptocurrency sebagai pengembangannya?

DI

Selama ini tentu kita mengetahui bahwa keberadaan teknologi blockchain tak pernah bisa dilepaskan dari yang namanya cryptocurrency atau mata uang kripto. Sejak nama Bitcoin mencuat dan populer karena harganya yang tinggi, banyak orang mulai mencari tahu bagaimana cara kerja mata uang kripto di jaringan blockchain.

Jaringan blockhain cenderung dikenal sebagai teknologi yang digunakan untuk orang bisa menciptakan dan mengembangkan cryptocurrency, sehingga muncullah mata uang kripto selain BTC, seperti ETH, Dogecoin, Solana, Polkadot, dan masih banyak lagi. Dari hal tersebut, kemudian muncul pertanyaan, apakah penggunaan blockchain hanya terbatas pada cryptocurrency saja?

Nah, untuk dapat menjawab hal tersebut, Anda harus tahu terlebih pemahaman dasar mengenai blockchain dan cryptocurrency. Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas tuntas tentang blockchain dan bagaimana cara blockchain bekerja bila tanpa mata uang kripto.

Blockchain Tanpa Cryptocurrency

 

Apa Itu Blockchain?

Blockchain adalah sebuah rantai blok yang dirangkai bersama dan didistribusikan di antara pengguna. Blok tersebut merupakan buku besar yang mencatat seluruh transaksi atau disebut juga dengan ledger. Oleh karena itu, blockchain dianggap sebagai teknologi baru yang dikembangkan untuk penyimpanan data digital.

Terdapat tiga elemen yang membangun blok di kripto, yakni data, hash, dan hash dari blok sebelumnya.

  • Data terdiri dari seluruh informasi yang menyangkut database tertentu. Misalnya, data transaksi Bitcoin akan berisi seluruh informasi terkait transaksi, mulai dari jumlah koin pengirim dan penerima, hingga kapan terjadinya transaksi.
  • Sementara itu, hash adalah data yang berupa informasi kode unik dan rahasia, seperti sidik jari atau tanda tangan. Hash ini berfungsi untuk mengidentifikasi dan menvalidasi blok serta seluruh isinya.
  • Kemudian, hash dari blok sebelumnya akan mengamankan rantai Blockchain yang membawa jejak informasi sebelumnya.

Berdasarkan ketiga elemen tersebut, seluruh informasi yang tercatat tidak akan bisa diubah dan bersifat terdesentralisasi. Sifat ini membuatnya tidak bergantung pada otoritas eksternal untuk validasi transaksi dan keaslian data.

Baca Juga: Mengenal Beragam Lapisan Pada Blockchain

 

Apa Itu Cryptocurrency?

Cryptocurrency adalah sebutan untuk mata uang digital yang dapat digunakan untuk transaksi antarpengguna tanpa perlu melewati pihak ketiga. Jika dalam transaksi pada umumnya bank berperan sebagai pihak ketiga, dalam cryptocurrency, tidak ada yang berperan sebagai perantara.

Transaksi cryptocurrency berasal dari jaringan komputer yang menggunakan algoritma perhitungan tertentu. Perhitungan matematis ini disebut kriptografi yang menggunakan teknologi blockchain. Bitcoin adalah jenis mata uang kripto pertama dan terpopuler hingga saat ini.

 

Apakah Blockchain Membutuhkan Cryptocurrency Untuk Bekerja?

Pada awal kemunculannya, blockchain hanya ada satu jenis yaitu blockchain publik dengan peruntukan transaksi cryptocurrency. Kehadirannya ini mendasari lahirnya sistem DLT (distributed ledger technology), suatu protokol yang memungkinkan basis data digital terdesentralisasi. DLT dianggap berhasil memberikan alternatif transaksi dibandingkan sistem perbankan yang tersentralisasi dan memiliki banyak kekurangan.

Namun, karena blockchain publik hanya berfokus pada transaksi cryptocurrency saja, maka mulai berkembanglah beberapa jenis blockchain yang bisa disesuaikan kebutuhan pengguna tanpa harus menggunakan cryptocurrency dalam kinerja, yaitu blockchain tipe privat, konsorsium, dan hybrid. Dengan demikian, blockchain publik merupakan satu-satunya bentuk blockchain yang membutuhkan cryptocurrency untuk bekerja.

Baca Juga: Apa Saja Jenis Blockchain Yang Perlu Diketahui?

 

Lalu Bagaimana Cara Menggunakan Blockchain Tanpa Cryptocurrency?

Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, konsep dasar blockchain adalah buku besar terdistribusi yang digunakan untuk menyimpan data. Dengan demikian, teknologi blockchain tidak hanya digunakan untuk pencatatan transaksi cryptocurrency saja, melainkan juga dapat digunakan untuk menyimpan data terkait Non-Fungible Token (NFT), Metaverse, sistem penilaian reputasi, layanan publik pemerintah, Internet of Things (IoT), layanan keamanan data, dan banyak lagi.

Itu semua bisa terjadi karena adanya smart contract, yaitu protokol komputer yang bertujuan untuk memfasilitasi atau mengeksekusi kinerja suatu kontrak secara digital. Keberadaan smart contract memungkinkan kinerja penyimpanan data yang bisa dipercaya secara otomatis tanpa menggunakan pihak ketiga. Penyimpanan ini hanya dapat dilacak, namun tidak dapat diubah.

Smart contract dibuat menggunakan persyaratan terkomputersiasi dalam bentuk kode yang didistribusikan secara merata ke dalam jaringan atau blockchain. Asalkan seluruh syarat yang dibuat atau kode bisa terpenuhi, maka kontrak akan dieksekusi. Pada umumnya, kode ini tidak bisa dihancurkan kecuali jika si pembuat menyisipkan kode self destruction pada salah satu fungsi. Kode tersebut juga mencatat segala perubahan yang terjadi, dan dapat diakses oleh publik (untuk blockchain publik) atau siapapun pemilik akses (untuk blockchain privat, konsorsium, dan hybrid).

Oleh karena itu, teknologi blockchain tidak hanya relevan dengan cryptocurrency saja. Bagaimanapun, teknologi blockhain berkaitan dengan penyimpanan informasi yang terdesentralisasi dan konsensus aset digital tertentu, yang bisa berupa cryptocurrency maupun tidak.

Berdasarkan hal tersebut, sebuah blockchain tanpa cryptocurrency mengacu pada buku besar terdistribusi yang melacak status database bersama di banyak pengguna. Basis data bisa mencakup riwayat transaksi mata uang kripto atau data pemungutan suara rahasia terkait pemilu, misalnya, yang tidak dapat diperbarui atau dihapus setelah ditambahkan.

 

Kesimpulan

Meski secara umum teknologi blockchain diketahui sangat dekat kaitannya dengan cryptocurrency, namun pengembangan blockchain sudah melampaui itu. Tak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan data transaksi mata uang kripto saja, namun blockchain juga dapat difungsikan untuk penyimpanan database yang tidak membutuhkan cryptocurrency. Dengan demikian, pengembangan blockchain tanpa cryptocurrency dapat mencakup seluruh aktivitas pencatatan dan penyimpanan data secara akurat tanpa adanya manipulasi.

 

Melihat kesuksesan dan kepopuleran cryptocurrency atau mata uang kripto, membuat sebagian bank sentral dunia ingin membuat mata uang digitalnya sendiri menggunakan teknologi blockchain. Salah satu bank sentral yang paling getol mempromosikan pembuatan mata uang digitalnya adalah European Central Bank (ECB). Mereka mengklaim bahwa Euro Digital akan lebih baik dibandingkan mata uang kripto. Benarkah demikian? Simak ulasan lengkapnya di artikel berjudul, "Mengenal Euro Digital: Benarkah Lebih Baik dari Kripto?"

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 19 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 19 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 20 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 20 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Sebenarnya gw sendiri netral tentang crypto and ga benci dengan crypto. Dan berharap semoga kedepan pemerintah/pihak yang memiliki otoritas bisa membuat regulasi tentang cryptocurrency.

Tetapi gw rasa dengan beralih ke sumber listrik lebih "ramah lingkungan" mungkin hanya akan terwujud di negara yang maju sedangkan negara berkembang masih sangat tergantung dengan listrik non ramah lingkungan.

Pada kenyataannya kalau memang setiap penambangan akan menghasilkan suatu karbon dan tidak bisa dipungkiri bahwa setiap kegiatan manusia itu menghasilkan sampah.

Dan saya setuju juga dengan pernyataan yang dilemparkan kepada saya bahwa otoritas terkait gw akui terutama otoritas utama negara ini yang sering kali menganggap remeh value crypto dan mining crypto padahal crypto merupakan mata uang masa depan.

Semoga lewat artikel dan tanggapan dari pembaca ini gw berharap kalau apapun jenis kegiatan yang berskala besar dan profitable bisa di regulasi ama pemerintah, bukan hanya dari segi profitable nya yang biasa langsung dikenakan tarif, pajak, dll.

Tetapi juga dari segi penambangan dan emisi karbon yang dihasilkan dan membuktikan bahwa crypto tu bukan hanya mata uang "imajinasi" tetapi sesuatu yang penting bagi pemerintah. Dan juga penambangannya ada aturan yang berlaku seperti penambangan emas yang ada aturannya which is yang anda bilang "beralih ke energi ramah lingkungan".

Terima kasih untuk kritikan dan tanggapan anda @evan. Sekali lagi semoga artikel yang anda tulis dan yang anda sampaikan bisa tersampaikan dengan baik dan juga lewat tulisan anda paling tidak suara suara yang kita gaungkan bisa didengar oleh otoritas terkait.

Tetap berkarya!!

 Rioyanto |  27 Oct 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya

Benar banget, buat yang benar-benar ingin mempelajari crypto ga ada salahnya mulai mencari artikel yang bisa memberikan pengetahuan dari yang dasar hingga teknikal tinggi. Gw juga baru memulai mempelajari cryptocurrency dan benar dengan membaca artikel gw lebih mudah membagi waktu daripada harus les karena gw orangnya juga sibuk. Dan kebetulan juga website inbizia juga nyediaiin banyak artikel yang dapat dibaca secara gratis, ya, gw manfaatin aja itu dan kalau ga ngerti juga ada forum tanya jawab secara gratis jadi ga ngebebanin juga beda kayak ikut kelas, udah keluar duit adanya jadi beban pikiran kalau belum ngerti atau berhasil di crypto.

 Triyadi |  29 Oct 2022
Halaman: Tips Belajar Ampuh Dengan Artikel Kripto

--->kalau udah ada lembaga crypto yang legal di Indonesia bisakah berarti bahwa crypto sudah diterima sebagai alat pembayaran yang sah dan diakui di Indonesia ya?

Adanya lembaga crypto legal tidak dapat mengesahkan penggunaan crypto sebagai alat pembayaran. Indonesia tetap tidak memperbolehkan crypto sebagai alat pembayaran, karena alat pembayaran yang sah hanya rupiah.

Lalu, apa gunanya ada lembaga crypto legal? Lembaga crypto legal itu berkaitan dengan fungsi crypto sebagai komoditas (commodity) dan alat investasi (investment vehicle).

Singkatnya: Crypto boleh diperjualbelikan sebagai komoditas dan alat investasi di Indonesia, tetapi tidak boleh dipergunakan sebagai mata uang. Itulah sebabnya, terjemahan sah cryptocurrency dalam dokumen legal Indonesia adalah "aset kripto" dan bukannya "mata uang kripto".

-->dengan legal ini, bila aja terjadi hal yang ga diinginkan apakah ada jaminan hukumnya juga dan sah tidak mengingat sebelumnya crypto belum sah?

Legalitas crypto sebatas menjamin bahwa lembaga yang berizin itu benar-benar eksis (bukan penipu jalanan) dan crypto yang diperdagangkan itu benar-benar eksis (bukan modus penipuan). Namun, kalau kamu mengalami kerugian saat trading kripto, maka kerugian itu harus kamu tanggung sendiri.

Dan perlu diketahui bahwa MUI telah mengharamkan crypto dalam perannya sebagai mata uang maupun alat investasi. Lho, kok bisa gitu, padahal pemerintah melegalkan? Yah, pemerintah juga melegalkan bir bintang, tapi MUI kan tetap mengharamkan.

 Aisha |  9 Nov 2022
Halaman: Ini Dia Exchange Kripto Terdaftar Bappebti Yang Terpercaya

Menurut saya sih play to earn bakalan berhenti sejenak apalagi dengam reward yang berkaitan dengan cryptocurrency soalnya memang lagi krisis crypto winter dimana harga kripto bakalan anjlok banget.

Tetapi kalau krisis ini lewat, kemungkinan akan bermunculan game play to earn dan bisa saja akan booming kembali. Seperti yang @Indra katakan, tentang game metaverse dengan reward kripto. Apalagi dengan alat VR dan teknologi AR, dengan reward kripto yang bisa digunakan sebagai pembayaran di dunia nyata. Kurasa akan banyak manusia yang menghabiskan waktu di dunia online.

 Jorginho |  17 Nov 2022
Halaman: Trend Kripto Yang Terancam Meredup Di

Kalau menurut saya sendiri kurang yakin crypto akan rebound kembali. Udah terjadi berkali-kali hal seperti ini terjadi dan kepercayaan investor pasti berkurang drastis. Apa lagi bila dirasakan beralih ke aset lain ternyata lebih tidak beresiko dengan return yang sebanding, bisa aja crypto bakal ditinggalin.

Menurut saya sendiri cryptocurrency terlalu banyak spekulan sehingga harga juga sangat berfluktuasi. Selain spekulan, investor disana rata-rata juga membeli crypto dikarenakan ikut-ikutan dan ujung-ujung terjadi FOMO. Hal hal seperti yang artikel tulis diatas saja udah bahas crypto winter dan crypto crash yang tidak biasa

 Richard |  5 Dec 2022
Halaman: Bitcoin Crash Apa Saja Penyebabnya

Halo kak Yuni,

Untuk BTC sendiri biasanya memang bisa cross swap dengan hampir semua kripto lainnya. Dan kalau di mata uang fiatkan, akan terlihat ada perbedaan. Contohnya seperti di bawah ini, antara ETH = BTC = IDR:

Apa Itu Cross Chain Pada Jaringan Blockchain

Apa Itu Cross Chain Pada Jaringan Blockchain

Apa Itu Cross Chain Pada Jaringan Blockchain

 Inbizia Support |  14 Dec 2022
Halaman: Apa Itu Cross Chain Pada Jaringan Blockchain Kripto

Kirim Komentar Baru