Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 22 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 22 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 22 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 22 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

Bitcoin Crash 2022: Apa Saja Penyebabnya?

Abideva 18 Aug 2022
Dibaca Normal 10 Menit
kripto > koin >   #bitcoin
Bitcoin Crash 2022 berawal dari banyak hal dan penyebabnya tidak hanya satu. Agar lebih jelas, artikel ini juga akan membandingkan Bitcoin Crash 2022 dengan peristiwa crash sebelum-sebelumnya.

DI

Jika Anda telah kehilangan puluhan atau bahkan ratusan juta dari investasi kripto selama 2022, maka Anda termasuk satu dari jutaan orang yang menjadi korban Bitcoin Crash yang secara umum juga disebut cryptocrash.

Berbeda dengan fenomena koreksi pasar saham yang terjadi hampir setiap hari, cryptocrash terjadi ketika harga mayoritas mata uang kripto jatuh hampir berbarengan dan berlangsung selama berbulan-bulan.

Cryptocrash semacam ini bukan pertama kali terjadi, dan jelas bukan yang terakhir kali. Fenomena ini sudah pernah terjadi beberapa kali sejak Bitcoin lahir hingga sekarang. Itu artinya, ada kemungkinan bahwa hal ini termasuk ke dalam siklus pasar kripto

Lalu, apa beda Bitcoin Crash yang sekarang dengan beberapa crash sebelumnya sehingga banyak investor memilih menarik diri dan keluar total dari pasar? 

bitcoin crash 2022

 

Apa Itu Crash?

Sebelum kita membedah alasannya, kita perlu memahami dulu, apa sih sebenarnya crash itu?

Dalam definisi praktisnya, sebuah crash terjadi ketika nilai aset pada suatu pasar mengalami penurunan lebih dari 10% dan berlangsung lebih dari satu hari. Jatuh dalam hal ini berarti berubah mendadak dari yang awalnya positif atau sideways menjadi terkoreksi tajam secara tiba-tiba.

Baca Juga: Pasar Kripto Bearish, HODL atau Jual?

Penyebab sebuah crash biasanya bisa dilihat dari hal-hal berikut:

  1. Terjadi peristiwa negatif yang mempengaruhi daya beli atau iklim investasi.
  2. Berkurangnya likuiditas di pasar.
  3. Jumlah aset yang berkurang drastis atau terbatas.
  4. Regulasi baru yang merugikan pasar, investor, atau ekonomi secara keseluruhan.

Nah, dalam hal Bitcoin Crash 2022, hampir semua faktor di atas berpengaruh dan benar terjadi. Akan tetapi, banyak pakar yang menyebut bahwa insiden kali ini berbeda dengan peristiwa crash sebelumnya. Sebagai perbandingan, mari kita telusuri dulu insiden crash yang pernah terjadi di pasar kripto.

 

Beberapa Peristiwa Cryptocrash Terdahulu

Sejak Bitcoin diperkenalkan pada 2008, telah terjadi beberapa kali kejatuhan pasar atau Bitcoin Crash yang mengakibatkan harganya gugur hingga investor kehilangan jutaan Dolar. Begini sejarahnya:

 

Bitcoin Crash 2011

Pada April 2011, Bitcoin mencapai milestone harga pertama di harga $1. Dan pada 8 Juni 2011, permintaan tinggi dan adopsinya yang meluas membawa harga BTC naik terbang hingga 3200%, tepatnya ke level $32.

Penggemar BTC yang semakin menembus batas geografi membuat permintaannya terus naik. Banyak investor bersorak. Namun hanya beberapa hari setelah kegirangan dan hype, pasar berbalik bearish.

Harga BTC anjlok hingga ke jurang $0.01. Pakar menyebutkan bahwa pemicu Bitcoin Crash 2011 adalah dibobolnya sistem keamanan jaringan pada exchange Mt. Gox di Jepang yang menghilangkan BTC senilai $850,000 dari pasar.

Baca Juga: 5 Kasus Penyalahgunaan Kripto Yang Menggegerkan Dunia

BTC kehilangan 99% dari nilainya, dan peristiwa ini dikenang sebagai Bitcoin Crash pertama. Butuh waktu 2 tahun hingga nilai BTC kembali ke level $32 pada Februari 2013.

 

Bitcoin Crash 2013

Setelah pulih pada bulan Februari 2013, harga BTC terus menanjak seiring permintaannya yang mulai matang menuju pertumbuhan konsisten. Rally harga BTC berlangsung hingga pada November 2013 ketika berhasil menyentuh level $1000.

Sayangnya, angka tersebut menjadi All-Time-High hanya sebentar, karena BTC menggelinding ke $700 hanya dalam waktu sebulan. Pemicunya datang dari kebijakan Bank Sentral China yang melarang penggunaan Bitcoin untuk kegiatan-kegiatan ekonomi penting dalam sistem mereka. Sehingga, bank-bank dan institusi keuangan lainnya di China dilarang mengakui BTC sebagai alat pembayaran ataupun memfasilitasi penggunaannya.

Bitcoin Crash 2013 ini pun berlangsung selama 2 tahun hingga 2015, ketika BTC kembali terjerembab ke new low di sekitar $170.

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini

 

Cryptocrash 2018

Pada 2018, beberapa proyek altcoin pilot mulai bermunculan, sementara Bitcoin masih merajai pasar kripto dan menjadi benchmark alias patokan harga jual/beli bagi aset kripto lainnya. Sebagai koin pelopor, BTC mengantongi permintaan yang terus naik.

Popularitasnya yang meningkat terus membuat semakin banyak orang terlibat dalam kripto, sehingga semakin besar pula nilai investasi dan kapitalisasi pasar Bitcoin. Potensi bubble sebenarnya mulai terlihat sejak akhir 2017, ketika harga Bitcoin menanjak dari $1000 ke $20,000 hanya dalam waktu 1 tahun.

Benar saja. Sesuai prediksi banyak pakar keuangan, harga BTC terkoreksi dan mengalami crash setelah menyentuh level All-Time-High. Harga-harga kripto pun terpangkas sebesar 60%.

Para pakar menyebut cryptocrash 2018 sebagai "crypto winter", dan BTC menghuni level $3200 selama beberapa waktu. Selain bubble yang pecah, cryptocrash 2018 juga dipicu oleh kegagalan likuiditas di platform Coincheck setelah di-hack dan menanggung kerugian $530 juta. Apalagi, beberapa perusahaan terkemuka seperti Google dan Facebook memblokir media iklan ICO pada saat itu.

Baca Juga: Mengapa Sebagian Besar ICO Gagal?

 

Bitcoin Crash 2021

Pada awal 2020, virus COVID-19 merebak dan tidak lama setelahnya WHO mendeklarasikan situasi darurat kesehatan (pandemi) di seluruh dunia. Kepanikan terjadi di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah hingga investor, terutama pemilik mata uang kripto yang berisiko tinggi. 

Pembatasan mobilitas yang terjadi hampir di seluruh dunia karena wabah COVID-19 mengakibatkan keputusan investasi dikaji ulang dan difokuskan pada aset-aset yang lebih aman, dengan volatilitas lebih stabil, seperti emas dan minyak.

BTC dkk. sempat mencapai All-Time-High baru di level $63,000 pada April 2021, tetapi kampanye negatif terkait mining Bitcoin yang tidak ramah lingkungan dan risiko COVID-19 membuat investor mulai cabut dari sebagian besar aset kripto.

Bitcoin pun terkoreksi hingga terjebak di level $29,000 selama beberapa bulan. Terlebih lagi, pengusaha nyentrik Elon Musk membuat kehebohan karena membatalkan kebijakan menggunakan Bitcoin untuk pembelian Tesla. Bitcoin Crash 2021 ini berlangsung selama beberapa bulan sebelum harga BTC akhirnya rebound dan melonjak hingga $68,000 pada bulan November tahun itu.

 

Cryptocrash 2022

Bagai mimpi buruk yang berulang, puncak tertinggi harga Bitcoin pada $68,000 di November 2021 ternyata tidak bertahan lama. Pada awal 2022, cryptocrash pun terjadi.

Setelah rally tajam di awal tahun, harga Bitcoin anjlok dan terus menerus merosot sampai ke level $20,000 di bulan Juni 2022; level terendah sejak terjadi crash 2020. Penurunan masif ini tidak hanya terbatas pada Bitcoin, tetapi juga altcoin lagi terutama Terra LUNA yang menjadi salah satu biang crypto winter 2022. Sebanyak lebih dari 1.2 triliun dana investor amblas pada cryptocrash kali ini, dan banyak yang berpendapat bahwa kondisi ini akan berlangsung cukup lama.

Baca Juga: Tips Belajar dari Insiden Jatuhnya Terra LUNA

 

Mengapa Bitcoin Crash 2022 Dianggap Beda dengan Sebelumnya?

Meskipun bukan merupakan yang pertama, banyak pakar berpendapat bahwa cryptocrash 2022 ini berbeda dengan beberapa crash sebelum-sebelumnya. Pertama-tama, optimisme pemulihan pada tahun ini tidak sama besarnya dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Banyak yang harus exit dan 'kapok' mencoba kripto, terutama karena atmosfer pasar secara global lebih lesu. Beberapa perusahaan kripto pun sampai benar-benar mengalami kerugian finansial hingga akhirnya bangkrut.

Beberapa alasan lain yang bisa menjelaskan di antaranya:

 

1. Bubble sejak 2021

Seiring pemulihan dari crash 2020, pasar kripto mengalami permintaan yang sangat tinggi sehingga membentuk bubble baru pada akhir 2021.

Banyak investor tidak langsung menjual BTC atau altcoin mereka begitu harga menyentuh level tertinggi sepanjang masa di $68,000. Alih-alih menjual, mereka memutuskan HODL dengan berharap kenaikannya akan berlanjut dan bisa menyentuh level $70,000.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Harga BTC dan altcoin tergelincir dari puncak lalu terjerembab. Mereka yang memilih HODL kehilangan jutaan Dolar, lalu kemudian menyesal.

Baca Juga: Cara Tepat HODL Kripto Yang Perlu Kamu Tahu

 

2. Krisis pada Stablecoin

Banyak yang mengandalkan stablecoin untuk menyeimbangi volatilitas BTC dan altcoin. Akan tetapi, kestabilan koin-koin yang mayoritas berpegang nilai pada Dolar AS ini ternyata bisa goyah juga.

Salah satu penyebab cryptocrash 2022 yang dinilai konkret dan nyata adalah runtuhnya likuiditas stablecoin TerraUSD Classic (USTC). Padahal, koin ini merupakan stablecoin paling populer setelah USDT dan USDC. Setelah nilai TerraUSD merosot di bawah level $1 dan berangsur meredup di level nol koma, pengelolanya panik dan tidak bisa melakukan pemulihan. Beberapa lender ternama yang mengandalkan likuiditas USTC pun harus ikut menanggung akibatnya. Salah satunya adalah Celcius, yang pada awal 2022 mengumumkan telah membekukan penarikan dana sementara hingga pasar kembali pulih dan likuiditas mereka keluar dari zona bahaya.

 

3. Inflasi

Situasi ekonomi AS di masa pemulihan COVID-19 ternyata tidak begitu optimistis dan justru masuk ke jurang resesi. Di sisi lain, nilai inflasi naik tinggi hingga menyentuh angka 4.9% pada musim panas 2022, dipicu oleh krisis suplai global karena konflik di Eropa dan harga minyak dunia yang terus menanjak. Untuk merespon kepanikan karena harga-harga mahal dan daya beli masuk ke fase terancam krisis, The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga berkali-kali.

Suku bunga acuan yang tinggi ini membujuk banyak investor kripto untuk menarik dananya dari aset volatilitas tinggi seperti Bitcoin ke dalam moda investasi dan tabungan yang lebih stabil, yakni Dolar atau uang fiat, emas, komoditas, obligasi, dan lain sebagainya.

Baca juga: Inilah 4 Pilihan Investasi Saat Inflasi Tinggi

Pasar kripto pun terkoreksi karena respon perilaku masyarakat yang menginginkan kestabilan ekonomi menyongsong potensi resesi dan krisis ekonomi.

 

4. Perang Rusia-Ukraina

Dalam waktu beberapa bulan, rantai pasokan global hancur-lebur akibat peperangan yang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina. Minyak, gandum, daging domba, dan berbagai jenis kebutuhan pokok lainnya mengalami penurunan suplai. Bahkan, pipa gas Nordstream 1 yang menghubungkan minyak Rusia di Laut Mati dengan daratan Eropa sempat terhenti karena provokasi perang.

Provokasi geopolitik Rusia dianggap berbahaya bagi hubungan internasional Eropa di masa depan, sehingga megaproyek pipa gas Nordstream 2 yang awalnya ditargetkan sebagai pasokan tambahan, justru kini dihentikan. 

Di pasar kripto, kepanikan global semacam ini berpengaruh lebih banyak pada aliran likuiditas dan minat berinvestasi. Karena ekonomi global masa depan dianggap akan terjebak dalam jurang resesi dalam waktu lama, dana likuid pun semakin terbatas. Banyak orang lebih memilih untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi, sehingga menyimpan uang sebagai dana cadangan pribadi daripada diinvestasikan ke aset high risk high return seperti kripto.

Baca juga: Mengenal Strategi Investasi Defensif

 

5. Efek Psikologis Crash

Setelah mengalami crash, banyak orang semakin ragu dengan kemampuan Bitcoin dkk. untuk bangkit dan pulih. Dengan ancaman yang bertubi-tubi dan berkelanjutan pada tatanan ekonomi dunia khususnya di Eropa, sebagian orang menganggap level psikologis BTC saat ini sudah memasuki zona rawan dan lebih memilih mengamankan dananya.

Tak bisa dipungkiri, nilai tukar BTC dan koin-koin lainnya masih berkorelasi dengan Dolar AS, sehingga peristiwa krisis ekonomi global mau tidak mau akan berdampak pada keputusan membeli atau menjual aset crypto.

Efek psikologi crash masih berlanjut hingga memasuki kuartal ketiga 2022, dan belum ada tanda-tanda pemulihan ke arah normal hingga bulan Agustus ini. Orang lebih memilih memegang uang Dolar yang nyata, sehingga pasar kripto harus lebih bersabar dan mengumpulkan kekuatannya sedikit demi sedikit.

Beberapa pihak menilai Bitcoin Crash 2022 sebagai "end of crypto" karena penurunannya yang terlalu tajam dan terjadi bersamaan dengan situasi kelam ekonomi global.

Meski begitu, golongan optimis percaya pada masa depan kripto dan menganggap bahwa cryptocrash 2022 justru merupakan wujud dari seleksi alam. Kelak jika pasar berbalik pulih, ada kemungkinan Bitcoin akan kembali menyentuh level lebih tinggi atau All-Time-High terbaru.

Pertimbangan lainnya, pengembangan teknologi Decentralized Organization (DAO), proof of stake, dan teknologi Web3 akan menjadi awal penggunaan aset-aset kripto pada berbagai bidang penting yang lebih luas dalam ekonomi masyarakat.

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 22 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 22 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 22 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 22 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia


Forum Terkait

 Irwansyah |  1 Apr 2021

Apakah menggunakan strategi hedging pada trading kripto khususnya Bitcoin dengan pair lainnya, sangat disarankan?

Dan apa saja yang perlu diperhatikan ketika mau menggunakan strategi ini. Makasih

Lihat Reply [9]

@ Irwansyah:

Setahu kami semua mata uang kripto dikurs terhadap USD, seperti Bitcoin (BTC/USD), Litecoin (LTC/USD), Ethereum (ETH/USD). Jika satu mata uang kripto harganya naik, maka yang lain akan cenderung naik juga, dan sebaliknya jika harganya turun. Jadi pergerakan harganya cenderung searah.

Dengan demikian menurut kami tidak bisa menggunakan strategi hedging pada mata uang kripto seperti halnya di forex. Di forex ada pair yangkorelasi pergerakannya negatif, misal korelasi pergerakan antara USD/CHF dan EUR/USD negatif, tetapi di mata uang kripto korelasinya selalu positif.

M Singgih   3 Apr 2021

Mungkin bisa dipermudah lagi pak istilah negatif dan positifnya...saya kurang menangkap masud bapak. Makasih

Irwansyah   9 Apr 2021

@ Irwansyah:

Pada 2 pair, jika korelasi pergerakan harganya positif, maka jika harga pair pertama naik, maka harga pair kedua juga akan naik, dan sebaliknya jika harga pair pertama turun, maka harga pair kedua juga akan turun.
Jika korelasi pergerakan harganya negatif, maka jika harga pair pertama naik, maka harga pair kedua akan turun, dan sebaliknya jika harga pair pertama turun, maka harga pair kedua akan naik.

M Singgih   11 Apr 2021

BNB sama Doge lagi naik-naiknya, kira-kira di pasar kripto lagi ada apa ya?

Aji Pangestu   14 Apr 2021

@ Aji Pangestu:

Harga Binance (BNB) dan Dogecoin melambung karena mengikuti trend bullish dari BTC (Bitcoin). BTC sebagai pelopor mata uang kripto telah dianggap sebagai alternatif save haven selain emas dan US Dollar. Dalam 6 bulan terakhir harga BTC/USD memang terus-menerus menembus rekor tertingginya (break high) sehingga memicu harga mata uang kripto lainnya untuk terus naik.

Sebagai referensi lebih lanjut, strategi hedging kripto bisa dipelajari di sini.

M Singgih   15 Apr 2021

Bitcoin memiliki korelasi positif dengan pair apa ya kak?

Anthony   29 Aug 2022

@Anthony:

Untuk korelasi sendiri, korelasi paling besar BTC ada pada teman-teman sejenisnya di aset kripto seperti ETH, XRP, BNB, dll pak. Untuk instrumen lain di luar kripto sendiri biasanya BTC erat berhubungan dengan indeks saham seperti S&P500, DOW, dll. Untuk lengkapnya mungkin bisa dilihat dari table di bawah ini:

btc-cor-1

Untuk korelasi dengan mata uang sendiri, tercatat BTC memiliki keterkaitan atau korelasi yang cukup tinggi dengan CAD. Nilainya bahkan berada jauh di atas USD (diwakilkan dengan USDT) serta EUR.

btc-cor-2

Nur Salim   29 Aug 2022

Di harga Bitcoin saat ini, apakah bagus digunakan untuk teknik hedging?

Raynold   19 Oct 2022

@Raynold:

Hedging dengan tujuan apa terlebih dahulu yang dimaksud di sini pak. Jika tujuan Hedgingnya adalah untuk mengunci keuntungan yang didapat dari hasil Jual atau Beli maka sah-sah saja jika bapak ingin Hedging saat ini. Tapi jika yang mau dilakukan adalah mencari keuntungan saat ini, saya rasa agak sulit.  Meskipun sedang terpantau sedang Sideway dalam beberapa pekan bahkan bulan terakhir, tapi Bitcoin saat ini masih dalam berada tren turun yang kuat. Jadi cukup riskan untuk melakukan Hedging saat ini.

btc-hedging

Nur Salim   23 Oct 2022
 Chris Leon |  20 May 2021

Bitcoin lagi longsor, apakah ini saat yang tepat beli BTC?

waktu terbaik membeli btc

Lihat Reply [29]

@ Chris Leon:

Dari chart daily, belum ada sinyal dari price action untuk buy. Dari penunjukan price action harga masih konsolidasi dengan terbentuknya inside bar. Sementara dari penunjukan indikator teknikal, pergerakan harga masih cenderung bearish.

Saat Yang Tepat Untuk Membeli Bitcoin

M Singgih   21 May 2021

Sekarang ambles lagi ya pak harga Bitcoin dan market kripto lainnya....

kenapa akhir-akhir ini Bitcoin mudah banget ambruknya ya..padahal beberapa waktu lalu sempat nyentuh 900 Juta. 

Chris Leon   24 May 2021

@ Chris Leon:

Nilai Bitcoin anjlok minggu lalu karena pernyataan Elon Musk (pemilik Tesla), pemerintah China dan pemerintah AS. Elon Musk memutuskan untuk menghentikan pembelian Tesla menggunakan Bitcoin, pemerintah China melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech menyediakan layanan transaksi uang kripto, dan pemerintah AS memberikan regulasi baru yang berupa rambu-rambu terhadap perdagangan mata uang kripto.

 

M Singgih   24 May 2021

Untuk tahu info-info seperti ini gimana pak caranya...agar kedepannya saya bisa mengantisipasinya..makasih

Chris Leon   25 May 2021

@ Chris Leon:

Silahkan baca juga berita-berita pasar dari situs keuangan seperti investing untuk berita kripto, Bloomberg.com, CNBC.com, dll.

 

M Singgih   26 May 2021

@ Khalis:

Karena ulah para spekulan. Pergerakan harga BTC dan juga mata uang kripto lainnya tidak ada dasar fundamental ekonominya, jadi sepenuhnya tergantung dari para spekulan. Mengenai apakah harganya bisa kembali turun, tentu saja bisa.

 

M Singgih   27 Oct 2021

Agar tidak ketinggalan momentum Bitcoin akan segera naik gimana ya pak? Ini saya ketinggalan terus...hehe

Jodi   10 Nov 2021

@ Jodi:

Karena Bitcoin tidak ada dasar fundamentalnya untuk melakukan analisa dan perkiraan, maka satu-satunya cara adalah dengan analisa sentimen pasar melalui pengamatan price action dan penunjukkan indikator teknikal terutama indikator trend.

Dengan demikian Anda harus selalu memonitor peregerakan harga Bitcoin jika tidak ingin ketinggalan momentum untuk entry.

 

M Singgih   11 Nov 2021

@ Gustav:

Setahu kami tidak ada hubungan maupun korelasinya. Kalau korelasi, dengan indeks saham yang mana? Dow Jones kah? Nasdaq kah? Nikkei kah? Hang Seng kah? Atau harga saham apa?

Pergerakan BTC tidak ada dasar fundamental ekonominya. Full spekulasi.

 

M Singgih   3 Dec 2021

Sejak penciptaannya, harga bitcoin sudah sering jatuh bangun. Harga bitcoin bisa jatuh biasanya karena beberapa faktor seperti:

  • Perubahan kebijakan pemerintah tentang aset kripto di salah satu negara utama, misalnya China, AS, dll.
  • Perubahan kebijakan bank sentral. Meskipun peredaran bitcoin tidak diatur oleh bank sentral, tapi kurs bitcoin diperoleh dari transaksi pertukarannya dengan mata uang riil yang dikelola bank sentral. Jadi umpamanya saat ini USD menguat karena bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga, maka bitcoin (BTC/USD) melemah.
  • Aksi jual pemilik besar. Misalnya jika ada pihak yang dikenal punya bitcoin dalam jumlah besar mendadak mengumumkan akan menjual portofolionya, maka harga bitcoin bisa jatuh.

Ketiga faktor di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak lagi faktor yang bisa memengaruhi harga bitcoin, karena status hukumnya yang tidak jelas di banyak negara. 

Bagaimana proyeksinya ke depan? Ya, harga bitcoin kemungkinan akan terus menerus jatuh bangun seperti ini. Mungkin sekarang turun, bulan depan naik, bulan depannya lagi jeblok, lalu naik lagi. Karakteristik bitcoin yang paling mencolok adalah harganya yang sangat fluktuatif, bahkan naik-turunnya lebih tajam daripada mata uang biasa.

Aisha   31 Jan 2022

Apakah hal ini juga berpengaruh kepada koin-koin lainnya? Seperti Dogecoin, ETH, BNB, dll?

Anjas   3 Feb 2022

Ya, faktor-faktor di atas juga berpengaruh pada koin-koin kripto lain.

Selain itu, pada umumnya, nilai koin dapat menguat atau melemah sesuai dengan aplikasi atau pemanfaatannya. Semakin banyak pihak yang menerima/menggunakan koin tersebut, maka nilai semakin tinggi. Semakin sedikit, nilai semakin lemah.

Aisha   4 Feb 2022

Bitcoin dan Ethereum merupakan dua mata uang kripto paling populer saat ini. Namun, keduanya memiliki fitur dan keunggulan berbeda. Fitur dan keunggulan ini memengaruhi prospek nilainya dalam jangka panjang.

Mengingat kripto termasuk teknologi baru yang masih dalam tahap pengembangan, kita tidak dapat memastikan mana yang akan lebih baik dalam jangka panjang. Lalu, bagaimana jika kita ingin berinvestasi pada kripto?

Calon investor hanya dapat menelaah faktor-faktor yang memengaruhi nilai masing-masing saja, kemudian berinvestasi pada Bitcoin atau Ethereum sesuai dengan minat atau kebutuhannya. Berikut ini dua faktor utama yang perlu diperhatikan:

  • Adopsi di kalangan lembaga-lembaga bermodal besar: Bitcoin unggul dalam hal ini. Banyak gerai online dan offline telah menyediakan bitcoin sebagai opsi pembayaran untuk belanja online, booking hotel, dll. Perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Tesla telah mulai memborong bitcoin demi mendapatkan keuntungan investasi darinya. Bitcoin juga merupakan mata uang kripto pertama yang diadopsi dalam kontrak futures oleh bursa CME asal Amerika Serikat. Sedangkan, perusahaan-perusahaan besar kebanyakan hanya memanfaatkan blockchain ethereum saja untuk kebutuhan lain dan tidak membeli ETH sebagai persediaan cash ataupun investasi.
  • Masalah regulasi: Banyak negara lebih ramah terhadap ethereum daripada bitcoin. Karena banyak pemanfaatan blockchain ethereum di luar fungsinya sebagai "currency". Sedangkan bitcoin sering menghadapi pelarangan khusus karena bersaing dengan mata uang resmi yang berlaku.

Intinya, fungsi bitcoin lebih condong sebagai mata uang dan komoditas. Sedangkan fungsi ethereum lebih luas sebagai kerangka infrastruktur bagi banyak orang untuk membangun platform atau aplikasi baru.

Aisha   15 Feb 2022

Kalo untuk management risiko investasi di kripto seperti apa kak? Harganya kan naik turun ekstrim gitu

Zidni   15 Feb 2022

Sederhana saja: Investasi di kripo dengan hanya menggunakan uang sisa yang tidak akan dipakai untuk kebutuhan lain (uang dingin), sehingga kamu nggak akan pusing kalau nilainya turun dan kamu juga nggak akan depresi kalau investasinya hangus total.

Setelah itu, bagi modal dari uang sisa tadi ke dalam beberapa kelompok. Sebagian untuk belajar, sebagian lagi untuk kelak investasi beneran setelah paham dunia kripto. Dari bagian yang untuk belajar, dibagi lagi menjadi beberapa bagian agar kamu nggak langsung kehabisan modal saat baru coba-coba invest pada kripto.

Lebih baik invest dana sedikit-sedikit sambil belajar. Sangat tidak disarankan untuk langsung setor banyak sekaligus, padahal masih belum memahami lika-liku dunia kripto.

Aisha   15 Feb 2022

Ini saya mau beli BTC di Binance, kenapa diblokir ya kak situsnya? Apakah Binance memang sudah scam?

Abas   16 Feb 2022

Pemblokiran situs Binance di Indonesia bukan karena scam, melainkan karena Binance tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia.

Dari pihak Binance mungkin merasa tak perlu mengajukan izin khusus karena operasionalnya bersifat internasional. Tapi dari sisi pemerintah Indonesia, perusahaan apa saja yang beroperasi di sini harus dapat izin dulu. 

Banyak investor kripto Indonesia tetap join Binance, meskipun situsnya diblokir pemerintah. Cara paling praktis adalah dengan mengunduh aplikasi Binance via ponsel. Sedangkan kalau ingin mengakses via PC atau laptop, caranya bisa dengan memasang VPN, mengakses via proxy, atau mengubah DNS kita.

Aisha   17 Feb 2022

@Muh Dirga:

Selamat pagi, memang betul akan selalu terdapat perbedaan antara harga BTC di MT5 ataupun di Exchange kripto secara khusus. Bukan hanya itu, sejatinya di antara Exchange terbesar di Indonesia seperti IndoDax dan TokoCrpto bahkan yang terkenal secara global seperti Binance dan CoinBase juga akan berbeda satu sama lain. Hal ini umumnya terjadi karena sifat BTC sebagai Decentralized Digital Currency yang tidak memiliki nilai patokan khusus dalam satu waktu.

Selain itu ada juga faktor perbedaan lain seperti Fee yang diterapkan, Spread, Volatilitas dari tiap Exchange ataupun broker MT5 yang digunakan yang akan mempengaruhi produk hasil atau harga yang tampak pada Chart Anda. Ada juga faktor teknis seperti perbedaan waktu server serta jadwal Maintenance berkala yang diberlakukan di setiap Exchange atau broker.

Mengenai perbedaan bentuk Candlestick dalam Chart memang bisa dan sering terjadi. Namun hal ini biasanya terjadi pada time frame kecil seperti M30, M15, M5 atau M1. Pengaruh perbedaan harga ini umumnya tidak akan tampak jika diaplikasikan pada time frame yang lebih besar seperti H1, H4 dan Daily.

susunan Candlestick di MT5 Broker FXCE:

cs-beda-1

susunan Candlestick di Coinbase:

cs-beda-2

Namun kalau tujuannya memang untuk trading di time frame kecil maka saran saya gunakan patokan harga yang ada di tempat Anda trading saja. Meskipun harga atau pola Candlestick yang dihasilkan dapat berbeda, namun secara umum pola yang terbentuk umumnya akan sama. Contohnya jika di salah satu Exchange muncul pola Candlestick reversal Bearish Engulf, maka ditempat lain kemungkinan akan muncul pola reversal pula meskipun tidak berbentuk Bearish Engulf. Selain itu, adapula faktor Order Book ataupun Supply And Demand yang berbeda di setiap broker ataupun Exchange. Meskipun pada akhir penutupan hari atau time frame besar tidak akan terlalu berpengaruh karena order telah di Sync dengan yang lain, namun pergerakan jangka pendek harga (M1 atau Tick) umumnya akan sangat jelas pengaruhnya.

Nur Salim   29 Mar 2022

@Yanjun:

Untuk alasan mengapa Bitcoin melambung dalam beberapa hari belakangan ini sebenarnya tidak bisa disimpulkan  dengan pasti. Hal ini karena banyaknya faktor yang bisa menggerakan harga Bitcoin seperti kondisi ekonomi-politik yang sedang terjadi di dunia . Namun disinyalir penyebab utama harga Bitcoin naik karena adanya transaksi pembelian besar-besaran dari Terra (LUNA) sebagai aset backup untuk kepentingan StableCoin mereka. Menurut keterangan yang ada bahkan hingga saat ini mereka total telah membeli sebanyak 31,000 BTC dalam beberapa waktu belakangan. 

Kalau dari teknikal sendiri, BTC baru saja Breakout dari Resistance dan Chart Pattern Rectancle-nya beberapa waktu lalu. Saat ini BTC sedang berusaha membentuk tren naiknya di time frame Daily.

btc-analisa

Terima kasih, semoga membantu.

Nur Salim   31 Mar 2022

Faktor apa yang menyebabkan harga bitcoin melambung naik?

Yanjun   31 Mar 2022

Harga bitcoin kenapa jatuh lagi, perkiraannya kedepannya gimana kak?

Anjas   24 Jan 2022

Akhir-akhir ini harga bitcoin kembali menggila, itu kenapa ya gan bisa begitu? Apakah ada kesempatan harganya bisa turun lagi? Pengen coba investasi BTC..hehe

Khalis   26 Oct 2021

Ethereum VS Bitcoin, mana yang lebih baik untuk jangka panjang?

Zidni   11 Feb 2022

saat saya analisa kripto di mt5 saya baru sadar kalau harganya ternyata berbeda dengan di exchange? mengapa bisa demikian? candlestick yang terbentuk jg terkadang bisa berbeda. adakah solusi untuk ini? saya menggunakan analisa pola candlestick dan terasa cukup terganggu karena masalah ini.

Muh Dirga   29 Mar 2022

Ada kawan di grup yang menyebutkan bahwa harga BTC berkorelasi dengan harga saham. Apakah beanr demikian?

Gustav   3 Dec 2021

Maaf gan, saya baru baru aja mengikuti berita tentang bitcoin. Saya agak terkejut dengan nilai bitcoin yang mendadak naik drastis dan juga bisa mendadal turun drastis. Ini kira-kira penyebabnya apa ya? saya rasa untuk sektor lain seperti saham dan forex rasanya harganya ga nukik tajam banget deh. dan bahaya ga ya kalau emang mau inves disana? makasih

Nurdin   27 Jan 2023

Nurdin:

Proses kenaikan dan penurunan dari Bitcoin utamanya banyak faktor yang berpengaruh. Ada faktor fundamental positif seperti banyaknya Bitcoin diadopsi untuk alat pembayaran yang dapat menyebabkan harga naik, ada pula berita-berita buruk tentang penipuan yang dapat membuat harga turun, dan berbagai macam hal lainnya.

Tapi pada dasarnya pergerakan ini sendiri didasarkan pada hukum Supply And Demand, dimana jika banyak permintaan akan Bitcoin maka harga akan naik, dan jika permintaan berkurang maka harga akan turun. Banyak yang berpendapat bahwa kripto ini spekulatif sebenarnya ada karena tidak adanya basis yang mendasari nilai dari Bitcoin itu sendiri. Namun hal ini sudah tidak berlaku semenjak tingginya value yang dibutuhkan untuk mencetak 1 Bitcoin dari Mining saat ini. Nilai pencetakan 1 Bitcoin ini biasanya dikenal dengan intrinsik value.

Saham dan Forex juga sejatinya bergerak dengan mengikuti hukum Supply And Demand. Hanya saja karena usianya yang memang tergolong sudah sangat lama, ada banyak faktor lain yang menyebabkan pergerakan harga saham dan forex tidak liar seperti Bitcoin.

Mengenai aman dan tidak amannya sendiri menurut hemat saya, segala jenis investasi pasti akan berisiko tidak peduli apapun jenisnya. Tugas kita sebagai investor lah yang harus menjaga agar risiko tersebut tetap berada pada batas-batas wajar dan dapat diterima oleh diri.

Nur Salim   30 Jan 2023

Nurdin:

Investasi pada Bitcoin, saham, dan forex bisa naik turun drastis karena faktor spekulasi dan sentiment pasar. Kebanyakan investasi ini dianggap berisiko tinggi karena harga yang fluktuatif, tetapi juga memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang besar.

Jadi kalau mau invest, harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga antara lain: perubahan dalam kebijakan moneter, perubahan dalam kondisi ekonomi global, dan perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Kalau soal aman tidaknya, sebaiknya jangan menaruh dana yang terlalu besar hanya dalam 1 aset dan lakukan diversifikasi supaya masih ada safety net saat salah satu aset merugi.

Ananta   6 Feb 2023

Nur Salim:

Harga Bitcoin adalah sebuah harga pasar, dan seperti pasar lainnya, harganya dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks. Namun, beberapa faktor yang bisa mempengaruhi harga Bitcoin adalah:

  1. Penawaran dan permintaan: Seperti aset investasi lainnya, harga Bitcoin dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan dari investor. Ketika permintaan Bitcoin meningkat dan pasokannya terbatas, maka harganya cenderung meningkat. Sebaliknya, ketika penawaran Bitcoin meningkat dan permintaannya menurun, harga cenderung turun.
  2. Adopsi institusional: Adopsi Bitcoin oleh institusi keuangan dan perusahaan besar seperti Tesla, Microstrategy, dan Paypal telah meningkatkan kepercayaan investor dalam Bitcoin, yang dapat menyebabkan kenaikan harga.
  3. Spekulasi dan Sentimen Pasar: Harga Bitcoin juga dapat dipengaruhi oleh hype (sentimen) dan spekulasi di pasar. Ketika ada kabar atau rumor yang menarik perhatian publik tentang Bitcoin, maka harganya dapat naik secara dramatis karena spekulan dan investor yang mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga tersebut.
  4. Regulasi dan kebijakan pemerintah: Kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau badan pengawas keuangan tertentu juga dapat mempengaruhi harga Bitcoin. Sebagai contoh, ketika China membatasi perdagangan Bitcoin pada tahun 2017, harga Bitcoin turun secara dramatis.
  5. Teknologi Blockchain: Bitcoin adalah salah satu kripto aset pertama yang dibangun di atas teknologi blockchain. Kenaikan minat dan kepercayaan terhadap teknologi blockchain juga dapat mempengaruhi harga Bitcoin.

Perlu dicatat, Bitcoin bukanlah satu-satunya mata uang kripto yang dapat mengalami perubahan harga signifikan karena faktor-faktor yang disebutkan di atas. Banyak koin kripto generasi berikutnya (seperti ETH yang akhirnya berubah dari POW menjadi POS). Oleh karena itu, investor kripto harus terus mengikuti perkembangan terakhir pasar kripto berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Sakiyah H.   15 Feb 2023
 Sandi |  28 Jul 2022

2 koin terpopuler saat ini adalah Bitcoin dan Ethereum. Namun yang menjadi pertanyaan, apa perbedaan antara dua koin ini? Dan mengapa Bitcoin dan Ethereum memiliki nilai tertinggi dibanding koin-koin lainnya? Terima kasih

Lihat Reply [27]

Solana dan Ethereum sama-sama merupakan platform yang dapat dipergunakan untuk hosting proyek blockchain. Ethereum dirilis lebih awal pada tahun 2014, sedangkan Solana baru dirilis pada 2020.

Bagi sejumlah pihak, mungkin Solana yang lebih baru dianggap lebih baik. Realitanya, Solana memang memberikan opsi platform blockchain yang lebih murah dan cepat dibanding Ethereum (untuk saat ini).

Namun, Ethereum sebenarnya justru menawarkan jaringan terdesentralisasi yang lebih matang. Itulah sebabnya, sampai sekarang pun lebih banyak lembaga yang memilih Ethereum sebagai basis proyek mereka.

Bagaimana jika untuk investasi? Sejauh ini, Ethereum masih lebih baik. Ada dua alasan utama yang mendasari:

  • Platform Ethereum lebih diakui dan lebih banyak diadopsi oleh lembaga dan perusahaan besar.
  • Platform Ethereum merupakan pelopor NFT (Non-Fungible Token), sehingga prospek aplikasinya ke depan tetap sangat luas.

Ibaratnya, Ethereum sudah "diwisuda" sedangkan Solana masih seperti anak-anak yang baru masuk sekolah. Jika ingin trading jangka pendek, dua-duanya mungkin menarik. Tapi dari sudut pandang investasi, Ethereum lebih baik.

Aisha   3 Aug 2022

Secara garis besar, perbedaan antara BTC dan ETH terletak pada:

1. Tujuan. Bitcoin merupakan mata uang digital, sementara Ethereum adalah token yang menjadi fasilitator dari Smart Contract. Berbeda dengan Bitcoin yang hanya bisa dijadikan mata uang virtual, Ethereum menjadi teknologi yang bisa diterapkan ke dalam berbagai sistem.

Cek di sini: Bitcoin Vs Ethereum, Mana Yang Lebih Menguntungkan?

2. Simbol yang digunakan. Bitcoin dilambangkan dengan BTC, sementara Ethereum bersimbolkan ETH.

3. Tahun peluncuran. Bitcoin lebih dulu muncul pada tahun 2009, sementara Ethereum baru menyusul 6 tahun kemudian pada Juli 2015.

4. Jumlah koin yang terdistribusi. Bitcoin memiliki total koin sebanyak 21 juta keping, sementara Ethereum mengeluarkan 18 juta keping setiap tahunnya.

5. Pendiri. Hingga saat ini, pendiri Bitcoin masih misterius dan hanya memiliki alias "Satoshi Nakamoto". Sementara itu, Ethereum secara terbuka memperkenalkan Vitalik Buterin, Joseph Lubin, dkk sebagai penggagasnya.

Alasan kenapa Bitcoin dan Ethereum memiliki nilai tertinggi adalah karena kedua koin tersebut bisa dibilang sebagai yang tertua dan dipercaya, sehingga mendapatkan banyak dukungan dari komunitas Crypto-enthusiast.

Berikut adalah tabel perbedaan antara Bitcoin dan Ethereum.

bitcoin vs ethereum

Ananta   29 Jul 2022

Apakah Bitcoin juga akan bermigrarsi ke PoS seperti Ethereum yang juga berencana akan melakukan the Merge?

Bagas   3 Aug 2022

Selain 2 koin tersebut, apakah ada rekomendasi koin lain yang cocok diinvestasikan di tahun 2022?

Mahmud   11 Aug 2022

Jika memang keperluannya untuk investasi jangka panjang maka menurut saya pribadi tidak ada yang lebih baik dari keduanya. Saran saya, jika ingin coba investasi pada kripto lain selain BTC dan ETH, cukup alokasikan total dana di bawah 10% mengingat fluktuasi tinggi yang mungkin muncul dari kripto lain. Mengenai pilihannya sendiri, bapak mungkin bisa memulai dari 10 daftar koin kripto terbaik kami ini. 

Nur Salim   14 Aug 2022

Apa yang terjadi setelah supply Bitcoin sudah habis?

Mamat   19 Aug 2022

@Mamat:

Bapak ingin tahu kondisi dari sisi apa terlebih dahulu? Jika untuk harga, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:

1. Harga terus meroket karena permintaan atau Demand yang meningkat.

2. Harga bisa Stack di Certain Price karena permintaan atau Demand-nya tetap.

3. Harga bisa turun karena kurangnya Demand atau permintaan.

Hal ini sendiri belum bisa diketahui karena Bitcoin masih dalam proses pengembangan serta belum bisa diterima secara Global. Jadi mungkin tunggu tanggal mainnya saja. Para ahli sendiri memperkirakan bahwa Bitcoin akan menyentuh batas atas Supply-nya di 21 Juta Bitcoin pada 2140. Masih lebih dari 100 tahun kok, jadi masih banyak waktu untuk perkembangan atau perbaikan sistem di Bitcoin sendiri.

Dampak atau pengaruh yang sudah pasti sendiri ada pada Miner atau penambang Bitcoin. Saat jumlah Supply ini terpenuhi, Miner tidak akan mampu mendapatkan keuntungan lagi dari proses penambagan ini. 

Nur Salim   24 Aug 2022

Iya pak saya ingin tahu dari segi harganya,...terima kasih sudah dijelaskan..

Namun, kalo benar Bitcoin baru habis di tahun 2140 kok aneh ya kak...padahal untuk menghabiskan supply 19 juta aja membutuhkan waktu 13 tahun dari tahun awal peluncurannya di tahun 2009.

Padahal kalo tertulis di koin marketcap supplynya hanya tinggal 2 jutaan saja. Mengapa bisa demikian? 

Mamat   24 Aug 2022

@Mamat:

Kalau untuk penjelasan teknisnya karena sistem dari penambangan BTC sendiri akan terus berkurang karena Reward akan selalu terbagi 2 selama 4 tahun sekali. Awal rilis sendiri, Reward Per Block yang diperoleh dari Mining adalah sekitar 50 BTC, saat ini sendiri Reward telah berkurang jauh di kisaran 6.5 BTC dan akan terus berkurang seiring berjalannya waktu. Kalau dari perhitungan matematikanya itu kurang lebih baru tahun 2140 keseluruhan BTC akan selesai diproduksi.

Nur Salim   26 Aug 2022

Jika dilihat dari karakteristik penggunanya, Bitcoin sepertinya agak susah untuk bermigrasi ke PoS. Hal ini kembali lagi ke sistem PoW yang membuat Bitcoin diminati banyak orang. 

Pertama-tama, kita harus memahami beda PoW dan PoS. 

  • Proof of Work (PoW): Kelebihan PoW bisa terlihat dari fungsinya dalam jaringan blockchain. Kunci utama dari PoW adalah konsensus, dimana semua transaksi Bitcoin tercatat dan diatur di dalam blok.
  • Proof oF Stake (PoS): di PoS, penambang hanya bisa mengakses aset kripto dan memvalidasi transaksi sesuai dengan kepemilikan asetnya. 

Ethereum memakai PoS untuk meningkatkan skalabitasnya, sementara peminat Bitcoin menggunakan BTC karena tidak ingin ada ketimpangan antara pemilik aset yang banyak vs sedikit. Karena itu, besar kemungkinan komunitas Bitcoin tidak melakukan perubahan radikal pada blockchain kecuali terpaksa. 

Ananta   29 Aug 2022

Mengapa Max Supply Ethereum tidak dimunculkan di CoinMarketCap?

max supply Eth

Sambo   29 Aug 2022

@Sambo:

Bukan tidak dimunculkan pak. ETH memang memiliki Unlimited Supply atau tidak ada batasnya. Oleh karena itu tidak ada nilai yang cantumkan di sana.

Nur Salim   29 Aug 2022

Maaf OOT....Kalau ETH dibandingkan dengan Solana, apakah Solana lebih baik dibandingkan ETH?

Abang Crypto   2 Aug 2022

Maaf agak menyimpang...

Wallet yang bagus buat nyimpen aset Bitcoin dan Ethereum apa ya yg rekomended?

Baim   4 Oct 2022

Untuk wallet yang berbasis pada perusahaan lokal Indonesia, sudah jelas sekali: Indodax.

Untuk wallet yang berbasis mancanegara, Coinbase itu paling populer dan cocok untuk pemula.

Aisha   4 Oct 2022

Kalau MetaMask bagus gak kak? 

Baim   6 Oct 2022

Metamask itu setahuku hanya support Ethereum. Jadi, tidak bisa menyimpan bitcoin biasa atau token lain yang tidak berbasis ERC20 pada wallet Metamask.

Satu-satunya cara untuk menyimpan bitcoin di Metamask adalah melalui Wraped Bitcoin (bitcoinnya ditautkan dengan aset kripto lain yang berbasis ERC20). Tapi ini terlalu ruwet untuk pemula. Jadi, sebaiknya pilih wallet lain yang lebih praktis.

Aisha   7 Oct 2022

Bitcoin dan ETH lagi di dump? kok harganya turun banget sampek nyentuh $16,000?

Al Farizi   10 Nov 2022

@Al Farizi:

Istilah di Dump mungkin kurang tepat pak. Penurunan panjang ini sendiri diawali dari pasca kenaikan suku bunga AS dan beberapa faktor lainnya yang menyebabkan USD menguat secara keseluruhan. Jadi tidak hanya BTC dan ETH saja yang terkena dampak ini.

Nur Salim   11 Nov 2022

Iya, heran juga. Ini kenapa ya krisis begini? Apa ada kaitannya sama FTX? Anjlok banget. Apa ada kemungkinan naik lagi? Atau keadaan kayak begini sampai akhir tahun nanti?

Apa ini ada kaitannya sama psikologi trader dan investor yang fear uncertainty doubt gitu?

Lukas Mehra   15 Nov 2022

Menurut saya FTX akan susah bangkit lagi. Udah ada beberapa berita tidak mengenakkan soal FTX seperti skema ponzi yang diterapkan FTX, gaya hidup sang CEO, penggunaan dana trader untuk kampanye untuk partai demokrat, dll (belum pasti kebenarannya, tapi berita seperti ini sudah muncul di situs berita Indonesia). Meski bisa dikatakan rumor tapi itu udah cukup hancurin harga kripto saat ini.

Jadi bukan semata-mata karena situasi ekonomi global saat ini tetapi juga fundamental FTX nyatanya juga kacau.

Dan untuk psikologi trader pastinya doubt mereka akan besar lho. 

Oh iya Bappebti juga sudah menghentikan perdagangan kripto FTX di Indonesia.

William Karyadi   18 Nov 2022

@Lukas Mehra:

Terkait penurunan lanjutan ini memang sepertinya After Effect dari kasus FTX. Apa ini pak yang kemungkinan naik lagi? Kripto secara keseluruhan atau koin FTX-nya sendiri? kalau untuk kripto secara keseluruhan tentu saja kemungkinan harga bisa naik kembali masih ada. Hanya saja memang penurunan ini masih akan berlangsung cukup panjang karena banyaknya ketidakpercayaan yang mulai muncul pada kripto.

Nur Salim   19 Nov 2022

Maaf OOT,

Kalau FTX bangkrut, apakah dana kliennya bisa dikembalikan? Atau hanya lenyap begitu saja?

Arfin   21 Nov 2022

Maaf, Gan. Mau nanya: fundamental FTX yang kacau juga itu yang seperti apa Gan? Kalau nggak salah, malah dua atau tiga tahun FTX sempat membukukan keuntungan yang berkali lipat ya? Lupa sih tepatnya berapa, tapi pas jaman-jaman FTX naik gitulah namanya?

Kris   21 Nov 2022

Mungkin yang dimaksud bapak William mengacu pada berita-berita tidak mengenakkan soal FTX dan mengapa FTX bangkrut. Memang banyak berita liar yang udah keluar semenjak FTX bangkrut seperti perilaku petinggi FTX yang gagal mengelola bisnis mereka yang lain yaitu alameda research, selain itu ada rumor tentang gaya hedon mereka, belum lagi menggunakan dana investor mereka untuk kampanye dll.

Saya mengutip dari pernyataan Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir. Dia menjelaskan, kasus FTX menjadi pelajaran bahwa memperhatikan fundamental perusahaan adalah prioritas sebelum berinvestasi.

Menurut Christopher, kasus FTX disebabkan oleh kesalahan dalam manajemen pengelolaan dana nasabah. FTX dan perusahaan afiliasinya yaitu Alameda Research diduga menggunakan dana nasabah untuk menyelamatkan bisnis pribadi. 

Sebelum berinvestasi, pastikan belajar dulu apa itu kripto dan bagaimana teknologinya pahami instrumennya secara mendalam yang menjadi fundamental perusahaan sebelum benar-benar menyetor dana pertama meskipun perusahaan tersebut mencetak rekor keuntungan fantastis.

Welly G   22 Nov 2022

@Arfin:

Mohon maaf pak, untuk masalah ini saya juga kurang mengerti karena masalah kripto ini masih banyak abu-abunya. Tapi setahu saya, pada Terms and Conditions di FTX, terdapat poin yang menyatakan bahwa asset kripto milik klien adalah sepenuhnya milik dan tanggung jawab klien. Sehingga masih ada peluang asset yang dimiliki klien bisa dipulihkan. Keputusan akhirnya sendiri sebenarnya ada pada sidang kebangkrutan di pengadilan nanti. Jadi kita tunggu bersama-sama saja pak.

Nur Salim   22 Nov 2022

Arfin: Dari yang saya tahu, jika suatu perusahaan pialang mengalami kebangkrutan, biasanya ada lembaga perlindungan investor yang diatur oleh pemerintah yang melindungi dana klien. Di Amerika Serikat, lembaga perlindungan investor tersebut disebut Securities Investor Protection Corporation (SIPC), dan di Inggris disebut Financial Services Compensation Scheme (FSCS).

Akan tetapi, perlindungan ini biasanya memiliki batas maksimum tertentu, seperti $500.000 di Amerika Serikat dan £85.000 di Inggris. Oleh karena itu, klien perlu memahami batas perlindungan tersebut dan memperhatikannya serta melakukan diversifikasi investasi di beberapa perusahaan pialang yang berbeda agar risiko kehilangan investasi secara keseluruhan dapat diminimalkan.

Sama halnya dengan broker forex, exchange kripto juga memiliki lembaga yang menaunginya dengan jaminan dari pemerintah. Beberapa negara telah memiliki regulasi khusus untuk exchange kripto, seperti di Amerika Serikat dengan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) dan Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN), atau di Jepang dengan Financial Services Agency.

Jason   4 May 2023
 Admin |  3 Aug 2022

Halo Sobiz,
Dari dua pilihan koin kripto tepopuler yaitu Bitcoin dan Ethereum, kalian tim mana nih? Dan apa alasannya?

Lihat Reply [1]

Saya pribadi milih Etherum. Soalnya teknologi blockchain 2.0 yang ditawarkan sangat menguntungkan selain itu Etherum sendiri adalah platform perangkat lunak terdesentralisasi  yang fokus ke Dapps dan Smart Contracts jadi ada perjanjian yang meengikat antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi sehingga menghindari gangguan dan penipuan dari pihak ketiga. Jadi cocok bagi yang ingin berbisnis.

Yudha   7 Nov 2022
 

Komentar @inbizia

Nah, klo menurut gw sih, Bitcoin ini hanya sebagai role model pertama untuk penggunaan teknologi blockchain oleh bank sentral sebagai pembayaran yang sah. Terlepas dari pengurangan emisi, teknologi blockchain bisa beroperasi secara otomatis sesuai dengan smart contract selama 7x24 jam non-stop. Ini tentu bisa bikin perputaran ekonomi semakin cepat.

 Ciro |  19 Dec 2022
Halaman: Penambangan Bitcoin Bisa Mencegah Perubahan Iklim Mitos Atau Fakta

Sebenarnya, kalau Bitcoin bisa diupdate menjadi PoS akan jauh lebih baik. Selain hemat energi, algoritma PoS bisa membuat transaksi lebih murah dan cepat, bila dibandingkan dengan PoW. Hanya saja, kalau Bitcoin berubah algoritmanya menjadi PoS, kemungkinan besar nilai Bitcoin akan terdepresiasi.

 Evan |  19 Dec 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya

Setuju Gan, kripto memiliki perdagangan yang memang satu-satunya yang beroperasi 7x24 jam, berbeda dengan forex yang cuma 5 x 24 jam sehingga perputaran ekonomi dunia juga semakin cepat dan membuka peluang bagi orang agar bisa trading dan mengambil keuntungan dari sana. Mengenai bitcoin sendiri saya juga menganggap bitcoin adalah uang digital pertama tentunya banyak kekurangan yang bisa diperbaiki oleh mata uang lain. Kalau saya ibaratkan bitcoin itu emas nya uang digital.

 Aurelia |  26 Dec 2022
Halaman: Penambangan Bitcoin Bisa Mencegah Perubahan Iklim Mitos Atau Fakta

@Hubert, menurut saya kalau dibilang akan menjadi mata uang yang sah di masa depan, belum benar-benar dapat dipastikan tetapi kalau untuk penggunanya mungkin akan semakin banyak karena ada beberapa keunggulan dari crypto yang transparan dan kecepatan transaksi. Oh iya selain itu crypto yang berbasis Ethereum sendiri sekarang menyediakan smart contract dalam arti sederhana bila syarat-syarat dalam kontrak terpenuhi, transaksi kripto baru akan dilakukan.

Berbicara soal keamanan sebenarnya kripto benar-benar aman lho dan mustahil mengehack blockchainnya, yang tidak amannya adalah ketika anda memberitahukan password atau passcode wallet (temnpat anda simpan kripto) anda kepada orang lain. Ibaratnya anda memberitahukan PIN kartu debit/kredit anda atau menginstal APK yang ternyata ngehack ke M-banking anda.

Berbicara soal fisik, nowadays, ketika anda transfer melalui m-banking atau e-banking ataupun melakukan transaksi scan QR juga tidak memegang uang fisik lagi. Kripto pun demikian, dan karena dia uang virtual, anda bisa menukarkan kripto ke bentuk rupiah di exchange kripto dan memiliki nilai.

Mengenai spekulasi dalam kripto sebetulnya juga terjadi di mata uang kita, mengingat banyak juga spekulan juga di Forex. Yang terkenal adalah George Soros. Dimana ada sesuatu yang menguntungkan disitu ada spekulan. Nah yang membedakannya adalah kripto itu terkadang dibuat sesuka hati oleh beberapa orang dengan tujuan itu. Sedangkan untuk kripto lama yaitu bitcoin dan ETH itu fundamentalnya udah kuat karena terbukti bertahun-tahun masih memiliki nilai dan beberapa negara juga menerima pembayaran dengan kripto terutama bitcoin.

 Wily |  27 Dec 2022
Halaman: Alasan Nabung Kripto Cocok Bagi Milenial

@Rony:

Alasan mengapa kripto tidak bisa dipakai sebagai alat pembayaran sah itu sebenarnya tidak berkaitan dengan fluktuasi. Kalau soal fluktuasi, yaa kurs rupiah juga berfluktuasi.

Untuk kripto dipakai sebagai alat pembayaran sah, ada dua kendala utama:

  • Undang-undang: Undang-undang menentukan alat pembayaran sah hanya RUPIAH.
  • Kedaulatan: Coba dipertimbangkan saja, apakah bitcoin bisa jadi alat pembayaran sah di indonesia, padahal kita tidak tahu siapa pembuatnya dan pemerintah tidak bisa mengendalikan nilainya?

Sejarah telah menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang itu berkaitan dengan kedaulatan dan martabat suatu negara.

Coba bercermin dari El Salvador yang memberlakukan bitcoin sebagai alat pembayaran sah per 2021. Mereka jadi guyonan sedunia karena dalam hitungan bulan, bitcoin ambruk, cadangan devisanya ambles. Dan El Salvador nggak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah kejatuhan bitcoin itu.

 Aisha |  1 Jan 2023
Halaman: Ini Dia Exchange Kripto Terdaftar Bappebti Yang Terpercaya

Ada kabar baik nih buat para pemasok bitcoin. Ada terdeteksi penguatan bitcoin dan ETH setelah berbulan-bulan sebelumnya itu kan terjadi gonjang-ganjing di dunia kripto.

Kenaikan ini dipicu dari turunnya nilai mata uang dollar Amerika Serikat. Jadinya ada dampak baik dan mengakibatkan ada kenaikan harga Bitcoin.

 Prita |  18 Jan 2023
Halaman: Berapa Investasi Minimal Untuk Trading Bitcoin
Event

Airdrop LUNA 2.0 Tahap 2

01 Desember 2022 - 01 Desember 2024
Airdrop

Indodax

Promosi

Buy & Hold DeFi

27 Maret 2024 - 29 April 2024
5000 USDT

Indodax

Hujan Cashback Edisi April 2024

01 April 2024 - 30 April 2024
USDT senilai Rp400 ribu

Indodax

Indodax Trading Warrior April 2024

16 April 2024 - 31 Mei 2024
Rp100 juta dalam USDT

Indodax


Komentar[2]    
  Rioyanto   |   27 Oct 2022

Untuk tahun 2022 ini bukan hanya btc tetapi crypto yang lain juga bakalan crash sih. Wajar-wajar saja karena hal ini berkelanjutan dari tahun tahun sebelumnya karena ketidakpastian ekonomi dunia. Udah kena covid-19, setelah mereda, malah terjadi perang yang memicu inflasi dan krisis energi.

Pastinya investor juga takut bahwa aset mereka akan susah diambil. Alih alih uang mereka simpan di aset, mending mereka simpan sebagai uang cash. Bila sewaktu-waktu terjadi kriris ekonomi, mereka masih ada uang.

Menurut gw, apabila sampai terjadi krisis, kurasa crypto akan berpengaruh dan mungkin sampai terjadi crash yang benar-benar membuat nilai crypto jadi turun banget. Gw yakin kalau daerah perang biasanya koneksi internet dll bakal terputus, bisa ga transaksi dengan btc? Dan ujung2nya safe haven yang akan punya nilai disaat itu. Nah cuma berandai-andai aja. Bila krisis ini lewat pastinya btc dan crypto lain bakal rebound sihh because history will repeat itself .

  Richard   |   5 Dec 2022

Kalau menurut saya sendiri kurang yakin crypto akan rebound kembali. Udah terjadi berkali-kali hal seperti ini terjadi dan kepercayaan investor pasti berkurang drastis. Apa lagi bila dirasakan beralih ke aset lain ternyata lebih tidak beresiko dengan return yang sebanding, bisa aja crypto bakal ditinggalin.

Menurut saya sendiri cryptocurrency terlalu banyak spekulan sehingga harga juga sangat berfluktuasi. Selain spekulan, investor disana rata-rata juga membeli crypto dikarenakan ikut-ikutan dan ujung-ujung terjadi FOMO. Hal hal seperti yang artikel tulis diatas saja udah bahas crypto winter dan crypto crash yang tidak biasa