Candle pembalikan arah merupakan pola price action penting yang menandakan reversal. Pola ini bisa membantu trader mengenali titik strategis untuk entry ataupun exit.
Trading dengan memanfaatkan pembalikan arah bisa menjadi opsi yang menarik untuk memperoleh keuntungan. Namun, mengenali pembalikan arah harga bukanlah perkara mudah. Jika salah mengenali sinyal, trader bisa tertipu sinyal palsu.
Secara garis besar, pembalikan arah atau reversal merupakan kondisi di mana harga akan berbalik dari tren bullish menjadi bearish atau sebaliknya. Jika tahu cara memanfaatkannya, momen reversal ini dapat memberi keuntungan optimal dalam trading forex.
Ada beberapa cara untuk mengenali tanda-tanda reversal. Yang pertama biasanya harga tak mampu menembus level resistance penting. Atau, terjadi peristiwa maupun rilis berita berdampak yang mempengaruhi ekonomi suatu negara. Nah, untuk membantu analisa, trader umumnya memanfaatkan candle pembalikan arah. Dengan memanfaatkan pola candle tersebut, mencari titik-titik pembalikan arah akan terasa lebih mudah.
Baca juga: 3 Cara Menentukan Reversal Untuk Mendulang Profit
Pola candle pembalikan arah adalah formasi candlestick yang biasanya terjadi di akhir tren dan mensinyalkan bahwa harga kemungkinan akan berubah arah. Misalnya, jika candle pembalikan arah muncul saat pasar sedang uptrend, berarti ini adalah petunjuk jika harga berpotensi untuk berubah menjadi downtrend dan sebaliknya. Berikut adalah pola-pola candle pembalikan arah yang krusial karena mudah dikenali dan cukup bisa diandalkan.
1. Pola Hammer Dan Hanging Man
Sebetulnya, pola Hammer dan Hanging Man memiliki bentuk yang hampir sama. Namun, keduanya menandakan sinyal yang berbeda. Dengan body candle yang kecil dan sumbu panjang melebihi ukuran body, bentuk kedua pola ini menyerupai palu. Pola Hammer muncul selama harga sedang downtrend dan menandakan bahwa harga akan berbalik naik. Sedangkan pola Hanging Man muncul saat harga sedang uptrend dan menjadi sinyal bahwa trend akan segera berbalik turun. Bentuk keduanya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Saat harga sedang jatuh, pola Hammer akan memberikan bahwa harga terbuka dan tertutup pada level yang berdekatan. Sedangkan sumbu panjang di bawah menandakan tekanan seller yang kuat, namun buyer berhasil mengambil alih sentimen pasar. Sedangkan pada pola Hanging Man, sumbu panjang mengindikasikan dorongan seller yang kuat dan berhasil mengalahkan buyer.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh pola ini:
- Sumbu bawah harus memiliki panjang setidaknya dua sampai tiga kali body.
- Hanya memiliki sedikit sumbu atas atau tidak sama sekali.
Gambar di atas adalah contoh kemunculan pola Hanging Man di dalam grafik harga. Seperti yang terlihat pada gambar, awalnya GBP/USD bergerak ke arah downtrend selama beberapa hari. Kemudian, pola Hanging Man muncul di ujung pergerakan turun, terlihat dari bentuknya yang memiliki body kecil dan ekor lebih panjang. Setelah itu, pergerakan harga berubah menjadi uptrend seperti yang terlihat pada gambar.
Candle pembalikan arah ini bisa menjadi penanda reversal yang baik untuk para trader pemula karena sangat sederhana dan mudah dikenali. Namun, meskipun sudah menemukan pola Hammer dan Hanging Man, bukan berarti trader bisa langsung open posisi buy dan sell. Pola Hammer dan Hanging Man sering kali dinilai memiliki akurasi rendah karena merupakan pola yang hanya terdiri dari 1 candle. Untuk menambah konfirmasi sinyal, trader bisa menggunakan indikator momentum agar tak tertipu sinyal palsu.
2. Pola Inverted Hammer Dan Shooting Star
Pola candle pembalikan harga ini sebetulnya tak jauh berbeda dengan Hammer dan Hanging Man. Bisa dibilang bahwa Inverted Hammer dan Shooting Star adalah kebalikan dari kedua pola tersebut. Fungsinya juga tak jauh beda, sebab kemunculannya bisa menjadi penanda bahwa harga sebentar lagi akan berbalik arah dari uptrend menjadi downtrend atau sebaliknya. Berikut deskripsi kedua pola candle tersebut:
Seperti terlihat pada contoh di atas, kedua pola ini memiliki lokasi sumbu yang berlawanan arah dengan Hammer dan Shooting Star. Pola Inverted Hammer memiliki body yang kecil, namun memiliki sumbu atas yang panjangnya melebihi body. Begitupun dengan pola Shooting Star yang juga memiliki sumbu di atas body candle. Jika terbentuk di puncak uptrend atau downtrend, maka pembalikan harga kemungkinan akan segera terjadi.
Contoh kemunculan pola candle pembalikan harga ini bisa dilihat dalam grafik di atas. Ketika GBP/USD menguat, terbentuk pola Shooting Star di puncak tren. Setelah itu, harga pun berbalik arah dan membentuk downtrend.
3. Pola Marubozu
Marubozu adalah salah satu candle pembalikan arah yang memiliki bentuk paling dasar. Ciri khas candle ini adalah absennya sumbu pada body candle, atau memiliki sumbu yang lebih kecil dari ukuran body. Hal itu karena harga pembukaan sama dengan harga terendah, dan harga penutupan sama dengan harga level tertinggi, sehingga tidak terbentuk sumbu di kedua sisi. Candle ini memiliki kaitan erat dengan tren, dimana candle bullish menunjukkan bahwa saat itu buyer sedang memegang kendali atas pasar. Sebaliknya, candle bearish menjadi pertanda bawa pasar dikuasai oleh seller. Bentuk candle Marubozu bisa dilihat dalam gambar di bawah ini.
Biasanya, pola candle pembalikan arah ini cukup jarang terjadi di time frame harian, tetapi sinyal yang disampaikannya terbilang cukup akurat. Ada beberapa pertimbangan saat menangkap kemunculan Marubozu, namun yang paling penting adalah di mana candle Marubozu terbentuk; apakah di garis support atau resistance.
Baca juga: Cara Trading Support Resistance Dengan Price Action
Berikut adalah contoh kemunculan Marubozu pada grafik harga. Dalam kasus ini, candle Marubozu muncul dalam bentuk bullish di puncak uptrend pair XAU/USD. Setelah kemunculan candle tersebut, harga pun melemah.
Jika candle berhasil menembus sebagaian besar support atau resistance, trader bisa memasang limit atau market order. Jangan lupa untuk memasang stop loss di arah yang berlawanan dengan level-level tersebut. Sebagai tambahan informasi, trader disarankan untuk tetap memasang Stop Loss di sekitar 50% - 100% dari ukuran candle marubozu. Selain itu, akan lebih baik untuk menunggu 1 atau 2 candle berikutnya terbentuk demi memastikan reversal benar-benar terjadi.
Bagaimana Dengan Retracement?
Jika tak berhati-hati dalam mengenali sinyal-sinyal reversal, trader bisa tertipu retracement. Berbeda dengan reversal yang berlangsung dalam jangka panjang, retracement umumnya hanya terjadi dalam jangka pendek. Setelah itu, harga akan kembali meneruskan tren yang sudah berlangsung sebelumnya.
Dengan kata lain, retracement merupakan perubahan harga melawan arah tren yang terjadi hanya untuk sementara waktu. Contohnya, ketika sebuah pair sedang downtrend selama beberapa hari, biasanya akan ada momen ketika harga tampak menguat. Trader yang tidak berhati-hati bisa saja terjebak dan mengira ini adalah reversal, lalu terburu-buru memasang posisi buy. Namun, harga selanjutnya ternyata kembali melanjutkan downtrend sehingga posisi yang sudah terlanjur dipasang pun merugi.
Pada dasarnya, retracement bukanlah sesuatu yang buruk. Kemunculannya sering kali dimanfaatkan oleh scalper untuk mencari keuntungan jangka pendek. Secara umum, ada beberapa contoh tanda-tanda retracement yang dapat dikenali:
- Biasanya, terjadi aksi profit-taking oleh sebagian trader, namun mayoritas masih mempertahankan posisinya.
- Tidak ada berita ataupun peristiwa berdampak yang berkaitan dengan instrumen yang diperdagangkan.
- Harga berada di sekitar level psikologis tertentu, namun bukan merupakan level resistance penting untuk jangka panjang.
- Tidak ada bentuk candle pembalikan arah yang muncul; jikapun ada, pola candle tidak didukung oleh sinyal konfirmator.
- Momentum harga masih kuat.
Retracement vs Reversal
Meski keduanya sama-sama merupakan bentuk pembalikan harga, ada beberapa perbedaan yang mendasari reversal dan retracement. Pertama, dari faktor volume trading sendiri. Umumnya, reversal terjadi dengan volume trading yang lebih besar jika dibandingkan dengan retracement. Sedangkan dari faktor candle, biasanya pada retracement terdapat beberapa bar yang menunjukkan keragu-raguan, ditandai dengan candle yang memiliki bagian atas dan bawah yang panjang atau spinning top. Sedangkan reversal biasanya ditandai dengan kemunculan candle pembalikan harga.
Baca juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal
Jika dilihat dari faktor tren, biasanya retracement terjadi setelah adanya kenaikan besar, sedangkan reversal bisa terjadi kapan saja. Sementara itu, dari faktor time frame, reversal biasanya terjadi lebih lama, sedangkan retracement memiliki jangka waktu pembalikan yang lebih singkat.
Kesimpulan
Memanfaatkan candle pembalikan harga adalah salah satu cara terbaik untuk mendeteksi reversal. Dengan menggunakan candle, trader akan lebih terbantu saat memasang posisi trading. Secara umum, ada beberapa macam jenis candle sederhana yang bisa digunakan, yaitu Hammer dan Hanging Man, Inverted Hammer dan Shooting Star, serta Marubozu. Namun, trading reversal dengan hanya menggunakan candle saja bukanlah langkah yang bijak. Trader sebaiknya menggunakan tambahan indikator seperti Moving Average atau Oscillator untuk menambah kepastian sinyal. Disamping itu, berlatih terlebih dahulu di akun demo adalah langkah bijak supaya trader bisa berlatih tanpa perlu mengkhawatirkan risiko kehilangan uang riil.
Selain menggunakan pola-pola di atas, reversal juga bisa dideteksi dengan memanfaatkan Pin Bar. Apa saja yang perlu diketahui saat menggunakannya sebagai sinyal reversal? Temukan jawabannya di Kupas Tuntas Strategi Reversal dengan Memanfaatkan Pin Bar.