Menandakan ketidakpastian pasar dan sering disamakan dengan doji, bagaimana cara analisa candlestick Spinning Top yang aman untuk pemula?
Di pasar keuangan, ada pepatah yang tidak asing di kalangan para trader yaitu "history repeat itself" atau "sejarah akan berulang". Pepatah ini berasumsi bahwa pergerakan harga di market tidak sepenuhnya random karena pada dasarnya market terbentuk dari pembeli dan penjual yang mempunyai perilaku sama.
Karena asumsi inilah, lahir analisa teknikal sebagai ilmu untuk mempelajari pergerakan harga yang sudah terjadi guna memprediksi pergerakan harga berikutnya. Salah satu contoh analisa teknikal yang populer khususnya di kalangan trader pemula adalah analisa candlestick. Cara ini mudah dipahami dan jarang memerlukan tambahan indikator yang rumit.
Salah satu pola candlestick yang dapat Anda gunakan adalah pola spinning top. Pola ini sering terjadi di market, baik di tengah-tengah tren maupun di ujung tren. Jika Lalu apa itu spinning top? Bagaimana cara analisa candlestick ini dalam trading?
Mengenal Candlestick Spinning Top
Candlestick spinning top adalah pola yang mengindikasikan adanya ketidakpastian pergerakan harga. Biasanya, pola candlestick spinning top berada di area atau level penting seperti support/resisten atau supply/demand dan menggambarkan peluang pembalikan arah.
Pola spinning top mempunyai dua ciri-ciri signifikan:
- Badan pendek dengan harga pembukaan dan harga penutupan yang saling berdekatan.
- Ekor atau shadow panjang pada dua ujung (ekor atas dan ekor bawah), masing-masing mempunyai panjang yang hampir sama.
Karena pola spinning top mempunyai badan candle yang kecil, hal ini menggambarkan ketidakpastian di market. Seller dan buyer hampir sama kuat sehingga harga ditutup nyaris sama di harga pembukaan.
Pola candlestick ini terbentuk dalam tren naik (uptrend) maupun tren turun (downtrend) dan dapat menunjukkan potensi pembalikan arah harga. Kadang-kadang, pola spinning top dapat terbentuk di pertengahan tren yang menandakan konsolidasi.
Tampilan Candlestick Spinning Top
Yang paling siginifikan dan mudah diingat dari analisa candlestick ini adalah bentuknya yang mirip seperti gasing; badan candle pendek dengan shadow atas dan bawah yang panjang. Pola spinning top mempunyai dua jenis yaitu bullish spinning top dan bearish spinning top.
Bullish spinning top terbentuk ketika harga penutupan lebih tinggi daripada harga terendah, sehingga badan candle berwarna hijau. Sebaliknya, bearish spinning top terbentuk dari harga penutupan yang lebih rendah daripada harga pembukaan.
Gambar di bawah ini menunjukkan perbedaan analisa candlestick antara bullish spinning top dan bearish spinning top.
Spinning Top vs Doji
Sekilas, analisa candlestick spinning top sangat mirip dengan doji. Pasalnya, pola candlestick doji juga memberikan gambaran ketidakpastian di market. Kedua pola candlestick ini juga dapat terbentuk di instrumen dan time frame apapun, dan sangat bergantung pada konfirmasi di candlestick berikutnya.
Namun secara visual, doji terlihat seperti plus "+" karena hampir tidak mempunyai badan. Candlestick spinning top tidak terlihat seperti tanda plus "+" karena mempunyai badan candle yang sedikit lebih besar.
Baca juga: Formasi Doji Candlestick: Pengertian Dan Cara Menggunakan Dalam Trading
Contoh Pola Spinning Top Di Market
Pola spinning top sangat jelas dan sering terbentuk di market sehingga Anda akan mudah mengidentifikasinya. Contoh pola spinning top yang terjadi di market ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Spinning top pertama (angka 1) merupakan bearish spinning top yang menahan laju kenaikan harga. Setelah terbentuknya bearish spinning top, harga kemudian bergerak melemah.
Spinning top kedua merupakan bullish spinning top yang juga menahan laju kenaikan harga. Setelah bullish spinning top ini terbentuk, harga mengalami koreksi sebelum akhirnya melanjutkan tren naik.
Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend
Dari contoh analisa candlestick ini, Anda dapat melihat bahwa warna candle spinning top tidak terlalu berpengaruh pada arah pergerakan harga selanjutnya.
Untuk itu, trader harus menyadari untuk selalu mengkombinasikan analisa candlestick ini dengan metode teknikal lainnya seperti garis trendline, support/resisten, dst. Trading hanya menggunakan pola spinning top di market tanpa dikombinasikan apapun sangat berbahaya.
Cara Trading Menggunakan Pola Spinning Top
Trading menggunakan pola spinning top tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Anda tidak bisa masuk entry sell dan buy di market hanya karena ada pola spinning top.
Untuk menggunakan pola spinning top dengan benar, Anda harus memperhatikan tiga hal: stuktur market yang sedang terjadi, level area penting, dan konfirmasi.
Mari kita bahas satu per satu.
1. Struktur Market
Struktur market ada 2, yaitu trending (tren naik atau turun) dan sideways/ranging. Kenapa Anda harus memperhatikan stuktur market yang sedang terjadi? Karena dengan melihat struktur market, Anda bisa mengetahui siapa yang sedang dominan di market dan pendekatan seperti apa yang bisa Anda gunakan untuk masuk market.
Sebagai contoh, saat market dalam keadaan tren turun, usahakan cari spinning top untuk entry sell, bukan buy. Jika Anda masuk sell, itu artinya posisi Anda searah dengan tren. Rasio risk/reward posisi sell pun akan jauh lebih baik daripada posisi buy yang hanya mengandalkan koreksi.
2. Entry Di Level Penting
Hal kedua yang harus Anda perhatikan adalah area penting. Analisa candlestick spinning top yang terbentuk di area seperti support/resisten kunci atau supply/demand menawarkan peluang dan potensi risk/reward yang bagus. Selain level support/resisten dan supply/demand, Anda juga bisa menggunakan level Fibonacci, Pivot, Moving Average, RSI, dst. sebagai penunjuk level penting
Ingat, jangan pernah masuk tanpa melihat level penting terlebih dahulu. Entry hanya menggunakan pola candlestick spinning top adalah kesalahan fatal.
Baca juga: 3 Cara Menghindari Kesalahan Entry Trading
3. Konfirmasi Sinyal
Karena spinning top pada dasarnya adalah candle yang menunjukkan ketidakpastian arah market, maka Anda memerlukan konfirmasi tambahan yaitu 1 candle setelah terbentuk candle spinning top. Konfirmasi akan menjadi penentu apakah spinning top valid atau tidak.
Analisa candlestick spinning top yang valid bisa menjadi acuan entry, sedangkan yang tidak valid seharusnya jangkan digunakan untuk entry. Biasanya, trader menggunakan stop order (sell stop atau buy stop) beberapa pips di bawah/di atas pola candlestick spinning stop.
Baca juga: 4 Tips Untuk Entry Trading Yang Akurat
Dengan memahami 3 langkah analisa candlestick di atas, maka peluang keberhasilan trading Anda menggunakan pola spinning top menjadi lebih tinggi. Selain itu, untuk menaikkan akurasi, Anda bisa menggunakan time frame tinggi seperti Daily, Weekly atau Monthly untuk melihat spinning top.
Pola spinning top yang terbentuk di time frame tinggi mempunyai akurasi lebih baik dibandingkan pola yang terbentuk di time frame rendah.
Contoh Trading dengan Analisa Candlestick Spinning Top
Pertama-tama, kita tentukan dulu struktur harga yang sedang terjadi. Pada chart di bawah ini, terlihat harga masih dalam tren turun namun sedang terkoreksi.
Selanjutnya, kita melihat level harga yang penting. Ternyata, harga menguji area resisten penting 0.8650 yang sudah beberapa kali diuji sebelumnya.
Terakhir, kita tinggal menunggu sinyal konfirmasi spinning top di sekitar level resisten. Harga membentuk spinning top saat menguji level resisten 0.8650.
Saat konfirmasi ini terbentuk, Anda boleh masuk sell dengan stop loss di atas harga tertinggi spinning top. Untuk mengecilkan stop loss, Anda bisa masuk di time frame lebih kecil seperti H4 atau H1.
Baca juga: Teknik Stochastic H4 Untuk Trend Trading
Keterbatasan Candle Spinning Top Dan Cara Mengatasinya
Analisa candlestick spinning top tentunya mempunyai keterbatasan seperti pada pola lainnya. Berikut kekurangan-kekurangan spinning top dan cara mengatasinya:
- Semakin sering terbentuk di market, semakin kecil pula profitabilitasnya. Hal itu karena pola candlestick ini belum menunjukkan siapa yang menang antara seller atau buyer. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini, Anda harus lebih selektif dalam memilih spinning top. Sebagai contoh, pakailah pola candlestick spinning top minimal di time frame Daily dan pada level-level yang penting agar peluang berhasil lebih tinggi.
- Pola candlestick spinning top memerlukan konfirmasi agar mempunyai akurasi yang lebih tinggi. Meskipun demikian, walaupun Anda menggunakan konfirmasi, tetap tidak ada jaminan 100% candlestick ini akan selalu berhasil menunjukkan pembalikan arah.
- Letak stop loss besar karena pola candle ini mempunyai shadow atas dan shadow bawah yang panjang. Karena stop loss besar, maka rasio risk/reward menjadi kurang bagus karena harus menggunakan take profit yang lebih besar agar profitable. Cara mengatasinya adalah menggunakan analisa multi time frame. Sebagai contoh, jika terbentuk pola spinning top di time frame Daily, Anda melihat peluang masuk di time frame H1 agar SL lebih kecil. Dengan melakukan hal ini, rasio risk/reward trading Anda akan menjadi lebih bagus.
Kesimpulan
Analisa candlestick spinning top tidak bisa digunakan secara independen. Pola ini menjadi lebih profitable jika terbentuk di level penting, seperti level support dan resisten kunci, atau dipasangkan dengan indikator lainnya.
Selalu ingat bahwa tidak ada satupun pola candlestick yang digunakan secara independen termasuk spinning top. Dalam jangka panjang, tidak ada satupun cara yang dapat menjanjikan profit setiap saat.
Tujuan utama dari analisa teknikal adalah memberikan trader pendekatan yang obyektif agar dapat mencari edge-nya di market. Dalam hal ini, pengujian mutlak dilakukan.
Jika Anda ingin trading menggunakan analisa candlestick spinning top, ujilah terlebih dahulu di akun demo atau akun cent sampai Anda memahami detail-detailnya.
Semoga bermanfaat.