Cara Membaca Candlestick

@Bara: Cara menentukan TP dan SL-nya bisa berdasarkan candlestick atau menggunakan support/resisten terdekat.

Misanya Anda masuk posisi buy setelah terbentuk bullish engulfing, maka stoploss bisa diletakkan di bawah shadow candle sebelumnya atau di bawah support.

Sedangkan TP bisa diletakkan pada harga tertinggi sebelumnya atau di resisten.

Kalo pake trailing stop, kira-kira worth gak?

@Bara: Worth it.

Kalau reaksi harga setelah rejectionnya kuat, ngk ada koreksi yang dalam yang mengakibatkan trailing stop kena.

Sebaliknya kalau reaksi harga setelah rejectionnya lemah pada saat harga mau balik arah sudah terkena trailing stop duluan sehingga bisa tutup profit atau kalaupun rugi tidak terlalu besar.

Semisal kalau dengan grafik itu, kita mau pake trendline kayak di kotak biru, kira-kira garis trendline itu disambungin ke sumbu bawah atau batangnya, master?

@Bara: Garis trendline bawah disambungkan ke sumbu bawah atau ekor bawahnya.

Ahmad Retno: Pada dasarnya CFD sessuai namanya adalah instrumen keuangan yang memperdagangkan "nilai" dari suatu asset dengan kontrak. Jadi pada dasarnya yang diperjualbelikan adalah "kontrak nilai" yang berisi kesepakatan atas perbedaan harga aset yaitu nilai pada waktu kontrak dan nilai sekarang.

keuntungan diambil dari posisi atas kenaikan maupun penurunan nilai aset. Makanya dalam trading emas bisa mengambil keuntungan baik saat market naik maupun market turun dan hal itu membuat trading emas jadi lebih fleksibel. Selain itu, dikarenakan trading emas adalah CFD, jadi tidak perlu modal besar untuk memulai trading emas.

Jadi trading emas di trading itu adalah penjualan/pembelian dengan kontrak nilai, bukan asset. Dan broker hanya meneruskan orderan clientnya ke pasar emas dan sama sekali tidak melakukan trading emas fisik maupun online.

Teguh: Wait, izin nyanggah. Kalau emang pada dasarnya trading emas adalah CFD, berarti semua produk yang bisa di trading di Broker adalah tipe CFD. Kalau dibaca-baca mengenai informasi yang agan share, bahwa CFD sejatinya memang ga memerlukan aset fisik. Terus dikatakan juga bahwa taking profit bisa dua arah, antara saat bullish maupun beearish. Dan memang karena itulah kata agan, trading di emas jadi fleksibel banget bisa ngambil profit kapanpun.

Kok kalau dibaca-baca makin mirip dengan trading Forex ya? Soalnya dari segi manapun terlihat sama. Terutama saat penjelasan di artikel juga sempat disinggung juga terdapat leverage serta spread yang ditawarrkan serta trading lot juga bisa dimulai dari 0.01.

Rendy: Bantu jwab ya gan, memang pada dasarnya, trading Forex juga merupakan CFD dimana kita ga memperdagangkan uang sebenarnya tetapi melainkan dari kontrak perbedaan nilai. Makanya dalam Forex bisa ambil profit 2 arah juga tanpa harus benar-benar memiliki pasangan uang tersebut.

Produk-produk CFD diantaranya adalah Forex, komoditas, saham dan Indeks Saham serta tambahan baru yaitu kripto. Dengan CFD, kita ga perlu harus menyiapkan dana yang besar untuk memulai trading. Contohnya saja di Forex, untuk memulai perdagangan 1 lot dibutuhkan 100.000 unit mata uang. Kalau mata uang tersebut adalah dalam bentuk dollar, maka trader dengan tanpa leverage harus menyiapkan uang $100.000 atau bila dirupiahkan maka membutuhkan dana Rp 1.5 Milyar hanya untuk trading 1 lot mata uang.

Sedangkan kalau dengan CFD, dimana broker memberikan leverage, katakanlah 1:100, maka hanya diperlukan deposit $1,000 atau Rp 15 juta saja sudah mempunyai daya beli setara Rp 1.5 M.

Bntu jawab ya! sbtulnya ga ada aturan pasti mengenai berapa banyak posisi yg dapat dibuka sebelum disebut sebagai overtrading. Hal ini dapat bervariasi tergantung pada strategi trading, ukuran akun trading, ama toleransi risiko seseorang. Namun, sebagai aturan umum, beberapa trader menghindari membuka lebih dari 2-3 posisi pada saat yg sama. Selain itu, overtrading jga dikaitkan dngn membuka posisi lebihi dari yg ditetapkan di trading plan. maka dari itu, pnting bngt untuk ngefollow aturan trading plan yg kita buat. BTW ada tips jga, klu utk ngecek posisi yg telah dibuka sehari bsa bngt buka di jurnal trading agan.

klu mengenai leverage, resiko overtrade memang bsa terjadi krna hal itu. Ya, agan di kasih berkali2 lipat buying power, bisa buka bnyk posisi dngn leverage. Kmudian resiko leverage itu jga pnya resiko kyk gini : Misalnya, agan make leverage 1:100, artinya agan dapat mengontrol posisi senilai $100 dengan hanya menggunakan $1, dlm arti bisa untung 100 x lipat maupun rugi 100 x lipat.

overtrade bukan hnya dri segi trading plan dan leverage juga lho. Coba dibaca seksama lagi nih apa aja step yng hrus dilakukan agar ga ada overtrade di trading kita. Trading plan hrs ditaati, risk management hrs ditaati, batasin ngeliat chart, dan jga fokus ke tujuan panjang. Intinya kita hrs disiplin n sabar. Terkadang jga dalam trading harus take a break jga. Mengenai overtrade nih,itu jga tergantung ketahanan modal agan. Klu agan cma $100 dengan leverage 1:100, ya ga blh dong buka 3-4 posisi, tpi klu modal misalnya $1000 maka tntu overtradenya akan beda porsi.

Marvin: Pertanyaan agan menarik! Biasanya, trading perak (XAG) itu makai USD sebagai pasangan atau lawan dari perak itu sendiri karena USD adalah mata uang yg paling umum digunakan dlm perdagangan internasional dan di pasar keuangan global. Perlu dicatat ya gan, bukan hanya perak saja tapi hampir smua instrumen komiditas yang ditradingkan itu menggunakan USD

SElain itu, ketika trading perak, menggunakan USD sebagai pasangan berarti bahwa kita mengukur nilai perak dalam USD. Sehingga konversi jga mudah dan likuiditas jga lebih cair klu dipasangkan ke USD dbndingkan mata uang lain. Krna skli lagi, USD itu bnyk digunakan di dunia.

KLu ditanya mata uang lain yg diapsangkan sbnrnya ada misalkan kyk XAG/EUR atau XAG/GBP. Tetapi, ini lbh populer di negara mereka msing2.

Brandon: Ada banyak trader yg sukses dengan mengandalkan analisa fundamental dalam trading mereka. Analisa fundamental mempelajari faktor-faktor ekonomi, politik, dan berita global yang dapat mempengaruhi pergerakan harga di pasar finansial. Trader yg menggunakan analisa fundamental mencoba untuk memahami keadaan ekonomi suatu negara, kebijakan pemerintah, berita perusahaan, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai suatu aset.

Beberapa trader terkenal yang mengandalkan analisa fundamental dan telah mencapai kesuksesan termasuk George Soros, Warren Buffett, dan Paul Tudor Jones. Mereka telah membuktikan bahwa analisa fundamental dapat menjadi landasan yang kuat dalam pengambilan keputusan trading yg menguntungkan. (baca : Belajar Dari 5 Prinsip Trading Paul Tudor Jones)