Pinjaman KPR membantu masyarakat untuk membeli rumah namun biaya bunganya seringkali mencekik. Berikut yang harus diperhatikan saat memilih bank penyedia pinjaman KPR.
Tak dapat dipungkiri lagi, adanya program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memang sangat membantu keluarga Indonesia dalam memiliki rumah. Sebab masyarakat akan kesulitan memiliki rumah bila harus membeli secara tunai. Apalagi harga rumah dan properti hunian lainnya terus naik dari tahun ke tahun.
Walaupun demikian memilih pinjaman KPR juga perlu Anda perhatikan baik-baik. Tujuannya, agar nantinya Anda tidak terbebani dengan biaya angsuran yang begitu besar. Tentu Anda tidak mau cash flow terganggu karena kewalahan dan “tercekik” membayar angsuran rumah dan bunganya.
Oleh karena itu, Anda perlu tahu apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih pinjaman KPR dari suatu bank. Berikut cara memilih pinjaman KPR agar tidak mencekik keuangan keluarga Anda:
Melakukan Perbandingan Cicilan KPR
Sama halnya saat membeli barang secara online, Anda pasti membandingkan beberapa platform e-commerce. Anda akan membandingkan harga, promo, review hingga jasa pengiriman yang tersedia. Dari riset tersebut, Anda jadi bisa menentukan pilihan terbaik.
Bagaimana dengan KPR? KPR butuh komitmen jauh lebih besar dibandingkan membeli barang di online shop. Selain karena harga rumah yang tinggi, KPR termasuk pinjaman jangka panjang. Tenor KPR biasanya 5 tahun hingga 15 tahun. Artinya bila Anda mulai KPR saat baru melahirkan si kecil, rumah Anda baru akan lunas saat ia duduk di bangku SMA!
Karena komitmen yang besar itu lah artinya memilih pinjaman KPR butuh lebih banyak riset dibandingkan membeli baju di online shop. Yang perlu Anda bandingkan adalah suku bunga, biaya provisi, biaya balik nama, biaya percepatan kredit, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil riset terbaik, selain pencarian secara online, sebaiknya Anda juga datang langsung ke kantor bank. Biasanya ada promo-promo KPR yang tidak dipublikasikan secara online. Dengan datang langsung ke bank Anda juga bisa mendapat penjelasan mendalam tentang rincian KPR.
Ketahui Tingkat Suku Bunga dan Jenisnya
Memahami tingkat suku bunga KPR juga sangat penting dalam memilih bank penyedia pinjaman KPR. Ada dua jenis bunga KPR, yaitu fixed rate dan floating rate.
Umumnya pihak bank akan mengenakan kedua jenis bunga tersebut. Jika Anda dikenakan bunga tetap atau fixed, biaya cicilan KPR akan tetap sama setiap bulan, berdasarkan besaran bunga yang telah disepakati. Namun, faktanya bunga tetap hanya berlaku selama periode tertentu saja, misalnya 3 tahun pertama. Setelahnya debitur akan dikenakan bunga floating.
(Kunjungi Juga: Kalkulator KPR)
Tingkat suku bunga floating akan mengikuti naik-turunnya suku bunga di pasaran, yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Jadi, jika sewaktu-waktu suku bunga pasar naik, otomatis biaya cicilan KPR per bulan Anda akan semakin besar. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya. Ketika suku bunga pasar turun, biaya cicilan KPR per bulan akan ikut turun juga.
Perhatikan Besaran Uang Muka dan Persyaratan KPR
Banyak syarat yang harus dipenuhi saat mengajukan kredit KPR ke bank. Salah satunya adalah besaran down payment atau uang muka. Biasanya uang muka yang perlu Anda persiapkan sebesar 30 persen dari harga beli rumah.
Banyak simulasi KPR online yang disediakan bank bisa memberikan gambaran Anda terkait jumlah DP. Semakin besar jumlah DP, semakin kecil biaya bunga yang harus Anda bayarkan. Jadi, tak ada salahnya menyiapkan bunga hingga 50 persen harga rumah agar tidak tercekik bunga KPR.
Selain itu, dokumen pendukung perlu dipersiapkan secara lengkap seperti di antaranya NPWP, KTP, slip gaji, rekening tabungan, Kartu Keluarga (KK), dan dokumen lainnya. Dengan melengkapi persyaratan dan dokumen, proses pengajuan pinjaman KPR Anda akan lebih cepat dan lancar.
Pahami Skema Take Over KPR
Take Over KPR merupakan pemindahan pinjaman yang telah berjalan dari satu bank ke bank lain. Biaya percepatan pelunasan biasanya dikenakan penalti berkisar 1-3 persen dari sisa utang KPR. Misalnya sisa utang KPR Anda sebesar Rp 200 juta dan biaya penalti sebesar 1 persen, jadi Anda harus melunasi utang KPR beserta biaya penalti sebesar Rp 202 juta.
Bebas biaya penalti umumnya akan diberikan bila periode kredit Anda maksimal 5 tahun dengan bunga fixed. Bahkan ada yang harus melewati periode fixed rate terlebih dahulu baru bisa melakukan percepatan pelunasan.
Skema ini, tergantung dari masing-masing lembaga penyalur KPR yang Anda pilih. Kamu bisa mengetahui besaran biaya penalti ini dengan cara datang langsung atau menghubungi perusahaan atau lembaga penyalur KPR terkait di mana Anda melakukan pengajuan pinjaman.
Jangan Memaksakan Diri
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa hal yang terpenting dari memilih pinjaman KPR adalah mengetahui seluk-beluk dari pinjaman KPR itu sendiri, besar bunganya dan besar cicilan harus disesuaikan dengan kemampuan finansial Anda. Perbaiki kembalui manajemen keuangan Anda sebelum mengambil kredit KPR.
Pertimbangkan semua dengan mendetail agar pinjaman KPR tersebut tidak mencekik Anda. Pastikan bila nanti sudah membayar cicilan KPR, Anda masih punya alokasi dana untuk biaya operasional, biaya hiburan, tabungan dana darurat, dan investasi. Bila tidak yakin cukup, tak perlu memaksakan diri. Menyewa rumah juga bisa menguntungkan Anda secara finansial.
Itulah beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebelum memilih pinjaman KPR yang ditawarkan oleh berbagai bank. Yang mana, 4 cara di atas bisa menjadi bahan pertimbangan Anda untuk memilih pinjaman KPR yang sesuai dengan kantong dan budget saat ini. Selamat mencoba!