Di tengah volatilitas seluruh kripto, termasuk ETH yang fluktuatif, strategi passive income ETH dapat menjadi solusi untuk meminimalisir risiko. Apa saja caranya?
Volatilitas pasar cryptocurrency yang sangat fluktuatif, bisa menghasilkan keuntungan, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian bagi investor dan trader. Dengan risiko sebesar itu, strategi passive income dapat menjadi salah satu alternatif yang berguna untuk mengimbangi hal tersebut.
Strategi passive income menawarkan kesempatan kepada investor dan trader untuk mendapatkan keuntungan, bahkan selama kondisi pasar yang tidak menguntungkan seperti pasar bearish. Bagi mereka yang berinvestasi di Ethereum atau kripto apa pun, strategi passive income kripto adalah salah satu cara untuk mengantisipasi penurunan ataupun kehancuran nilai aset di pasar.
Baca Juga: 5 Cara Investasi Ethereum (ETH)
Jika dulu hodling merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan profit dari aset kripto. Namun, dengan munculnya protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi), sekarang ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan dari protokol Ethereum dan DeFi. Artikel ini adalah panduan sederhana tentang cara menghasilkan passive income Ethereum.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Ethereum dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Ethereum merupakan jaringan blockchain terdesentralisasi yang menjalankan smart contract. Jaringan ini bekerja persis seperti yang telah diprogram, tanpa kemungkinan penipuan atau campur tangan pihak ketiga. Native token Ethereum, Ether, memungkinkan pengguna untuk melakukan beberapa fungsi di jaringan seperti melakukan transaksi, mengintai, berdagang, menyimpan Non-Fungible Token (NFT), bermain game, dan lainnya.
Selain itu, Ethereum juga digunakan untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (DApps), perangkat lunak open-source yang berjalan di blockchain. DApps dapat dibangun di jaringan Ethereum oleh siapa saja yang memiliki keterampilan dan keahlian untuk melakukannya, menjadikannya salah satu platform paling populer bagi pengembang blockchain.
Ethereum pernah menggunakan algoritma konsensus Proof-of-Work (PoW), yang memberi penghargaan kepada miner untuk memvalidasi blok transaksi. Namun pada 15 September 2022, secara resmi Ethereum telah beralih ke algoritma konsensus Proof-of-Stake (PoS). Transisi bersejarah tersebut dirancang untuk membuat Ethereum lebih efisien dan hemat energi dengan menghilangkan kebutuhan akan miner yang menggunakan listrik besar dalam mengamankan jaringan.
Lalu, Bagaimana Cara Menghasilkan Passive Income menggunakan Ethereum?
Ketika Ethereum masih menggunakan algoritma PoW, cara mendapatkan passive income seperti mining bisa memakan biaya besar ketika pasar dalam keadaan bearish. Sedangkan dengan algoritma PoS, pilihan investasi Ethereum menjadi lebih beragam dan minim biaya. Berikut adalah beberapa cara populer untuk menghasilkan passive income ETH:
HODL
Awalnya, HODL merupakan typo dari kata "hold" di sebuah forum cryptocurrency. Tak lama setelah kejadian tersebut, kata HODL juga dijadikan istilah slang kripto dari "Hold On for Dear Life", yang digunakan untuk menggambarkan tindakan memegang mata uang kripto sebagai investasi jangka panjang.
Pada dasarnya, investor kripto berspekulasi bahwa harganya akan naik di masa depan lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Ini adalah salah satu cara paling sederhana dan terpopuler untuk mendapatkan passive income dari cryptocurrency.
Strategi ini memang tidak menawarkan keuntungan langsung dan pasti, namun dalam jangka panjang strategi ini bisa cukup menguntungkan jika harga Ether memang meningkat. Mengingat Ethereum telah bertumbuh dengan luar biasa sejak awal hingga saat ini, dapat menjadi bukti bahwa ETH adalah salah satu cryptocurrency paling berharga di dunia. Jadi, passive income ETH dengan cara HODL merupakan peluang bagus, karena kemungkinan besar harganya masih akan terus meningkat di masa depan.
Staking Coin
Staking coin berbeda dengan mining. Tujuan staking coin adalah untuk mendapatkan bunga dari kripto yang disimpan. Sementara itu, mining sering juga disebut dengan Proof-of-Work atau PoW yang menentukan bagaimana suatu jaringan Blockchain dapat memvalidasi suatu transaksi. Secara singkat, staking coin atau Proof-of-Stake (PoS) ini bisa dibilang mirip dengan deposito dalam bank.
Baca Juga: Cara Staking Coin Untuk Pemula
Istilah staking coin adalah salah satu cara investasi kripto yang dilakukan dengan cara menyimpan koin dalam jumlah tertentu di dalam jaringan Blockchain. Setelah Ethereum berhasil melakukan transisi dari PoW ke PoS, maka investor sudah bisa mendapatkan passive income ETH dengan cara staking coin. Meskipun agak mahal bagi investor pemula, staking coin di jaringan Ethereum merupakan salah satu cara populer untuk mendapatkan passive income ETH. Versi PoS terbaru Ethereum membutuhkan setidaknya 32 ETH, kira-kira lebih dari Rp627 juta untuk menjalankan satu node validator penuh dan berpartisipasi dalam staking.
Selain staking coin langsung di jaringan Ethereum, investor ataupun trader juga dapat menggunakan exchange yang menyediakan fitur layanan staking seperti di Tokocrypto dan Triv. Melalui fitur layanan staking Ethereum di kedua exchange tersebut, pengguna tidak harus menjalankan node penuh dan melakukan staking dengan jumlah ETH yang kecil.
Automated Trading
Cara lain menghasilkan passive income ETH adalah dengan menggunakan bot untuk trading Ether otomatis. Bot trading adalah software algoritma yang telah diprogram untuk membeli dan menjual mata uang kripto di bursa 24/7 secara otomatis.
Bot ini dapat diatur untuk menempatkan posisi trading dalam kondisi pasar tertentu berdasarkan algoritmanya secara otomatis, seperti perubahan harga atau volume. Software trading otomatis tersebut memungkinkan pengguna mengatur setting dan setup trading, baik dengan menggunakan setting yang tersedia sejak awal atau menyesuaikannya berdasarkan preferensi risiko masing-masing.
Perdagangan otomatis dapat memberikan aliran keuntungan yang stabil, meskipun memiliki beberapa risiko. Bot tidak sempurna dan terkadang bisa membuat kesalahan, seperti menjual terlalu awal atau membeli terlalu terlambat.
Selain itu, pasar cryptocurrency sangat fluktuatif dan dapat mengalami perubahan mendadak yang mungkin tidak dapat diantisipasi oleh bot. Dengan demikian, investor tetap perlu memantau aktivitas perdagangan otomatis mereka dengan cermat agar menghindari kerugian besar.
Baca Juga: Cara Cuan Kripto Menggunakan Bot Trading TokoCrypto
Crypto Lending
Konsep crypto lending hampir sama seperti pinjaman uang di bank. Bedanya, transaksi peminjaman aset kripto jauh lebih mudah dan praktis untuk dilakukan. Proses dan sifat crypto lending yang serba digital membuat transaksi pinjam-meminjam tidak membutuhkan banyak persyaratan.
Jika peminjaman di bank diharuskan untuk mengajukan dokumen untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan tertentu, maka proses crypto lending hanya mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan. Secara umum, aktivitas crypto lending ini memerlukan jaminan dalam bentuk kripto.
Nantinya, aset kripto yang menjadi jaminan pinjaman bisa dilunasi sesuai waktu yang disepakati. Namun selama proses peminjaman, peminjam tidak dapat memperdagangkan aset kripto yang dijaminkan atau menggunakannya untuk bertransaksi. Sedangkan pemberi pinjaman akan mendapatkan keuntungan bunga pinjaman sebagai passive income ETH.
Liquidity Mining
Pada dasarnya, liquidity mining adalah bentuk atau strategi investasi individual ataupun institusional, di mana calon investor memilih menanamkan dananya ke dalam sebuah protokol DeFi untuk dipinjamkan kepada pihak-pihak lain yang akan mengembangkannya di pasar.
Sebagai imbal hasil investasi, para investor akan mendapatkan bagi hasil biaya platform dan beberapa pendapatan lain yang disepakati, termasuk selisih perubahan harga ETH. Jadi sederhananya, liquidity mining adalah cara titip modal kripto di platform tertentu untuk ditransaksikan dalam pasar kripto, dengan timbal-balik keuntungan berupa pembagian hasil fee dan keuntungan token itu sendiri.
Sebagaimana namanya, likuiditas kripto berarti menyuntikkan dana segar ke dalam pasar, di mana para trader menggunakannya untuk bertransaksi dengan strategi mereka, dan setiap keuntungan serta hasil pendapatan biaya akan menjadi hak investor. Dengan demikian, investor bisa mendapatkan passive income ETH yang cukup besar.
Kesimpulan
Setelah peralihan algoritma Ethereum dari PoW menjadi PoS atau The Merge, pemilik ETH bisa lebih meminimalisir risiko investasinya dengan cara-cara di atas, walaupun pasar cryptocurrency sedang bearish. Sebab kelima cara di atas bisa dikombinasikan, seperti HODL dan staking coin; crypto lending dengan automated trading atau liquidity mining. Namun perlu diingat juga, bahwa penipuan atau scamming di dunia kripto masih kerap terjadi, sehingga beberapa cara di atas tetap tidak sepenuhnya aman.
Dengan demikian, selalu analisa setiap risiko investasi ETH yang dipilih, agar bisa konsisten menghasilkan passive income ETH. Bila memilih staking, lending, dan liquidity mining pastikan berinvestasi menggunakan platform tepercaya dan teregulasi dengan baik, agar dapat terhindar dari penipuan maupun tindakan ilegal lainnya.
Kalau untuk model HODL, analisa kapan waktu terbaik membeli ETH dan jangan lupa untuk menggunakan strategi Dollar Cost Averanging (DCA), serta gunakan exchange tepercaya. Jika automated trading menjadi pilihan, pastikan untuk memahami cara transaksi atau algoritma yang digunakan bot tersebut. Selain itu, cek juga keamanan lisensi bot, jangan sampai menggunakan software yang ternyata adalah malware.
Selain Ether atau ETH, ada 10 koin DeFi terbaik yang bisa menjadi pilihan investasi dengan cara yang sama seperti di atas. Apa saja 10 koin deFi terbaik untuk investasi jangka panjang tersebut? Simak jawabannya di artikel berikut ini.