Overthinking dalam trading bisa menguras habis energi dan psikis Anda. Akibatnya, hasil trading tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini 7 cara menghentikannya.
Overthinking dalam trading mirip-mirip dengan overthinking pada umumnya. Terlalu banyak memikirkan hal-hal yang buruk saja, terlalu cemas, ketakutan tanpa alasan, dan terlalu banyak pertimbangan. Trading bukanlah permainan catur yang perlu dipikir panjang. Jika Anda terlalu banyak melakukan analisis, memelototi chart seharian, dan tidak yakin dengan strategi sendiri, hasilnya justru tidak akan sesuai harapan.
Nah, maka dari itu, Anda sebagai seorang trader harus menghindari kebiasaan overthinking dalam trading. Cara menghentikan overthinking dalam trading bisa dimulai dengan membiasakan hal-hal berikut:
- Mengenali penyebabnya.
- Mengabaikan berita pemicu overthinking.
- Menyusun trading plan.
- Percaya insting trading.
- Set and forget.
- Hilangkan segala jenis ketakutan.
- Tahan aksi-aksi impulsif.
Pada intinya, overthinking dalam trading hanyalah sebuah kebiasaan buruk. Sebuah kebiasaan buruk akan bisa "diobati" dengan membiasakan hal-hal baik, seperti ketujuh cara di atas. Mari, simak artikel di bawah ini untuk penjelasan lengkapnya.
1. Ketahui Penyebabnya
Overthinking adalah perilaku yang buruk ketika sudah menjadi kebiasaan. Terkadang, beberapa orang berdalih bahwa overthinking adalah sifat bawaan. Padahal, kebiasaan overthinking justru bisa menjadi "racun" bagi mental seseorang jika terus dibiarkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsekuensinya akan tampak pada perubahan pemikiran, perilaku, atau kepribadian Anda. Pada akhirnya, overthinking akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan, entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, maupun hubungan. Begitu juga dalam trading, jika Anda punya kebiasaan overthinking, hasil yang ingin Anda raih akan sekadar menjadi angan-angan belaka.
Untuk menghentikan kebiasaan overthinking, Anda harus tahu dulu pemicunya. Beberapa hal berikut ini adalah penyebab overthinking yang sering dialami oleh mayoritas trader di pasar.
Terjebak Bias Hasil Trading
"Trading kali ini pasti menang karena sebelumnya juga menang."
"Trading kali ini pasti menang karena sebelumnya sudah kalah 3 kali berturut-turut."
"Wah, dua kali kalah, berikutnya pasti kalah juga."
Pikiran-pikiran seperti di atas adalah contoh dari bias hasil trading. Bias trading terkini (recency bias) pada dasarnya adalah kecenderungan seorang trader yang terlalu terpengaruh oleh hasil trading yang baru saja dilakukan. Padahal, setiap hasil trading adalah acak dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan hasil trading berikutnya.
Meragukan Strategi Trading Sendiri
"Strategi ini berhasil nggak, ya."
"Mungkin gagal deh. Kalau gagal gimana, ya."
"Kayaknya harus nambah beberapa indikator lain."
Akuilah, apakah Anda pernah memikirkan hal-hal seperti di atas? Seorang trader yang overthinking pada akhirnya akan meragukan strategi trading miliknya sendiri. Tidak memercayai strategi trading sama saja dengan tidak memercayai proses yang Anda lalui. Ingat, hanya karena Anda mengalami kerugian berturut-turut, bukan berarti Anda harus mencari strategi baru.
Terobsesi dengan Analisis
Pernahkah Anda menemui trader yang gemar berteori ndakik-ndakik? Atau Anda sendiri melakukannya tanpa sadar? Salah satu penyebab overthinking adalah karena seorang trader terlalu obsesif terhadap analisis dan pikiran mereka sendiri tentang pasar dan trading yang dilakukan. Kemelut teori dan analisis yang ada di kepala Anda hanya akan membuat pikiran buntu saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan.
Terjebak Hindsight
Hindsight adalah suatu kondisi yang menggambarkan seseorang terlalu terobsesi pada peristiwa sebelumnya. Dalam trading bisa berupa terlambat entry, exit terlalu cepat, loss beruntun, dan sebagainya. Dari peristiwa-peristiwa yang sudah lalu tersebut, Anda jadi overthinking hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan. Perlu diingat, tak usah memikirkan hal-hal yang sudah lalu terlalu dalam. Fokuslah pada perdagangan Anda di masa depan dan jangan biarkan masa lalu mempengaruhi Anda.
Baca Juga: 3 Cara Menghindari Kesalahan Entry Trading
Mencoba Menaklukkan Pasar
Banyak trader yang berpikir bahwa mereka bisa "mengakali" atau "mengalahkan" pasar dengan melakukan lebih banyak analisis sistem trading terbaru. Namun, pasar adalah entitas yang tidak pernah bisa diprediksi. Tidak seperti catur yang bisa dikuasai dengan berpikir lebih keras, trading membutuhkan studi awal sebagai bekal untuk mempelajari metode-metodenya sampai teruji efektif.
Menggunakan Time Frame Pendek
Time frame pendek, di bawah H1 misalnya, dapat membuat Anda overthinking. Mengapa? Chart yang terbentuk dari time frame pendek seringkali penuh noise dan price action yang bisa membuat analisis menjadi rumit dan membingungkan. Maka dari itu, cobalah untuk fokus pada time frame yang lebih panjang saja untuk menyederhakan analisis dan menghindari tindakan yang berpotensi merugikan.
2. Abaikan Berita Pemicu Overthinking
Pada dasarnya, rilis berita ekonomi memang penting untuk menjadi acuan saat pengambilan keputusan. Namun, jika terlalu terpaku pada berita, Anda akan terjebak dalam lautan spekulasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Terobsesi pada spekulasi juga akan membuat pikiran Anda tegang terus-menerus.
Nial Fuller, salah satu trader profesional kelas dunia, pernah mengungkapkan bahwa price action sebenarnya sudah lebih dari cukup. Dengan menganalisis price action, Anda hanya akan bertrading dengan sesuatu yang aktual, bukan berdasarkan spekulasi semata. Jadi, Anda tidak akan terlalu overthinking dalam trading.
3. Menyusun Trading Plan
Trading plan adalah cara terbaik untuk menghentikan overthinking dalam trading. Pasalnya, trading plan ibarat kitab yang harus Anda patuhi. Dalam trading plan, Anda bisa memasukkan semua skema dan sistem trading ampuh yang sudah Anda uji. Kelak, trading plan inilah yang menjadi acuan dalam seluruh pengambilan keputusan trading Anda. Di sisi lain, Anda juga harus punya sikap disiplin untuk terus mematuhi trading plan. Jika punya plan bagus, tetapi Anda tidak disiplin, tentu akan percuma, bukan?
Baca juga: Penyebab Eksekusi Trading Plan Gagal Menurut MIFX
4. Percaya Pada Insting Trading
"Jangan mikir terlalu dalam, percaya aja sama insting."
Apakah Anda pernah mendengar hal tersebut? Ya, jika Anda sudah menekuni trading dalam jangka waktu yang lama, insting trading akan terbentuk pada Anda dengan sendirinya. Insting ini terbangun dari seluruh pengalaman dan asam garam yang sudah Anda rasakan sebelumnya. Semakin lama Anda berkecimpung dalam dunia ini, maka semakin tajam pula insting yang Anda miliki.
Baca Juga: Tips Trading Berdasarkan Insting dari MIFX
5. Set and Forget
Salah satu bagian tersulit dari trading adalah mengendalikan diri. Solusinya, terapkan prinsip set and forget, pasang lalu lupakan. Maksudnya, jangan terus-menerus menatap layar trading setelah memasang posisi. Jika Anda sudah mengikuti trading plan, maka tidak usah khawatir dengan apa yang terjadi selanjutnya. Setelah selesai eksekusi, segera lupakan dan lihat hasilnya beberapa waktu kemudian.
Ingat, ada beberapa hal yang berada di luar kontrol Anda. Daripada membuang energi untuk sesuatu yang bukan kuasa Anda, bukankah lebih baik melepaskannya saja? Satu-satunya hal yang bisa Anda kendalikan adalah manajemen risiko trading. Kendalikan jumlah yang bisa Anda risikokan, ukuran posisi, titik entry dan exit, serta penempatan stop loss dan take profit. Sesuaikan semuanya dengan strategi trading yang Anda pakai.
6. Hilangkan Semua Ketakutan Trading
Ketakutan trading bisa beragam bentuknya. Salah satu yang paling banyak terjadi adalah takut melakukan kesalahan dan takut kehilangan uang saat trading. Jika Anda sering takut akan hal tersebut, maka kemungkinan besar Anda sudah mempertaruhkan terlalu banyak uang atau merisikokan uang lebih dari kemampuan. Sebagai seorang trader, Anda harus siap menghadapi risiko dan menerima kenyataan bahwa kerugian selalu mungkin terjadi.
Seperti pada poin sebelumnya, manajemen risiko sepenuhnya ada dalam kendali Anda. Jangan sampai Anda mempertaruhkan terlalu banyak uang dalam trading. Gunakan sejumlah uang yang memang bisa Anda ikhlaskan jika hilang. Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu overthinking saat bertrading.
7. Tahan Tindakan Impulsif
Dalam bertrading, penting untuk memiliki disiplin diri yang kuat. Jangan tergoda untuk mencari-cari peluang, lalu langsung menutup perdagangan saat ini secara impulsif untuk masuk ke perdagangan lain. Jika Anda melakukan hal ini, sama saja Anda mencoba memainkan peran sebagai Tuhan di pasar. Selain itu, Anda juga memperlakukan trading selayaknya judi.
Namun, memang ada saat-saat tertentu ketika Anda harus menutup suatu perdagangan lebih awal secara manual. Namun, hal ini jarang terjadi dan sebaiknya tidak dilakukan tanpa pengalaman dan pelatihan trading yang mencukupi.
Kesimpulan
Overthinking adalah kebiasaan buruk yang harus segera dihilangkan saat bertrading. Jika terus-menerus dibiarkan, energi Anda akan habis duluan karena memikirkan terlalu banyak hal yang sebenarnya tidak penting. Untuk menghentikan overthinking, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Beberapa di antaranya adalah mengenali penyebab overthinking, mengabaikan rilis berita, menyusun trading plan, memercayai insting, menerapkan set and forget, menghilangkan ketakutan trading, dan menahan diri agar tidak impulsif.
Menghentikan overthinking dalam trading termasuk dalam penguasaan psikologi. Tidak hanya penguasaan materi, tetapi penguasaan emosional juga diperlukan agar trader siap menghadapi gejolak pasar yang tak pernah bisa diduga. Untuk itu, Anda bisa belajar lebih lanjut pada artikel tentang 6 kunci menguasai psikologi trading.