Strategi Hedging tampak menggiurkan karena dipercaya mampu meminimalisir Loss. Salah satu strategi Hedging yang bisa dicoba adalah Hedging 100 persen alias Arbitrase.
Banyak trader yang menambahkan strategi Hedging ke dalam Trading Plan mereka. Hedging adalah strategi yang digunakan untuk melindungi dana dari fluktuasi nilai tukar mata uang serta meminimalisir Loss.
Dalam praktiknya, trader biasa menggunakan dua instrumen atau membuka dua posisi yang arahnya berlawanan. Jadi saat Anda membuka order Sell di suatu pair mata uang, Anda juga bisa membuka order Buy di pair mata uang yang lain.
Sekilas, strategi Hedging ini terlihat sederhana dan mudah dipraktikkan. Namun jika dihadapkan pada kondisi pasar yang tampak membingungkan, strategi ini dinilai sulit. Nah sebelum Anda menggunakan teknik ini, baiknya pelajari dahulu teori-teori mengenai Hedging secara lebih mendalam.
Teknik Hedging 100%
Salah satu contoh Hedging adalah Hedging 100% alias Arbitrase. Teknik ini memanfaatkan selisih antara suku bunga, sehingga trader akan mendapatkan profit dari perbedaan harga antar instrumen di dua pasar yang berbeda.
Konsep dasar dari teknik ini ialah membuka order buy di salah satu pasar dan order sell di pasar lainnya pada saat yang bersamaan. Untuk mengaplikasikan teknik ini, Anda butuh dua broker dengan kebijakan Swap berbeda; satu broker dengan Swap positif dan negatif supaya Anda mendapatkan keuntungan saat terjadi bunga positif, dan satu broker dengan Swap Free agar tidak dikenai bunga saat melakukan hold posisi.
Adapun istilah lain dari strategi memanfaatkan selisih suku bunga antar mata uang disebut dengan Carry Trade. Untuk melakukannya, pastikan pasangan mata uang mayor Anda dalam keadaan stabil agar lebih mudah menentukan "posisi lawan".
Mekanisme dari teknik Carry Trade adalah seorang trader akan membeli mata uang dengan tingkat suku bunga lebih tinggi, lalu ia akan menjualnya ke mata uang dengan tingkat suku bunga lebih rendah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat suku bunga yang menggiurkan, tetapi peminat pasangan mata uang ini cenderung sedikit. Jika menggunakan teknik ini, level harga yang akan dieksekusi akan sulit untuk ditentukan.
Pengalaman Penggunaan Strategi 100% Hedging
Strategi 100% Hedging memang dinilai menggiurkan sekaligus membingungkan untuk diterapkan. Oleh sebab itu, sebelum memakai strategi ini, perhatikan juga pasangan mata uang apa yang direkomendasikan dan broker mana yang dapat memfasilitasi kebutuhan Anda. Apabila sudah, tidak ada salahnya membaca pengalaman-pengalaman dari trader yang sudah pernah mencoba teknik ini agar Anda lebih yakin.
(Baca Juga: Belajar Dari Pengalaman Loss Trader Sukses)
Di tahun 2007, ada seorang trader dengan username HotStorm menuliskan pengalamannya menggunakan teknik 100% Hedging di sebuah situs mql5[dot]com. Di sini, HotStorm memilih dua broker dengan satu broker yang membayar Swap positif dan yang satunya Swap Free.
Dana awal/modal awal HotStorm saat itu adalah 10.000 USD, kemudian dia mengatur lot dan pairnya. Dia mengisahkan bahwa mayoritas trader mengambil pair dengan Swap terbesar dan tidak mencoba di pair yang lain. HotStorm dalam strateginya membuka 15-20 pair sehingga lindung nilainya pun sedikit (satu naik, satu turun).
Apabila dia langsung membuka 15 lot, sangat mungkin sekali dia bisa hancur dan rugi berat saat nilai fluktuasinya 500 pips. Oleh karena itu, menurutnya dengan membuka 15 pair, dia bisa memasang posisi selama berminggu-minggu dan memperoleh keuntungan dari Swap.
(Baca Juga: Swap Free, Fitur Broker Forex Penuh Manfaat Untuk Trader)
Jadi dalam praktiknya, HotStorm membuka posisi di broker satu (katakanlah broker A) pada posisi 18 pair dengan masing-masing 1 lot dan memiliki Swap positif. Kemudian, dia membuka posisi di broker lainnya (misalnya broker B) dengan pair dan lot yang sama, tetapi berlawanan arah. Inilah yang disebut dengan teknik 100% Hedging.
HotStorm mengilustrasikan seperti penjelasan berikut ini.
- Broker A: EUR/USD – jual, Broker B: EUR/USD – beli
- Broker A: USD/JPY – beli, Broker B: USD/JPY – jual
Di dalam akun demonya ini, HotStorm membuka kedua posisi selama berminggu-minggu dan baru menghentikannya saat margin akunnya mencapai 100%. Setelah menutup, dia menarik seluruh dana dari dua broker tersebut. Cara menghitung keuntungannya adalah dengan menghitung selisih saldo akun profit dan loss. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Broker A, saldonya +11,112 USD
- Broker B, saldonya -8,128 USD
- Total Profit = 2,984 USD
Sebagai catatan, sebaiknya Anda mencoba teknik 100% Hedging ini di akun demo terlebih dahulu beberapa kali sebelum berperang di akun yang sesungguhnya.
Permasalahan Yang Sering Muncul Saat 100% Hedging
Dari penjelasan dan kisah trader di atas, ada beberapa masalah yang muncul saat memakai 100% Hedging, di antaranya:
1. Dana Yang Dibutuhkan Besar
Untuk memakai teknik ini, trader harus punya dana yang besar, minimal 100.000 USD karena posisi akan Hold selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Jika hanya beberapa hari saja, sudah tentu profit yang didapatkan sangat tipis.
(Baca Juga: Kriteria Broker Forex Online Untuk Trading Modal Kecil)
2. Kondisi Psikologis
Jika Anda bukan termasuk orang yang sabaran, jangan memakai teknik 100% Hedging dalam bertrading. Pasalnya, teknik ini memaksa Anda untuk melakukan Hold dalam jangka waktu cukup lama.
3. Manajemen Risiko Lebih Rumit
Jika menggunakan 1 lot regular, sementara biaya yang dibutuhkan 145 USD, maka kita akan kehilangan 145 USD di awal dan perlu waktu 6 hari untuk menutup biaya spread. Nah, jika terkena Margin Call, kita harus menutup sebagian posisi, mentransfer uang ke rekening yang lain, lalu membuka posisi kembali.
4. Beberapa Broker Melarang Arbitrase
Perlu diingat, tidak semua broker memberikan layanan Arbitrase. Untuk itu, pilihlah broker yang memperbolehkan melakukan Hedging.
Bagi Anda para trader pemula yang ingin memakai teknik ini, sangat disarankan untuk membaca informasi lebih dalam mengenai 100% Hedging agar tidak salah langkah. Sekilas memang terlihat simple, tetapi aslinya teknik ini cukup rumit. Kebanyakan yang memakai teknik ini adalah para trader pro dan trader kelas kakap yang punya dana besar.