Inverse cup dan handle atau lebih dikenal dengan pola cangkir kerap dimanfaatkan trader dalam mencari peluang entry menguntungkan. Bagaiman cara menggunakannya?
Pola Inverse Cup dan Handle pertama kali diperkenalkan oleh William Neil dalam bukunya "How to Make Money in Stocks" pada tahun 1988. Sejak saat itu, pola chart ini telah menjadi salah satu pattern paling populer dalam analisa teknikal.
Sebagai seorang trader, Anda tentu ingin mengambil keputusan trading yang tepat dan efektif. Dengan memahami pola chart Inverse Cup dan Handle dengan baik, Anda akan memiliki keunggulan dalam mengambil keputusan trading. Pola chart ini dapat memberikan sinyal yang jelas untuk entry dan exit posisi, serta memungkinkan Anda untuk mengkombinasikannya dengan indikator lain untuk meningkatkan akurasi trading.
Dalam artikel ini, penulis akan mencoba mengulas secara mendalam tentang seluk beluk pola chart Inverse Cup dan Handle beserta contoh penggunaannya dalam trading. Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini.
Apa Itu Pola Inverse Cup dan Handle?
Inverse Cup dan Handle pattern merupakan salah stu pola candlestick yang bisa muncul dalam kondisi uptrend dan downtrend. Pola ini dapat menjadi pola pembalikan atau pola kelanjutan, tergantung pada konteks dan lokasi tempat pola ini terbentuk.
Pola ini terdiri dari dua bagian, yaitu cup (cangkir) yang berbentuk seperti setengah lingkaran dan handle (gagang) yang berbentuk seperti pola flag atau koreksi naik sebelum harga turun. Pola ini juga disebut pola cangkir terbalik.
Perlu dicatat bahwa Inverse Cup dan Handle adalah kebalikan dari pola Cup dan Handle, yang merupakan pola chart bullish. Pola Inverse Cup dan Handle dianggap valid ketika harga ditutup di bawah garis trendline leher (neckline), yang merupakan bagian atas dari cangkir.
Anda juga bisa menggunakan alat atau indikator lain sebagai konfirmasi breakout. Selain itu, false breakout juga dapat terjadi selama pembentukan pola ini. Sehingga, dalam hal ini kesabaran dan konfirmasi tambahan sangat diperlukan guna mengantisipasi sinyal trading palsu.
Baca juga: Strategi False Breakout: Peluang Dari Sebuah Kepalsuan
Cara Mengidentifikasi Pola Inverse Cup dan Handle
Penemu pola Inverse Cup dan Handle, William Neil, menyatakan bahwa pola ini terdiri dari cangkir (cup) yang diikuti oleh gagang (handle). Cangkir menggambarkan tentang permintaan yang meningkat lalu melemah sementara. Sedangkan, gagang adalah bagian dari kelanjutan pelemahan harga. Breakout harga dari gagang atau handle menjadi sinyal tren turun.
Kabar baiknya, untuk mengidentifikasi pola ini tidaklah rumit. Pola ini sudah sesuai dengan namanya, cangkir terbalik dan gagang. Anda tinggal mencari chart yang bila digambar akan membentuk cangkir terbalik dan gagangnya. Berikut ini adalah contoh Inverse Cup dan Handle yang muncul pada chart harga:
Seperti yang Anda lihat, pola Inverse Cup dan Handle terdiri dari dua bagian utama, yaitu cup dan handle. Kemudian, begitu harga turun di bawah neckline support cup, pola grafik itu valid, dan sinyal Sell muncul.
Baca juga: Candle Pembalikan Arah yang Wajib Diketahui Trader Pemula
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat mengidentifikasi pola Inverse Cup dan Handle:
- Chart dalam kondisi uptrend atau kenaikan harga terlebih dahulu untuk Inverse Cup dan Handle agar berfungsi sebagai sinyal pembalikan bearish.
- Bentuk pola harus menyerupai cangkir terbalik atau huruf U terbalik.
- semakin panjang cangkirnya, semakin besar pergerakan pembalikan harga saat cangkir turun di bawah neckline.
- Semakin panjang handle, semakin besar pula pergerakan harga yang diproyeksikan saat terjadi breakout.
- Retracement harga yang membentuk handle tidak boleh mencapai setengah bagian bawah cangkir. Oleh karena itu, Anda bisa menambahkan Fibonacci Retracement untuk mengukur koreksi atau retracement handle.
- Jika harga berhasil menembus level support neckline cup, breakout tersebut sebagai titik entry market.
Cara Trading Menggunakan Pola Inverse Cup dan Handle
Ada beberapa cara trading dengan menggunakan pola grafik Inverse Cup dan Handle. Namun, di artikel ini, kami hanya akan tampilkan dua metode efektif untuk melakukan trading dengan pola grafik Inverse Cup dan Handle yaitu dengan strategi breakout dan strategi reversal.
1. Strategi Breakout
Salah satu teknik trading menggunakan pola Inverse Cup dan Handle adalah dengan melihat perubahan arah tren. Mengingat pola ini menunjukkan pembalikan tren menjadi bearish, maka tujuannya adalah untuk masuk posisi Sell segera setelah pola ini terbentuk di grafik.
Pada grafik harian GBP/USD di bawah ini menggambarkan pola Inverse Cup dan Handle dari Februari 2022 hingga September 2022. Pasangan mata uang ini awalnya naik berbentuk channel naik dari Maret hingga Juni. Lalu setelah itu harga turun sehingga terbentuklah cangkir dengan sempurna. Selanjutnya, harga naik kembali dan membentuk gagang (handle) dan menyelesaikan pembentukan pola Inverse Cup dan Handle.
Seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, GBP/USD mengalami penurunan tajam setelah harga jatuh di bawah neckline pola inverse cup.
Berdasarkan strategi breakout, Anda harus membuka posisi Sell hanya ketika harga menembus atau breakout garis neckline pola Inverse Cup dan Handle. Namun, Anda juga perlu memvalidasi pembalikan dengan indikator lain. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan indikator oscillator, level support dan resistance, dan indikator volume untuk memperoleh konfirmasi tambahan.
Anda dapat menempatkan stop-loss order pada level atau harga tertinggi dari swing harga sebelumnya. Sedangkan target harga take-profit ditetapkan pada level Fibonacci berikutnya.
2. Strategi Reversal
Pola Inverse Cup dan Handle juga dapat digunakan untuk mencari pembalikan arah atau reversal. Alih-alih menunggu harga untuk menembus garis neckline, beberapa trader lebih suka entry Sell segera setelah gagang atau handle sudah terbentuk. Metode ini lebih proaktif daripada metode pertama dan berpotensi menghasilkan keuntungan lebih tinggi, tetapi juga mempunyai risiko lebih besar.
Ketika menggunakan metode ini, trader harus cermat menganalisa pergerakan harga naik yang terjadi pada gagang agar bisa entry Sell pada waktu tepat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh grafik di bawah ini.
Setelah trader memasuki posisi Sell, mereka bisa memfokuskan perhatian pada pengujian level support atau garis neckline cangkir. Jika harga menembus neckline, trader bisa keluar dari posisi Sell dengan hasil profit. Namun, jika harga gagal menembus neckline, trader mungkin perlu keluar dari posisi Sell dengan kerugian.
Untuk mengelola risiko, trader dapat menempatkan stop loss pada titik tertinggi cangkir. Dengan cara ini, jika harga mulai bergerak melawan posisi, stop loss akan terpicu dan membatasi kerugian. Trader juga dapat menetapkan level take profit pada neckline atau harga yang lebih rendah, tergantung pada risiko dan strategi yang digunakan.
Baca juga: Stop Loss Dan Take Profit, 2 Aspek Penting Dalam Trading Forex
Secara keseluruhan, metode kedua ini merupakan cara trading pola Inverse Cup dan Handle yang lebih proaktif dan berpotensi lebih menguntungkan jika dilakukan dengan benar. Namun, cara ini memerlukan tingkat keterampilan dan pengalaman agar bisa mendapatkan momentum entry terbaik.
Kelebihan dan Kekurangan Pola Inverse Cup dan Handle
Seperti pola grafik lainnya, pola Inverse Cup dan Handle memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Kelebihan:
- Relatif mudah untuk dikenali. Dengan demikian, trader dapat dengan cepat mengidentifikasi peluang trading potensial berdasarkan formasi grafik ini.
- Memberikan sinyal akurat tentang potensi pembalikan harga. Ketika pola ini terbentuk, trader dapat menggunakannya sebagai indikator yang dapat diandalkan tentang perubahan sentimen pasar dan menyesuaikan strategi trading mereka secara tepat.
- Mengidentifikasi breakout harga. Dengan menganalisis pola grafik ini dengan cermat, trader dapat mengidentifikasi level support dan resistance kunci serta membuat keputusan trading yang akurat tentang kapan harus masuk atau keluar dari posisi Sell.
- Dapat diinterpretasikan sebagai pola pembalikan atau kelanjutan. Fleksibilitas ini memungkinkan trader untuk menyesuaikan strategi trading berdasarkan gaya dan tujuan trading masing-masing.
Kekurangan:
- Jarang terbentuk secara sempurna di market. Pada kenyataannya, pola ini kurang beraturan, sehingga lebih sulit untuk mengidentifikasi dan menafsirkannya dengan tepat.
- Pola Inverse Cup dan Handle terkdang memberikan sinyal breakout palsu. Hal ini terjadi ketika harga menembus level support atau resistance kunci, namun harga malah langsung balik naik ke arah yang berlawanan.
Baca juga: Cara Trading Support Resistance Dengan Price Action
FAQ Pola Inverse Cup dan Handle
Apakah Inverse Cup dan Handle menindikasikan sinyal bullish?
Tidak, pola Inverse Cup dan Handle adalah pola bearish yang menandakan akhir dari tren naik dan awal tren turun baru. Ketika pola ini muncul, harga biasanya membuat pergerakan bearish yang panjang setelah pembalikan harga.
Apa yang terjadi setelah pola Inverse Cup dan Handle terbentuk?
Setelah pola Inverse Cup dan Handle selesai terbentuk, harga akan bergerak ke bawah. Anda bisa entry posisi Sell setelah breakout gagang (handle) atau setelah harga break garis neckline pola inverse cup Anda handle. Selain itu, pola ini juga merupakan sinyal yang bagus untuk keluar dari posisi Buy. Umumnya, pola Inverse Cup dan Handle dapat membantu trader mengambil untung dari pergerakan harga yang melemah.
Apakah pola Inverse Cup dan Handle bisa digunakan untuk Day Trading?
Tentu saja bisa. Meskipun banyak yang menganggap pola Inverse Cup dan Handle lebih cocok untuk strategi jangka menengah hingga panjang, pola ini juga berfungsi pada time frame yang lebih pendek seperti trading harian atau Day Trader.
Ingin belajar membaca candlestick? Pada dasarnya, pola candlestick memang memiliki banyak jenis. Selain pola Inverse Cup dan Handle, ada juga pola-pola candlestick single yang bisa menjadi awal bagus sebagai tahap pengenalan. Simak selengkapnya di 6 Pola Candlestick Single yang Wajib Dipelajari Pemula.