Sudahkah Anda mengetahui cara trading Support Resistance dengan Price Action? Metode ini bisa digunakan pada beragam aset dan instrument. Simak caranya di sini.
Siapa sih yang tidak kenal dengan Price Action? Banyak trader menggunakan metode ini ke dalam strategi trading mereka. Price Action sendiri didefinisikan sebagai pola pergerakan harga aset dari waktu ke waktu.
Trading dengan Price Action dianggap gampang-gampang susah karena membutuhkan kejelian yang tajam. Memang chart yang ditampilkan cukup sederhana, tetapi jika Anda tidak fokus melihat polanya, bisa jadi Anda akan mengalami loss.
Lalu bagaimana jika seorang trader ingin mengaplikasikan teknik tradingnya dengan Price Action? Dalam hal ini, Support dan Resistance sering digunakan sebagai tandem paling diandalkan.
Para analis menentukan level-level Support dan Resistance dengan menarik level harga yang paling signifikan dan paling mendapat reaksi dari pasar.
Untuk menarik garis dari kedua level ini tidak ada aturan khususnya, tetapi penarikannya tidak boleh asal perkiraan saja. Anda perlu berpikir secara objektif dan logis untuk menentukan kedua key level tersebut. Lantas bagaimanakah cara trading Support Resistance ini?
Mitos Umum Menentukan Level Support dan Resistance
Sebelum kita mengetahui cara trading Support Resistance dengan Price Action, ada baiknya kita mengetahui mitos-mitos yang beredar saat mengaplikasikan strategi ini:
1. Mesti menarik garis di setiap level yang dilihat dalam chart trading.
Banyak trader pemula yang terkecoh bahwa mereka mesti menarik semua garis di level sekecil apapun yang terlihat di chart. Tentu saja, hal ini akan memakan waktu lama hingga berjam-jam. Selain itu, menarik garis di semua level akan membuat Anda bingung dan chart terlihat semakin rumit. Faktanya, Anda hanya cukup menarik garis di level yang signifikan saja.
2. Garis Support dan Resistance yang ditarik harus sesuai dengan level terendah atau tertinggi.
Kebanyakan trader menganggap level Support dan Resistance ini ada di suatu titik tertentu. Memang, kedua level tersebut ada di suatu titik harga, tetapi kebanyakan garis-garisnya dibuat melebihi ekor atau body candlestick-nya.
Untuk lebih mudahnya, penentuan level Support dan Resistance ini tidak selalu persis di level terendah dan tertingginya. Area di sekitar Support Resistance masih bisa menjadi tolok ukur dan biasanya disebut sebagai zona Support Resistance.
3. Mesti melihat data historis, makin jauh waktunya makin akurat.
Jika Anda seorang trader jangka pendek, Anda tidak perlu melihat level historis masa lalu yang bahkan sampai tahunan. Pergerakan harga selama 3 sampai 6 bulan yang lalu dirasa cukup untuk menarik garis di level-level chart daily.
Lain halnya dengan trader jangka panjang atau yang menggunakan time frame bulanan atau tahunan, mereka harus melihat data historis yang telah lampau. Hal ini dikarenakan level kuncinya mungkin saja terulang atau tampak di chart yang sekarang. Namun perlu diingat, pasar tetaplah cenderung merespons level kunci yang belum lama terjadi.
Baca Juga: Price Action, Metode Trading Sederhana Yang Dapat Diandalkan
Cara Trading Support Resistance dengan Price Action
Terlalu banyak referensi cara trading Support Resistance dengan Price Action pastinya akan membuat Anda bingung untuk mengaplikasikannya. Oleh karena itu, berikut kami sajikan cara trading Support Resistance dengan contohnya secara langsung.
Sekedar informasi, di dalam contoh ini akan ada garis yang berwarna merah dan biru, di mana garis biru menunjukkan level Support Resistance jangka pendek sementara garis merah mewakili level Support Resistance jangka panjang.
Contoh 1: EUR/USD
Pada gambar di atas, EUR/USD bergerak dalam range dengan key Resistance 1.3140-1.3170, sementara untuk key Support-nya berada di zona 1.2830. Dalam range level Resistance ini, terdapat level-level Resistance jangka pendek meskipun tidak begitu signifikan, yaitu level 1.3070 dan 1.3020.
Level 1.3070 sudah dilewati beberapa kali oleh harga, sehingga membuktikan bahwa level Support dan Resistance tidaklah harus terjadi tepat di harga tertinggi maupun terendah.
Perlu untuk diketahui bahwa Inside Bar sempat menembus Resistance tetapi gagal melanjutkan kenaikan sehingga harga kembali di sekitar level Resistance 1.3070. Nah, di sini, level Resistance-nya yaitu 1.3070 yang merupakan level breakdown dari Inside Bar tersebut.
Sebelum menarik garis Support dan Resistance, Anda dianjurkan untuk menentukan level-level kunci (key levels) terlebih dahulu pada plot jangka panjang sebelum di plot jangka pendek. Itu karena garis Support dan Resistance akan lebih signifikan di jangka panjang apabila telah diujikan berkali-kali.
Key levels jangka panjang ini bisa dilihat di chart dengan time frame daily atau weekly, dengan catatan Anda mesti melihat pengaruhnya pada 3-6 bulan ke belakang. Sementara untuk jangka pendeknya, Anda bisa tentukan dengan melihat pada chart 4-hour yang masih berpengaruh di chart daily-nya.
Contoh 2: GBP/USD
Berikutnya, level Support dan Resistance bisa terjadi di zona seperti gambar di atas. Level kunci Resistance-nya berada di range 1.6270-1.6310. Saat periode itu terjadi, level 1.6270 ini menjadi level Resistance yang kuat karena sudah tersentuh tiga kali, sementara bar level 1.6310 yang menyentuh level 1.6270 berada di antara 3 bar yang menembus 1.6270, dan merupakan level tertinggi.
Bisa disimpulkan, key level Support dan Resistance-nya adalah level harga yang telah diuji karena mengalami penolakan (rejection) beberapa kali. Sebaliknya, level Support dan Resistance jangka pendek justru mudah ditembus dan kurang teruji.
Baca juga: Tips Trading Jangka Pendek Dari Barbara Rockefeller
Contoh 3: USD/JPY
Chart USD/JPY di atas menunjukkan adanya 3 level Support kunci dan 1 Resistance kunci. Setiap level kunci tersebut diikuti reversal pergerakan harga yang relatif signifikan sehingga tidak ada periode jangka pendek yang bisa di-plot.
Yang perlu Anda ingat adalah Support dan Resistance itu levelnya bersifat relatif, artinya tidak mesti persis sesuai harga tertentu kecuali level psikologis atau angka bulat.
Jika memaksakan menarik garis kedua level tersebut sesuai dengan harga yang tepat, tampilan chart Anda akan terkesan rumit dan sulit dibaca. Key levels biasanya ditentukan dari setup Price Action dari pergerakan harga sebelumnya.
Contoh 4: NZD/USD
Dari contoh-contoh sebelumnya, tidak ada aturan khusus untuk menentukan level Support dan Resistance: semua tergantung interpretasi masing-masing trader terhadap pergerakan harga. Secara umum, yang perlu diperhatikan dalam penentuan ini adalah berapa kali suatu level bisa menahan gerak harga dan seberapa cepat harga bisa ditembus
Lalu apakah level-level harga tersebut valid? Nah, penerapan cara trading Support Resistance ini dianggap valid dan tidak tergantung dari setup Price Action yang terbentuk di masing-masing key levelnya:
Di gambar chart NZD/USD di atas, terdapat area dengan tanda value yang mana itu adalah zona saat harga bergerak ranging atau sideways. Area biru ini juga bisa disebut sebagai level Support dan Resistance.
Jika harga dalam kondisi yang tidak tentu seperti di atas, kita bisa menggunakan formasi setup Price Action yang terbentuk di level-level tersebut untuk membuka posisi. Nah, candlestick yang ditandai dengan lingkaran (level kunci Resistance) menunjukkan level-level tersebut tidak mesti tepat pada puncak harga.
Kunjungi juga: Update Pola Candlestick Real-time
Dengan level Support jangka pendek yang sudah terbentuk sebelumnya, Anda bisa menggunakannya sebagai acuan memasang posisi buy jangka pendek jika harga sudah bergerak di atas level tersebut sesuai dengan sinyal formasi setup.
Contoh 5: USD/CAD
Gambar chart di atas menunjukkan cara menentukan level kunci di area value. Karena harga cenderung mengalami penurunan (downtrend), kita akan menentukan level Support-nya dari titik-titik di sekitar area konsolidasi.
Support level ini dianggap signifikan karena telah teruji di 3 Oktober 2012, yang mana harga mengalami kegagalan menembus level 0.9883 dan terus bergerak ke bawah hingga berubah menjadi Resistance.
Setelah harga tertembus dan mengalami penolakan (rejection) dengan terbentuknya Inside Bar, harga kembali di atas level 0.9883. Secara otomatis, level 0.9883 ini menjadi level kunci Support karena sudah diuji lebih dari sekali dalam priode waktu yang cukup lama.
Contoh 6: EUR/JPY
Untuk contoh chart EUR/JPY di atas, harga cenderung mengalami uptrend sejak akhir Juli 2012 dengan diikuti koreksi atau retracement. Setelah koreksinya berakhir dan harga masih naik, kita bisa tentukan level-level Support untuk membentuk zona Support kunci. Level kunci yang valid dari chart di atas ditandai dengan panah Pin Bar. Tampak pula level Resistance kunci yang selalu ditandai dengan terbentuknya Pin Bar.
Contoh 7: XAU/USD
Nah, sekarang kita lihat cara trading Support Resistance di chart emas dengan Dolar AS yang sistem tradingnya agak berbeda. Level-level kunci yang signifikan ini diambil dari jangka waktu panjang (sekitar 8 bulan ke belakang) dan yang mendapat reaksi pasar.
Bisa diibaratkan, pasar telah mengingat level-level Support dan Resistance yang bisa muncul kembali. Untuk trading emas ini, makin jauh periodenya dan makin sering diuji, level-level tersebut akan makin signifikan.
Biasanya, level-level jangka pendek akan kurang signifikan karena cenderung mudah ditembus. Jika Anda tetap ingin menarik garis dari level jangka pendek, cukup tarik saja 1 atau 2 level yang paling berpengaruh. Ini penting agar Anda bisa menentukan level stop loss dan take profit.
Contoh 8: DJIA
Nah, sekarang kita lihat contoh trading Support dan Resistance untuk saham Dow Jones. Untuk saham sendiri, indeksnya lebih volatile dengan range harian yang lebih besar. Terlebih, pasar saham memiliki sesi perdagangan yang terbatas (tidak terjadi terus-menerus selama 24 jam seperti forex dan emas). Meskipun begitu, untuk menentukan level Support dan Resistance-nya tetaplah sama dan cenderung lebih mudah.
Di gambar chart di atas, level Support dan Resistance kuncinya cenderung relevan dengan reaksi pasar. Level-levelnya konsisten menahan pergerakan harga lebih lanjut dengan reversal yang selalu membentuk formasi setup Price Action (bisa Pin Bar maupun Inside Bar).
Contoh 9: WTI
Di chart WTI di atas, formasi Pin Bar mengalami penolakan di level Resistance kunci 93.65. Pasar juga mengalami konsolidasi selama 6 hari sebelum akhirnya harga turun tajam. Pada contoh di atas, trader memasang level stop loss beberapa pip di atas level 93.65 untuk order sell yang dibuka. Di sini juga terlihat titik-titik Resistance dan Support yang membentuk formasi Price Action-nya.
Ada sedikit catatan penting seputar Support Resistance yang perlu Anda ketahui, yakni: di pasar Uptrend, level Resistance akan cenderung untuk ditembus (break), begitu juga dengan Downtrend yang mana level Support juga cenderung untuk ditembus. Ini penting untuk Anda pahami jika hendak menentukan rasio risiko dan reward.