Agar tak salah pilih, perhatikanlah sejumlah ciri-ciri saham paling menguntungkan untuk jangka panjang ini.
Saham membuka peluang investasi jangka panjang maupun trading dengan target keuntungan jangka pendek. Diantara kedua "mazhab" tersebut, investasi jangka panjang dianggap menawarkan risiko lebih rendah dan terkendali. Berbeda dengan aktivitas trading yang membuat pelakunya berdebar-debar hampir setiap hari, investasi jangka panjang memungkinkan kita untuk tidur nyenyak setelah membeli saham pilihan. Namun, hal itu hanya dapat dilakukan jika saham yang dibeli untuk tujuan investasi jangka panjang tersebut benar-benar bagus dan menguntungkan.
Semua investor pemula harus mengetahui bahwa kita tak boleh membeli saham secara serampangan. Asal beli saham karena petunjuk orang atau beli saham tanpa mengenal perusahaannya, bisa mengakibatkan kerugian yang tak sedikit. Agar tak salah pilih, perhatikanlah sejumlah ciri-ciri saham paling menguntungkan untuk jangka panjang ini.
1. Produk Dikenal Luas dan Dibutuhkan Banyak Kalangan
Sebelum membeli suatu saham, cari tahu dulu produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan penerbit saham tersebut. Apabila nama emiten tak familiar di telinga, serta produknya jarang nampak di sekitar Anda, maka kemungkinan sahamya kurang berkualitas. Dalam penilaian ini, Anda juga perlu mengukur apakah kiranya kebutuhan masyarakat terhadap produk tersebut akan terus meningkat atau menurun di masa depan.
Faktanya, saham-saham saat ini tampil dalam jajaran blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), diterbitkan oleh emiten yang menghasilkan produk-produk "panas" di pasaran lokal maupun internasional. Sebutlah Unilever Indonesia (UNVR), Bank BCA (BBCA), dan Telkom (TLKM). Unilever menyediakan berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari pasta gigi hingga margarin, dengan jangkauan pemasaran dari Sabang sampai Merauke. Perangkat gestun dan mesin ATM Bank BCA dapat ditemukan dimana-mana. Layanan Telkom pun digunakan oleh mayoritas warga Indonesia, seperti Indihome, Wifi.id, kartu AS dan Simpati, dlsbg.
Dengan landasan seperti itu, jelas prospek saham-saham tersebut menguntungkan untuk jangka panjang. Karenanya, jika Anda memiliki dana memadai, tak ada salahnya berinvestasi pada saham-saham blue chip. Namun, Anda dapat pula menggunakan standar serupa untuk mengevaluasi saham-saham lapis dua atau daftar saham LQ45 dengan target menemukan "hidden gem" yang harga sahamnya belum setinggi saham blue chip.
2. Emiten Bukan Dari Sektor yang Bersifat Siklikal
Secara harfiah, "siklikal (cyclical)" dapat diartikan pula sebagai "musiman". Akan tetapi, dalam kaitan dengan saham, istilah siklikal merujuk pada kecenderungan suatu saham untuk mengikuti fluktuasi harga komoditas terkait yang tak menentu dan volatilitasnya tinggi. Dua sektor saham yang menunjukkan dinamika ini adalah sektor Agri dan Pertambangan, walaupun bukan tidak mungkin kalau saham dari sektor lain mengalami fenomena serupa.
Saham-saham di sektor Agri dan Pertambangan amat tergantung pada cuaca (musim), naik-turun harga komoditas di pasar internasional, serta aturan-aturan pemerintah di berbagai negara. Hal ini membuat harga saham Agri dan Pertambangan amat fluktuatif, dan sulit sekali untuk menanjak secara konsisten dalam jangka panjang.
3. Emiten Memiliki Daya Saing Unggul Selain Harga
Ada berbagai jenis daya saing kompetitif maupun komparatif yang dapat membuat sebuah perusahaan unggul. Diantaranya harga yang lebih murah dari pesaing, produk inovatif dan sulit ditiru, model bisnis yang solid dan mendominasi pangsa pasar, dan lain-lain. Namun, apabila Anda ingin memilih saham paling menguntungkan untuk jangka panjang, maka tak boleh mengambil saham perusahaan yang unggul dalam harga saja. (Simak juga: Data Historis Saham)
Sebagai contoh, saham maskapai yang menawarkan tiket murah. Maskapai itu sendiri merupakan bisnis ber-marjin tipis. Jadi, keunggulan dari larisnya tiket murah hanya akan mampu mendongkrak pendapatan perusahaan selama harga avtur tetap rendah. Begitu harga avtur melonjak atau terjadi peristiwa lain yang mengakibatkan biaya operasional meningkat, maka keuntungannya bakal terbabat habis.
(Simak Juga: Saham Paling Untung Hari Ini)
Dibandingkan emiten maskapai penerbangan berbiaya murah (low-cost carrier), maka prospek saham emiten produsen petrokimia atau produsen beton precast relatif lebih cerah. Meskipun industri mereka kemungkinan kurang familiar bagi Anda, tetapi produk-produknya dibutuhkan secara luas dan tak sembarang orang bisa masuk ke sektor yang sama. Selama proyek-proyek pembangunan jalan raya, jembatan, dan infrastruktur lainnya terus digalakkan; permintaan akan beton precast takkan sirna. Begitu pula, selama masyarakat masih membutuhkan plastik, cat, serat sintetis, dan pelbagai produk serupa; output pabrik petrokimia akan selalu laris manis.
Demikianlah beberapa panduan memilih saham paling menguntungan untuk jangka panjang. Selain ketiga kriteria tersebut, Anda dapat pula memeriksa daftar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah go public. Saham-saham tersebut dibekingi oleh pemerintah yang tentunya akan senantiasa berupaya agar harga sahamnya tidak jatuh terlalu jauh. Bahkan, pemerintah tak jarang melakukan buyback atas saham-saham BUMN untuk menopang bursa saat terjadi krisis.