Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 3 jam lalu, #Emas Fundamental   |   GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

Cloud Vs Hardware Mining, Mana yang Lebih Cuan?

Nadila D 24 Aug 2022
Dibaca Normal 5 Menit
kripto > uang >   #cuan   #mining
Setiap penambang kripto pasti ingin menggunakan metode paling efisien untuk menghasilkan untung. Nah, manakah yang lebih baik antara cloud dan hardware mining?

Selain membeli secara langsung melalui exchange, mata uang kripto juga dapat diperoleh melalui proses penambangan (crypto mining). Berbeda dengan penambangan emas atau logam mulia lainnya, penambangan dalam dunia kripto tidak melibatkan proses penggalian secara harfiah.

Sebenarnya, istilah crypto mining merujuk pada proses verifikasi kripto di sebuah blockchain yang dapat dilakukan dengan seperangkat komputer dan jaringan internet. Sebagai imbalannya, para penambang akan mendapat sejumlah kripto untuk setiap transaksi yang berhasil diverifikasi.

Ilustrasi crypto mining

Sayangnya, penambangan kripto ternyata tidak semudah itu. Proses penambangan kripto membutuhkan ketelitian dan kecepatan yang tinggi.

Selain itu, semakin banyak penambang yang bergabung, semakin ketat pula kompetisinya. Inilah mengapa penting bagi para penambang untuk bisa menemukan cara yang paling efektif dan menguntungkan.

Secara umum, terdapat dua metode utama yang dapat digunakan untuk menambang kripto: Cloud Mining dan Hardware Mining. Keduanya cukup populer dan masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan. Mari kita telusuri satu per satu dan lihat pilihan mana yang terbaik.

 

Mengenal Hardware Mining

Hardware Mining dapat dikatakan sebagai cara tradisional untuk menambang mata uang kripto. Pada awalnya, penambangan kripto hanya dilakukan oleh mereka yang memang benar-benar tertarik dengan dunia kripto dan blockchain.

Mereka menggunakan perangkat pribadi dan melakukan semua prosesnya sendiri, termasuk menanggung semua biaya penambangan seperti biaya servis, internet, listrik, dan lain-lain.

Baca juga: 10 Rekomendasi Software Mining Bitcoin Terbaik

Perlu diketahui bahwa proses penambangan kripto membutuhkan energi besar dan perangkat komputer canggih yang tentunya tidak murah. Perangkat semacam ini juga tidak selalu bisa ditemukan dengan mudah, sehingga dibutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk mempersiapkan semuanya.

Ditambah lagi, para penambang harus memiliki pengetahuan mendalam tentang verifikasi data kripto di blockchain untuk dapat menambang dengan sukses.

Agar dapat bekerja dengan lebih efisien, biasanya para penambang individu memilih untuk bergabung ke dalam sebuah mining pool. Hal ini berarti mereka menggabungkan sumber daya yang dimiliki dan bergerak sebagai satu entitas. Dengan begitu, mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapat keuntungan.

 

Kelebihan dan Kekurangan Hardware Mining

Hardware Mining mungkin terdengar menarik bagi para pecinta teknologi kripto. Dalam hal ini, mereka tidak keberatan menggunakan perangkatnya sendiri untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Melalui Hardware Mining, para penambang memiliki otoritas penuh terhadap semua aktivitas yang dilakukan dan reward yang diperoleh. Identitas penambang juga lebih aman karena tidak ada campur tangan dari pihak ketiga.

Akan tetapi, banyak penambang mengatakan bahwa mereka baru bisa mendapat untung setelah beberapa bulan bekerja karena banyaknya faktor yang harus dipikirkan. Hal ini meliputi harga kripto yang naik turun, biaya listrik, perawatan perangkat, dan sebagainya. Belum lagi, mereka harus menyusun strategi yang kuat untuk bersaing dengan para penambang lain.

 

Mengenal Cloud Mining

Berbeda dengan Hardware Mining, penambang yang menggunakan Cloud Mining tidak perlu membeli semua perangkatnya sendiri. Pada dasarnya, Cloud Mining menggunakan pusat data jarak jauh dan kekuatan pemrosesan bersama.

Metode ini menawarkan solusi untuk orang-orang yang tidak memiliki waktu maupun modal untuk menyiapkan Hardware Mining.

Baca juga: Mengenal Scrypt Mining dalam Cryptocurrency

Lebih lanjut, semua proses dalam Cloud Mining dilakukan secara online. Untuk memulai, para penambang hanya perlu mendaftarkan diri di penyedia jasa Cloud Mining dan membeli kontrak dengan menaruh sejumlah uang. Kemudian, mereka akan mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk mulai menambang kripto. Keuntungan yang diperoleh akan dikirimkan ke akun penambang dan dapat ditarik secara daring, biasanya melalui aplikasi atau website.

Sebagai tambahan, perusahaan Cloud Mining dapat menarik biaya harian ekstra untuk listrik dan perawatan perangkat. Pengguna dapat memilih untuk membayar tagihan ini secara langsung atau mengambil porsi keuntungan yang dihasilkan.

Beberapa perusahaan bisa menawarkan kontrak seumur hidup yang sekilas terdengar menguntungkan, namun hal ini sebenarnya juga memiliki risikonya sendiri.

 

Kelebihan dan Kekurangan Cloud Mining

Pertama-tama, Cloud Mining menawarkan biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan Hardware Mining. Tidak semua orang mampu membeli semua perangkat Mining dan mengoperasikan semuanya sendiri. Dengan Cloud Mining, penambang hanya perlu membeli kontrak dan menyerahkan bagian-bagian rumit pada penyedia jasa. Metode ini dianggap sangat efektif karena hemat dari segi tempat, biaya, waktu, dan tidak membutuhkan perawatan intensif.

Kedua, Cloud Mining menawarkan aksesibilitas yang tinggi. Karena semua tahap penambangan dilakukan secara daring, maka siapa pun dapat mengakses dan mengambil keuntungan dengan mudah. Metode ini mematahkan pandangan bahwa hanya orang-orang kaya saja yang dapat menjadi penambang kripto sukses.

Terakhir, Cloud Mining juga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih konsisten. Perusahaan penyedia Cloud Mining biasanya memiliki hash rate yang lebih stabil dan tidak akan menurun akibat penurunan efisiensi perangkat keras atau faktor lingkungan. Oleh karenanya, penambang dapat memeroleh keuntungan harian baik secara manual maupun otomatis.

Kekurangan terbesar dari Cloud Mining adalah banyaknya scam. Cloud Mining lebih rentan terhadap penipuan karena prosesnya dilakukan secara daring. Mau tidak mau, para penambang harus sangat teliti agar tidak tertipu sebuah pihak ketiga yang menawarkan kontrak bodong.

Baca juga: 5 Kasus Penipuan Kripto Terbesar

 

Penutup

Pada dasarnya, Cloud Mining dan Hardware Mining memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebelum memilih, sebaiknya Anda melakukan evaluasi diri terlebih dahulu dan menentukan apa yang Anda butuhkan.

Jika Anda merasa tidak punya banyak waktu, modal, ataupun pengetahuan yang cukup tentang cara kerja blockchain dan kripto, Cloud Mining adalah pilihan tepat. Akan tetapi, jika Anda ingin memiliki otoritas penuh terhadap proses penambangan dan menghindari penipuan, maka Hardware Mining adalah solusinya.

Kedua metode mining di atas dapat menjadi ladang penghasil cuan yang menguntungkan jika Anda mengerti cara kerjanya. Tentukan metode menambang kripto yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi, serta pertimbangkan risiko dan potensi keuntungan jangka panjangnya sebelum memulai.

Terkait Lainnya
 
Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 3 jam lalu, #Forex Teknikal

Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 3 jam lalu, #Emas Fundamental

GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 4 jam lalu, #Forex Teknikal

Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 4 jam lalu, #Forex Fundamental

NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 4 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 10 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) meraih laba bersih sebesar Rp305.80 miliar sepanjang tahun lalu, tumbuh 20.62% dibandingkan keuntungan pada tahun 2022, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) akan membayarkan dividen sebesar Rp1.23 triliun atau Rp125.48 per saham, 1 hari, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) +1.63%, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) +1.55%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) +1.05%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini, naik 0.07% ke 7,370, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Aku kira dengan Ethereum 2.0, jaringan bakal lebih lancar dan gas fee NFT juga lebih murah. Tapi ada yang bilang kalau PoS digantikan agar menghemat energi dari metode lama PoW yang dasarnya mining jadi stake gitu. Sehingga lebih efektif dan effisien dengan uang kripto. Kalau hanya perubahan seperti metode mining nya aja sih rasanya ga akan ada positif yang signifikan kecuali lingkungan lebih terjaga. Akan saya pertimbanhkan deh tentang Ethereum 2.0 ini.
 Welly |  5 Dec 2022
Halaman: Mitos Dan Fakta Seputar The Merge Ethereum
Menurut saya penambangan bitcoin sendiri sepertinya harus dipikirkan ulang lagi oleh developer dan saya juga tidak tau apakah developer masih aktif atau tidak terutama Satoshi. Soalnya koin kripto lainnya sudah mulai menggaungkan energi efisien, jadi entah itu dari sumber diesel maupun SDA yang terbarui, mereka berusaha mengalihkan teknik mining ini dengan teknik stake dalam menghasilkan koin kripto, terutama Ethereum 2.0 yang mengusung penghapusan mining menjadi stake (PoW ke PoS). Tapi menilik dari tulisan author tentunya dengan hanya bitcoin yang mungkin masih memakai mining, dan berdasarkan info jumlah bitcoin sendiri sudah sedikit serta penambang juga beralih ke energi bersih saya rasa bitcoin lebih bersih daripada penambangan lain yang secara langsung merusak lingkungan sekitar.
 Sandy |  9 Dec 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya
Sampai saat ini kripto masih banyak pertentangan soal halal dan haram-nya, itu berarti likuiditas mining juga masih diperdebatkan. MUI juga hingga sekarang baru mengharamkan kripto sebagai alat transaksi, namun halal sebagai investasi.
 Inbizia Support |  12 Dec 2022
Halaman: Liquidity Mining Dan Cara Kerjanya Untuk Pemula
Halo gan saya jelaskan singkat saja . Beda staking dan mining itu terletak dari cara untuk mendapatkan kripto, kalau stake berdasarkan seberapa banyak kripto yang di pegang. Semakin banyak maka semakin mudah memvalidasi kripto . Saya contohkan saja misalkan agan punya nih 2 ETH di stake, entar setelah tervalidasi bisa agan dapat tambahan 1 ETH lagi. Nah lain beda dengan mining dimana perlu yang namanya hardware khusus buat PC. Daya listrik pun pasti diperlukan dalam jumlah yang banyak. Semakin semakin kencang hardware, maka semakin cepat memvalidasi transaksi yang menghasilkan kripto. Nah jadi perbedaan utama kalau stake lebih hemat energi dan validasi transaksi juga lebih hemat soalnya benaran ga butuh daya listrik yang besar. Gas Fee sebenarnya biaya yang dihasilkan dari setiap transaksi kripto dan setiap transaksi untuk saat ini memang menggunakan banyak daya listrik.
 Hermanto |  26 Dec 2022
Halaman: Mitos Dan Fakta Seputar The Merge Ethereum
Dikatkaan bahwa ketika mengenali pola three white soldier ini, kita bsa melihat bahwa candle harus dalam volume yg meningkat, dalam arti candle memiliki tubuh yg cukup panjang. Misalkan volume miningkat gini, artinya apa ya di pola 3 white soldier ini? Dan kmudian misalkan muncul candle lainnya gitu, apakah candel dngn badan tersebut harus setara panjangnya ato bsa berkurang dikit ato pun lebih panjang dri candle sblmnya? Soalnya mnrt aku aja nih, pola 3 white soldier ato 3 candle bullish gitu emang srng mncul tetapi terkadang badannya ada yg panjang dan ada yg pendek, shngga aku agak ragu bilang bahwa itu merupakan pola 3 white soldier.
 Antonius |  30 Jun 2023
Halaman: Cara Mengenali Pola Three White Soldiers Ala Broker Hsb
Siska: Bantu ksh saran ya sist Sebnrnya mau trading manual atau signal merupakan pilihan msg2 trader dan juga mrpkn hal yg situasional. Bagi gw pribadi klau msh pemula lbh bagus utk menggunakan trading signal krna mnggunakan signal juga bs sbg srana belajar forex dg lebih mudah. Tp itu bukn berarti signal selalu jd referensi dan slalu diikuti saat elo mlkukan trading, krna signal hny merupakan alat bantu saja dan utk memprmudah tp tdk slalu bs dipercaya, dan tdk slalu bs diandalkan. Slain itu trading signal jg hrs lo manfaatin utk jadi bahan belajar di dunia trading yg br aja elo kenal. Elo hrs menysuaikn signal dg modal, resiko, dan tujuan lo saat trading. Sedangkan utk trading manual elo juga hrs butuh jam terbang tinggi utk bs mendapatkan keuntunggan spt yg lo harapkan. Tp bnyk juga kok pr trader yg udh punya jam terbang tinggi menggunakan signal, biasanya sih utk coba2 trading pair baru. Saran gw: sbg pemula sebaiknya pake trading signal tp dg catatan elo tetep hr belajar dan terus belajar utk trading manual, yaah bertahap lah, misalnya elo trading dg 90% signal 10% manual, trus ditingkatin lg 80% signal 20% manual smpe seterusnya, smpe elo bener2 punya jam terbang tinggi di trading manual. Baca Juga: Cara Meningkatkan Peluang Cuan dengan Trading Signal MIFX
 Fetty |  25 Aug 2023
Halaman: Memilih Trading Manual Vs Trading Signal Ala Mifx

Komentar[1]    
  William   |   7 Nov 2022

Kakak kelas saya saat ini masih menambang sendiri dan pernah menawarkan ke gw mau ga nambang bitcoin sama-sama. Gw sih ogah mau join soalnya apa yang penulis sampaikan itu benar. Benar-benar kalau mau nambang sendiri mesti nombok uang listrik, modal PC yang speknya tinggi, belum lagi perawatannya. Yang saat itu bikin berat tu listrik, benar-benar boros banget saat nambang dan hasilnya dapatnya juga lama banget. Usut punya usut, nambang bitcoin udah susah soalnya udah tersisa belasan juta unit kalau ga salah jadi butuh ekstra lah untuk crypto yang dah langka tapi yang belum langka banyak juga sih.

Ya ini pendapat gw ya, kalau yang punya sumber daya mencukupi ya monggo.