Pergerakan harga Bitcoin sering dianggap tidak memiliki fundamental, namun sekarang kebijakan moneter dan peristiwa makroekonomi ditengarai menjadi pemicu pergerakan harga Bitcoin. Benarkah?
Dalam beberapa tahun terakhir, sudut pandang makroekonomi dunia telah bergeser secara besar-besaran. Anda bisa melihat bagaimana pandemi dan pembatasan sosial, telah memicu kerusakan bahkan putusnya rantai ekonomi yang sudah pernah ada.
Bisa dilihat bahwa pandemi telah banyak mengubah kebijakan ekonomi hingga mencapai tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan membuat inflasi meningkat drastis secara global. Baik pemerintah, bank, pedagang, dan investor, menanggapi kejadian ini dengan berbagai respon, hingga menghasilkan pergerakan pasar yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: 3 Cara Industri Kripto Melawan Coronavirus
Artikel ini akan membahas dampak peristiwa makroekonomi serta pengaruh kebijakan moneter di pasar kripto, khususnya pada Bitcoin. Namun sebelum itu, pertama-tama kita harus menganalisis kekuatan pendorong di balik naik-turunnya harga kripto.
DI
|
Daftar Isi |
Apa yang Membuat Pasar Kripto Bergerak?
Secara umum, pasar bergerak berdasarkan kombinasi dari dua variabel. Pertama, pandangan umum semua pelaku pasar terkait masa depan. Dan yang kedua, cara berpikir para pelaku pasar terhadap kinerja suatu aset berdasarkan pertimbangan pandangan pertama. Kombinasi dari kedua variabel tersebut akan menghasilkan bias yang berbeda-beda pada setiap pelaku pasar.
Dengan asumsi bahwa tiap orang memposisikan diri mereka berdasarkan bias pribadi, maka dapat disimpulkan pula, bahwa penawaran dan permintaan suatu barang atau aset didasari oleh bias tersebut. Atau dengan kata lain, pasar bergerak berdasarkan cara pasar dalam memandang masa depan.
Meski demikian kemungkinan lain akan tetap selalu ada, namun hanya dalam skala ekstrem saja. Sebab tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti, apa alasan para investor besar ketika memutuskan untuk membeli atau menjual.
Contoh, seperti ketika Elon Musk mengumumkan mendukung kripto, khususnya Bitcoin dan Dogecoin, namun kemudian ia tiba-tiba menyatakan bahwa Tesla batal menerima pembayaran BTC, karena dampak lingkungan. Atau dengan komentar lain Elon yang mengatakan, bahwa ia mendukung Dogecoin hanya karena banyak orang memintanya untuk itu, selain itu dia juga beralasan karena suka dengan anjing dan meme.
Baca Juga: Kiat Trading Kripto dengan Berita Elon Musk
Peristiwa Makroekonomi dan Bitcoin
Apabila hipotesis mengenai "apa yang membuat pasar bergerak" di atas adalah benar, maka seharusnya penjelasan dampak peristiwa makroekonomi terhadap Bitcoin tidak akan terlalu rumit. Ketika berita ataupun data makroekonomi dirilis, Anda harus membiasakan bertanya pada diri sendiri, "apakah ini akan mempengaruhi kecenderungan pelaku pasar, termasuk saya?"
Kita semua tahu bahwa pasar sangat cepat bereaksi terhadap berita, karena seluruh pelaku pasar akan mencoba memposisikan diri untuk sudut pandang yang baru. Namun, sebagian dari mereka sering melebih-lebihkan dampak berita dan akhirnya menyebabkan harga bergerak lebih cepat dari yang diperlukan.
Chart di bawah ini dapat menunjukkan bagaimana Bitcoin merespons data inflasi terbaru, turun hampir 3% hanya dalam waktu 90 menit setelah berita tersebut rilis. Setelah penurunan tersebut, Bitcoin naik kembali hampir setengah dari penurunan harga sebelumnya. Tak lama kemudian, akhirnya pasar mulai menunjukkan nilai wajar baru Bitcoin, berdasarkan kecenderungan yang telah diperbarui di pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa Anda memiliki waktu yang cukup untuk membentuk opini atas pertanyaan sebelumnya di atas. Anda tidak perlu langsung entry posisi begitu perilisan data, sebab yang diperlukan adalah bagaimana cara melihat dan merespon pergerakan harga tersebut berdasarkan pertimbangan tendensi pasar pasca berita.
Berdasarkan hal di atas, Anda akan tahu bagaimana memposisikan diri. Apakah melawan atau mengikuti pergerakan harga setelah berita tersebut dirilis adalah keputusan yang tepat? Namun tidak apa-apa juga bila Anda tidak memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Anda tidak mungkin mengetahui semuanya.
Satu-satunya cara agar bisa mengantisipasi peristiwa makroekonomi, Anda harus tetap up to date dengan berita kripto. Jika Anda perhatikan, akan selalu ada orang yang memberi tahu tentang peristiwa mendatang seperti pandemi, inflasi, atau bahkan perang, sebelum menjadi berita utama.
Temukan beberapa orang yang sesuai kompetensinya, dan perhatikan alasan mereka ketika berbicara hal tersebut. Dengan demikian, Anda dapat sedikit mengantisipasi peristiwa di masa depan, daripada harus bereaksi langsung ketika momen perilisan berita.
Kebijakan Moneter dan Bitcoin
Seperti yang telah dibahas di atas, pemerintah juga memiliki kecenderungan cara pandang tertentu terhadap peristiwa makroekonomi. Contoh yang paling mudah dilihat adalah bagaimana pemerintah dan bank sentral merespons penurunan ekonomi global selama lockdown COVID-19. Selama pandemi, pemerintah di seluruh dunia telah mengumumkan perubahan kebijakan moneter yang mereka terapkan.
Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan atau instrumen yang dapat dilakukan bank sentral, dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Tujuan dari kebijakan moneter sendiri adalah untuk mengendalikan makroekonomi dalam menciptakan kestabilan ekonomi.
Kebijakan moneter ini biasanya dilakukan oleh bank sentral dengan cara membeli atau menjual obligasi pemerintah, mengubah suku bunga, dan mengubah persyaratan cadangan untuk bank. Hal tersebut dilakukan untuk mengelola dan mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Nah, ketika terjadi perubahan kebijakan moneter akibat peristiwa makroekonomi, maka sudah dapat dipastikan bahwa hal tersebut akan mempengaruhi kecenderungan pasar.
Seperti yang Anda lihat pada grafik di bawah, bagaimana perilisan berita mengenai data tingkat ketenagakerjaan di Amerika Serikat selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nonprofit atau biasa disebut Non-Farm Payroll (NFP), dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin di pasar.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Bitcoin dan aset kripto lainnya telah berubah menjadi lebih seperti kelas aset selama dua tahun terakhir ini. Hal ini cukup beralasan, sebab aset kripto seperti Bitcoin sudah mulai menunjukkan ada korelasi pergerakan harganya dengan peristiwa makroekonomi global. Terutama bila terjadi pelemahan mata uang USD, maka harga Bitcoin cenderung menguat.
Selain itu, melihat perkembangan dunia kripto yang semakin populer dan digunakan oleh banyak orang dalam bertransaksi, tentu membuat pihak pemerintah ataupun bank sentral akan mencoba mengintervensinya untuk bisa diatur sesuai dengan aturan mereka. Hal tersebut semakin dikuatkan dengan banyaknya platform exchange kripto yang teregulasi. Maka, tak heran apabila pergerakan harga Bitcoin ataupun kripto lainnya akan makin berkorelasi dengan data makroekonomi global.
Bila saat ini harga Bitcoin sudah mulai berkorelasi terhadap peristiwa makroekonomi dan kebijakan moneter, lalu apakah juga berkorelasi dengan saham serta emas? Cari tahu selengkapnya di artikel berjudul, "Korelasi Harga Bitcoin Dengan Emas Dan Saham."