Ditengarai sebagai ciri broker scam, slippage forex sebenarnya tidak selalu merugikan. Mengapa bisa demikian? Bagaimanakah cara menghindarinya?
Slippage forex adalah tereksekusinya suatu order di level harga yang berbeda dari harga yang dipesan. Jika requote terjadi pada direct order, slippage forex lebih sering mengganggu pending order, khususnya yang berkenaan dengan stop (buy stop, sell stop, stop loss).
Misalkan Anda menempatkan buy stop EUR/USD di level 1.1225, lebih tinggi dari harga saat ini yang baru mencapai 1.1220. Setelah ditunggu beberapa waktu, level 1.1225 sudah terlewati tapi order buy stop Anda belum juga tereksekusi. Tak berapa lama kemudian, broker mengeksekusi posisi tersebut tapi di level 1.2235. Dalam kasus ini, order Anda sudah terkena slippage 10 pips.
Bagaimana Pengaruh Slippage Forex Untuk Trading?
Slippage forex tak terlalu dirasakan efeknya jika terjadi dalam jumlah kecil. Namun apabila kisarannya sudah mencapai puluhan atau bahkan ratusan pips, slippage forex tentu saja sangat membebani trading Anda.
Selain dalam hal jumlah, efek slippage forex juga perlu dipertimbangkan dari segi frekuensi. Slippage yang kecil tapi sering dan konsisten juga kurang baik bagi trading. Mari kita ambil contoh dari penjelasan sebelumnya.
Apabila Anda membuka 1 posisi dalam sehari dengan besar 1 lot yang bernilai $10 per pip, maka Anda jelas kehilangan $100 setiap hari. Jika diakumulasikan dalam 1 minggu sudah ada $700 yang harus Anda relakan terkena slippage forex. Kalau bulanan? Jelas kerugian bisa mencapai ribuan Dolar.
Baca Juga:Best No Slippage Brokers, Where to Find Them?
Slippage Forex Tak Selalu Merugikan
Percaya atau tidak, slippage forex justru bisa menambah keuntungan dalam keadaan tertentu. Hal itu bisa terjadi karena slippage forex sendiri disebabkan oleh tidak tersedianya harga yang dipesan, sehingga penyedia likuiditas akan mengisinya dengan harga terbaik yang tersedia, tak peduli apakah levelnya lebih tinggi atau lebih rendah dari harga yang awalnya dipesan.
Slippage forex yang cenderung merugikan seperti pada contoh sebelumnya disebut sebagai slippage negatif, sedangkan slippage forex yang menguntungkan dikenal dengan sebutan slippage positif. Contohnya, pada order buy yang dipesan di harga 1.1225, eksekusi di level yang lebih tinggi disebabkan oleh slippage negatif. Sebaliknya, order tersebut juga bisa dieksekusi di level yang lebih rendah, atau dengan kata lain, terkena slippage positif.
Peluang terjadinya slippage forex positif dan negatif tak bisa diperhitungkan secara pasti. Itulah mengapa, keuntungan lebih dari slippage forex positif tak bisa benar-benar diandalkan. Bagi trader risk-averse yang lebih banyak mengambil langkah aman, menghindari slippage forex, apapun bentuknya, adalah solusi paling tepat karena tak ada tolak ukur sama sekali untuk mengukur potensi slippage.
Nah, cara apa saja yang bisa dilakukan untuk menghindari slippage forex?
3 Teknik Menghindari Slippage Forex
Slippage forex cukup sering terjadi dan sudah dianggap sebagai hal yang wajar. Meski demikian, ada beberapa tips bermanfaat yang bisa Anda terapkan untuk menghindarinya.
1. Hindari Trading Di Waktu Rilis News Berdampak Tinggi
Tak jauh berbeda dengan requote, slippage forex terjadi saat harga bergerak terlalu cepat akibat sesaknya server oleh order-order yang dikirim di saat hampir bersamaan. Kondisi seperti itu umum terjadi ketika ada rilis fundamental berdampak tinggi, seperti pengumuman bank sentral, NFP AS, dan berita serta isu-isu penting lainnya.
Dalam hal ini, menghindari slippage forex sebenarnya sangat mudah. Anda cukup memperhatikan kalender ekonomi untuk mendapatkan jadwal rilis pengumuman dan berita fundamental yang perlu dihindari. Hal ini tentunya efektif jika Anda tidak mengandalkan strategi news trading.
Sedangkan bagi Anda yang sudah terlanjur cocok dengan metode news trading, dua cara di bawah ini mungkin efektif untuk meminimalisir risiko slippage forex.
2. Gunakan Limit Order
Karena slippage forex banyak terjadi di pending stop order, Anda bisa beralih pada jenis lainnya, yakni limit order. Pending order ini pada dasarnya digunakan untuk mengaktifkan posisi buy di harga yang lebih rendah dari saat ini (buy limit). Sedangkan untuk posisi sell, limit order bermanfaat mengeksekusi order di harga yang lebih tinggi dari level saat ini (sell limit).
Karena berlawanan arah dengan esensi buy dan sell itu sendiri, limit order bisa dikatakan menjadi penyeimbang atas apa yang terjadi di market. Ketika harga yang dipesan tidak tersedia, order tidak akan dipaksa masuk sehingga mengalami slippage forex. Sebaliknya, status pending order akan kembali ke waiting mode.
Secara teknis, limit order bekerja maksimal untuk para trader yang mengantisipasi bounce harga di suatu level penting. Di sisi lain, limit order tak bisa menggantikan fungsi buy stop dan sell stop sebagai pelengkap strategi breakout. Jadi apabila Anda menggunakan teknik breakout, ada baiknya untuk menempatkan order secara manual saja.
3. Pilih Broker Forex Yang Mengedepankan Kecanggihan Teknologi
Bagi Anda yang menggunakan strategi news trading dan tak bisa melepaskan manfaat stop order, maka solusi terakhirnya adalah dengan memilih broker forex. Kuncinya, pilih broker yang mampu memberikan kecanggihan teknologi trading tingkat tinggi.
Sebagai contoh, broker forex dengan teknologi ECN bisa melempar semua order kliennya ke pasar dan karena itu lebih menjamin slippage forex minimum. Selain itu, ada beberapa broker forex yang menawarkan tool secara cuma-cuma untuk meminimalisir slippage.
Satu lagi fitur ekstra broker forex yang membantu menghindarkan Anda dari dampak slippage forex adalah guaranteed stop loss. Fasilitas ini bekerja secara khusus untuk memastikan stop loss selalu tereksekusi di level yang dipesan.
Mengingat betapa pentingnya fungsi stop loss sebagai pengaman akun dari kerugian besar, peran guaranteed stop loss tentu tak bisa dikesampingkan begitu saja. Sayangnya, guaranteed stop loss masih menjadi fitur tersier yang hanya ditawarkan segelintir broker forex.
Baca Juga:Forex Brokers Providing Guaranteed Stop Loss
Akhir Kata
Sejatinya, slippage forex adalah suatu hal yang normal terjadi ketika volatilitas harga meningkat. Slippage tak bisa begitu saja dianggap sebagai bentuk kecurangan broker forex atau bahkan ciri-ciri scam. Pasar forex diikuti oleh pelaku pasar di seluruh dunia (mulai dari bank besar hingga trader retail), dengan jumlah transaksi yang sangat besar (mencapai triliunan Dolar dalam sehari).
Jika sebagian besar dari mereka masuk di saat yang hampir bersamaan dan platform broker forex tak mengalami masalah apa-apa, justru hal itu yang lebih patut dicurigai. Bisa saja pasar tempat mereka melempar order klien bukanlah pasar forex yang sebenarnya.
Dalam hal ini, Anda cukup mengukur tingkat frekuensi dan besar slippage untuk menentukan layanan broker forex. Jika slippage forex terlalu sering terjadi (selalu negatif dan bahkan di saat pasar belum ramai), serta jarak eksekusi dari harga yang dipesan terlalu lebar, Anda mungkin perlu meningkatkan kewaspadaan.
Bisa jadi, pemahaman slippage forex sebagai hal yang wajar dijadikan tameng oleh broker forex untuk menutupi beberapa tindakan yang cenderung merugikan klien.
Maka dari itu, lindungi trading sebaik mungkin dari risiko slippage forex. Tiga tips di atas sudah mewakili cara-cara menghindari slippage yang bisa diterapkan semua trader, terlepas dari strategi dan jenis order yang digunakan.