Pernyataan Jerome Powell semalam mensinyalkan kelanjutkan kebijakan moneter ketat The Fed. Hasilnya, dolar AS pun unggul terhadap sejumlah rivalnya.
Indeks dolar (DXY) menguat lebih dari 1% pada sesi perdagangan Selasa. Penguatan Greenback ini dipicu oleh pernyataan hawkish ketua The Fed, Jerome Powell dalam testimoni tadi malam. Pada sesi Asia hari Rabu (08/Maret), indeks dolar AS berada di kisaran 105.72 atau menguat 0.11% dari level pembukaan harian.
Pada testimoni-nya, Jerome Powell mengakui trend inflasi sudah mulai melambat di beberapa sektor seperti perumahan. Tetapi, laju inflasi untuk sektor-sektor penting lainnya masih terbilang tinggi, terutama sektor jasa. Oleh karena itu, Powell berpendapat kebijakan moneter ketat harus dipertahankan.
"Kami melihat data ekonomi (inflasi) terbaru lebih kuat dari ekspektasi yang berarti suku bunga puncak The Fed kemungkinkan akan lebih tinggi dari proyeksi selama ini. Jika seluruh data mengonfirmasi kondisi dimana pengetatan moneter lebih cepat harus dilakukan, maka kami siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," kata Powell di Capitol Hill, Selasa (07/Maret).
Ada dua kemungkinan yang bisa dicerna dari pernyataan Powell tersebut. Pertama, suku bunga terminal (puncak) The Fed nantinya akan lebih tinggi daripada perkiraan pejabat The Fed selama ini sebesar 5.25 - 5.5%. Kedua, Bank Sentral AS itu kemungkinan akan melakukan rate hike lebih besar dari 25 bps pada pertemuan FOMC mendatang jika data inflasi tetap tinggi.
Sayangnya, testimoni Powell kali ini tidak menjelaskan secara rinci mengenai seberapa jauh suku bunga The Fed dapat naik kedepannya. Namun, pasar menyakini bahwa rapat FOMC berikutnya akan mengeluarkan skema dot plot dengan proyeksi suku bunga yang lebih tinggi daripada proyeksi saat ini.
Lebih jauh, Jerome Powell menambahkan bahwa keputusan suku bunga akan didasarkan pada pertimbangan pada setiap rapat. Itu artinya, The Fed tidak memiliki rencana khusus terkait suku bunga karena semua keputusan sangat bergantung pada data ekonomi mendatang serta dampaknya pada inflasi dan ekonomi AS.
Pernyataan Powell juga menekan pergerakan mata uang utama lain. AUD/USD rontok 2% ke kisaran level psikologis 0.6600. Tak jauh berbeda, GBP/USD tercatat melemah 1.3%. Di sisi lain, USDJPY menguat 0.6% dan USD/CAD mencapai level tertinggi sejak Oktober 2022.