Rate hike mengejutkan oleh bank sentral Swiss langsung mendongkrak kurs Franc Swiss melawan Dolar AS. Selain itu, retorika hawkish BoE ikut mendukung performa Sterling.
Indeks Dolar (DXY) merosot tajam hingga lebih dari 1 persen dan menyentuh rekor terendah harian di 103.83 pada perdagangan kemarin. Saat berita ini ditulis, posisi Indeks Dolar mulai pulih 0.2 persen di atas ambang psikologis 104.00.
Reli bullish Dolar AS pasca kenaikan suku bunga The Fed tampaknya tidak bertahan lama. Pasalnya, pengumuman rate hike oleh bank sentral Swiss (SNB) dan Inggris (BoE) menghambat momentum kenaikan Dolar. Kurs USD/CHF anjlok 3 persen hingga menyentuh kisaran 0.9628, sementara Poundsterling melaju atas dolar dan sempat mengamankan level kunci 1.2400.
SNB tiba-tiba mengumumkan kenaikan suku bunga sebanyak 50 basis poin dari -0.75 persen menjadi -0.25 persen. Kabar ini mengejutkan pasar karena selama ini SNB cenderung gigih mempertahankan kebijakan ultra longgar. Pelaku pasar juga sebelumnya hanya memperkirakan SNB akan menaikkan suku bunga 25 basis poin saja.
"SNB selalu punya ruang untuk melakukan berbagai kejutan, tetapi keputusan rate hike kemarin jelas sangat mengejutkan pelaku pasar dan menjadi penentu sentimen bagi dolar AS. Menurut kami, ini merupakan momen langka karena SNB dalam statement terakhir mengindikasikan akan melanjutkan kenaikan suku bunga dalam upaya memerangi inflasi," ungkap Edward Moya, analis senior OANDA.
Sementara itu, gejolak Sterling tidak kalah tinggi karena retorika yang terlontar dari Bank of England (BoE) pada pernyataan resmi terbarunya minggu ini. Bank sentral Inggris itu siap bertindak agresif dalam menyesuaikan kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan inflasi. Hal ini bisa dibilang sebuah kemajuan bertendensi hawkish karena selama ini BoE dikenal sangat berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan.
Baca juga: Tugas - Tugas Bank Sentral
Menyikapi keputusan bank sentral negara maju yang secara serentak melakukan pengetatan moneter, pendapat analis terpecah mengenai prospek Dolar AS selanjutnya. Analis Morgan Stanley memperkirakan greenback akan tetap bullish selama The Fed melakukan rate hike. Namun, Shaun Osborne dari Scotiabank justru mempertanyakan kemampuan Dolar AS untuk menanjak lebih tinggi lagi setelah mencapai rekor tertinggi multi-tahunan beberapa waktu lalu.