Ekonomi China menorehkan kenaikan impresif baik dalam basis tahunan maupun kuartalan. Sayangnya, hal ini tidak diikuti oleh data penjualan ritel.
Biro Statistik Nasional China merilis data GDP kuartal III yang meningkat 3.9 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada hari Senin (24/Oktober). Laju pertumbuhan ini berhasil melampaui ekspektasi kenaikan 3.4 persen dan melonjak dari pertumbuhan 0.4 persen pada kuartal sebelumnya.
Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, Zhao Chenxin, mengatakan bahwa ekonomi China telah "melonjak signifikan" pada kuartal ketiga tahun ini dan tetap lebih baik dibandingkan rata-rata global. Meskipun begitu, kenaikan GDP sebesar 3.9 persen dinilai masih jauh dari target pertumbuhan yang dipatok pemerintah China pada 5.5 persen.
Lebih jauh, Bank Dunia dan IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan China masing-masing sebesar 3.2 persen dan 2.8 persen. Ini merupakan angka pertumbuhan ekonomi terlemah dalam kurun waktu empat dekade terakhir.
Baca juga: Manufaktur China Berekspansi, Prospek Ekonomi Masih Suram
Data Fundamental Lain Cenderung Beragam
Secara terpisah, NBS juga merilis data penjualan ritel yang melambat dari 5.4 persen menjadi 2.5 persen di bulan September. Angka ini jauh berada di bawah ekspektasi kenaikan 3.3 persen, dan disebabkan oleh penurunan permintaan konsumen yang terjadi akhir-akhir ini. Analis memperkirakan jika Retail Sales China kemungkinan akan bangkit menjelang akhir tahun saat memasuki musim dingin.
Untuk data investasi aset tetap (Fixed Asset Investment), terdapat kenaikan 5.9 persen dari 5.8 persen secara tahunan. Sementara itu, output industri China tampak meneruskan kinerja cemerlang di bulan September, dengan data Industrial Production melaporkan kenaikan dari 4.2 persen ke 6.3 persen secara tahunan. Hasil tersebut jauh melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 4.5 persen saja.
Baca juga: Kiat Trading dengan Berita Menurut Para Ahli
Lonjakan output industri China sebagian besar didukung oleh permintaan luar negeri. Hal ini terkonfirmasi oleh laporan ekspor China yang naik 5.7 persen pada bulan September. China memang sedang giat-giatnya memacu pertumbuhan ekonomi dari sektor ekspor setelah pertumbuhan ekonomi domestik mengalami perlambatan yang dipicu oleh krisis properti dan pelemahan konsumsi.