Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 15 jam lalu, #Saham Indonesia

Harga Minyak Ambles Gegara Kasus COVID di China

Crypholic 15 Nov 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita >   #china   #covid   #harga-minyak   #minyak
Harga minyak merosot sekitar 3 persen karena kekhawatiran pasar akan meredupnya permintaan dari China. Pasalnya, kasus COVID di negara tersebut dikabarkan kembali meningkat.

Harga minyak mentah dunia melemah lebih dari 3 persen pada perdagangan awal pekan kemarin karena kabar buruk dari China. Hingga Selasa (15/November) pagi, minyak Brent berada pada kisaran $92.58 per barel sementara minyak WTI bergerak pada kisaran $85.34 per barel. Keduanya sama-sama belum rebound dari penurunan hari sebelumnya. Sebagai perbandingan, minyak Brent kemarin dibuka di harga $96.77 per barel, sementara WTI dibuka di $89-an.

Baca juga: Harga Minyak Hari Ini

Harga Minyak Ambles 3 Persen

Otoritas resmi China melaporkan 14,288 kasus COVID baru pada akhir pekan lalu, naik signifikan dari hari sebelumnya yang hanya mencapai 11,323 kasus. Kawasan Guangdong, Beijing, Henan, Chongqing dan Mongolia Dalam tercatat menjadi kawasan utama penyebaran COVID.

"China baru saja melonggarkan pembatasan COVID belum lama ini, namun kini penyebaran infeksi kembali meningkat. Para ahli memperkirakan kondisi Zero-COVID tidak akan tercapai dalam waktu dekat," kata majalah TIME menanggapi situasi tersebut.

Matthew Bossons, editor dan jurnalis yang berbasis di Shanghai mengatakan kepada CNN bahwa aktivitas pembelajaran siswa kembali diberlakukan secara daring. Pembatasan juga dilakukan di tempat publik dan hiburan sehingga berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi yang sudah tersendat-sendat sejauh ini.

Analis CMC Markets, Leon Li, berpendapat bahwa pasar terlalu optimis saat mendengar kabar dilonggarkannya pembatasan COVID oleh pemerintah China beberapa waktu lalu. Menurut Li, lonjakan kasus COVID menjelang musim dingin membuat kebijakan Zero-COVID tidak mungkin dilakukan.

"Virus menyebar lebih cepat di musim dingin sehingga akan memakan waktu lebih lama bagi China untuk melakukan implementasi dan mencapai kebijakan Zero-COVID yang kemungkinan baru akan terjadi pada kuartal pertama tahun depan. Itu artinya, rebound harga minyak akan segera berakhir," kata Li.

Kondisi yang begitu mengkhawatirkan berpotensi membawa China kembali menerapkan pembatasan ketat sebagaimana yang dilakukan pada bulan April 2022 lalu. Perlambatan ekonomi China tentu saja akan berdampak besar terhadap harga minyak karena posisi negara tersebut sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 9 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 9 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 15 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 15 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 15 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 15 jam lalu, #Saham Indonesia


Harga Emas Dunia
Kemarin 2409.65
Minggu Lalu 2374.10
1 Bulan Lalu 2170.20
2 Bulan Lalu 2034.30
3 Bulan Lalu 2031.50
6 Bulan Lalu 1976.80
Setahun Lalu 1990.60
Harga Emas Lokal
Kemarin 1.255.000
1 Bulan Lalu 1.120.000
2 Bulan Lalu 1.050.000
3 Bulan Lalu 1.044.000
6 Bulan Lalu 1.000.000

Komentar[1]    
  Sutisna Dery   |   15 Nov 2022

Waduuuuh, iya toh? Kapan sih selesainya Covid-covid ini? Cuma menurut gw ini sebenarnya karena China menganut Zero Covid Policy. Jadi, kalau terdeteksi satu kasus penderita, langsung deh lockdown kawasan yang terkena. Sedangkan dunia lain kan nggak begitu. Asalkan pasien jumlahnya masih terkendali, ya udah aman-aman aja berkegiatan. Ada banyak event yang harusnya dilakukan di China, jadi dipending gitu, contohnya World Tour Final Badminton, venue dipindahkan ke Thailand.

Ngomong-ngomong, harga minyak dunia yang ambles ini bisa bikin harga bensin di Indonesia jadi lebih murah nggak? Hehe