Harga minyak menguat karena didukung oleh optimisme pasar terhadap prospek kenaikan permintaan China. Selain itu, gangguan produksi akibat cuaca ekstrem mengancam pasokan minyak AS.
Harga minyak Brent naik pada kisaran $84.91 per barel pada hari Rabu (28/Desember). Sementara itu, minyak WTI (West Texas Intermediate) juga diperdagangkan menguat 0.17 persen di $79.65. Ada 2 hal yang menjadi penopang utama harga minyak saat ini.
Pertama, pemerintah China mengumumkan akan melonggarkan regulasi pembatasan COVID secara bertahap. Setelah 3 tahun menerapkan pembatasan ketat, langkah ini diharapkan dapat menghapuskan pembatasan sepenuhnya pada tahun depan. Kabar ini tentu saja menjadi katalis positif yang mendorong penguatan harga minyak karena posisi China sebagai salah satu importir minyak terbesar di dunia.
Faktor kedua, pasokan minyak AS terganggu oleh suhu dingin di bawah nol derajat yang menganggu aktivitas produksi minyak dan gas di kawasan North Dakota dan Texas. Lebih dari selusin fasilitas dilaporkan telah terhenti akibat badai salju, mengindikasikan buruknya dampak cuaca ekstrem terhadap pasokan minyak AS kali ini.
Sejumlah pakar memperkirakan jika gangguan produksi minyak AS akan berlangsung hingga Januari mendatang. Hal ini berpotensi memicu kemerosotan hingga 1.6 juta barel menurut jajak pendapat Reuters.
Baca juga: Minyak Brent Turun, WTI Naik Karena Penutupan Pipa Keystone
Pasar Waspadai Langkah Rusia
Harga minyak saat ini berada di dekat level tertinggi 3 minggu dan mengalami kenaikan beruntun dalam beberapa hari terakhir. Prospek positif kemungkinan tidak hanya datang dari AS dan China, tetapi juga dari Rusia.
Pasalnya, Vladimir Putin telah mengumumkan rencananya untuk menyetop pengiriman minyak ke negara-negara yang mendukung batas harga G7 pada awal Februari 2023. Keputusan berani ini merupakan aksi balasan atas sanksi yang sebelumnya digagas oleh Uni Eropa dan didukung negara-negara sekutunya. Mengingat posisi Rusia sebagai salah satu pengekspor minyak dunia, langkah Putin dikhawatirkan dapat semakin mengetatkan pasokaan minyak di pasar internasional.