Proyeksi pertumbuhan ekonomi China diproyeksi lebih lemah dari ekspektasi. Hasilnya, Brent Oil dan WTI kompak melemah.
Harga minyak melemah pada hari Senin (6/Maret) karena ditekan oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dari ekspektasi pasar. Saat ini, Brent Oil bergerak pada kisaran $85.21 per barrel atau melemah 0.84%. Sedangkan minyak WTI tercatat melemah 0.93% pada kisaran $79.08 per barrel.
Minyak sempat menguat sebeulum akhirnya melemah karena prospek perbaikan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu. Tetapi, harga emas hitam terkoreksi setelah pemerintah China menyatakan akan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% tahun ini. Meski target ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi 3% tahun lalu, perkiraan ini lebih rendah dari pada dugaan para ekonom.
Menurut Analis ING, China memang tak ingin sesumbar dalam menentukan target pertumbuhan ekonomi. Salah satu alasnnya adalah karena pemerintah China memperkirakan akan terjadi perlambatan permintaan global yang berdampak terhadap sektor ekspor.
Prospek pertumbuhan yang lebih lemah pada ekonomi China tentu saja memukul optimisme pasar minyak. Namun, meski tekoreksi, secara teknikal harga minyak masih lebih tinggi dari pekan lalu.
Fokus Pasar Berikutnya
Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada data inflasi dan perdagangan China yang akan dirilis minggu ini. Selain kedua data tersebut, pelaku pasar juga tengah menanti testimoni ketua Federal Reserve, Jerome Powell pada hari Selasa yang kemungkinan akan berbicara lebih banyak mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed tahun ini.
Kesaksian Powell minggu ini akan menjadi katalis utama pengerak harga minyak. Apabila prospek rate hike Fed terus meningkat, kondisi ini berpotensi mendorong penguatan dolar dan menekan harga minyak. Begitu pula sebaliknya, minyak diperkirakan akan menguat apabila pidato Powell nantinya bertendensi dovish.