Sangat banyak faktor yang menyebabkan IHSG naik atau turun, mulai dari laporan perusahaan hingga konflik politik. Agar tak salah ambil langkah, pahami dulu alasan penggerak IHSG di sini.
Bagi trader saham dalam negeri, kondisi IHSG merupakan salah satu acuan penting sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham. Karena itu, kalian perlu tahu faktor yang menyebabkan IHSG naik atau turun. Namun sebelum itu, tak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat mengenai indeks saham ini.
Apa Itu IHSG?
IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam penerapannya, IHSG adalah indeks pasar saham yang mencerminkan pergerakan harga dari perusahaan-perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG digunakan sebagai ukuran kinerja pasar saham secara keseluruhan, dan dijadikan acuan oleh investor untuk mengukur kinerja portofolio mereka. Setiap hari perdagangan, level IHSG akan diupdate oleh BEI.
Baca Juga: Apa Pengaruh IHSG pada Reksadana?
Bagaimana IHSG Ditentukan?
IHSG dihitung dengan menggunakan metode free float market capitalization weighting, yaitu dengan menggunakan harga saham beredar dan nilai pasar emiten yang tercatat di BEI. Nilai dasar IHSG adalah 100, yang merupakan nilai rata-rata harga saham pada periode perhitungan tertentu.
Baca juga: Jenis-Jenis Indeks Saham BEI Yang Perlu Diketahui Investor
Faktor Penggerak IHSG
Selayaknya aset-aset lain yang diperdagangkan di pasar finansial, IHSG juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya. Untuk bisa mengukur pergerakan IHSG dengan lebih baik, trader saham sebaiknya memahami aspek-aspek berikut:
Supply dan Demand
Supply dan demand adalah dua konsep dasar dalam ekonomi yang menjelaskan bagaimana harga barang dan jasa ditentukan. Hal ini juga berlaku di pasar saham.
Jika demand lebih tinggi daripada supply, harga akan naik. Sebaliknya, jika supply lebih tinggi daripada demand, harga akan turun. Ketika supply dan demand seimbang, harga akan stabil.
Naik turun IHSG biasanya sangat berkaitan dengan arus supply dan demand terhadap saham-saham BEI. Oleh karena itu, berita-berita positif yang bisa mendukung peningkatan demand produk Indonesia dan emiten BEI akan berpengaruh juga pada kenaikan IHSG. Sebaliknya, sentimen negatif yang dapat menekan demand dan minat investor terhadap saham-saham lokal cenderung berefek buruk juga terhadap IHSG.
Indeks Kepercayaan Konsumen
Indeks kepercayaan masyarakat adalah sebuah angka yang mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial di suatu negara. Indeks ini dihitung berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga riset terhadap sejumlah responden.
Untuk mendapatkan informasi soal Indeks Kepercayaan Konsumen, kalian bisa cek melalui mesin pencarian maupun situs TradingEconomics.
Indeks ini biasanya dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan bisnis dan investasi, serta sebagai indikator kondisi umum masyarakat. Ketika indeks kepercayaan menurun, maka investor akan lebih berhati-hati saat menaruh dananya pada aset-aset berisiko tinggi seperti saham.
Stabilitas Politik dan Ekonomi
Meskipun Indonesia bisa dibilang "aman" dari peperangan dan tensi geopolitik dengan poros kekuatan ekonomi dunia seperti AS dan China, namun konflik yang berlarut-larut di dunia internasional juga bisa mempengaruhi IHSG. Selain itu, ketidakpastian politik dan ekonomi juga bisa bersumber dari dalam negeri.
Baca juga: Mencari Harga Saham Murah Dengan Analisa Fundamental
Berikut ini dampak goyahnya stabilitas politik dan ekonomi pada harga indeks saham:
- Penurunan permintaan atau kenaikan biaya produksi: Dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan dan menurunkan nilai saham.
- Penurunan kepercayaan investor: Ini dapat menyebabkan investor menarik diri dari pasar, sehingga mengurangi permintaan saham dan menyebabkan turunnya harga saham.
- Kerugian bisnis: Konflik dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, interupsi produksi, dan penurunan permintaan produk yang dapat menyebabkan kerugian bisnis serta menurunkan laba perusahaan.
- Keamanan terancam: Konflik politik dan ketidakpastian ekonomi dapat membuat investor merasa tidak aman untuk berinvestasi di pasar saham dan keluar dari pasar saham.
Kebijakan Moneter dan Fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal memiliki dampak yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kebijakan moneter seperti suku bunga dan jumlah uang beredar, dapat mempengaruhi kepercayaan investor serta tingkat inflasi. Sedangkan kebijakan fiskal seperti belanja pemerintah dan pajak, berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan permintaan dalam jumlah besar.
Jika kebijakan yang diambil dianggap positif oleh investor, maka akan terjadi peningkatan permintaan saham dan meningkatnya IHSG. Sebaliknya, kebijakan yang dianggap negatif dapat menurunkan permintaan saham dan menurunkan IHSG.
Perubahan Teknologi
Teknologi yang terus berkembang akan menaikkan produktivitas perusahaan, sehingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan pendapatan dan laba. Dengan adanya hal ini, harga saham perusahaan yang terlibat dalam industri teknologi diharapkan reli.
Selain itu, teknologi juga dapat membantu perusahaan dalam mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi. Ini juga akan mempengaruhi harga saham dan meningkatkan IHSG.
Di sisi lain, perubahan teknologi juga bisa menjadi ancaman apabila dapat menghadirkan produk alternatif atau menggantikan peran perusahaan di suatu bidang bisnis. Sebagai contoh, saham-saham di sektor energi sudah lama terancam oleh teknologi baru yang bisa menghadirkan sumber energi alternatif. Apalagi, kebutuhan energi yang sustainable dan baik untuk lingkungan dewasa ini semakin meningkat. Hal yang sama juga bisa terjadi di sektor lain seperti perbankan.
Performa Perusahaan atau Pemerintahan
Performa perusahaan dapat memengaruhi IHSG melalui laporan keuangan yang mencerminkan kondisi keuangan dan operasional perusahaan. Jika laporan keuangan menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan profit yang baik, maka investor akan lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga menaikkan harga saham dan meningkatkan IHSG.
Sebaliknya, laporan keuangan yang menunjukkan penurunan pendapatan dan profit akan cenderung memicu investor untuk menjual saham dan berdampak pada penurunan IHSG.
Baca Juga: Trik Jitu Beli Saham dengan Laporan Keuangan Perusahaan
Kesimpulan
Sangat banyak aspek yang menyebabkan harga IHSG naik atau turun. Hal-hal tak terduga seperti gejolak politik dan bencana secara natural juga bisa membuat pasar saham lesu karena investor khawatir. Sementara itu, hal-hal relatif seperti kebijakan pemerintah dan performa perusahaan harus ditelaah lebih lanjut karena pasar bisa memberikan respon beragam.
Sebagai investor yang baik, kalian harus selalu memiliki pertimbangan jangka panjang. Selain itu, lakukan diversifikasi investasi agar risiko kerugian bisa diminimalisir.