Strategi trend reversal merupakan salah satu teknik yang mudah diandalkan pemula. Seperti apa ilmu dasar candlestick yang bisa digunakan?
Salah satu kunci kesuksesan trading forex adalah dapat memahami ilmu dasar candlestick. Tiap-tiap candlestick mewakili kondisi pasar, sehingga formasinya bisa menjadi referensi yang cukup akurat dalam membuat keputusan trading.
Selain membaca bentuk body-nya yang beragam, sumbu candlestick juga wajib diperhatikan. Sayangnya, banyak trader yang belum memahami arti kemunculan sumbu pada candlestick. Padahal, sumbu candlestick bisa menjadi kunci penting untuk strategi trend reversal.
Seperti diketahui, trend reversal merupakan salah satu strategi trading yang paling sering dimanfaatkan trader. Untuk bisa menguasai cara trading trend dengan candlestick, trader harus memiliki pengetahuan dasar mengenai trend terlebih dulu.
DI
|
Daftar Isi |
Jenis Trend Dalam Forex
Saat memperhatikan pergerakan harga pasar, umumnya trader akan menemukan kondisi di mana harga naik selama beberapa waktu atau turun secara konsisten. Kondisi inilah yang disebut sebagai trend pada pasar forex. Pada dasarnya, trend dalam forex bisa diartikan sebagai rangkaian pergerakan harga di suatu arah. Umumnya, trader sering mengira bahwa trend harga hanya bisa naik atau turun, padahal sebetulnya tidak. Agar lebih jelas, berikut penjelasan tentang jenis-jenis trend dalam forex.
1. Uptrend
Jika ditilik dari segi bahasa, uptrend terdiri dari gabungan dua kata, yaitu 'up' yang memiliki arti naik atau ke atas dan 'trend'. Jika digabungkan, uptrend berarti suatu kondisi harga aset yang cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Contoh pergerakan uptrend dapat dilihat dalam grafik berikut:
2. Downtrend
Sesuai namanya, downtrend merupakan kebalikan dari uptrend, yaitu sebuah kondisi di mana harga cenderung mengalami penurunan secara konsisten dari waktu ke waktu. Downtrend juga sering kali disebut sebagai bearish. Kondisi ini terjadi ketika jumlah penjual lebih banyak dari pada pembeli sehingga menimbulkan aksi jual. Pergerakan harga downtrend dapat dilihat pada gambar berikut ini:
3. Sideways/Ranging
Selain uptrend and downtrend, pasar juga mengenal sideways atau kerap juga disebut sebagai ranging. Kondisi ini terjadi karena kekuatan buyer dan seller seimbang, seingga pergerakan harga menjadi flat. Sideway juga mencerminkan bahwa pasar tengah berada di fase konsolidasi untuk mencari pergerakan harga baru. Pergerakan sideway dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Baca juga: Cara Trading Forex Di Pasar Sideways
Identifikasi Trend Dengan Sumbu Candlestick
Bentuk candlestick yang memiliki visual menarik, lengkap, dan mudah dibaca, memudahkan trader dalam mengenali dan mengkonfirmasi perubahan arah trend. Hal ini berhubungan dengan ilmu dasar candlestick terkait posisi dan ukuran sumbunya. Ada dua kunci yang bisa diterapkan, yakni:
Baca juga: Tips Membaca Candlestick Simpel Dan Akurat, Tak Perlu Hafalan
1. Saat Sumbu Candlestick Di Bawah
Candlestick dengan sumbu panjang di bagian bawah body menandakan bullish reversal jika muncul dalam downtrend. Sumbu panjang tersebut umumnya menandakan bahwa pihak seller cukup dominan untuk bisa mendorong harga bergerak turun. Tetapi, mereka tidak cukup kuat untuk menjaga harga agar tetap bergerak di level yang lebih rendah. Di sisi lain, buyer memiliki kekuatan yang cukup untuk mendorong harga kembali naik. Pada posisi ini, sumbu bawah candle akan menjadi lebih panjang daripada body dan sumbu atas.
2. Saat Sumbu Di Atas
Ketika harga sedang uptrend dan muncul candlestick dengan sumbu atas lebih panjang dari pada body serta sumbu bawahnya, maka harga memiliki kecenderungan untuk mengalami bearish reversal. Kondisi ini mencerminkan adanya tekanan dari pihak seller. Ketika harga gagal ditutup di level yang mendekati titik tertingginya, itu berarti seller sudah memenangkan pertarungan. Karena itulah, harga pun berbalik arah.
3 Konfirmator Trend Reversal
Memanfaatkan trend dengan candlestick bisa menjadi cara mudah untuk mendapatkan profit di pasar forex. Tetapi, hanya dengan mengandalkan ilmu dasar candlestick saja tidak akan cukup untuk menjamin keuntungan. Salah satu penyebabnya adalah ancaman sinyal palsu yang bisa terjadi setiap saat. Untuk meningkatkan peluang kesukesan trading, diperlukan juga indikator-indikator lain yang bisa menjadi tambahan konfirmasi sinyal. Apa saja?
1. Moving Averages (MA)
Moving Averages atau MA merupakan indikator teknikal yang paling sering ditemui dalam dunia trading. Indikator MA ini memang menjadi salah satu indikator terkenal karena cara penggunaannya yang mudah, luas, dan dapat digunakan dalam berbagai unsur trading. Indikator MA juga dikenal karena dapat diatur dengan mudah, serta dapat mengukur pergerakan rata-rata harga dalam jangka waktu tertentu. Salah satu fungsi utama Moving Average adalah untuk identifikasi trend forex secara umum beserta kecenderungan arah trend selanjutnya; apakah akan terjadi reversal atau lanjutan trend.
Indikator Moving Average juga bisa digabungkan dengan strategi trend. Dalam hal ini, munculnya sumbu panjang candle bisa dikonfirmasi dengan perubahan arah garis MA atau crossing indikator. Dengan demikian, reversal akan lebih mundah untuk dikonfirmasi. Contohnya dapat dilihat dalam grafik berikut.
Pada awalnya, trend harga bergerak naik (ditunjukan dengan MA garis hijau). Namun, muncul candle dengan sumbu atas panjang di puncak tren yang menandakan pembalikan. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh crossing antara MA dan candlestick (kotak biru).
2. Bollinger Bands (BB)
Indikator teknikal lain yang sering dimanfaatkan untuk trend reversal adalah Bollinger Bands. Ciri khas Bollinger Band adalah memiliki tiga pita, yaitu upper, middle, dan lower band. Kemunculan candle bersumbu panjang sebagai penanda reversal dapat terkonfirmasi jika terjadi pantulan pada upper atau lower band.
Pada contoh di atas, terjadi kemunculan candle dengan sumbu atas yang panjam (kotak hitam) saat harga naik. Sinyal reversal ini diperkuat oleh posisi candlestick di area upper band. Ketika harga berbalik turun setelahnya, peluang sell bisa dimanfaatkan untuk menghimpun profit dari penurunan harga.
3. Parabolic SAR
SAR merupakan singkatan dari Stop And Reverse, indikator ini sering diartikan sebagai penanda tempat berhenti dan berbaliknya arah market. Dalam pemanfaatannya, Parabolic SAR sangat cocok digunakan pada kondisi pasar yang trending, dengan tujuan untuk mengetahui momen pembalikan arah trend (reversal). Umumnya, trader memanfaatkan SAR untuk mencari sinyal exit sebelum pasar bergerak berlawanan arah.
Indikator ini memudahkan trader untuk bisa memahami pasar dan identifikasi trend forex, serta dapat digunakan untuk pair apa saja dan di time frame berapapun. Munculnya sumbu panjang pada candle yang diikuti dengan perubahan posisi titik-titik PSAR akan menjadi konfirmasi reversal yang dapat diandalkan.
Pada grafik di atas, titik-titik yang berada di bawah candlestick menandakan trend sedang naik atau uptrend. Setelah itu, terjadi kemunculan candle dengan sumbu atas yang panjang di puncak trend sehingga menjadi sinyal akan terjadi reversal. Pembalikan dikonfirmasi ketika titk-titik Parabolic SAR berganti dari bawah menjadi di atas candlestick.
Tips Penting Agar Sukses Trading dengan Trend Reversal
Sudah ada banyak trader yang sukses dengan memanfaatkan trend. Namun, trend reversal bukan hanya tentang mengikuti teori dan ilmu dasar candlestick, melainkan kombinasi dari beberapa faktor penting lain yang tak bisa diabaikan.
1. Buat Rencana Trading
Membuat rencana trading sangat penting supaya trader selalu disiplin dan tidak overtrade. Biasanya, rencana trading berisi strategi apa yang akan dipakai, bagaimana pengaturan money management, dan lain sebagainya. Pastikan untuk selalu disiplin dengan trading plan yang sudah dibuat dan jangan sampai melenceng dari tujuan.
Baca juga: Panduan Menyusun Rencana Trading Forex
2. Lakukan Cut Loss Jika Perlu
Jangan takut untuk melakukan cut loss jika pergerakan harga dirasa sudah mulai tidak sesuai dengan analisa. Tindakan ini wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar. Jika perlu, tutup posisi secara manual agar dana trading tidak habis terkikis oleh kerugian. Kerugian memang merupakan bagian dari trading. Jika hal ini terjadi cobalah untuk lapang dada dan evaluasi lagi strategi trading yang sudah dibuat sebelumnya.
3. Perhatikan Kondisi Fundamental
Perubahan trend tidak akan bertahan lama jika tidak didasari oleh kondisi fundamental yang kuat. Berita-berita jangka pendek biasanya hanya akan menyebabkan perubahan harga secara temporer, sehingga waspadai sinyal reversal yang tidak didukung oleh perubahan kondisi fundamental.
Akhir Kata
Trend reversal merupakan salah satu strategi yang menjanjikan untuk trading forex. Tetapi, untuk melakukannya, trader harus bisa membaca ke mana arah harga bergerak. Salah satu cara melakukannya adalah dengan memperhatikan ilmu dasar candlestick terkait sumbu-sumbunya. Meskipun sederhana, candlestick bisa menjadi representasi tentang apa yang terjadi di pasar, dan bisa menjadi acuan kemana arah harga akan bergerak. Tetapi, hanya dengan mengandalkan candlestick saja tidak cukup. Dibutuhkan konfirmasi tambahan dari sinyal indikator dan kiat penting lain agar terhindar dari bahaya sinyal palsu.
Hal penting saat trading dengan trend adalah mengetahui seberapa besar kekuatan trend tersebut. Sudahkah Anda menguasai tiga cara untuk mengukur kekuatan trend?