Uang lama biasanya ditarik dari peredaran secara bertahap. Apa yang bisa kita lakukan bila kebetulan mendapatkan uang asing ataupun Rupiah yang sudah tidak berlaku seperti ini?
Uang yang berlaku di suatu negara seringkali berubah, baik gambarnya, jenis bahan dan tinta yang digunakan, maupun nama mata uang itu sendiri. Setelah uang "versi baru" diluncurkan, maka uang lama biasanya ditarik dari peredaran secara bertahap, dan setelah beberapa tahun berlalu maka tidak lagi bisa dipergunakan sebagai alat tukar yang berlaku. Apa yang bisa kita lakukan bila kebetulan mendapatkan uang asing ataupun Rupiah yang sudah tidak berlaku seperti ini?
Bank atau money changer di Indonesia umumnya hanya menerima uang dalam kondisi prima dan merupakan rilisan terbaru. Dengan demikian, uang asing yang di negara asalnya pun sudah ditarik dari peredaran tentunya akan sulit sekali ditukarkan ke Rupiah. Namun, itu tidak lantas berarti uang yang sudah tidak berlaku tersebut cuma jadi sampah. Tergantung dari sebab mengapa uang tersebut tidak lagi berlaku dan negara asalnya, uang-uang lama itu bisa jadi masih bisa ditukar. Walaupun, tentu saja tempat penukarannya tidak bisa sembarangan.
1. Gunakan Di Negara Asal
Amerika Serikat memiliki aturan khusus mengenai uangnya. Semua uang kertas Dolar AS yang pernah beredar di pasaran secara hukum bisa digunakan untuk selamanya di negara tersebut, walaupun uang cetakan baru sudah muncul. Namun demikian, money changer dan tempat penukaran uang lainnya di Indonesia seringkali tidak mau menerima Dolar AS bertahun emisi lama. Jadi, bagaimana? Solusinya, Anda bawa saja Dolar AS itu ke negara asalnya, gunakan untuk berbelanja atau ditukar ke mata uang lain via bank.
Tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua negara memiliki kebijakan selonggar ini. Di kebanyakan negara, termasuk Indonesia, bank-bank dan toko menolak menerima uang lama yang sudah bertahun-tahun lalu ditarik dari peredaran. Ini karena ada peraturan mengenai jangka waktu penukaran uang lama dengan uang baru. Setelah melewati jangka waktu yang ditentukan, maka uang lama tidak lagi berlaku. Kalau kebetulan Anda memiliki uang lama semacam ini, maka Anda bisa mencoba alternatif lain di bawah ini.
2. Tukar Di Bank Sentral Negara Asal
Uang bisa jadi tidak berlaku karena pencetakan uang baru. Pencetakan uang baru disini maksudnya adalah pencetakan uang dengan gambar, jenis bahan, tinta, atau pita pengaman baru. Pembaruan semacam ini biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah pemalsuan uang, atau agar uang menjadi lebih awet.
Sebagai contoh, bahan terbaru yang sekarang populer digunakan sebagai pengganti kertas adalah polymer seperti biaxially oriented polypropylene (BOPP). Polymer bisa disisipi pengaman dan lebih awet daripada uang kertas biasa (uang berbahan polymer bahkan kabarnya bisa tahan mesin cuci!). Brunei, New Zealand, Australia, dan belasan negara lain telah mengganti semua uangnya dengan bahan Polymer ini, dan Inggris juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengganti uangnya dengan bahan Polymer per tahun 2016.
Di sebelah kiri adalah Poundsterling berbahan kertas, sedangkan di sebelah kanan adalah Dolar Australia berbahan Polymer
Pencetakan uang baru seperti ini lazimnya dibarengi penarikan uang lama secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Dalam jangka waktu tersebut, masyarakat masih bisa menggunakan uang lama; bank-bank dan toko pun masih mau menerimanya. Tetapi setelah jangka waktu berlalu, maka uang lama tersebut tidak bisa lagi digunakan secara bebas. Dalam kasus semacam ini, Anda bisa mencoba menukarkan uang yang sudah tidak berlaku itu dengan uang baru di bank sentral negara asalnya, setelah itu baru ditukar ke Rupiah atau mata uang lainnya.
Bank sentral merupakan "bank-nya bank" dan otoritas bidang keuangan suatu negara, sehingga kedudukannya berbeda dengan bank biasa. Bank sentral juga-lah yang biasanya memegang kekuasaan atas pencetakan dan peredaran uang (baca juga: Tugas-Tugas Bank Sentral).
Oleh karena itu, peraturan di beberapa negara mengizinkan penukaran uang yang sudah tidak berlaku di bank sentral, walaupun jatuh tempo penukaran sebenarnya sudah berlalu. Salah satu negara yang menjalankan kebijakan ini adalah Inggris. Jika Anda memiliki uang Poundsterling yang sudah tidak berlaku lagi, maka Anda bisa menukarkannya langsung di bank sentral Inggris (Bank of England) di London, atau mengirimkannya via pos disertai formulir permohonan yang bisa diunduh di situs Bank of England.
Sedangkan di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan batas waktu penukaran paling lambat bagi Rupiah terbitan lama yang sudah dicabut dari peredaran, dimana uang lama tidak akan bisa ditukar lagi dengan uang baru setelah melampaui batas waktu tersebut.
Tabel jatuh tempo penukaran Rupiah tahun emisi 1991, 1998, dan 1999 yang telah ditarik dari peredaran
Sebuah negara juga bisa mengubah mata uang yang berlaku di negaranya. Contoh yang paling masif adalah perubahan mata uang belasan negara di kawasan Eropa ke Euro secara bertahap antara 1999-2002.
Perubahan saat itu membuat mata uang Deutsche Mark, Italian Lira, France Franc, dan lain-lain menjadi tidak berlaku lagi karena digantikan oleh mata uang Euro. Pemilik mata uang-mata uang tersebut harus menukarkan uangnya dengan Euro pada kurs yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam batas waktu tertentu.
Apabila telah melewati batas waktu, maka uang-uang lama tersebut tidak lagi bisa digunakan maupun ditukar secara bebas, bahkan di negara asalnya sekalipun. Jalan keluarnya, bila Anda kini masih memiliki uang Deutsche Mark, misalnya, Anda bisa membawa uang tersebut ke bank sentral Jerman (Bundesbank) untuk ditukar secara langsung ataupun via pos.
3. Tukar Di Bank Sentral Negara Baru
Selain tidak berlakunya uang lama karena ada uang hasil pencetakan baru, "mata uang" pun bisa berganti dengan versi baru. Indonesia saja dulu pernah berkali-kali berganti mata uang sebelum akhirnya menggunakan Rupiah. Hal yang sama juga terjadi saat tahun 1949 Taiwan mengganti mata uang menjadi New Taiwan Dollar dari Old Taiwan Dollar.
Perubahan mata uang suatu negara juga kadang didahului oleh perubahan negara. Contohnya adalah keruntuhan Uni Soviet yang membuat negara-negara mantan anggotanya berganti mata uang dari Soviet Ruble menjadi mata uang lain seperti Russian Ruble, Azerbaijani Manat, dan lain sebagainya. Hal serupa juga terjadi di negara Yugoslavia yang kemudian berubah menjadi Negara Kesatuan Serbia dan Montenegro, dimana Dinar Yugoslavia berubah menjadi Dinar Serbia.
Uang kertas Soviet Ruble yang sudah tidak berlaku
Dalam kejadian-kejadian seperti itu, negara-negara yang bersangkutan biasanya membatasi penukaran uang baru dalam jangka waktu terbatas di tingkat kurs tetap terhadap mata uang lama-nya. Azerbaijani Manat, misalnya, di tahun 1992 di-konversi dengan kurs 10 Soviet Ruble = 1 Manat. Old Taiwan Dollar juga dikonversi dengan rasio 1 New Taiwan Dollar = 40,000 Old Taiwan Dollar. Dalam kondisi seperti ini, penukaran mata uang lama dengan mata uang baru bisa mengalami penurunan nominal yang cukup besar.
Namun, ada juga negara yang walaupun mata uangnya berubah, tetapi ditukar dengan kurs 1:1, contohnya Rusia pasca Uni Soviet, dimana 1 Soviet Ruble bisa ditukar dengan 1 Russian Ruble.
Karena nama dan struktur negara sudah berbeda, maka menukarkan mata uang yang sudah tidak berlaku karena kejadian seperti ini bisa jadi repot sekali atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Apabila Anda kebetulan memilikinya, maka Anda harus menukarkan mata uang lama dengan mata uang baru dulu sebelum menukarnya dengan Rupiah. Tetapi ini pun tidak pasti bisa dilakukan.
Bank sentral negara yang baru bisa jadi masih bersedia menukar uang lama dengan uang baru, tetapi bisa juga tidak diizinkan. Umpamanya, Bank Sentral Serbia masih menerima penukaran Dinar Yugoslavia menjadi Dinar Serbia, tetapi Bank Sentral Rusia tidak lagi menerima penukaran Soviet Ruble menjadi Russian Ruble. Nah, kalau bank sentral-nya pun sudah tidak mau terima, maka satu-satunya jalan bagi kita untuk "mencairkan" uang kadaluwarsa begini adalah melalui kolektor.
4. Di Kolektor
Biarpun sudah tidak bisa dipergunakan sebagai alat pembayaran, uang bisa jadi masih bernilai. Ini karena semakin kuno, langka, dan khas suatu uang, maka kualitasnya sebagai barang koleksi semakin meningkat. Bahkan, harga selembar uang yang sudah tidak berlaku bisa jauh lebih tinggi ketimbang daya beli yang sesungguhnya.
Tabel di bawah ini menampilkan daftar harga koin Sen yang sudah tidak berlaku di Amerika Serikat pada salah satu situs jual beli uang online. Bisa dilihat bahwa koin sen tahun emisi 1793 bahkan bisa terjual dengan harga hingga 30,000 Dolar AS.
Namun, tak semua uang yang sudah tidak berlaku akan berharga bagi kolektor. Kolektor hanya tertarik pada uang dengan karakteristik tertentu saja, bukan dengan uang yang banyak ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu, sebelum menjual uang kedaluwarsa, ada baiknya menyelidiki dulu mengenai uang yang dimiliki; apakah itu punya nilai koleksi? berapa harganya? Informasi seperti ini bisa diperoleh dari para pedagang uang kuno dan koin langka.
Hati-Hati Penipuan dan Uang Palsu
Ketika Anda menemukan uang lama di gudang atau di pojok lemari kakek buyut Anda, jangan buru-buru senang. Mata uang asing terbitan berpuluh tahun lalu juga sering menjadi bahan penipuan karena pemalsuan uang zaman dulu jauh lebih mudah dan banyak menyasar masyarakat di negara berkembang yang kurang berpendidikan.
Salah satu kasus yang sering terjadi adalah terkait dengan uang 100,000 Dolar AS tahun 1934 bergambar Woodrow Wilson. Banyak orang menemukan uang ini di harta keluarga dan berusaha menukarnya, tapi tidak bisa. Ini bukan karena uang itu sudah tidak berlaku, melainkan karena uang 100,000 Dolar AS tahun 1934 memang tidak diedarkan di masyarakat, dan apabila ada di pasaran, maka kemungkinan besar palsu.
Perlu diketahui, Pemerintah AS menerbitkan uang 100,000 hanya sekali pada tahun 1934 sebagai gold certificate khusus bagi bank-bank. Kepemilikan uang ini terlarang bagi masyarakat umum, dan apabila terjadi maka ada ancaman 25 tahun penjara oleh pemerintah federal AS.
Saat ini, semua uang 100,000 Dolar AS tersebut telah dimusnahkan, kecuali yang dipamerkan di Museum Smithsonian dan diarsipkan oleh bank sentral AS, serta satu set yang rumornya dicuri. Dengan demikian, seandainya uang 100,000 Dolar AS di tangan Anda ternyata asli pun, itu adalah barang ilegal yang harus dikembalikan ke Pemerintah AS karena Anda tak memiliki hak atasnya dan malah bisa dianggap curian.
FAQ Cara Tukar Uang Yang Tidak Berlaku
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang cara tukar uang yang sudah tidak berlaku:
Apakah bisa tukar uang yang sudah tidak berlaku di bank?
Jika memiliki uang yang sudah tidak berlaku, Anda bisa menukarkannya dengan uang baru di bank sentral negara asalnya, setelah itu baru ditukar ke Rupiah. Beberapa negara mengijinkan penukaran uang yang tidak berlaku di bank sentral, salah satu contohnya ialah Inggris. Apabila Anda memiliki uang Poundsterling cetakan lama, maka Anda bisa menukarkannya langsung di bank sentral Inggris (Bank of England) di London, atau mengirimkannya via pos disertai formulir permohonan yang bisa diunduh di situs Bank of England.
Di mana kita bisa tukar uang yang sudah tidak berlaku?
Ada 4 cara untuk menukar uang yang sudah tidak berlaku: pertama, gunakan di negara asalnya. Kedua, tukarkan di bank sentral negara asalnya. Ketiga, apabila uang milik Anda tidak berlaku karena adanya perubahan negara atau muncul versi baru, bisa ditukarkan di bank sentral negara baru, meski cara ini tergantung aturan masing-masing bank apakah mereka mau menerimanya atau tidak. Cara terakhir adalah menukarkannya ke kolektor benda antik.
Apa syarat menukar uang yang sudah tidak berlaku?
Tidak ada syarat khusus untuk menukar uang yang sudah tidak berlaku. Akan tetapi, perhatikan juga masa berlakunya. Apabila masih dalam jangka waktu tertentu, Anda masih bisa menggunakannnya, dan bank sentral pun masih mau menerimanya.
Bagaimana cara tukar uang Rupiah yang sudah tidak berlaku?
Di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan batas waktu penukaran paling lambat bagi Rupiah terbitan lama yang sudah dicabut dari peredaran. Uang Rupiah yang sudah melampau batas waktu tidak akan bisa ditukar lagi dengan uang baru.
Mungkinkah uang yang sudah tidak berlaku adalah uang palsu?
Mata uang asing edisi lama, tepatnya puluhan tahun silam sering menjadi bahan pemalsuan. Salah satu yang terkenal ialah kasus uang $100,000 tahun 1934 bergambar Woodrow Wilson. Uang tersebut ternyata memang tidak diedarkan di masyarakat, dan apabila ada di pasaran, maka kemungkinan besar palsu.