Jangka Pendek

Semua itu sesuai dengan fungsi deposito itu bagi Anda. Apabila dana yang akan Anda masukkan deposito adalah dana cadangan yang akan ditarik bila ada kondisi darurat, maka sebaiknya pilih jangka waktu pendek 1 bulan. Jika dana yang akan dimasukkan adalah dana jangka panjang, seperti simpanan untuk kuliah anak di masa depan atau untuk kelak masa pensiun, misalnya, maka Anda bisa ambil jangka waktu yang lebih panjang seperti 12 bulan. Dan seterusnya. Sekali lagi, semua itu tergantung pada pertimbangan kebutuhan Anda sendiri. Sedangkan mengenai perpanjangan, perpanjangan otomatis saat ini banyak dinilai sebagai cara yang lebih praktis, karena dengan demikian maka Anda tidak perlu sering bolak-balik ke bank. Namun bila Anda punya rencana tertentu tentang dana deposito itu akan diambil kapan di masa depan, maka perpanjangan otomatis jadi tidak perlu.

Halo kak Liani,

Deposito dan tabungan memang sama-sama minim risiko, namun dari segi bunga dan biaya, tabungan kurang bisa menguntungkan seperti depositonya kak. Karena itu, menurut Finex tabungan biasa kurang bisa dijadikan instrumen investasi jangka pendek yang menguntungkan seperti kelima investasi di atas.

Liani: Tabungan biasa bukan termasuk investasi. Tabungan, kasarnya, Kita menitipkan uang kita di bank karena lebih aman dan itu memang tujuannya tabungan. Dan sebagai balasan karena bank udah mengamankan uang, maka bank bisa memebebankan biaya adminstrasi.

Sadar atau ga, bunga bank sekarang udah mencapai 0% lho, dengan kata lain, kita menyimpan uang di bank udah ga ada bunganya lagi.

Dan dari sifatnya, tabungan bersifat cair, jadi bila dibutuhkan langsung bisa dipakai baik itu ditarik dalam bentuk uang tunai ataupun melalui kartu debit.

Sedangkan deposito disebut Investasi karena memilik bunga return yang cukup besar dan selain itu investasi ga bisa ditarik uangnya sesuai perjanjian. Jadi ketahan sampai waktunya tiba baru bisa dicaiirin

Selly: Iya nih, sebagian besar broker forex pada umumnya nggak pakai fixed spread. Mereka lebih suka pakai spread mengambang (floating spread). Kenapa gitu? Ada beberapa alasan, nih:

• Pasar Forex Cepat: Pasar forex tuh gerakannya kenceng banget. Makanya broker biasanya pake spread mengambang biar bisa nyesuaiin sama pergerakan pasar yang lagi happening. Pasar lagi normal, spread cenderung rendah. Tapi pas ada volatilitas tinggi atau berita ekonomi penting, spread bisa melebar lebih tinggi.
• Eksekusi Pasar: Banyak broker pakai sistem eksekusi pasar, jadi order kita langsung dijalankan di pasar. Dengan spread mengambang, broker bisa ngambil spread yang beneran ada di pasar dan langsung dikasih ke kita. Jadi kita bisa liat transparansi dan dapet akses langsung ke likuiditas pasar.
• Kompetisi dan Efisiensi: Industri forex ini kompetitif banget. Broker saling berebutan nawarin spread lebih rendah buat pelanggan mereka. Dengan spread mengambang, broker bisa ngatur spread secara dinamis sesuai kondisi pasar supaya tetep bisa bersaing. Selain itu, model spread mengambang juga bikin broker bisa ngatur risiko dengan lebih efisien.

Baca lbh lanjut : Fixed Spread, Seperti Apa Keuntungannya Bagi Trading Forex?

Indra:Bntu jawab ya! Setau ane, BBJ lebih fokus pada produk derivatif kaya indeks saham, komoditas, dan Forex. Sementara ICDX lebih fokus pada kontrak komoditas, kayak emas, minyak, dan produk pertanian. Kmudian BBJ itu located di Jakarta dan ICDX di Surabaya.

Regulasi dan pengawasannya diatur sama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) buat kedua bursa itu. Jadi, gak ada yang bisa dikatain lebih "strict" dari yang lain secara spesifik. Keduanya punya kewajiban untuk memastikan broker-broker di bursa mereka mematuhi peraturan yang berlaku.

Jadi, perbedaan antara BBJ dan ICDX lebih ke fokus dan jenis produk yang ditawarkan. Pokoknya, penting banget buat kita perhatiin regulasi dan kepatuhan broker terhadap peraturan bursa yang mereka ikuti.

Sbnrnya gaya trading di traidng apapun itu tergntng dri pandangan trader masing2 sihh. Klu emang ngerasa lbh enak trading dngn gaya pendek yg ngandalin buka tutup posisi dlm waktu singkat, sebaiknya memilih strategi jangka pndek kyk scalping ama day trading. Tetapi klo emang misalkan sukanya trading agak santai, yaa enakan ambil strategi jangka menengah hingga panjang.

Utk pribadi gue sndiri, gue lebih senang dngn trading jangka pendek di trading Minyak. Soalnya krna cenderung volatil nya lumayan serta fluktuasi lumayan, akan syg klu kita trading dgnn durasi lama. Pdhl kita bsa ambil keuntungan kecil tetapi lbh sering. Tpi sekali lagi ini adalah pndngn gue, mngkn ada yg ga bakalan setuju dan bsa aja ada yg setuju dngn pndpt gue.

Klu pendapat saya justru berbeda yaa. Utk gaya tradign itu emang saya setuju klo tergantung preferensi dari trader itu sndiri. Tetapi utk gaya trading dengan hanya berdasarkan instrumen trading, saya sendiri agak kurang setuju krna utk strategi gaya trading dnegan waktu pendek hingga panjang itu tergntng banget pada beberapa faktor selain aset seperti misalnya kondisi trading yg ditawarkan ama si broekr juga amat berpengaruh.

Bisa aja saya akan menggunakan strtawegi day trading di broker A tetapi di broekr B menerapkan strategi swing trading krna kondisi trading yg berbeda di kedua broker. Klo disuruh pilih, saya sendiri mngkn akan menerapkan strategi scalping di akun Ultra Low dan strategi swing trading di akun standard karna perbedaaan komisi yg cukup gede.

Syifa: hai kak, klo kk pengen investasi dlm sukuk syariah, bisa kok lngsung dtg aja ke bank-bank syariah dan ntar kk bakalan ditawarin dan dijelasin ttg sukuk.

klo gak salah nih nilai investasinya minimal 1 juta aja dan utk nilai maksimalnya ada yg bs smpe 3 miliar, trus utk jngka waktu atau tenornya sekitar 3 tahun.

Utk imbal hasil atau bagi hasilnya tiap sukuk berbeda kak, ada yg 6% ada yg 7% tergantuk nanti kakak ambil sukuk apa gitu.

kmdian utk simulasi perhitungannya, misal kk beli sukuk dg nominal 10 juta nah biasanya sukuk ini htungannnya per unit kak jd klo 10 jt berarti kk beli sukuk 10 unit. lalu misal imbal hasil 6% pertahun.

Imbal hasil sukuk ritel per unit per bulan= 1.000.000 x 6% / 12 (bulan) = 5.000
imbal hasil sukuk ritel 10 unit= 10x5.000= 50.000

jd perbulannya kk dpt 50 ribu.