Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental   |   GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia

Kamis Kritis: Pekan Kebijakan Tiga Bank Sentral Mayor

Nadia 26 Apr 2016
Dibaca Normal 5 Menit
forex > analisa >   #bank   #bank-sentral
Federal Reserve AS, Bank Sentral Jepang, dan Bank Sentral New Zealand dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneter mereka pada hari Kamis, 28 April esok. Terlepas dari divergensi arah kebijakan, berikut yang perlu diperhatikan jelang tiga bank sentral tersebut.

Suasana trading pada pekan ini akan diwarnai oleh tiga kebijakan moneter yang akan diluncurkan oleh tiga bank sentral mayor di hari yang sama, yakni Kamis, 28 April 2016. Tiga bank sentral tersebut antara lain Federal Reserve AS, Bank Sentral New Zealand (RBNZ), serta Bank Sentral Jepang (BoJ). Terlepas dari divergensi arah kebijakan yang cukup mencolok antara The Fed dan dua bank sentral lainnya, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dari kebijakan tiga bank sentral tersebut untuk bulan April ini.

yellen_kuroda_wheeler


Rapat FOMC Federal Reserve AS

Kebijakan FOMC pada pekan ini - dan seperti biasanya - akan menjadi penentu pergerakan Dolar AS. Dominansi Si Hijau pada pekan lalu tampak tak begitu banyak memberikan kontribusi sehubungan dengan minimnya rilis data ekonomi mayor AS dalam sepekan menjelang pengumuman hasil FOMC.

Menurut Kathy Lien dari BK Asset Management, pada pekan lalu, fokus para investor lebih mengarah pada isu-isu domestik dan minat risiko, namun dalam pekan ini Dolar AS diperkirakan akan memberikan pengaruh yang lebih besar pada pasar terutama pasca pengumuman FOMC meski tanpa jumpa pers setelahnya.

Performa ekonomi AS semenjak kebijakan terakhir bulan Maret lalu, tampaknya belum akan membuat Yellen dan rekan-rekannya di The Fed membuat perubahan kebijakan bulan ini. Masih menurut Lien, pertemuan para pejabat Fed kali ini terbilang tak akan terlalu menggebrak. Meski demikian, "nada" pernyataan kebijakan FOMC akan memegang peranan penting dalam menentukan ekspektasi kebijakan moneter AS pada bulan Juni mendatang.

Sebelumnya, beberapa pejabat The Fed yang juga memiliki jatah suara dalam FOMC, sempat melontarkan pernyataan tentang optimisme mereka bahwa The Fed berpeluang menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat ini, atau setidaknya tahun ini masih ada dua kali lagi kesempatan untuk menaikkan suku bunga.

Akan tetapi, pernyataan para pejabat tersebut langsung terpatahkan oleh dovish-nya pernyataan Ketua The Fed yang ternyata memberi perhatian khusus pada ekonomi global sebelum mengambil langkah lagi menaikkan suku bunga AS. Meski Janet Yellen tak lantas menutup sama sekali kemungkinan pengetatan kebijakan moneter tahun ini, namun ia jelas menunjukkan kehati-hatian.

Di samping itu, data-data ekonomi AS sejatinya juga belum terlalu stabil, kecuali data ketenagakerjaan. Sebut saja data penjualan ritel yang merosot, aktivitas manufaktur yang lambat, serta laju pertumbuhan CPI yang lamban. Hal itulah yang menurut Lien, membuat proses penyuntingan pernyataan FOMC untuk bulan ini akan sedikit sulit. Selain itu, para presiden The Fed juga harus mempertimbangkan bagaimana Dolar akan bereaksi menyusul pernyataan FOMC.

Belum lagi data GDP AS, yang baru akan diumumkan beberapa jam setelah FOMC nanti. Menurut John Crudele, analis bisnis dari NY Post, pertumbuhan GDP AS untuk kuartal pertama tahun 2016 yang hanya mencapai 0.3 persen, kian menambah kerumitan bagi The Fed dalam mengejawantahkannya dalam kebijakan.


Bank Sentral Jepang Tambah Stimulus?

Setelah beberapa pekan membandel terhadap Dolar AS, Yen akhirnya melemah cukup drastis di hari Jumat (22/04) akhir pekan lalu, disetir oleh ekspektasi pertemuan BoJ esok lusa.

Laporan dari Bloomberg yang menyebut bahwa BOJ tengah menggodok tingkat suku bunga negatif tambahan, membuat Yen dilepas oleh para trader. Di samping penguatan Yen, ekonomi Jepang yang masih terbelit oleh imbas dari lambannya pertumbuhan global serta kenaikan inflasi yang seret, membuat kemungkinan dilonggarkannya kembali kran stimulus BoJ, semakin besar.

inflasi_jepang
Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Kuroda pernah menyinggung masalah Yen dengan mengatakan, "Apabila apresiasi Yen masih sangat besar, maka yang terimbas tak hanya inflasi aktual tapi juga tren inflasi."

Meski begitu, Haruhiko Kuroda dan rekan-rekannya di BoJ enggan untuk melakukan intervensi mata uang kendati USD/JPY sempat terbenam hingga 108 lantaran mereka masih lebih mengandalkan kebijakan moeneter. BoJ - khususnya Kuroda - masih percaya diri bahwa kebijakan moneter yang diterapkannya pada Jepang akan membantu mendongkrak ekonomi.

Kesimpulannya, apakah BoJ benar-benar akan menambah stimulus atau tidak bulan ini, masih merupakan ketidakpastian. Menurut Kaneo Ogino, Kepala peneliti Forex di Global-info Co Tokyo mengatakan, pasar gugup dalam menyambut kebijakan moneter BoJ pekan ini, sehingga banyak posisi Yen yang akan mengalami penyesuaian hingga akhir April.


Bank Sentral New Zealand dan Dilema Pemotongan OCR

Ekspektasi terhadap kans pemotongan suku bunga New Zealand di bulan April ini cukup sengit diperdebatkan. 55% analis yang memperkirakan kemungkinan Gubernur Wheeler akan memangkas lagi OCR sampai dengan 2%, namun tak sedikit juga yang memperkirakan kebijakan moneter bulan lalu tak akan diubah bulan ini dimana suku bunga berada di kisaran 2.25%.

Yang jelas, RBNZ tengah memakan buah simalakama, antara efek samping penentuan suku bunga yakni anatara gelembung perumahan (housing bubble) atau inflasi rendah. Dua-duanya merupakan kemungkinan yang buruk dan sulit untuk dipilih, terutama mengingat keterbatasan kebijakan moneter untuk menjadi solusi dua masalah tersebut.

Tingkat suku bunga OCR yang rendah saat ini memberikan sumbangsih yang positif bagi masalah propeti di Auckland. Namun, level itu masih belum cukup rendah untuk menggenjot inflasi New Zealand yang masih berada di bawah 1 persen padahal idealnya inflasi New Zealand harus berada di rentang 1 sampai dengan 3 persen. RBNZ pun mengambil titik tengah inflasi ideal New Zealand di angka 2 persen.

inflasi_new_zealand
Dilemanya, jika suku bunga acuan kembali diturunkan, maka dampaknya juga tak baik bagi pasar properti. Suku bunga yang terlalu rendah akan menimbulkan masalah bubble pasar properti di kemudian hari. Di sisi lain, suku bunga sangat rendah dibutuhkan untuk memompa inflasi yang loyo.

Berdasarkan pertimbangan itu, para ekonom pun lebih condong pada kemungkinan bahwa suku bunga New Zealand akan dipotong lagi bulan Juni, ketimbang pada bulan April ini. Setelah pemotongan suku bunga yang mengejutkan bulan lalu, menurut pendapat ekonom yang dikutip oleh New Zealand Herald, RBNZ membutuhkan waktu untuk kembali memberikan penjelasan baru tentang outlook kebijakan Bank Sentral New Zealand berikutnya.

Terkait Lainnya
 
Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal

Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental

GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal

Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental

NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia


Suku Bunga Deposito
BANK 12 bulan 12 bulan
  Rupiah USD
BNI 46 2.75% 2.75%
BCA 2.50% 2.50%
MANDIRI 2.50% 2.50%
OCBC NISP 3.00% 3.00%
PANIN 4.25% 4.25%
Lihat Bank Lain
Suku Bunga Kredit
BANK Korporasi Ritel KPR
BRI 8.00% 8.25% 7.25%
BNI 8.05% 8.30% 7.30%
BCA 7.90% 8.10% 7.20%
Mandiri 8.05% 8.30% 7.30%
BTN 8.05% 8.30% 7.30%
OCBC NISP 8.25% 8.75% 8.00%
BTPN 7.64% 10.36% -
Danamon 8.50% 9.00% 8.00%
CIMB Niaga 8.00% 8.75% 7.30%
HSBC Indonesia 7.00% 8.75% 8.00%
Lihat Bank Lain

Kirim Komentar Baru