Produk deposito online menawarkan kemudahan karena tidak mengharuskan nasabah ke bank untuk proses pembukaannya. Namun, layanan perbankan ini juga menyimpan sejumlah risiko.
Deposito online merujuk pada pembukaan simpanan deposito secara online tanpa harus mengunjungi kantor bank terkait. Layanan ini telah mulai marak sejak beberapa tahun yang lalu, tapi tampaknya masih kurang populer di kalangan masyarakat. Sebabnya selain karena masih rendahnya transaksi keuangan via internet di Indonesia, juga terdapat sejumlah risiko.
(Baca juga: Transaksi Uang Tunai Atau Dompet Digital, Mana Yang Lebih Baik?)
Kelebihan Deposito Online
Sejalan dengan perkembangan e-banking di Indonesia, kian bertambah jumlah bank yang menawarkan layanan deposito online bagi nasabah. Peminatnya pun kian bertambah karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkannya.
1. Cara pembukaan mudah.
Pembukaan deposito online sangat mudah. Anda cukup log in ke akun e-banking Anda, lalu mengakses opsi untuk pembukaan deposito online dan mengisi kolom-kolom yang diminta. Di kolom-kolom tersebut Anda akan diminta mengisikan nominal dana yang akan didepositokan, berikut pilihan tenor (jangka waktu) dan apakah akan menerapkan perpanjangan otomatis atau tidak. Setelah itu, dana akan berpindah dari rekening koran Anda di bank ke simpanan deposito. Anda juga bisa membuka lebih dari satu deposito, sesuai minat.
Dengan demikian, syarat yang dibutuhkan hanyalah memiliki rekening di bank terkait, serta telah mengaktivasikan e-banking dan memiliki token untuk transaksi keuangan via e-banking tersebut. Berbeda dengan pembukaan langsung di kantor cabang bank dimana Anda perlu mengantri dan mengisi banyak formulir, pembukaan deposito online semudah mentransfer dana via e-banking. Pembukaan deposito online juga tidak memerlukan meterai seperti pembukaan deposito biasanya.
2. Cara penutupan tanpa perlu ke kantor bank.
Penutupan deposito online dapat dilakukan secara online, sebagaimana pembukaannya. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot menyempatkan diri datang ke kantor cabang bank di hari jatuh tempo deposito guna mencairkan dana.
Apabila Anda memilih deposito tipe Non-ARO (tanpa perpanjangan), maka dana dari deposito plus bunganya akan secara otomatis dipindahkan ke rekening koran Anda di bank tersebut begitu jatuh tempo tiba. Sedangkan apabila Anda memilih deposito dengan rollover (perpanjangan otomatis), maka pembatalan deposito juga bisa dilakukan via internet di akun e-banking yang sama.
Dilihat dari perspektif ini, deposito online jauh lebih praktis ketimbang via kantor bank biasa. Ini karena jika membuka deposito lewat kantor bank biasa, maka penutupan/pembatalan deposito-nya juga harus dilakukan lewat kantor bank yang sama, sehingga membutuhkan alokasi waktu khusus untuk mengantri dan menarik dana.
Kekurangan Deposito Online
Disamping keunggulan-keunggulan di atas, deposito online juga mengandung kekurangan tersendiri. Sebelum log in ke akun e-banking dan mengalihkan dana ke produk ini, ada baiknya Anda mengenali kekurangan yang bisa jadi menimbulkan masalah di kemudian hari.
1. Bank penyedia layanan deposito online masih jarang.
Sejalan dengan perkembangan infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia yang masih berada di taraf awal, layanan e-banking pun belum begitu maju dan merata. Oleh karena itu, layanan deposito online baru disediakan oleh sejumlah bank nasional tertentu saja, antara lain: Bank Mandiri, CIMB Niaga, dan HSBC.
Sedangkan bank-bank daerah dan BPR umumnya belum merambah layanan ini. Diantara bank nasional yang menawarkan produk deposito berjangka biasa pun, cukup banyak yang belum memiliki fitur deposito online.
2. Rentan kesalahpahaman.
Banyak istilah bidang keuangan dan perbankan yang berakar dari bahasa Inggris, dan tidak memiliki persamaan yang ringkas dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, formulir pembukaan deposito secara manual di kantor bank maupun blanko pembukaan deposito online pun ditaburi istilah-istilah yang mungkin asing bagi kebanyakan masyarakat awam.
Ketika Anda membuka deposito di kantor bank, maka Anda bisa menanyakan makna dari istilah-istilah asing tersebut kepada pegawai yang melayani Anda. Namun, ketika Anda mengisi sendiri blanko pembukaan deposito online, Anda tak punya pilihan selain harus mengetahui makna istilah-istilah asing tersebut sebelumnya. Apabila Anda membuka deposito online dengan asal centang tanpa mengetahu maknanya, maka belakangan berpotensi jadi perkara.
3. Risiko phishing, hacking, dan salah teknis.
Di era internet ini, keamanan cyber merupakan suatu hal yang sangat kritis. Sehubungan dengan itu, layanan berbasis internet seperti e-banking yang juga memfasilitasi deposito online termasuk layanan rawan phising, hacking, dan permasalahan teknis.
Phishing merupakan pencurian data pribadi yang dilakukan oleh pihak tak bertanggungjawab dengan menyamar menjadi institusi bonafid. Tindak kriminal phishing umumnya secara khusus menyasar klien online banking dan online payment sejenis. Dalam beberapa kasus terkenal, kelompok kriminal mengirimkan email dengan mengatasnamakan bank bonafid, lalu mengarahkan target ke link website palsu yang mirip dengan link bank aslinya. Setelah itu, selain data pribadi Anda bisa diketahui mereka, dana yang Anda miliki pun bisa dicuri.
Terkait dengan e-banking di Indonesia, risiko pembobolan rekening oleh hacker tidak bisa diabaikan. Kemudian masalah-masalah teknis seperti halaman gagal load, input tidak masuk, dan terblokir juga kadang masih terjadi. Pihak perbankan tentu selalu berusaha menyempurnakan layanan e-banking-nya, tapi insiden-insiden seperti ini patut untuk dipertimbangkan.
Deposito online menawarkan kenyamanan dan kemudahan ekstra dibanding deposito biasa. Oleh karena itu, produk perbankan ini sangat layak dipertimbangkan bagi Anda yang tanggap teknologi dan merasa akan terbantu oleh kemudahannya.