Istilah Buy Dip memang sering digunakan di pasar modal, tetapi makin lama, pasar kripto pun menggunakannya. Sebenarnya, apa itu Buy Dip? Bagaimana cara main kripto dengan strategi Buy Dip?
Dalam berinvestasi, wajar jika memiliki tujuan untuk mendapatkan profit sebanyak-banyaknya. Apabila Anda sudah berkecimpung di dunia investasi, pasti sudah mendengar istilah Buy Dip yang katanya cukup banyak digunakan untuk meraup cuan. Lantas, bagaimana cara memanfaatkannya? Yuk simak di sini!
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Strategi Buy Dip
Kebanyakan masyarakat akan membeli barang jika harganya murah dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Begitu juga dalam dunia investasi, di mana nvestor atau trader akan berusaha untuk membeli aset saat harganya paling rendah, bahkan terkesan anjlok, lalu akan menjualnya saat harga naik. Kegiatan ini disebut dengan istilah Buy Dip.
Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa Buy Dip adalah istilah membeli aset setelah harganya turun, untuk kemudian menjualnya ketika harga naik. Misalnya saja, harga Bitcoin sekarang mengalami penurunan harga dan bergerak di level $47,800 per 1 BTC. Apabila kita membeli pada harga ini dan menjualnya saat Bitcoin naik (katakanlah ke level $49,000), maka tentu saja kita bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Pembelian aset dengan Buy Dip ini didasari atas keyakinan bahwa penurunan harga hanyalah sementara. Seiring berjalannya waktu, aset itu akan bangkit kembali dan meningkat harganya. Namun jika harga aset yang dibeli tidak kunjung terlihat kenaikannya, maka kita justru akan mengalami kerugian.
Jika Anda pemain baru dalam dunia investasi, Anda perlu tahu tahapan untuk melakukan strategi Buy Dip ini:
Menentukan Arah Trend
Sudah pasti untuk melakukan Buy Dip kita mesti tahu arah tren harga kripto yang sedang dibidik. Untuk mengetahui arah trennya, kita bisa memanfaatkan titik-titik swing atau swing points.
Saat uptrend, kita bisa mengetahuinya dari swing points yang membentuk pola level high dan level low yang semakin meningkat. Sementara untuk downtrend pasti kebalikannya. Penentuan downtrend bisa dilihat saat swing points membentuk pola level high dan level yang semakin menurun.
Namun karena yang kita bicarakan di sini adalah Buy Dip, maka yang perlu menjadi fokus adalah ketika harga uptrend. Untuk itu, Anda bisa mengidentifikasi tren kenaikan harga ketika level-level tertinggi dan terendahnya membentuk penguatan di chart. Biasanya, alat bantu analisa teknikal seperti trendline bisa dijadikan sebagai andalan.
Baca Juga: Teknik Trading Candlestick Dengan Trendline
Menentukan Indikator
Untuk melakukan Buy Dip, kita bisa menggunakan salah satu jenis indikator populer, yakni oscillator. Beberapa jenisnya yang bisa digunakan adalah RSI, MACD, atau Stochastic. Indikator yang digunakan tidak selalu harus sama antara satu trader dengan yang lain. Pemilihannya bergantung pada kenyamanan trader yang bersangkutan.
Pada praktiknya, indikator akan dimanfaatkan untuk menentukan overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual). Kenapa penting untuk mengetahuinya? Itu karena kemungkinan overbought atau oversold bisa menjadi sinyal koreksi yang bisa diidentifikasi untuk menentukan Dip harga.
Baca Juga: 5 Indikator Bitcoin Terbaik Versi Para Pakar
Menyaring Sinyal Arah Tren
Setelah memilih indikator, Anda bisa menyaring sinyal apa yang sedang terjadi. Sebagai contoh, apabila saat ini harga sedang uptrend, maka Anda bisa mencari peluang buy dari koreksi yang dikonfirmasi oleh sinyal oversold indikator oscillator. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Chart di atas memperlihatkan harga Bitcoin yang sedang uptrend. Terlihat bahwa harga beberapa kali mengalami Dip, tetapi tidak semuanya potensial dimanfaatkan untuk memperoleh cuan yang menjanjikan. Untuk itu, filter sinyal dengan indikasi oversold indikator CCI (ditandai dengan lingkaran hitam) bisa menjadi acuan entry yang baik.
Baca juga: Apa Fungsi Overbought Dan Oversold Dalam Trading?
Plus dan Minus Aksi Buy Dip
Meskipun sekilas dinilai profitable, nyatanya, Buy Dips tidak menjamin Anda selalu mendapat keuntungan. Strategi trading apa pun tetap memiliki keuntungan dan risikonya sendiri. Jika Anda tertarik menerapkan strategi Buy Dip, berikut beberapa plus dan minusnya yang bisa dijadikan bahan pertimbangan.
Kelebihan Buy Dip
Membeli aset kripto saat harganya lemah memang hal yang bagus, apalagi jika nanti harganya naik. Inilah yang menjadi poin plus membeli kripto dengan Buy Dip.
Anda bisa membeli terus-menerus selama harganya terus merosot tajam, kemudian langsung menjualnya saat harganya sedikit naik guna mendapatkan profit kecil-kecilan atau melakukan HODL hingga harga naik lagi. Selain itu, Anda juga dapat menjualnya secara bertahap. Konsepnya masih sama, yakni membeli pada harga rendah.
Kekurangan Buy Dip
Sulit memprediksi harga di masa depan karena pasar kripto cenderung berubah-ubah dengan cepat. Tidak ada jaminan aset yang dibeli bisa pulih, terlebih jika sistem yang mendasarinya lemah atau kurang menjanjikan. Jika salah mengira harga akan kembali naik padahal sentimennya terus-menerus negatif, maka nilai investasi Anda akan terus tergerus dan tidak menutup kemungkinan untuk kehabisan dana karena penurunan harga kripto yang tak kunjung usai. Dalam kondisi ini, Anda tidak melakukan Buy Dip, tapi membeli saat harga mengalami bearish reversal.
Baca juga: Waspadai Reversal dan Retracement dalam Trading Kripto
Tips Menerapkan Buy Dip agar "Cuanable"
Konsep trading kripto hampir sepenuhnya mirip dengan konsep perdagangan semua aset. Membeli saat harga turun tidak menjamin keuntungan di masa depan. Banyak dari trader belum mengetahui perbedaan aset hanya turun sementara atau akan terus turun dan anjlok. Hal ini akan memicu Anda untuk bertanya: kapan sebenarnya waktu yang tepat melakukan aksi Buy Dip untuk kripto?
Menentukan Harga Terbawah, Bisakah?
Jika diukur dari besar keuntungannya, saat paling tepat untuk melakukan Buy Dip tentu adalah ketika harga sudah mencapai level dasar atau zona terendahnya. Ingat, semakin besar pergerakan harga dalam rentang posisi open dan close Anda, semakin besar pula profit yang nantinya akan terkumpul.
Menentukan harga paling rendah dari suatu aset kripto merupakan hal mustahil untuk dilakukan. Kita tidak akan bisa menebaknya dengan benar karena harga akan terus mengalami fluktuasi tergantung kondisi pasar.
Jika Anda ingin mengetahuinya, hanya ada satu cara, yakni: melakukan pembelian kripto secara bertahap hingga mencapai nilai paling bawah. Apa pun strategi yang diterapkan, konsepnya tetap pada membeli aset hingga harga terendah di saat orang lain cenderung menghindarinya.
Jika Anda tertarik untuk melakukannya, maka jangan takut dan pesimis saat orang lain menjual aset sementara Anda malah membeli. Kebanyakan orang akan meragu saat berbeda pandangan dengan orang lain.
Cara di atas memang belum tentu bisa menarik banyak profit dengan menerapkan Buy Dip, tetapi layak dilakukan agar strategi Anda tidak goyah.
Atur Ukuran Investasi dengan Bijak
Satu hal yang perlu diingat bagi para trader yang ingin melakukan aksi Buy Dip: jangan membeli dalam jumlah banyak saat aset sedang turun. Sebaliknya, beberapa tips berikut bisa diterapkan untuk memberikan perlindungan dari risiko pembalikan harga:
- Beli aset secara bertahap. Jangan membeli aset langsung banyak, melainkan lakukan secara bertahap dengan ukuran investasi yang terbagi dalam beberapa bagian. Contohnya, jika Anda memiliki kekuatan dana sekitar $1,000, maka Anda bisa membaginya menjadi 2-3 posisi di beberapa tahap penurunan harga.
- Tunggu hingga harga tenang. Jika Anda melakukan Buy Dip saat harga sedang kacau, bukan tidak mungkin akan berujung pada penyesalan karena harga masih berubah-ubah bahkan sampai turun drastis.
Saat memutuskan untuk menerapkan strategi Buy Dip dalam trading kripto, selalu ingat untuk mengawasi info pasar terbaru. Jika penurunan harga terjadi karena berita negatif yang bisa berdampak dalam jangka panjang, maka penurunan dapat berlangsung dalam waktu lama sehingga Anda tak bisa menerapkan strategi Buy Dip dalam situasi seperti ini. Sebaliknya, carilah aset kripto yang penurunannya disebabkan oleh faktor teknikal atau profit-taking untuk menerapkan Buy Dip.
Simak Juga: Daftar Kripto dengan Penurunan Terbesar Hari Ini
Akhir Kata
Nah, kita sudah membahas pengertian dan kiat bermain kripto dengan strategi Buy Dip di atas. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
Dibandingkan dengan pembelian kripto saat harganya tinggi, Buy Dip dianggap lebih unggul karena bisa mendatangkan cuan yang lebih banyak. Namun yang perlu diperhatikan, strategi Buy Dip bisa merugikan jika Anda salah analisa dan justru masuk ketika harga mengalami reversal. Untuk itu, gunakan indikator guna menyaring sinyal, atur ukuran investasi secara bertahap, serta pantau informasi pasar yang mempengaruhi penurunan harga.
Sebenarnya, strategi Buy Dip sangatlah fleksibel karena bisa digunakan di pasar bearish maupun bullish. Jika kondisi harga sedang turun, maka istilahnya adalah Sell High. Namun demikian, tidak semua platform exchange memiliki kondisi perdagangan yang kondisif untuk melakukan perdagangan dua arah. Itulah mengapa, trader yang menginginkan fleksibilitas trading biasanya lebih memilih trading kripto sebagai CFD.