Rekomitmen Jepang untuk melakukan program stimulus besar-besaran pasca kemenangan partai koalisi Shinzo Abe melemahkan nilai mata uang Jepang (USD/JPY). Di sisi lain, eforia penambahan kebijakan "Abenomic" di tahun 2015 mendatang, memberikan dukungan dan menggairahkan pelaku pasar saham, terutama indeks saham Jepang.
Rekomitmen Jepang untuk melakukan program stimulus besar-besaran pasca kemenangan partai koalisi Shinzo Abe melemahkan nilai mata uang Jepang (USD/JPY). Di sisi lain, eforia penambahan kebijakan "Abenomic" di tahun 2015 mendatang, memberikan dukungan dan menggairahkan pelaku pasar saham, terutama indeks saham Jepang.
Pada hari akhir pekan kemarin, Bank of Japan (BOJ) bersepakat untuk tidak melakukan perubahan mengenai program kebijakan moneternya. Berdasarkan laporan dari Biro Statistik Jepang, inflasi tahunan yang mengalami penurunan menjadi 2.9%, dari sebelumnya 3%, kian memberikan tantangan BOJ dalam upayanya mencapai target inflasi yang diharapkan yaitu di angka 2%. Namun, BOJ menyatakan keyakinannya mengenai optimism prospek perekonomian Jepang ke depannya. BOJ akan berusaha menghilangkan spekulasi atas penurunan minyak global yang akan memperlambat inflasi dan mempertimbangkan untuk melakukan program kebijakan longgar (stimulus) dalam jangka waktu dekat.
Analisa Teknikal
klik gambar untuk memperbesar
Dalam grafik harian (D1), USD/JPY sempat mengalami penguatan dengan melakukan koreksi sebesar 38%, setelah mencetak harga tertinggi di level 121.830. Untuk hari ini, para trader dapat melihat grafik Hourly (H1) untuk pengambilan posisi dalam pasar.
Apakah USD/JPY akan membentuk Inverse Head and Shoulder? Resistance 119.600 menjadi resistance penentu, jika pergerakan USD/JPY berhasil stabil di atas level resistance tersebut maka USD/JPY akan melanjutkan bullish trend-nya dan memcoba kembai menyentuh level tertinggi sebelumnya 121.830. Namun, persiapkan sebagai pembatasan resiko, jika USD/JPY menembus di bawah level 118.800 (support kunci bullish channel).