Jenis kredit sangat beragam mulai kredit usaha, kredit kendaraan bermotor dan kini banyak bank yang juga menawarkan kredit pendidikan. Tetapi sebaiknya tidak sembarangan mengambil kredit ini.
Ketika seseorang meminjam dana dari bank ataupun institusi lainnya, yang umum di Indonesia adalah dalam bentuk KPR, kredit kerja, kredit kendaraan bermotor, atau kartu kredit. Tetapi sebenarnya, kita juga bisa meminjam dana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pinjaman semacam ini di luar negeri dikenal sebagai 'student loan', sedangkan di Indonesia dikenal dengan berbagai nama, seperti Kredit Bebas Agunan untuk Biaya Pendidikan (KBA Pendidikan) Bank Mandiri, BNI Cerdas dari Bank BNI, serta sejumlah istilah senada lain tergantung pada lembaga pemberi kredit.
Kredit Pendidikan Di Luar Negeri
Di luar negeri, seperti Korea, Amerika Serikat, dan Inggris, Kredit Pendidikan sudah umum di masyarakat. Calon mahasiswa program Bachelor (S1) maupun pascasarjana yang kekurangan dana tetapi tidak mendapatkan beasiswa bisa mengajukan aplikasi Kredit Pendidikan. Apabila aplikasinya disetujui, maka Ia bisa mendapatkan pinjaman dana yang akan mencakup biaya perkuliahan, buku, dan bahkan bisa juga hingga biaya hidup selama kuliah. Lalu bagaimana kita membayar kredit semacam itu?
Setiap negara memiliki peraturan berbeda mengenai kredit pendidikan. Ada yang menentukan bahwa pembayaran kembali kredit tersebut beserta bunganya harus dimulai sang peminjam segera setelah wisuda, tak peduli ia sudah mendapat pekerjaan atau belum. Ada juga yang menentukan pembayaran kembali bisa dicicil setelah peminjam bisa mendapatkan pendapatan sendiri, tak peduli ia mendapatkan pekerjaan segera setelah lulus atau lama setelahnya.
Seberapa besar bunga kredit pendidikan? Ada negara yang menyediakan kredit pendidikan tanpa bunga dan berbunga bagi segmen masyarakat berbeda, ada yang hanya menyediakan kredit berbunga saja, dan ada juga yang menyediakan subsidi berkategori tertentu. Dalam hal kredit pendidikan berbunga, maka bunganya bisa cukup tinggi, karena kredit pendidikan umumnya termasuk jenis kredit tanpa agunan. Oleh karena itu, besaran bunga sangat tergantung pada aturan pemerintahnya.
Di Amerika Serikat, bunga kredit pendidikan baru-baru ini menjadi perkara besar karena tingginya biaya pendidikan ditambah bunga dan besarnya cicilan sudah sangat besar dan tidak lagi proporsional dengan pendapatan potensial setelah lulus. Dalam kasus semacam ini, solusinya pemerintah bisa menetapkan batas bunga maksimum, batas cicilan kredit maksimum, ataupun peraturan lain.
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah, dalam skema pinjaman kredit pendidikan semacam ini, peminjam adalah sang mahasiswa/calon mahasiswa itu sendiri, bukan orang tuanya. Orang tua bisa berperan sebagai penjamin atau membantu pembayaran cicilan di kemudian hari, tetapi yang tercatat sebagai peminjam adalah orang yang menjalani pendidikan tinggi. Dengan demikian, mahasiswa mempunyai motivasi studi dan dituntut untuk memiliki tanggung jawab tinggi.
Kredit Pendidikan Di Indonesia
Kredit Pendidikan seperti itu masih jarang dikenal di Indonesia. Pada tahun 1980an kabarnya program sejenis pernah diadakan oleh Pemerintah. Namun program Kredit Mahasiwa Indonesia (KMI) tersebut dihentikan beberapa tahun kemudian lantaran banyak dana yang tidak kembali.
Dalam dua tahun terakhir, isu kredit pendidikan kembali mencuat, tetapi belum ada kepastian dari Pemerintah mengenai apakah akan ada program nasional lagi untuk kredit pendidikan. Sementara itu, sejumlah bank nasional dan swasta, serta institusi pemerhati pendidikan, telah menyelenggarakan kredit pendidikan bagi mereka yang membutuhkan.
Bisnis.com pernah meliput tiga institusi pemerhati pendidikan yang memberikan kredit pendidikan tanpa bunga, yakni yayasan Putra Sampoerna Foundation (PSF), Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) Cilacap, dan Surya University Tangerang.
Ketiga institusi tersebut menyambut mulai dari pelajar hingga mahasiswa tingkat S1 sebagai kandidat penerima kredit pendidikan. Penerima kredit dapat menjalankan studi tanpa merisaukan biaya, dan baru mulai mencicil pengembalian setelah mulai bekerja. Dari pengembalian tersebut kemudian digulirkan kembali ke pelajar/mahasiswa lain yang membutuhkan. Namun, masing-masing lembaga hanya memfasilitasi pelajar dan mahasiswa yang memenuhi syarat tertentu, dan hanya mereka yang memenuhi bisa mengajukan aplikasi kredit pendidikan disana.
Sejumlah Bank juga sudah mulai menyediakan kredit pendidikan berbunga. Diantara yang paling terkemuka adalah KBA Pendidikan Bank Mandiri dan BNI Cerdas. Kedua kredit pendidikan ini sepertinya paling cocok bagi mereka yang telah berpenghasilan dan ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Keduanya menetapkan persyaratan berpenghasilan tetap dengan gaji minimal tertentu. Namun perlu dicatat bahwa bunga untuk kredit pendidikan terhitung tinggi. KBA Pendidikan Bank Mandiri, misalnya, disebutkan di website-nya berbunga minimal sekitar 1,31% flat per-bulan, atau 28% pertahun efektif floating.
Pertimbangan Untuk Mengambil Kredit Pendidikan
Mungkin Anda adalah seseorang yang ingin kuliah lagi, tetapi tidak mempunyai simpanan dana cukup besar dan berkali-kali gagal meraih beasiswa. Dalam kondisi tersebut, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengambil kredit pendidikan sebagai alternatif. Namun dengan tingginya bunga, ada sejumlah poin yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan untuk mengambil kredit tersebut.
1. Apakah pendidikan yang lebih tinggi merupakan satu-satunya syarat pengembangan karir Anda?
Ada bermacam cara untuk mengembangkan karir. Mulai dari mengikuti program pascasarjana, training, kursus, networking (mengembangkan jaringan), dan lain sebagainya. Apabila profesi yang Anda pilih tidak mensyaratkan gelar pendidikan tinggi, maka sebenarnya tidak ada perlunya mengejar S1, S2 atau S3. Pertimbangan ini bisa Anda abaikan jika motivasi Anda bukan semata pengembangan karir, melainkan aspirasi untuk belajar sebanyak-banyaknya, ingin berganti pekerjaan, dan lain sebagainya.
2. Apakah penghasilan potensial Anda sebanding dengan beban kredit yang kelak harus Anda bayar?
Yang dimaksud dengan penghasilan potensial adalah seberapa besar penghasilan yang mungkin Anda dapatkan setelah Anda menyelesaikan pendidikan. Sudah jelas bahwa tidak semua pekerjaan akan memberikan imbal balik tinggi. Apabila setelah memiliki lebih banyak gelar pun gaji Anda hanya 'begitu-begitu' saja, maka ada baiknya Anda berpikir dua kali untuk mengajukan kredit pendidikan. Pertimbangkan kemampuan Anda untuk mencicil pengembalian kredit tersebut kelak.
3. Seberapa mantapkah Anda dalam menjalani studi?
Akan sayang sekali apabila Anda terlanjur mengambil kredit, tetapi gagal menyelesaikan studi atau malah drop out di tengah jalan. Berbagai masalah bisa saja muncul, seperti hilang minat, kelahiran anak, mutasi kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu, pastikan dulu bahwa Anda bisa berkomitmen untuk menjalani studi hingga selesai.
Demikianlah uraian kami mengenai kredit pendidikan kali ini. Adakah hal lain terkait kredit dan bunga kredit yang ingin Anda ketahui?