Ketika berinvestasi pada Surat Berharga Negara (SBN), imbal balik keuntungan dikenal dengan istilah kupon bunga. Apa manfaat dari kupon bunga SBN Ritel bagi investornya?
Pembahasan soal Surat Berharga Negara (SBN) semakin menarik untuk dikulik lebih lanjut. SBM ritel saat ini semakin canggih dan mudah untuk didapatkan. Selain melalui pemasaran bank, penjualannya juga sudah menggunakan platform financial technology (fintech) yang mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena Fintech saat ini lagi nge-trend, jadi mudah diserap oleh milenial.
Dalam dunia investasi surat berharga negara (SBN), imbal balik keuntungan dikenal dengan istilah kupon bunga. Bagi Anda yang masih baru di bidang ini, cara paling gampang untuk mengetahui besar keuntungan investasi di SBN Ritel adalah dengan membandingkan bunga deposito di bank. Siapa sajakah yang ikut menjadi mitra memasarkan surat berharga yang dijamin oleh negara ini? Banyak sekali. Antara lain: Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BCA, Bank Permata, Bank DBS, dua perusahaan efek yaitu Trimegah dan Bareksa, dan satu lagi Investree.
Pihak-pihak tersebut merupakan mitra yang ditunjuk untuk ikut memasarkan SBN Ritel ini. Untuk mempelajari kelebihan masing-masing layanannya, Anda bisa cek ke website atau aplikasi langsung dari semua mitra diatas untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Sedangkan pada artikel ini, kita akan fokus membahas soal kupon bunga SBN Ritel.
Cara Hitung Keuntungan Kupon Bunga SBN Ritel
Agar cara menghitung keuntungan kupon bunga SBN Ritel bisa lebih mudah, simulasi berikut ini bisa Anda pelajari dengan praktis. Ketentuan SBN Ritel Online Terbaru adalah sebagai berikut:
- SBR003 memiliki tenor dua tahun
- Minimal pemesanan sebesar Rp 1 juta dan maksimal pemesanan Rp 3 miliar.
- Tngkat bunga atau kupon SBR003 sebesar 8,3%
Jadi, misalnya saja Anda memulai investasi dengan membeli SBN Rp 10 juta, maka Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar 8,3% per tahun dari dana yang diinvestasikan tersebut. Rp.10 juta x 8,3 % = Rp 830.000 setiap tahunnya dan akan dibayarkan setiap bulannya, Rp.830.000 dibagi 12 = 69.166. Tingkat kupon obligasi pemerintah untuk Seri SBR003 mulai periode 21 Agustus sampai 20 November 2019 ialah 8,3 persen dan akan jatuh tempo pada 20 Mei 2020 mendatang. Setelah tenor habis, maka pemegang SBN akan mendapatkan Rp 10 juta miliknya.
Menarik bukan? Sekedar informasi, untuk bunga deposito saja tidak sampai sebesar itu, paling hanya berkisar di tingkat suku bunga 6-7 % per tahun.
(Baca Juga: Mengapa SBN Ritel Cocok Untuk Investasi Milenial?)
Cara Mengelola Investasi SBN Ritel untuk Milenial
SBN Ritel biasanya digunakan untuk memenuhi sasaran keuangan jangka pendek, yaitu sasaran yang biasanya Anda raih dalam waktu kurang dari setahun. Hal ini tentu berbeda dengan tujuan jangka panjang seperti tabungan pensiun. Beberapa tujuan keuangan jangka pendek penting untuk membuat Anda tetap berada di jalur yang secara signifikan meningkatkan kekayaan Anda jika dilakukan rutin selama bertahun-tahun. Jadi, misalnya SBN Ritel Anda sudah jatuh tempo, dan pemerintah mengeluarkan SBN baru lagi, maka idealnya Anda ambil lagi.
Manfaatkan Kupon Bunga SBN Untuk "Memanjakan Diri"
Walaupun masih muda, membuat anggaran rumah tangga adalah salah satu tujuan keuangan paling penting dan perlu Anda tetapkan tahun ini. Anggaran pribadi yang efektif lebih dari sekadar daftar target pengeluaran yang perlu dihemat. Nah, dengan investasi SBN Ritel ini, Anda bisa memanfaatkan kupon bulanan untuk membiayai gaya hidup selama ini dihemat.
Dengan uang 10 juta rupiah diatas, Anda bisa mendapatkan kupo bulanan 69 ribu. Untuk sekedar kongkow di kafe biaya yang dikeluarkan biasanya berkisar 25-30 ribu, jadi kupon itu bisa digunakan untuk 2x acara ngopi dengan teman-teman. Bisa di agendakan minggu pertama habis gajian, dan minggu ke empat saat bokek bulanan biar tetap tampil bergaya. Nah, asyik bukan? Tunggu apa lagi.
Sekali waktu, menggunakan keuntungan dari kupon bunga SBN Ritel untuk memanjakan diri memang boleh-boleh saja. Tetapi Anda juga harus ingat untuk mengendalikan gaya hidup agar tak terjebak bahaya belanja impulsif.